Jejak Islam di Nusantara

Jejak Islam Di Nusantara


Peta Negeri "Samudra" dan Cina Selatan, dibuat oleh Ibrahim Müteferrika pada 1728M seorang kartografis di Khilafah Dinasti Utsmaniyyah yang lahir di Hungaria. Peta ini terdapat dalam tulisan ulang kitab yang ditulis oleh Kâtib Çelebi (كاتب چلبى), seorang ulama sejarah dan ilmu bumi yang hidup di tahun 1609-1657M yang bernama asli Mustafa bin Abdullah atau Haji Khalifa. Sekarang peta aslinya ada di Perpustakaan Universitas Cambridge.



قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
لَا تَزَالُ طَائِفَةٌ مِنْ أُمَّتِي ظَاهِرِينَ عَلَى الْحَقِّ لَا يَضُرُّهُمْ مَنْ خَذَلَهُمْ حَتَّى يَأْتِيَ أَمْرُ اللَّهِ وَهُمْ كَذَلِكَ
وَلَيْسَ فِي حَدِيثِ قُتَيْبَةَ وَهُمْ كَذَلِكَ

Rosululloh صلى الله عليه و سلم bersabda
Ada sekelompok umatku yang selalu setia membela kebenaran. Mereka tidak merasa gentar sedikitpun terhadap orang-orang yang merendahkan mereka, dan mereka akan tetap seperti itu hingga hari kiamat.
[ HR. Muslim 6/52-53 ]

... فَسَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ
لَا تَزَالُ عِصَابَةٌ مِنْ أُمَّتِي يُقَاتِلُونَ عَلَى أَمْرِ اللَّهِ قَاهِرِينَ لِعَدُوِّهِمْ لَا يَضُرُّهُمْ مَنْ خَالَفَهُمْ حَتَّى تَأْتِيَهُمْ السَّاعَةُ وَهُمْ عَلَى ذَلِكَ

Saya pernah mendengar Rosululloh صلى الله عليه و سلم bersabda
Akan ada sekelompok dari umatku yang selalu siap berperang di jalan Alloh. Mereka akan bersikap keras kepada musuh-musuh mereka. Mereka pun tidak merasa gentar terhadap orang-orang yang selalu merintangi mereka. Mereka akan tetap seperti itu hingga hari kiamat tiba.
[ HR. Muslim 6/54 ]



Bismillah wal-hamdulillah, wa sholatulloh wa salam 'alaa Rosulillah. Tulisan ini adalah hasil penelitian dan pencarian yang diambil dari berbagai sumber terutama sebagian besar dari Wikipedia. Dipersembahkan untuk ummat Islam di Nusantara yang selama berabad-abad tertindas oleh penguasa-penguasa kafir, tertipu kebohongan-kebohongan system kufur, tersekat-sekat dalam batasan kebangsaan nasionalisme, dan tidak bisa menjalankan syariat Islam secara kaffah, agar bangkit menegakkan Dinulloh serta menjadi ummat Islam yang memiliki izzah. Hingga pengumpulan data terakhir pada 28 Dzul-Qo'dah 1439H (10 Agustus 2018M), masih banyak data-data sejarah yang belum dimasukkan karena kesimpang-siuran alurnya, juga karena banyak sumber berasal dari bahasa asing seperti bahasa Ingris, Arab dan Cina. Simpang-siurnya sejarah ummat Islam di Nusantara disebabkan karena banyak sumber sejarah di bumi Nusantara yang musnah akibat dari banyaknya peperangan, yang berimbas pada musnahnya kitab-kitab yang merekam sejarah. Penulis berharap agar tidak menjadikan tulisan ini sebagai referensi, tetapi langsung dari sumber referensi aslinya dengan cara mencari di mesin-mesin pencari seperti Google atau lainnya.
Tulisan ini adalah bahan pembelajaran dari masa lalu, terutama bagi penulis, dan dikhususkan bagi putra-putri penulis, Ismail, Asna, dan Rawdhah. Anak-anakku sayang..., sungguh masa kecil kalian jauh dari abi dan kalianpun sangat sedikit mengenal abi. Sungguh, Abi pun tak pernah bertemu ayah (kakek kalian) sama sekali, tetapi hidayah Alloh tetap sampai. Wahai bunayya... laa tusyrik billah, inna syirka lazhulmun azhim, pelajarilah din kalian dengan baik, Dinulloh, Din Tawhid wal-Jihad, din pendahulu kalian para anbiyya wal-mursalin, millah ibrohima hanifa. Ingatlah duhai bunayya, inna hukmu lillah, sesungguhnya menetapkan hukum hanyalah hak Alloh, dan tidak boleh ada satupun boleh merenggutnya. Yakfur bith-thoghut, yu'min billah, maka kalian telah berpegang pada Dinulloh dengan sangat kuat, semoga kelak kita dapat berjumpa di Jannah.

Kurniawan Abi Ismail


±18000SM - ±8000SM
Sundaland / Tanah Sunda

Pusat peradaban manusia telah ditemukan di "Tanah Sunda" atau yang banyak dikenal oleh para ahli ilmu bumi sebagai Sundaland. Di masa itu bumi masih berada dalam Zaman Es (Ice Age / Glacial Period), dan "Tanah Sunda" adalah wilayah yang subur dan sangat kaya dengan tambang bumi. Planet Bumi mengalami banjir besar di akhir mencairnya zaman es yang mengakibatkan banyak peradaban di masa itu musnah. Banyak penelitian yang mencoba menggali kembali peradaban itu melalui riset Negeri Atlantis dan riset pencarian Bahtera Nuh عليه السلام. Beberapa bukti peradaban di masa 12 ribu hingga 10 ribu tahun yang lalu itu mengarah ke "Tanah Sunda", diantaranya:

Hasil penelitian Noah’s Ark Ministries International, pada 26 April 2010 di Hongkong telah mengumumkan bahwa telah ditemukan fosil kayu yang cukup besar dari situs Bahtera Nuh عليه السلام yang berada di pegunungan Ararat, bahwa kayu tersebut adalah kayu jati yang pada masanya hanya berada di Jawa.

Situs punden berundak yang berada di Gunung Padang, Garut, Jawa Barat, setelah dilakukan penelitian dan pengukuran radio carbon, lapisan tertuanya berasal dari masa yang lebih tua dari 10 ribu tahun yang lalu.

Kultur Hòa Bình di Vietnam ditemukan artifak-artifak berupa peralatan dari batu dan lapisan pembusukan agrikultur yang dengan pengukuran radio carbon berasal dari masa 10 ribu tahun yang lalu.

Kultur Sơn Vi sama seperti kultur Hòa Bình, hanya saja setelah pengukuran radio carbon hasilnya adalah lebih tua lagi, yaitu hingga 20 ribu tahun yang lalu.

Laporan penelitian genetik yang dilakukan oleh Oppenheimer di tahun 2008 mengungkapkan bahwa DNA orang-orang di peninggalan "Tanah Sunda" telah terpopulasi sejak hampir 50 ribu tahun yang lalu, mematahkan teori sebelumnya di tahun 2005 oleh Belwood yang mengatakan bahwa orang-orang di tenggara Asia terpopulasi 10 ribu tahun yang lalu dari migrasi orang-orang Taiwan.

Semua itu adalah beberapa bukti yang saling berhubungan, bahwa telah ada peradaban di "Tanah Sunda" di saat sebagian besar planet Bumi sedang tertutup es di Zaman Es. Berbagai penelitian juga telah menghasilkan pendapat bahwa "Tanah Sunda" tenggelam dalam waktu yang relatif singkat karena berbagai bencana yang terjadi di waktu bersamaan, mirip seperti tenggelamnya Atlantis dan banjir bandang di masa Nabi Nuh عليه السلام.
509SM
Runtuhnya kerajaan Romawi Kuno, dan bangkitnya kekaisaran Romawi yang berbentuk republik dengan nama Res publica Romana. Kekuasaan tertinggi Republik Romawi adalah Senatus Populusque Romanus (Senat dan Warga Romawi).
508SM/507SM
Cleisthenes pertama kali meletakkan dasar-dasar sistem pemerintahan demokrasi, sistem dimana rakyat yang memegang kendali penuh dan yang menjadi kekuatan di Athena. Cleisthenes kemudian diangkat menjadi bapak demokrasi Athena, dan ajarannya berkembang terus hingga berabad-abad setelahnya. Tetapi ajaran demokrasi di Athena ini tidak mengikut-sertakan perempuan, budak, warga asing (μέτοικοι/métoikoi), warga yang tidak memiliki tanah, serta lelaki di bawah umur 20 tahun.
150SM - 900M

Jalur perdagangan Trans-Asia telah sangat aktif sebagai penghubung bagi para pedagang dari segala penjuru Eurasia-Afrika-Nusantara yang sering juga disebut dengan Silk-Road dan Cinnamon-Road. Perjalanan laut bangsa Arab menuju Afrika, India, Timur India, Swarnabhumi (Sumatra-Malayu), Baruni (Kalimantan), dan Cina bukanlah hal asing pada masa pra Islam. Perjalanan-perjalanan itu terdapat dalam manuskrip-manuskrip kuno tentang Jalur Sutra (Silk Road). Terkhusus untuk perdagangan menuju/dari Nusantara adalah pelayaran Jalur Kayu Manis (Cinnamon Road), yang hingga ke Afrika membawa kayu manis, gaharu, kemenyan, pala, kafur, bambu untuk bahan dasar busur panahan, hingga kayu peureulak yang dikenal kuat untuk membangun kapal pelintas samudera.
63SM
Pompeyus masuk Yerusalem setelah melakukan pengepungan. Palestina dibawah kekuasaan Republik Romawi, menandai runtuhnya kerajaan Hasmonean.
44SM
Wilayah kekuasaan Kekaisaran Republik Romawi.
37SM - 4SM
Herodes (הוֹרְדוֹס) Agung diangkat menjadi raja boneka Kekaisaran Romawi di Palestina.
27SM
Oktavianus menggantikan Kaisar Augustus. Era berkuasanya Kaisar Oktavianus menandakan berakhirnya pemerintahan republik pada Kekaisaran Romawi, dan berubah menjadi dinasti monarki/kerajaan dimana kekuasaan penuh berada di tangan kaisar.
6SM~2SM
Kelahiran Nabi Isa (ישוע‎/عيسى) عليه السلا ibn Maryam binti Imron di Bethlehem, Palestina, Yerusalem.
4SM
Sekta "Lautan Mati" kembali ke biara di Qumran dari Damaskus. Tulisan-tulisan mereka tidak dimasukkan dalam Injil; diketahui dan dipergunakan oleh Kelompok Baru (New Covenanters) di Yerusalem.
4SM - 6M Herod Archelaus berkuasa menjadi ethnarch di Yudea;
4SM - 39M Herod Antipas berkuasa menjadi tetrarch di Galilea;
4SM - 34M Philip berkuasa menjadi tetrarch di Palestina sebelah Utara.
14M
Tiberius (Tiberius Caesar Divi Augusti filius Augustus) menjadi Kaisar Romawi.
18M
Kayafas menjadi Imam Agung Yahudi.
26M
Pontius Pilatus menjadi Gubernur (procurator) di Yudea.
28M
Nabi Yahya عليه السلا dihukum mati oleh Herod Antipas dengan cara dipenggal.
29M
Pontius Pilatus menyalib orang yang dimiripkan oleh Alloh menjadi seperti Nabi Isa عليه السلام.
30M/32M
Diangkatnya Nabi Isa عليه السلام oleh Alloh, dan kelak akan diturunkan kembali ke Bumi untuk memerangi orang-orang kafir bersama Imam Mahdi, menghancurkan salib, menghapus jizyah, dan membunuh Dajjal. Lalu Beliau akan hidup bersama dengan kaum muslimin selama 40 tahun (atau hingga usia 40 tahun) dan menjadi imam yang adil.
33M
Gerhana matahari dan gerhana bulan merah.
34M
Paulus di Yerusalem dalam perjalanannya ke Damaskus, menjadi pengikut Nabi Isa عليه السلام.
36M
Marcellus, procurator dari Yudea. Lima belas hari bersama dengan Petrus dan Yahya di Yerusalem.
37M
Gayus Caligula naik tahta menjadi Kaisar Romawi.
Marullus, menjadi procurator di Yudea menggantikan Marcellus.
38M
Pengejaran terhadap orang-orang Yahudi di Alexandria, di mana mereka merupakan suatu kaum yang besar.
40M - 41M
Caligula perintahkan agar arcanya dibangun di dalam Heikal di Yerusalem. Perintah ini gagal; hal ini dan "tanda-tanda" lain menarik orang-orang yang bukan Yahudi ke Yudaism dan ke para pengikut "Kelompok Baru" (New Covenanters). Barnabas membawa Paulus ke Antioch untuk membantunya berdakwah ajaran Nabi Isa عليه السلام.
42M
Paulus meninggalkan Antioch untuk mendakwahkan ajarannya di Siprus dan Asia Kecil.
45M - 50M
Paulus berdakwah di Kota-kota Asia dan Eropa sekitar Laut Greka (Aegean Sea).
50M
Orang-orang Yahudi diusir dari Roma. Paulus dituduh sebagai penghasut pemerintah Romawi. Disiarnya Surat Yakub.
51M
Paulus di Korintus kembali ke Antioch. Perundingan dengan Yakub, saudara Nabi Isa عليه السلام, di Yerusalem tentang pelaksanaan syariat Musa عليه السلام dan khitan terhadap orang-orang yang percaya (beriman) tapi bukan Yahudi. Tidak tercapai persetujuan pasti, tetapi Paulus mengumpulkan uang shodaqoh (zakat) dari jemaah-jemaah bukan Yahudi untuk kaum induk (patriarchal community) di Yerusalem.
52M
Felix, menjadi procurator di Yudea.
Antara tahun 50 dan 54 ditulisnya surat-surat Paulus dari Korinthus kepada orang Tesalonika; dari Efesus kepada orang Korinthus dan Galalonika; dari Efesus kepada orang Korinthus dan Galatia, dan dari Korinthus kepada orang Rum.
54M
Nero menjadi Kaisar. Paulus ditahan oleh penjaga Romawi ketika ada keributan didalam Heikal di Yerusalem.
57M
Diperkirakan pada waktu ini Paulus menulis "Tidak ada Tuhan lain hanya Satu ... Bagi kita hanya ada Satu Tuhan, Alloh, dan satu Yesus Kristus."
58M
Festus, menjadi procurator di Yudea.
Paulus mohon apel kepada Kaisar dan diperintah ke Roma. Tibanya Paulus di Roma pada tahun 58 atau 59. Dalam penjara Paulus menulis surat-surat kepada orang Philipi, orang Kolose dan kepada Philemon.
62M
Pembunuhan Yakub Si Adil saudara Nabi Isa عليه السلام atas perintah Ananas, Imam Agung Yahudi.
64M
Roma terbakar dilalap api. Pengejaran pengikut Masehi oleh Nero. Dibunuhnya Petrus dan Paulus (menurut riwayat).
66M
Pemberontakan Yahudi di Palestina. Perang melawan orang-orang Romawi; 66M - 73M.
75M
Pengedaran Injil Markus dalam bentuk awal.
81M
Domitian menjadi Kaisar. Pengejaran orang-orang yang percaya di Roma dan Asia Kecil. Surat Petrus yang pertama dan surat Yahuda yang pertama.
90M
Pengejaran umum terhadap orang-orang Yahudi dan orang-orang Nashoro. Muktamar Yamnia membuat Bible Yahudi (Perjanjian Lama) menurut tradisi.
96M
Nerva menjadi Kaisar Romawi.
Clement menulis "Kristus diutus oleh Tuhan dan para Apostel diutus oleh Kristus."
105M
Pengedaran dua jilid dari satu buku mengenai Perbuatan-perbuatan para Apostel karangan Lukas.
110M
Himpunan surat-surat Paulus, digalakkan oleh Perbuatan-perbuatan Apostel dari Lukas, mungkin semula oleh Gereja Efesus. Muqadimahnya dibuat oleh penyusun yang menulis atas nama Paulus, kemudian disebut surat kepada orang-orang Efesus.
113M
Pemberontakan-pemberontakan Yahudi di Siprus dan tempat-tempat lain.
115M
Diedarkannya surat-surat kiriman (pastoral epistels) atas nama Paulus yang pertama dan yang kedua kepada Timotius dan Titus, dan yang pertama dari Yahya.
117M
Hadrianus menjadi Kaisar Romawi.
Pemberontakan Yahudi di Palestina. Pengedaran surat-surat yang kedua dan yang ketiga dari Yahya.
120M
Rukun iman para Apostel mulai diketahui bagi Gereja, yang bunyinya: "Saya beriman pada Alloh, Robb Yang Maha Kuasa."
135M
Roma padamkan pemberontakan orang-orang Yahudi di Palestina dibawah pimpinan "Mesiah" Bar Kochba. Yerusalem menjadi jajahan (colony) Romawi; "Aelia Capitolina". Orang-orang Yahudi dikeluarkan dari Aelia atas ancaman hukuman mati.
Pengedaran Injil Yahya (atau mungkin lebih dulu), dan surat kiriman dari Barnabas (tidak terdapat dalam Perjanjian Baru).
145M - 155M
Bida'ah Marcion menyebabkan kekacauan dalam gereja-gereja. Yustin Martyr mulai dengan ajaran Plato untuk merusak kesederhanaan Nasrani (±150M).
Mulai beredarnya Injil Marcion (Lukas) dan Apostolican (sepuluh surat dari Paulus diterbitkan oleh Marcion).
Disiarkannya surat Petrus yang kedua, yang sebagian merupakan dan sumber Paulus atau para rawi Aneka Injil Petrus, Thomas dan seterusnya. Perbuatan-perbuatan Paulus dan Thecla, dan banyak lagi tulisan-tulisan lain tidak termasuk dalam Perjanjian Baru, disiarkan pada masa itu.
161M
Markus Aurelius. Bentuk awal dari Iman para Apostel.
170M
Kata "Trias" mulai masuk dalam literatur kaum Nasrani.
200M
Kata "Trinitas" pertama kali digunakan oleh Tertullianus.
230M
Origenes menentang doa-doa yang ditujukan kepada Kristus (Nabi Isa عليه السلام).
260M
Sabellius mengajar: Bapa, Putera dan Rohul-Kudus adalah tiga nama untuk Tuhan yang sama.
305M
Larangan Kawin (nikah) bagi para suster, bruder dan rahib/rohaniawan lain ditetapkan pada Konsili di ELVIRA (Spanyol) pada tahun 305; mereka diharuskan hidup bujangan (celibaat).
310M
Lactianus menulis: "Kristus (Nabi Isa عليه السلام) tidak pernah menyebutkan dirinya Tuhan."
320M
Eusebius menulis; "Kristus mengajar untuk menyebut Bapa, Tuhan yang benar dan menyembahyang kepadaNya."
325M
Muktamar Iznik (Council of Nicaea) setuju menyebut Kristus "Tuhan dari Tuhan, Tuhan yang betul dari Tuhan yang betul". Orthodoxy Kristen didirikan. Tulisan-tulisan suci dalam bahasa Aramiya dibakar, hanya dalam bahasa Yunani (Koine) diselamatkan. Pada pertemuan itu, Kaisar Konstantin Yang Agung (sebagai Pontifex Maximus) memerintahkan agar semua Injil dalam bahasa dan huruf Aramiya yang disusun oleh Levi dan Yahya dan dimiliki Arius, dibakar habis. Hal ini adalah karena Konstantin Yang Agung menganut dan menyokong ajaran dari Athanasius (Uskup dari Iskandaria) yang mengajar bahwa Kristus sama dengan Tuhan dan dengan demikian menentang ajaran Arius yang mengajar bahwa Kristus adalah makhluk dan hanya utusan Tuhan. Hingga saat ini Injil Barnabas dianggap kanonik. Kaisar Konstantin mengeluarkan Firman bahwa pada siapa terdapat Injil-injil yang sama yang dimiliki Arius dan tidak membakarnya, akan lantas dihukum mati.
350M
Percekcokan besar dalam tubuh gereja-gereja tentang ajaran Trinitas.
370M
Pemujian (doxology) "Mahasuci sang Bapa, Putera dan Rohul-Kudus" tersusun dan hanya dituduh sebagai bid'ah.
381M
Muktamar Konstantinopel menyempurnakan ajaran "tiga oknum dalam Satu Tuhan".
383M
Kaisar Theodosius mengancam akan menghukum semua orang yang tidak percaya dan menyembahyang Trinitas. Sebuah Injil Barnabas yang disembunyikan, diserahkan kepada Paus Damaskus.
464M
Kelahiran Hasyim, kakek buyut dari Rosululloh Muhammad صلى الله عليه و سلم.
496M
Paus Gelasius bersabda mengenai pengulangan hukuman atas Injil Barnabas.
497M
Kelahiran Abdul-Mutholib, kakek dari Rosululloh Muhammad صلى الله عليه و سلم.
545M
Kelahiran Abdulloh, bapak dari Rosululloh Muhammad صلى الله عليه و سلم.
570M
Kelahiran nabi terakhir untuk ummat akhir zaman, nabi yang membawa ajaran tawhid dengan pedang, Muhammad صلى الله عليه و سلم, di Makkah, Jazirah Arab, berdekatan dengan Tahun Gajah yang merupakan tahun kegagalan penyerangan Makkah oleh pasukan bergajah di bawah pimpinan Abrahah. Beliau terlahir dengan diberi nama Ahmad dari bapak bernama Abdulloh dan ibu bernama Aminah. Beliau adalah Banu Hasyim suku Quraisy, keturunan Nabi Ibrohim عليه السلام dari puteranya Nabi Ismail عليه السلام. Sedangkan suku Quraisy adalah keturunan Fihr ibn Malik yang ketika di masanya pernah mengusir raja dari Kerajaan Himyar di Yaman yang hendak memindahkan Ka'bah ke Yaman. Fihr mengumpulkan keturunan-keturunan Ismail dari Bani Kinanah, Bani Khuzaimah, Bani Asad, Bani Judham, dan beberapa Kabilah Mudhar. Raja tersebut bersama dengan pasukannya dapat dikalahkan dan si raja sendiri akhirnya ditawan, lalu dibebaskan 3 tahun kemudian karena dibayarkan tebusannya.

Ada beberapa asal-muasal kenapa julukan Quraisy dilekatkan kepada Fihr ibn Malik. Diantaranya, karena Fihr adalah orang yang keras dan sulit untuk dipatahkan (Qarisy). Karena keturunan Fihr rata-rata memiliki sifat-sifat dari moyang mereka, yaitu penentang, keras kepala, sukar dikendalikan, saling berpecah, yang akan tetapi mereka juga sangat penuh perasaan (emosional), fasih berbicara, dan puitis dalam berkata-kata, maka keturunan-keturunan Fihr ini dijuluki dengan Quraisy. Sepuluh sahabat yang dikabarkan oleh Rosululloh صلى الله عليه و سلم sebagai Ahlu Jannah, kesemuanya adalah keturunan Quraisy, termasuk juga Imam Mahdi di pengakhiran zaman.

Secara etimologi, "Muhammad" (محمد; Transliterasi: Muḥammad; diucapkan [mʊħɑmmæd]) secara bahasa berasal dari akar kata semitik 'H-M-D', yang kemudian ditambahkan 'M' didepannya sebagai kata tunjuk orang (pelaku), yang dalam bahasa Arab berarti "dia yang terpuji". Selain itu, dalam salah satu ayat Al-Qur'an, Muhammad dipanggil dengan nama "Ahmad" (أحمد), yang dalam bahasa Arab juga berarti "terpuji".
573M
Kelahiran Abdullah bin Abi Quhafa (Abu Bakr Ash-Shiddiq) رضي الله عنه.
576M
Wafatnya Aminah binti Wahab ibunda Muhammad صلى الله عليه و سلم.
576M/577M
Kelahiran Utsman bin Affan رضي الله عنه.
578M
Wafatnya Abdul Muththollib kakek Muhammad صلى الله عليه و سلم.
582M
Kelahiran Umar bin Khoththob رضي الله عنه.
591M
Kelahiran pangeran Rakeyan Sancang putra Kertawarman raja Tarumanagara, yang dalam sejarah Sunda dikatakan menjadi pemeluk Islam pertama dari negeri Sunda.
Muhammad صلى الله عليه و سلم melewati masa kecil sebagai yatim piatu; ia dibesarkan di bawah asuhan kakeknya Abdul Mutholib kemudian pamannya Abu Tholib. Ketika beliau mencapai usia remaja dan berkembang menjadi seorang yang dewasa, ia mulai mempelajari ilmu bela diri dan memanah, begitu pula dengan ilmu untuk menambah keterampilannya dalam berdagang. Perdagangan menjadi hal yang umum dilakukan dan dianggap sebagai salah satu pendapatan yang stabil. Beliau sering menemani pamannya berdagang ke arah Utara dan kabar tentang kejujuran dan sifatnya yang dapat dipercaya menyebar luas dengan cepat, membuatnya banyak dipercaya sebagai agen penjual perantara barang dagangan penduduk Mekkah. Sejak beranjak dewasa, beliau terkadang mengasingkan diri ke gua di bukit hingga bermalam-malam untuk merenung dan berdoa, dan juga menghindari semua kejahatan yang sudah membudaya di kalangan bangsa Arab pada masa itu seperti berjudi, meminum minuman keras, berkelakuan kasar dan lain-lain.

Sebelum masa kenabian, Muhammad صلى الله عليه و سلم mendapatkan dua gelar dari suku Quraisy, yaitu Al-Amiin yang artinya "orang yang dapat dipercaya" dan As-Saadiq yang artinya "yang benar". Setelah masa kenabian para sahabatnya memanggilnya dengan gelar Rosul Alloh (رسول الله), kemudian menambahkan kalimat Sholallohu 'Alayhi Wasallam (صلى الله عليه و سلم, yang berarti "semoga Allah memberi kebahagiaan dan keselamatan kepadanya") setelah namanya. Beliau juga mendapatkan julukan Abu al-Qosim yang berarti "bapak Qosim", karena pernah memiliki anak lelaki yang bernama Qosim, tetapi ia meninggal dunia sebelum mencapai usia dewasa.
595M
Muhammad صلى الله عليه و سلم menikah dengan Khodijah رضي الله عنها.
590M
Kelahiran Ja'far bin Abi Tholib رضي الله عنه.
595M
Kelahiran Sa'ad bin Abi Waqqosh رضي الله عنه.
599M
Kelahiran Ali bin Abi Tholib رضي الله عنه.
604M
Kelahiran Fatimah رضي الله عنها.
609M
Pantheon Kuil dewa-dewi Romawi yang dibangun oleh Marcus Agrippa pada tahun 27 S.M. kemudian diubah menjadi gereja "Madonna of the Martyrs" Paus Bonicius ke-IV (608-615).
22 Desember 609M
Muhammad صلى الله عليه و سلم mulai bertahanuts di gua Hiro karena kegalauannya atas kerusakan-kerusakan manusia.
9 Februari 610M
Turunnya wahyu pertama kepada Rosulullah Muhammad صلى الله عليه و سلم di gua Hiro, ketika beliau sedang bertahanuts. Khadijah رضي الله عنها istrinya mengajak beliau untuk mengunjungi sepupunya seorang rahib Nashoro, Waroqoh ibn Nawfal. Waroqoh berkata bahwa itu adalah wahyu tanda kenabian yang disampaikan oleh An-Nâmûs al-Akbar (Malaikat Jibril), yang kelak ajarannya akan ditentang, dimusuhi, dan dilawan oleh manusia, terutama kaumnya sendiri. Waroqoh pun berkata seandainya dia masih hidup ketika itu terjadi, maka dia akan berada di barisan yang akan melindungi beliau.
613M
Turunnya wahyu untuk mendakwahkan Tawhid, bahwa tidak ada Ilah kecuali Alloh, bahwa syirik (penyekutuan) atas Alloh adalah suatu kezholiman yang amat besar, bahwa hanya dengan cara penyerahan diri secara keseluruhan kepada Alloh saja yang diterima oleh Alloh. Terjadi penentangan keras dari penduduk Makkah terutama dari Quraisy, tetapi juga penerimaan dari para sahabat yang Alloh berikan hidayah.

Para penentang tidak mempermasalahkan jika Muhammad صلى الله عليه و سلم adalah seorang nabi atau membawa ajaran agama baru, karena Makkah saat itu sungguh sangat pluralisme dan menyambut baik semua ajaran agama. Tetapi dakwah yang dibawa oleh Muhammad صلى الله عليه و سلم adalah penolakan atas sesembahan yang disembah selain Alloh, maka penduduk Makkah yang sangat pluralis itu langsung menentang keras.

Di masa makiyyah, belum ada wahyu mengenai syariah dan fiqih, semuanya adalah mengenai aqidah. Dan di masa itulah masa penggemblengan yang paling berat bagi orang-orang yang beriman.
614M/615M
Sekelompok sahabat hijrah dari Makkah ke Habasyah (Ethiopia) karena tekanan yang teramat berat dari musyrikin Makkah.
615M
Empat orang sahabat Sa'ad bin Abi Waqqosh, Wahb Abu Kabsya (Para ahli sejarah Cina memiliki dua pendapat: Abi Waqqosh bapaknya Sa'ad atau Al-Harits ibn Abdul-Uzza), Sayid (Menurut para ahli sejarah Cina Sayid adalah Ja'far bin Abu Tholib), dan Jahsyi, setelah hijrah ke Habasyah mereka berlayar menuju Cina dari Habasyah melalui rute Kamrup - Manipur (Bengal) - Chittagong (Arakan/Myanmar), melintas singgah di kepulauan Nusantara dan Champa (Kamboja). Tiba di Cina 616M atau 617M, dengan perjalanan lebih dari 1 tahun. Ada pendapat dari ahli sejarah Cina, bahwa yang memimpin misi diplomatik ini adalah Abi Waqqosh (Abu Kabsya), karena bapak dari Sa'ad yaitu Abi Waqqosh telah memiliki hubungan dengan Dinasti Tang di Cina. Perjalanan Sa'ad dan misi-misi diplomasi lainnya dari Arab terdapat dalam kitab 唐书 (Tangshu / Tang History) publikasi tahun 945M, 大明一統志 (Ta-Ming-i-t’ing Chi / Ming Geography) publikasi tahun 1461M, dan 閩書 (Minshu / Fujian provincial Gazetteer) publikasi tahun 1620M. He Qiaoyu pada kitab Minshu menyebutkan bahwa adanya aktifitas orang-orang Persia dan Arab di kota Yang-Chou dan Kanton karena adanya pelayaran dagang, dan di masa kebangkitan Wu-Te (618-626M) ada empat orang yang menda'wahkan iman ajaran Muhammad, satu di Kanton, satu di Yang-Chou, dan dua lainnya di Ch'uan-chou. Pada masa itu Al-Qur'an belum turun secara penuh, tetapi Sa'ad telah hafal 50-60 ayat. Sa'ad bin Abi Waqqosh adalah sahabat yang masih kerabat Rosulullah Muhammad صلى الله عليه و سلم yaitu sepupu dari Ibu Rosulullah Aminah, berasal dari Banu Zuhroh yang masih termasuk suku Quraisy, dengan nasab: Sa'ad ibn Abi Waqqosh Malik bin Uhayb bin 'Abdu Manaf bin Zuhra bin Kilab bin Murra bin Ka'ab bin Lu'ayy al-Qurosyi az-Zuhri. Pada perjalanan pulang mereka berempat menambahkan rute pulang melalui Khotan (6 mil selatan padang pasir Taklamakan Tibet), dan tercatat dalam sejarah setempat bahwa Ja'far bin Abu Tholib pernah berdakwah di sana.

Sumber-sumber manuskip kuno di Cina megungkap bahwa Abi Waqqosh yaitu bapak dari Sa'ad, telah tiga kali melakukan perjalanan ke Cina, yaitu di tahun 586M (masa pra Islam), 628M, dan 634M. Sa'ad memeluk Islam pada 611M diusia ke-17, dan merupakan sahabat-sahabat yang awal memeluk Islam, serta salah satu dari 10 sahabat yang dikabarkan masuk Jannah. Ketika sahabat-sahabat yang awal memeluk Islam berhijrah ke Habasyah di tahun 614M, Sa'ad adalah salah satu yang ikut serta diantara 100-an sahabat lainnya. Ketika kaum muslimin hijrah ke madinah di tahun 1H / 622M, lalu disusul oleh para sahabat yang berada di Habasyah hijrah ke Madinah, diketahui bahwa beberapa orang sahabat tidak ikut yang diantaranya Sa'ad bin Abi Waqqosh dan Ja'far bin Abu Tholib. Lalu mereka diketahui hijrah ke Madinah ketika Rosulullah صلى الله عليه و سلم sedang menaklukan Khoybar. Abi Waqqosh bapak dari Sa'ad wafat di Cina pada tahun 635M, makamnya sering disebut sebagai makam Sa'ad bin Abi Waqqosh yang padahal itu adalah makam bapaknya.
616M
Hijrah ke-dua menuju Habasyah.
620M
Pada musim haji, Rosulullah صلى الله عليه و سلم melakukan pertemuan dengan enam orang dari Bani Khazraj Yatsrib. Beliau mengajarkan Islam dan membacakan Al-Qur'an. Lalu ke-enam orang Bani Khazraj ini memeluk Islam.
621M
Pada musim haji, lima orang Bani Khazraj yang sebelumnya telah memeluk Islam membawa serta tujuh orang lainnya dari Yatsrib untuk bertemu dengan Rosulullah صلى الله عليه و سلم, lalu kemudian mereka memeluk Islam. Mereka semua kemudian berbay'at kepada Rosulullah صلى الله عليه و سلم, yang kemudian bay'at ini dinamakan dengan Bay'at Aqobah I. Ketika mereka kembali ke Yatsrib, Rosulullah صلى الله عليه و سلم mengirim Mush'ab bin Umair untuk mengajarkan Islam di Yatsrib. Tercatat dalam Tarikh Islam, proses pengajaran Islam ini kemudian mampu menyatukan Bani Aws dan Bani Khazraj.
1H / 622M
Pada musim haji, delegasi sebanyak 75 orang dari Bani Aws dan Bani Khazraj Yatsrib bertemu dengan Rosulullah صلى الله عليه و سلم. Mereka semua berbay'at, dan menjamin perlindungan bagi Rosulullah صلى الله عليه و سلم di Yatsrib. Bay'at ini kemudian dikenal sebagai Bay'at Aqobah II.
Hijrah menuju Yatsrib (Madinah Al-Munawaroh). Dimulainya tanggalan lunar Hijriyyah dan mulai turunnya ayat-ayat mengenai syari'ah dan jama'ah. Penetapan Hijriyah sebagai tanggalan ummat Islam dilakukan oleh Kholifah Ummar bin Khothob رضي الله عنه di masa kepemimpinannya, untuk mengatasi masalah penanggalan agar menyelisihi ummat-ummat kafir. Rosululloh Muhammad صلى الله عليه و سلم dan Abu Bakar رضي الله عنه berangkat hijrah menuju Yatsrib setelah hijrahnya beberapa sahabat lainnya, yaitu pada 24 Safar dan hingga 22 Rabiulawwal. Berikut ini kronologinya:

Hari 1, 24 Safar, Meninggalkan rumah di Mekkah. Menetap tiga hari di Gua Tsur di dekat Mekkah.
Hari 9, 1 Robi'ulawwal, Meninggalkan wilayah Mekkah menuju ke Yatsrib.
Hari 16, 8 Robi'ulawwal, Tiba di Quba' dekat Yatsrib.
Hari 20, 12 Robi'ulawwal, Tiba di Yatsrib Madinah Al-Munawaroh dan sholat Jum'at pertama.
Hari 30, 22 Robi'ulawwal, Pindah dari Quba ke Yatsrib Madinah Al-Munawaroh.
623M
Konstitusi Piagam Madinah (صحيفة المدينة), tanda berdirinya Dawlah Islamiyyah. Dokumen tersebut disusun sejelas-jelasnya dengan tujuan utama untuk menghentikan pertentangan sengit antara Bani 'Aws dan Bani Khazraj di Madinah. Untuk itu dokumen tersebut menetapkan sejumlah hak-hak dan kewajiban-kewajiban bagi kaum Muslim, kaum Yahudi, dan komunitas-komunitas di Madinah; sehingga membuat mereka menjadi suatu kesatuan komunitas, yang dalam bahasa Arab disebut ummah.

بسم الله الرحمن الرحيم
هذا كتاب من محمد النبي صلىالله عليه وسلم بين المؤمنين والمسلمين من قريش ويثرب ومن تبعهم فلحق بهم وجاهد معهم.

Dengan nama Alloh yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang,
Ini adalah piagam dari Muhammad Rasulullah صلىالله عليه وسلم, di kalangan mukminin dan muslimin (yang berasal dari) Quraisy dan Yatsrib (Madinah), dan yang mengikuti mereka, menggabungkan diri dan berjuang bersama mereka.

١. انهم امة واحدة من دون الناس.

1, Sesungguhnya mereka satu umat, lain dari (komunitas) manusia lain.

٢. المهاجرون من قر يش على ربعتهم يتعاقلون بينهم اخذالدية واعطائها وهم يفدون عانيهم بالمعروف والقسط بين المؤمنين

2, Kaum muhajirin dari Quraisy sesuai keadaan (kebiasaan) mereka bahu membahu membayar diat di antara mereka dan mereka membayar tebusan tawanan dengan cara baik dan adil di antara mukminin.

٣. وبنوعوف على ربعتهم يتعاقلون معاقلهم الاولى وكل طائفة تفدى عانيها بالمعروف والقسط بين المؤمنين

3, Banu Auf sesuai dengan keadaan (kebiasaan) mereka bahu membahu membayar diat di antara mereka seperti semula, dan setiap suku membayar tebusan tawanan dengan baik dan adil di antara mukminin.

٤. وبنوساعدة علىربعتهم يتعاقلون معاقلهم الاولى وكل طائفة منهم تفدى عانيها بالمعروف والقسط بين المؤمنين

4, Banu Sa’idah sesuai dengan keadaan (kebiasaan) mereka bahu membahu membayar diat di antara mereka seperti semula, dan setiap suku membayar tebusan tawanan dengan baik dan adil di antara mukminin.

٥. وبنو الحرث على ربعتهم يتعاقلون الاولى وكل طائفة منهم تفدى عانيها بالمعروف والقسط بين المؤمنين

5, Banu Al-Hars sesuai dengan keadaan (kebiasaan) mereka bahu membahu membayar diat di antara mereka seperti semula, dan setiap suku membayar tebusan tawanan dengan baik dan adil di antara mukminin.

٦. وبنوجشم علىربعتهم يتعاقلون معاقلهم الاولى وكل طائفة منهم تفدى عانيها بالمعروف والقسط بين المؤمنين

6, Banu Jusyam sesuai dengan keadaan (kebiasaan) mereka bahu membahu membayar diat di antara mereka seperti semula, dan setiap suku membayar tebusan tawanan dengan baik dan adil di antara mukminin.

٧. وبنو النجار علىربعتهم يتعاقلون معاقلهم الاولى وكل طائفة منهم تفدى عانيها بالمعروف والقسط بين المؤمنين

7, Banu An-Najjar sesuai dengan keadaan (kebiasaan) mereka bahu membahu membayar diat di antara mereka seperti semula, dan setiap suku membayar tebusan tawanan dengan baik dan adil di antara mukminin.

٨. وبنو عمرو بن عوف علىربعتهم يتعاقلون معاقلهم الاولى وكل طائفة منهم تفدى عانيها بالمعروف والقسط بين المؤمنين

8, Banu ‘Amr bin ‘Awf sesuai dengan keadaan (kebiasaan) mereka bahu membahu membayar diat di antara mereka seperti semula, dan setiap suku membayar tebusan tawanan dengan baik dan adil di antara mukminin.

٩. وبنو النبيت علىربعتهم يتعاقلون معاقلهم الاولى وكل طائفة منهم تفدى عانيها بالمعروف والقسط بين المؤمنين

9, Banu Al-Nabit sesuai dengan keadaan (kebiasaan) mereka bahu membahu membayar diat di antara mereka seperti semula, dan setiap suku membayar tebusan tawanan dengan baik dan adil di antara mukminin.

١٠. وبنو الاوس علىربعتهم يتعاقلون معاقلهم الاولى وكل طائفة منهم تفدى عانيها بالمعروف والقسط بين المؤمنين

10, Banu Al-‘Aws sesuai dengan keadaan (kebiasaan) mereka bahu membahu membayar diat di antara mereka seperti semula, dan setiap suku membayar tebusan tawanan dengan baik dan adil di antara mukminin.

١١. وان المؤمنين لايتركون مفرجا بينهم ان يعطوه بالمعروف فى فداء اوعقل.

11, Sesungguhnya mukminin tidak boleh membiarkan orang yang berat menanggung utang diantara mereka tetapi membantunya dengan baik dalam poembayaran tebusan atau diat.

١٢. ولا يحالـف مؤمن مولى مؤمن دونه.

12, Seorang mukmin tidak diperbolehkan membuat persekutuan dengan sekutu mukmin lainnya tanpa persetujuan dari padanya.

١٣. وان المؤمنين المتقين على من بغى منهم او ابتغى د سيعة ظلم اة اثم اوعدوان او فساد بين المؤمنين وان ايديهم عليه جميعا ولو كان ولد احدهم.

13, Orang-orang mukmin yang taqwa harus menentang orang yang diantara mereka mencari atau menuntut sesuatu secara zalim , jahat, melakukan permusuhan atau kerusakan di kalangan mukminin. Kekuatan mereka bersatu dalam menentangnya, sekalipun ia anak dari salah seorang di antara mereka.

١٤. ولا يقتل مؤمن مؤمنا فى كافر ولا ينصر كافرا على مؤمن.

14, Seorang mukmin tidak boleh membunuh orang beriman lainnya lantaran membunuh orang kafir. Tidak boleh pula orang beriman membantu orang kafir untuk (membunuh) orang beriman.

١٥. وان ذمة الله واحدة يحيد عليهم اد ناهم وان المؤمنين يعضهم موالي بعض دون الناس.

15, Jaminan Allah satu. Jaminan (perlindungan) diberikan oleh mereka yang dekat. Sesungguhnya mukminin itu saling membantu, tidak bergantung kepada golongan lain.

١٦. وانه من تبعنا من يهود فان له النصر والاسوة غير مظلومين ولا متناصر عليهم.

16, Sesungguhnya orang Yahudi yang mengikuti kita berhak atas pertolongan dan santunan, sepanjang (mukminin) tidak terzalimi dan ditentang olehnya.

١٧. وان سلم المؤمنين واحدة لا يسالم مؤمن دون مؤمن في قتال في سبيل الله الا على سواء وعدل بينهم.

17, Perdamaian mukminin adalah satu. Seorang mukmin tidak boleh membuat perdamaian tanpa ikut serta mukmin lainnya di dalam suatu peperangan di jalan Allah, kecuali atas dasar kesamaan dan keadilan di antara mereka.

١٨. وان كل غازية غزت معنا يعقب بعضها بعضا.

18, Setiap pasukan yang berperang bersama kita harus bahu membahu satu sama lain.

١٩. وان المؤمنين يبئ بعضهم على بعض بـمانال دماءهم فىسبيل الله وان المؤمنين والمتقين على احسن هدى واقومه.

19, Orang-orang mukmin itu membalas pembunuh mukmin lainnya dalam peperangan di jalan Allah. Orang-orang beriman dan bertakwa berada pada petunjuk yang terbaik dan lurus.

٢٠. وانه لايجير مشرك مالا لقر يش ولانفسا ولايحول دونه على مؤمن.

20, Orang musyrik (Yatsrib) dilarang melindungi harta dan jiwa orang (musyrik) Quraisy, dan tidak boleh bercampur tangan melawan orang beriman.

٢١. وانه من اعتبط مؤمنا قتلا عن بينة فانه قودبه الا ان يرضى ولي المقتول وان المؤمنين عليه كافة ولايحل لهم الاقيام عليه.

21, Barang siapa yang membunuh orang beriman dan cukup bukti atas perbuatannya, harus dihukum bunuh, kecuali wali terbunuh rela (menerima diat). Segenap orang beriman harus bersatu dalam menghukumnya.

٢٢. وانه لا يحل لمؤمن أقر بما فى هذه الصحيفة وآمن بالله واليوم الآخر ان ينصر محدثا ولا يـؤوية وانه من نصره او آواه فان عليه لعنة الله وغضبه يوم القيامة ولايـؤخذ منه صرف ولاعدل.

22, Tidak dibenarkan orang mukmin yang mengakui piagam ini, percaya pada Allah dan Hari Akhir, untuk membantu pembunuh dan memberi tempat kediaman kepadanya. Siapa yang memberi bantuan dan menyediakan tempat tinggal bagi pelanggar itu, akan mendapat kutukan dari Allah pada hari kiamat, dan tidak diterima dari padanya penyesalan dan tebusan.

٢٣. وانكم مهما اختلفتم فيه من شيئ فان مرده الى الله عزوجل والى محمد صلى الله عليه وسلم

23, Apabila kamu berselisih tentang sesuatu, penyelesaiannya menurut (ketentuan) Allah Azza Wa Jalla dan (keputusan) Muhammad صلى الله عليه وسلم.

٢٤. وان اليهود ينفقون مع المؤمنين ماد اموا محاربين

24, Kaum Yahudi memikul biaya bersama mukminin selama dalam peperangan.

٢٥. وان يهود بني عوف امة مع المؤمنين لليهود دينهم وللمسلمين دينهم مواليهم وانفسهم الا من ظلم واثم فانه لا يـوتخ الا نفسه واهل بيته.

25, Kaum Yahudi dari Bani ‘Awf adalah satu umat dengan mukminin. Bagi kaum Yahudi agama mereka, dan bagi kaum muslimin agama mereka. Juga (kebebasan ini berlaku) bagi sekutu-sekutu dan diri mereka sendiri, kecuali bagi yang zalim dan jahat. Hal demikian akan merusak diri dan keluarga.

٢٦. وان ليهود بنى النجار مثل ماليهود بنى عوف

26, Kaum Yahudi Banu Najjar diperlakukan sama seperti Yahudi Banu ‘Awf.

٢٧. وان ليهود بنى الحرث مثل ماليهود بنى عوف

27, Kaum Yahudi Banu Hars diperlakukan sama seperti Yahudi Banu ‘Awf.

٢٨. وان ليهود بنى ساعدة مثل ماليهود بنى عوف

28, Kaum Yahudi Banu Sa’idah diperlakukan sama seperti Yahudi Banu ‘Awf.

٢٩. وان ليهود بنى جشم مثل ماليهود بنى عوف

29, Kaum Yahudi Banu Jusyam diperlakukan sama seperti Yahudi Banu ‘Awf.

٣٠. وان ليهود بنى الاوس مثل ماليهود بنى عوف

30, Kaum Yahudi Banu Al-‘Aws diperlakukan sama seperti Yahudi Banu ‘Awf.

٣١. وان ليهود بنى ثعلبة مثل ماليهود بنى عوف الامن ظلم واثم فانه لا يوتخ الانفسه واهل بيته.

31, Kaum Yahudi Banu Sa’labah diperlakukan sama seperti Yahudi Banu ‘Awf.

٣٢. وان جفنه بطن ثعلبه كأ نفسهم

32, Kaum Yahudi Banu Jafnah dari Sa’labah diperlakukan sama seperti Yahudi Banu ‘Awf.

٣٣. وان لبنى الشطيبة مثل ماليهود بنى عوف وان البر دون الاثم

33, Kaum Yahudi Banu Syutaibah diperlakukan sama seperti Yahudi Banu ‘Awf.

٣٤. وان موالي ثعلبه كأنفسهم

34, Sekutu-sekutu Sa’labah diperlakukan sama seperti mereka (Banu Sa’labah).

٣٥. وان بطانة يهود كأنفسهم

35, Kerabat Yahudi (di luar kota Madinah) sama seperti mereka (Yahudi).

٣٦. وانه لا يخرج احدمنهم الا باذن محمد صلىالله عليه وسلم وانه لا ينحجرعلى ثار جرح وانه من فتك فبنفسه فتك واهل بيته الا من ظلم وان الله على ابرهذا.

36, Tidak seorang pun dibenarkan (untuk berperang), kecuali seizin Muhammad صلى الله عليه وسلم. Ia tidak boleh dihalangi (menuntut pembalasan) luka (yang dibuat orang lain). Siapa berbuat jahat (membunuh), maka balasan kejahatan itu akan menimpa diri dan keluarganya, kecuali ia teraniaya. Sesunggunya Allah sangat membenarkan ketentuan ini.

٣٧. وان على اليهود نفقتهم وعلى المسلمين نفقتهم وان بينهم النصرعلى من حارب اهل هذه الصحيفة وان بينهم النصح والنصيحة والبر دون الاثم وانه لم يأثم امرؤ بـحليفه وان النصر للمظلوم.

37, Bagi kaum Yahudi ada kewajiban biaya dan bagi mauk muslimin ada kewajiban biaya. Mereka (Yahudi dan muslimin) bantu membantu dalam menghadapi musuh piagam ini. Mereka saling memberi saran dan nasehat. Memenuhi janji lawan dari khianat. Seseorang tidak menanggung hukuman akibat (kesalahan) sekutunya. Pembelaan diberikan kepada pihak yang teraniaya.

٣٨. وان اليهود ينفقون مع المؤمنين مادا موا محاربين.

38, Kaum Yahudi memikul bersama mukiminin selama dalam peperangan.

٣٩. وان يثرب حرام جوفهالاهل هذه الصحيفة.

39, Sesungguhnya Yatsrib itu tanahnya haram (suci) bagi warga piagam ini.

٤٠. وان الجار كالنفس غير مضار ولااثم.

40, Orang yang mendapat jaminan (diperlakukan) seperti diri penjamin, sepanjang tidak bertindak merugikan dan tidak khianat.

٤١. وانه لا تجارحرمة الا باذن اهلها

41, Tidak boleh jaminan diberikan kecuali seizin ahlinya.

٤٢. وانه ما كان بين اهل هذه الصحيفة من حدث واشتجار يخاف فساده فان مرده الى الله عزوجل والى محمد صلىالله عليه وسلم وان الله على اتقى ما فى هذه الصحيفة وابره.

42, Bila terjadi suatu peristiwa atau perselisihan di antara pendukung piagam ini, yang dikhawatirkan menimbulkan bahaya, diserahkan penyelesaiannya menurut (ketentuan) Allah Azza Wa Jalla, dan (keputusan) Muhammad صلى الله عليه وسلم. Sesungguhnya Allah paling memelihara dan memandang baik isi piagam ini.

٤٣. وانه لاتجار قريش ولا من نصرها

43, Sungguh tidak ada perlindungan bagi Quraisy (Mekkah) dan juga bagi pendukung mereka.

٤٤. وان بينهم النصر على من دهم يثرب.

44, Mereka (pendukung piagam) bahu membahu dalam menghadapi penyerang kota Yatsrib.

٤٥. واذا دعوا الى صلح يصالحونه (ويلبسونه) فانهم يصالحونه ويلبسونه وانهم اذا دعوا الى مثل ذلك فانه لهم علىالمؤمنين الا من حارب فى الدين على كل اناس حصتهم من جابنهم الذى قبلهم.

45, Apabila mereka (pendukung piagam) diajak berdamai dan mereka (pihak lawan) memenuhi perdamaian serta melaksankan perdamaian itu, maka perdamaian itu harus dipatuhi. Jika mereka diajak berdamai seperti itu, kaum mukminin wajib memenuhi ajakan dan melaksanakan perdamaian itu, kecuali terhadap orang yang menyerang agama. Setiap orang wajib melaksanakan (kewajiban) masing-masing sesuai tugasnya.

٤٦. وان يهود الاوس مواليهم وانفسهم على مثل مالاهل هذه الصحيفة مع البر الحسن من اهل هذه الصحيفة وان البر دون الاثم.

46, Kaum Yahudi Al-‘Aws, sekutu dan diri mereka memiliki hak dan kewajiban seperti kelompok lain pendukung piagam ini, dengan perlakuan yang baik dan penuh dari semua pendukung piagam ini. Sesungguhnya kebaikan (kesetiaan) itu berbeda dari kejahatan (pengkhianatan). Setiap orang bertanggung jawab atas perbuatannya. Sesungguhnya Allah paling membenarkan dan memandang baik isi piagam ini.

٤٧. ولا يكسب كاسب الاعلى نفسه وان الله على اصدق فى هذه الصحيفة وابره وانه لا يحول هذا الكتاب دون ظالم وآثم. وانه من خرج آمن ومن قعد آمن بالمدينة الا من ظلم واثم وان الله جار لمن بر واتقى ومحمد رسول الله صلى الله عليه وسلم

47, Sesungguhnya piagam ini tidak membela orang zalim dan khianat. Orang yang keluar (bepergian) aman, dan orang berada di Madinah aman, kecuali orang yang zalim dan khianat. Allah adalah penjamin orang yang berbuat baik dan takwa. Dan Muhammad Rasulullah صلى الله عليه وسلم.


مقتطف من كتاب سيرة النبي ص.م. الجزء الـثانى ص 119-133 لابن هشام (أبى محمد عبد المـلك) المتوفى سنة 214هـ.

Dikutip dari kitab Siratun-Nabiy صلى الله عليه وسلم, juz II, halaman 119-133, karya Ibnu Hisyam (Abu Muhammad Abdul malik) wafat tahun 214H.
Sejak awal tahun 623M, beberapa kelompok nomad muslimin melakukan perampasan atas kafilah-kafilah dagang yang berasal dari Makkah, yang melewati pesisir pantai timur di Laut Merah. Hal ini dikarenakan setelah hijrah ke Madinah, banyak harta dari muslimin yang di rampas oleh Otoritas Makkah sebagai hukuman atas mereka. Menurut kitab Ar-Rahiiq Al-Makhtum yang ditulis oleh Safiur-Rohman Mubarokfuri, perampasan kafilah dagang yang diperintahkan oleh Rosululloh Muhammad صلى الله عليه و سلم, pertama kali dipimpin oleh Hamzah bin Abdul-Mutholib رضي الله عنه tujuh atau sembilan bulan setelah hijrah, dengan pasukan berjumlah 30 atau 40 orang.
624M
Terjadi Perang Badar.
Kelahiran Abdulloh bin Zubayr رضي الله عنه putra dari Zubayr bin Al-Awwam رضي الله عنه dan Asma binti Abu Bakar رضي الله عنها, bayi muslim pertama yang lahir setelah hijrah.
625M
Terjadi Perang Uhud.
Kelahiran Hasan bin Ali رضي الله عنه.
626M
Kelahiran Husayn bin Ali رضي الله عنه.
627M
Terjadi Perang Khondaq.
628M
Perjanjian Hudaybiyah.
Terjadi Perang Khoybar.
Kembalinya Ja'far bin Abi Tholib dan Sa'ad bin Abi Waqqosh beserta beberapa sahabat lainnya ke Madinah.
Rosululloh Muhammad صلى الله عليه و سلم. mengirim utusan-utusan kepada raja-raja.
Wahb Abu Kabsya (Abi Waqqosh) dikirim oleh Rosulullah Muhammad صلى الله عليه و سلم untuk berangkat kembali ke Cina membawa hadiah untuk Raja dan memperkenalkan Islam. Dia diterima dengan baik di Kanton dan diijinkan oleh Raja Gaozong Dinasti Tang untuk membangun Masjid, serta diijinkan untuk berda'wah. Abi Waqqosh kembali lagi ke Madinah setelah Rosulullah Muhammad صلى الله عليه و سلم wafat, lalu kembali ke Cina tahun 634M membawa salinan mushaf yang sedang disusun oleh kholifah Abu Bakar رضي الله عنه dan wafat setibanya di Kanton.
629M
Ibadah Haji ke Makkah.
Terjadi Perang Mu'ta. Rosululloh صلى الله عليه و سلم menunjuk Zaid bin Haritsah sebagai pemimpin, lalu berpesan jika Zaid syahid maka digantikan Ja'far bin Abi Tholib dan jika Ja'far syahid maka digantikan Abdulloh bin Rawahah. Dan ternyata ketiganya syahid dengan sangat heroik.
11 Januari 630M
Fathul-Makkah (Penaklukan Makkah).
Terjadinya Perang Hunayn.
Terjadinya Perang Awtas.
Terjadinya Pengepungan Tho'if.
631M
Ekspedisi Tabuk.
6 Maret 632M
Ibadah Haji Wada'.
8 Juni 632M
Wafatnya Rosulullah Muhammad صلى الله عليه و سلم, dan diangkatnya sahabat Abu Bakar رضي الله عنه sebagai kholifah. Beberapa artifak Rosululloh masih bertahan hingga masa sekarang, diantaranya busur Beliau Ar-Rowha yang terbuat dari bambu.
632M
Perang Zu Qissa, Perang Zu Abraq, Perang Buzakho, Perang Zafar, Perang Naqra, Perang Bani Tamim dan Musaylima.
633M
Ekspedisi militer ke Bahrain, Oman, Yaman, dan Hadramaut.
Penyerbuan Iraq.
Perang Dzatul-Salasil, Perang Saniyy, Perang Walaja, Perang Ullais, Perang Hira, Perang Al-Anbar, Perang Ayn al-Tamr, Perang Dawmat al-Jandal, Perang Firaz.
634M
Perang Basra, Perang Damaskus, Perang Ajnadin. Perang Namaroq, Perang Saqotia.
22 Agustus 634M
Wafatnya kholifah Abu Bakar رضي الله عنه, dan diangkatnya sahabat Ummar bin Khothob رضي الله عنه sebagai kholifah.
635M
Perang Jisr, Perang Buwaib, Penaklukan Damaskus, Perang Fahl.
636M
Perang Yarmuk, Perang al-Qodisiyyah, Penaklukan Madain.
16H / 637M
Penaklukan Syam, Penaklukan Yarusalem, Perang Jalula.
Sa'ad bin abi Waqqosh bersama bersama dengan tiga orang sahabat lainnya berlayar menuju Cina dengan membawa salinan mushaf Qur'an yang telah komplit. Beberapa ahli sejarah mengatakan 3 orang tersebut adalah Sa'id bin Zaid, Qais bin Sa'ad, dan Hassan bin Tsabit. Tetapi ada lagi yang berpendapat bahwa yang tiga lainnya adalah Suhayla Abu Arja, Uwais al-Qarani, and Hassan bin Tsabit. Jalur pelayaran melintasi dan singgah di kepulauan Nusantara. Perjalanan ini terdapat dalam kitab-kitab kuno sejarah Dinasti Tang yang menyebutkan bahwa Sa'ad kembali datang 25 tahun setelah kedatangan pertamanya. Juga tercatat pada manuskrip kuno dari Dinasti Harsha Vardhan di kota Kanauj dan kota Bhaskavarman (India), bahwa mereka melakukan perjalanan bersama dengan kafilah pengiring yang dikirim raja untuk mengawal para peziarah Budha Huen Tsang atau Xuanzang (630-644M) menuju Cina. Perjalanan pulang mereka tercatat dalam sejarah Dinasti Tang melalui rute Yunan - Manipur - Chittagong.
17H / 638M
Penaklukan Jazirah Arab.
Penetapan Hijriyah sebagai tanggalan ummat Islam dilakukan oleh Kholifah Ummar bin Khothob رضي الله عنه, untuk mengatasi masalah penanggalan agar menyelisihi ummat-ummat kafir. Walaupun hijrah Rosululloh Muhammad صلى الله عليه و سلم dan Abu Bakar رضي الله عنه terjadi pada 24 Safar 1H, tetapi penetapan awal penanggalan Hijriyah tetap pada 1 Muharram.
639M
Penaklukan Khuzistan. Ekspedisi militer ke Mesir. Wabah Tho'un di Amwas, sekitar 25 ribu orang meninggal.
640M
Perang Babilonia Mesir.
641M
Penaklukan Alexandria.
642M
Perang Nihawand, penaklukan Mesir.
643M
Penaklukan Azerbaijan dan Tabaristan.
644M
Penaklukan Fars, Kerman, Sistan, Mekran dan Kharan.
5 November 644M
Pembunuhan kholifah Ummar bin Khoththob رضي الله عنه, dan diangkatnya sahabat Utsman bin Affan رضي الله عنه sebagai kholifah.
646M
Ekspedisi militer ke Khurosan, Armenia dan Asia Minor.
647M
Ekspedisi militer ke Afrika Utara.
Penaklukan Cyprus, Dawlah Islamiyyah pertama kalinya menggunakan Kapal Perang dipimpin oleh Muawiyyah bin Abu Sufyan رضي الله عنه.
648M
Ekspedisi militer ke Byzantines melalui laut.
29H / 650M
Sa'ad bin abi Waqqosh kembali menuju Cina yang ketiga kalinya, diutus oleh kholifah Utsman bin Affan untuk memimpin kafilah dagang resmi khilafah. Jalur pelayaran melintasi dan singgah di kepulauan Nusantara. Kali ini Sa'ad bin Abi Waqqosh diutus bersama dengan 15 orang sahabat lainnya. Dari beberapa sumber yang tidak otentik menyebutkan salah satu sahabat itu adalah Muawiyyah bin Abi Sufyan رضي الله عنه, yang di tahun 651M singgah di daerah Jepara sebelum menjadi kerajaan Kalingga. Tetapi menurut sejarah Islam dalam masa sekitar tahun 650M Muawiyyah sedang dalam ekspedisi kapal perang menyerang Cyprus dan menguasai sebagian besar Syam dan Mesir, jadi jika sumber ini benar kemungkinan besar orang yang dimaksud bukanlah Muawiyyah.

Sumber yang tidak jelas itu mengatakan bahwa dalam da'wahnya, orang yang disebut sebagai Muawiyyah itu, di Jepara bertemu Ratu Shima dan putranya yang bernama Jay Shima, sumber-sumber tersebut juga menyebutkan berhasil mengislamkan Jay Shima, tetapi pada kenyataannya kerajaan yang dipimpin Jay Shima masih bercorak Hindu. Bahkan ada rumor yang tidak bisa dipastikan sumbernya mengatakan bahwa Jay Shima adalah putra dari Muawiyyah dengan Ratu Shima.

Dalam sejarah Sunda, ekspedisi da'wah Islam di tanah Jawa itu juga mengislamkan seorang pangeran Sunda bernama Rakeyan Sancang putra Kertawarman raja Tarumanagara. Dan seperti yang tercatat dalam naskah kuno di universitas Al-Azhar Mesir, kemudian Pangeran Timur Jauh (Rakeyan Sancang) ikut ke Madinah dan hidup pada masa kekholifahan Ali bin Abi Tholib, dan ikut dalam pertempuran shiffin, penaklukan Cyprus, Tripoli, serta Afrika Utara, dan ikut membangun kekuasaan muslim di Iran, Afghanistan, dan Sind. Tidak diketahui tahunnya, Rakeyan Sancang kembali ke Jawa Dwipa dan menda'wahkan Islam dengan pengikut yang sangat sedikit.
654M
Perang Dzatush-Showari, perang angkatan laut muslim yang dipimpin oleh Abu'l-A'war 'Amr ibn Sufyan melawan angkatan laut Byzantine.
17 Juni 656M
Pembunuhan kholifah Utsman bin Affan رضي الله عنه, dan diangkatnya Imam Ali bin Abi Tholib رضي الله عنه sebagai kholifah.
10 Desember 656M
Perang Jamal.
657M
Pemindahan ibukota Dawlah Islamiyyah dari Madinah ke Kuffah.
Perang Shiffin.
658M
Perang Nahrawan.
659M
Penaklukan keseluruhan Mesir oleh Muawiyah رضي الله عنه
660M
Ali bin Abi Tholib رضي الله عنه merebut kembali Hijjaz dan Yaman dari Muawiyah رضي الله عنه.
Muawiyah رضي الله عنه mendeklarasikan diri sebagai kholifah di Damaskus.
29 Januari 661M
Pembunuhan kholifah Ali bin Abi Tholib رضي الله عنه oleh kaum khowarij, dan proklamasi Muawiyyah bin Abi Sufyan رضي الله عنه sebagai kholifah bagi seluruh kaum muslimin dan memulai Dinasti Umayyah.
Wilayah kekuasaan Dawlah Islamiyyah pada masa Khulafaur-Rasyidin
662M
Meletusnya Revolusi Khowarij.
669M
Hasan bin Ali رضي الله عنه terbunuh, Husayn bin Ali رضي الله عنه menjadi imam bagi pengikut (syiah) Ali.
Tarumanagara (Hindu) ditaklukan oleh Sriwijaya (Budha).
51H / 671M
義淨 (I-Ching/I-Tsing/Yijing) seorang biksu Budha berusia 25 tahun, dalam perjalannya menuju kuil Nālandā di Bihar India untuk mendapatkan teks Budha berbahasa sansekerta, berangkat dari Guangzhou menggunakan kapal dagang Persia selama 22 hari, singgah beberapa bulan (6 bulan) di Sriwijaya Palembang dan beberapa bulan (2 bulan) di Malayu Jambi serta singgah di Kiteh (Kedah), mengatakan bahwa perdagangan lintas laut yang ramai antara Arab, Persia, India, dan Sriwijaya. Dalam catatannya juga mengatakan dia bertemu lebih dari 1000 biksu yang belajar di Sriwijaya, dan dia mengagumi orang-orang kunlun yang ciri mereka berambut hitam ikal/keriting dengan kulit gelap tanpa alas kaki dan mengenakan sarung. Tiba di India 673M dan pulang singgah kembali di Sriwijaya 687M lalu tiba di Cina 695M dengan membawa 400 teks sanskrit. Setelah pulang tinggal di kuil Xi Ming di Chang'an ibukota Dinasti Tang, lalu menerjemahkan kitabnya kedalam bahasa Cina, dan dikenal sebagai "Tripiṭaka Dharma Master Yijing" (三藏法師義淨).
672M
Dikuasainya pulau Rhodes.
Ekspedisi militer ke Khurosan.
674M
Wafatnya Sa'ad bin Abi Waqqosh. Para ahli sejarah berbeda pendapat mengenai makam Sa'ad, ada yang mengatakan Sa'ad dimakamkan di Madinah, ada juga yang berpendapat Sa'ad dimakamkan di Guangzhou.
Pasukan Muslim menyebrangi Oxus. Bukhara menjadi negeri vasal muslim.
674M
Ratu Shima mendirikan kerajaan Kalingga, sehingga menyebarkan pengaruh bekas kerajaan Tarumanagara hingga ke Jawa bagian tengah utara. Menurut legenda, Ratu Shima adalah seorang ratu yang sangat tegas dan menerapkan hukum yang mirip seperti Syariat Islam.
677M
Dikuasainya Samarkand dan Tirmidz.
Pengepungan pertama Konstantinopel.
28 April 680M
Wafatnya Muawiyah رضي الله عنه, digantikan oleh putranya Yazid menjadi kholifah Dinasti Umayyah. Makkah dan Madinah menolak untuk berbay'at kepada Yazid.
10 Oktober 680M
Terbunuhnya Husayn bin Ali رضي الله عنه di Karbala, diangkatnya Ali bin Husayn menjadi imam Syi’ah.
11 November 683M
Wafatnya Yazid bin Muawiyyah, digantikan oleh putranya Muawiyyah bin Yazid menjadi kholifah Dinasti Umayyah.
64H / 684M
Wafatnya Muawiyyah bin Yazid, terjadi kekosongan khilafah karena Muawiyyah bin Yazid tidak memiliki keturunan.
Abdulloh bin Zubayr bin Al-Awwam mendeklarasikan dirinya sebagai kholifah di Makkah, didukung dengan bay'at gubernur-gubernur di Syam termasuk Palestina, Homs dan Qinnasrin. Memimpin pemberontakan atas Bani Umayyah dan mendapat dukungan dari mayoritas Syi’ah terutama dari keluarga Husayn dan dari Sunni terutama keturunan Abu Bakar.
Marwan bin Al-Hakam bin Abi Al-'As bin Umayyah pemimpin Bani Umayyah berusaha merebut kembali khilafah dan mendeklarasikan diri sebagai kholifah.
Dari catatan sejarah Cina, kafilah dagang Arab Islam telah mendirikan perkampungan di pantai barat pulau Swarnabhumi (Sumatra) sebagai basis lintasan perdagangan mereka menuju Cina. Dan pelaut Cina telah menemukan orang-orang Arab telah sampai ke tanah Jawa Dwipa.
Di dalam buku Arkeologi Budaya Indonesia, karangan Jakob Sumardjo, berdasarkan catatan kekaisaran Cina, diberitakan tentang adanya hubungan diplomatik dengan sebuah kerajaan/kampung/komunitas Ta Shi di Nusantara. Bahasa Cina menyebut muslim sebagai Ta Shi. Ia berasal dari kata Parsi Tajik atau kata arab untuk Kabilah Thoiyk. Kabilah Thoiyk ini adalah kabilahnya Ibnu Mas'ud رضي الله عنه, (Sumber: Arkeologi Semiotik Sejarah Kebudayaan Nusantara).
2 November 682M
Kelahiran Umar bin Abdul-Aziz, cicit dari Ummar bin Khoththob dari sisi ibu, putra dari Abdul-Aziz bin Marwan.
685M
Wafatnya Marwan bin Al-Hakam Umayyah, posisi kholifah Bani Umayyah digantikan oleh Abdul-Malik bin Marwan.
686M
Al-Mukhtar mendeklarasikan diri sebagai kholifah di Kuffah.
687M
Perang Kuffah antara pasukan Abdulloh bin Zubayr dengan pasukan Al-Mukhtar, diakhiri dengan terbunuhnya Al-Mukhtar.
691M
Perang Maskin, Kuffah jatuh dikuasai oleh Abdul-Malik bin Marwan.
692M
Jatuhnya Makkah dikuasai oleh Abdul-Malik bin Marwan, Abdulloh bin Zubayr syahid terbunuh oleh Al-Hajjaj.
695M
Revolusi Khowarij meluas di Jazirah dan Ahwaz.
5 September 702M (80H)
Kelahiran Nu'man bin Tsabit bin Zutho bin Marzuban (أبو حنيفة نعمان بن ثابت بن زوطا بن مرزبان‎‎) atau yang dikenal dengan Imam Abu Hanifa.
703M
Kelahiran Ja'far Al-Siddiq bin Muhammad Al-Baqir bin Ali bin Husayn bin Ali bin Abi Tholib, atau yang dikenal dengan Imam Ja'far.
705M
Wafatnya Abdul-Malik bin Marwan, posisi kholifah Bani Umayyah digantikan oleh Al-Walid bin Abdul-Malik.
93H / 711M
Misi penaklukan Spanyol oleh Thoriq bin Ziyad dan Transoxiana oleh Qutayba bin Muslim.
Kelahiran Mālik bin Anas bin Mālik bin Abī ʿĀmir bin ʿAmr bin al-Ḥārit̲h̲ bin G̲h̲aymān bin K̲h̲ut̲h̲ayn bin ʿAmr bin al-Ḥārit̲h̲ al-Aṣbaḥī, atau yang dikenal dengan Malik bin Anas atau Imam Malik, di kota Madinah.
712M
Misi penaklukan Sindh oleh Muhammad bin Qosim.
713M
Ali bin Husayn tewas diracun, Muhammad Al-Baqir diangkat menjadi imam Syi’ah.
715M
Wafatnya Al-Walid bin Abdul-Malik, posisi kholifah Bani Umayyah digantikan oleh Sulayman bin Abdul Malik.
717M
Wafatnya Sulayman bin Abdul-Malik, posisi kholifah Bani Umayyah digantikan oleh Umar bin Abdul-Aziz.
Pengepungan kedua Konstantinopel.
Menurut prasasti Canggal yang dibuat tahun 732M, Jawa Dwipa pernah dipimpin oleh Raja Sanna dengan penuh kebijaksanaan dan kejayaan. Sepeninggal Raja Sanna keadaan menjadi kacau. Lalu Sanjaya, anak dari Sannaha cucu dari Ratu Shima yang Sannaha juga adik Raja Sanna, merebut kembali kerajaan. Menurut kitab Carita Parahyangan, yaitu kitab yang ditulis sekitar abad 16M, Kerajaan Tarumanagara pecah menjadi dua yaitu kerajaan Galuh dan kerajaan Sunda. Raja kerajaan Galuh yang ketiga Sanna/Sena/Bratasenawa, digulingkan oleh Purbasora, lalu Raja Sanna meminta perlindungan pada sahabatnya Raja Tarusbawa yang menjadi raja di kerajaan Sunda. Karena hubungan persahabatan antara Tarusbawa dengan Sanna sangat dekat, maka Raja Tarusbawa menikahkan anak perempuannya dengan Sanjaya. Sanjaya mendirikan kerajaan baru di bagian tengah selatan Jawa yang kelak akan dikenal dengan kerajaan Medang atau Mataram Kuno. Sanjaya merebut kembali kerajaan Galuh dan menggabungkannya dengan kerajaan Sunda. Lalu sejak inilah dikenal satu ras bernama Wangsa Sanjaya (keturunan/keluarga/bani Sanjaya).
100H / 718M
Raja Sriwijaya Jambi yang bernama Srindravarman (Sri Inderawarman) mengirim surat kepada Kolifah Umar bin Abdul-Aziz dari Dinasti Umayyah meminta dikirimkan da'i yang bisa menjelaskan Islam kepadanya. Surat itu berbunyi: “Dari Raja di Raja yang adalah keturunan seribu raja, yang isterinya juga cucu seribu raja, yang di dalam kandang binatangnya terdapat seribu gajah, yang di wilayahnya terdapat dua sungai yang mengairi pohon gaharu, bumbu-bumbu wewangian, pala dan kapur barus yang semerbak wanginya hingga menjangkau jarak 12 mil, kepada Raja Arab yang tidak menyekutukan sembahan-sembahan lain dengan Allah. Saya telah mengirimkan kepada anda hadiah, yang sebenarnya merupakan hadiah yang tak begitu banyak, tetapi sekedar tanda persahabatan. Saya ingin Anda mengirimkan kepada saya seseorang yang dapat mengajarkan Islam kepada saya dan menjelaskan kepada saya tentang hukum-hukumnya.” Dua tahun kemudian, yakni tahun 720M, Raja Srindravarman, yang semula Hindu, masuk Islam. Sriwijaya Jambi pun dikenal dengan nama 'Sribuza Islam'. Pada tahun 730M Sriwijaya Jambi ditaklukan oleh Sriwijaya Palembang yang masih menganut Budha.
720M
Wafatnya Umar bin Abdul-Aziz, posisi kholifah Bani Umayyah digantikan oleh Yazid bin Abdul-Malik.
724M
Wafatnya Yazid bin Abdul-Malik, posisi kholifah Bani Umayyah digantikan oleh Hisyam bin Abdul Malik.
Raja Sri Inderawarman (Shih-li-t-'o-pa-mo) mengirimkan hadiah kepada raja Cina Dinasti Tang.
725M
Pasukan Islam menaklukan Nîmes di Perancis.
730M
Sribuza (Islam) ditaklukan oleh Sriwijaya Jambi (Budha).
Khazar menyerbu daerah barat laut Iran dan mengalahkan pasukan Khilafah Umayyah.
732M
Marwan bin Muhammad turun langsung memimpin pasukan Khilafah Umayyah ke Kawkaz mengalahkan pasukan Khazar, dan menaklukan Atil.
740M
Meletusnya revolusi Syi’ah Zaydi yang dipimpin oleh Zayd bin Ali.
743M
Muhammad Al-Baqir tewas diracun, Ja'far putranya diangkat menjadi imam Syi’ah.
Wafatnya Hisyam bin Abdul Malik, posisi kholifah Bani Umayyah digantikan oleh Walid bin Yazid.
Meletusnya revolusi Syi’ah di Khurosan yang dipimpin oleh Yahya bin Zayd.
744M
Pemakzulan Walid bin Yazid dari jabatan kholifah, posisi kholifah Bani Umayyah digantikan oleh Yazid bin Walid bin Abdul-Malik.
Yazid bin Walid bin Abdul-Malik sakit dan tidak bisa menjalankan tugas sebagai kholifah, posisi kholifah Bani Umayyah digantikan oleh Ibrohim bin Walid bin Abdul-Malik.
Ibrohim bin Walid bin Abdul-Malik digulingkan oleh lawan-lawan politiknya, posisi kholifah Bani Umayyah digantikan oleh Marwan ibn Muhammad ibn Marwan. Pada masa Marwan khilafah Bani Umayyah kembali bangkit.
Oktober 744M
Abdullah bin Muawiyyah seorang cicit dari Ja'far bin Abi Tholib رضي الله عنه, bersama dengan para pengikutnya bergabung dengan Syi’ah (terutama Zaydi) melakukan pemberontakan di Kuffah. Abdullah bin Umar bin Abdul Aziz yang menjadi gubernur di Iraq kala itu mengirimkan pasukan ke Kuffah untuk meredam revolusi itu. Pemberontakan yang didukung oleh mayoritah penduduk Kuffah itu beberapa tahun berikutnya berhasil diredam oleh pasukan Khilafah Bani Umayyah, yang juga berhasil meredam pemberontakan Abasiyyah dan pembrontakan Khowarij. Tetapi dengan memanfaatkan momentum Revolusi Abasiyyah dan Revolusi Khowarij, Abdullah bin Muawiyyah berhasil mengembangkan wilayah yang dikuasainya hingga ke sebagian besar Persia.
745M
Kuffah dan Mosul ditaklukan oleh golongan Khowarij.
746M
Kuffah dan Mosul ditaklukan kembali oleh Bani Umayyah dan kembali masuk ke dalam wilayah khilafah Bani Umayyah.
747M
Bangkitnya revolusi Bani Abasiyyah oleh Abu Muslim dari Khurosan.
Marwan II (Marwan ibn Muhammad ibn Marwan) mengirimkan pasukan dibawah pimpinan Amir ibn Dubara untuk melawan Abdullah bin Muawiyyah. Pada 747M di Marw al-Shadhan pasukan Abdullah bin Muawiyyah dapat dikalahkan dan kekuasaannya di Persia runtuh. Abdullah bin Muawiyyah melarikan diri ke Khurosan dan kelak berhasil dibunuh oleh Abu Muslim pemimpin Abasiyyah. Tetapi banyak pengikut Abdullah bin Muawiyyah terutama golongan Syi’ah yang berhasil lolos melarikan diri terus ke arah timur, dan berpencar ke Semenanjung Malayu, Swarnabhumi (sumatra), Champa, dan Cina.
749M
Perang Nihawand, Kuffah ditaklukan oleh pasukan Bani Abasiyyah dan menjadi tanda berdirinya khilafah Bani Abasiyyah dengan kholifah pertamanya Abul-Abbas Al-Saffah.
Pengejaran, penangkapan dan pembunuhan Bani Umayyah oleh Bani Abasiyyah. Seorang pemimpin dari Bani Umayyah bisa menyelamatkan diri yaitu Abdul-Rahman bin Mu'awiyah bin Hisyam bin Abdul-Malik bin Marwan dan mendirikan kembali khilafah Bani Umayyah di Kordova Andalusia.
134H / 751M
Kholifah pertama dari Dinasti Abbasiyyah, Abul-Abbas Al-Saffah, setelah mengalahkan Dinasti Umayyah mengirimkan pasukan sebanyak 200 ribu untuk menguasai Syr Darya dari Dinasti Tang yang dipimpin oleh raja Xuanzhong. Kedua pasukan bertemu di sungai Thalas daerah Transoxiana (perbatasan Kazahkstan dan Kyrgistan). Kemenangan didapat oleh pasukan Abbasiyyah dan menguasai daerah itu selama beberapa ratus tahun setelahnya. Dinasti Tang yang sebelumnya bersahabat dengan Dinasti Umayyah, telah menjadi rival Abbasiyyah dan ummat Islam di Cina. Perang ini dinamakan Perang Thalas / معركة نهر طلاس‎ / 怛羅斯會戰.
138H / 755M
Kholifah Manshur dari Dinasti Abbasiyah mengirimkan sekitar 4000 pasukan muslim untuk mengatasi huru-hara yang terjadi antara kaum muslimin di Cina dengan kerajaan dan rakyat yang memberontak dipimpin Jendral An Lushan. Ketika itu yang menjadi raja adalah Su-Tsung dari Dinasti Tang. Pengiriman pasukan tiba tahun 758M di Cina ibukota Dinasti Tang yaitu Chang'an. Dikabarkan pasukan tersebut kalah, karena huru-hara itu banyak muslimin di Yunan dan Guangzhou yang pindah menuju Champa (Kamboja), pantai timur Malaka, pantai utara Borneo, bahkan ada yang sampai ke Jawa karena pada saat itu telah ada perkampungan muslim di daerah kerajaan Kalingga.
~760M - 830M
Dimulainya pembangunan Candi Borobudur oleh Dinasti Syailendra Kerajaan Mataram Kuno. Diperkirakan proses pembangunannya sekitar 75 tahun dan selesai sekitar 825M ketika terjadi kebangkitan Samaratungga.

14 Juni 767M (150H)
Wafatnya Nu'man bin Tsabit bin Zutho bin Marzuban (أبو حنيفة نعمان بن ثابت بن زوطا بن مرزبان‎‎) atau yang dikenal dengan Imam Abu Hanifa di usia 69 di kota Baghdad, dalam masa penahanannya karena menolak untuk dijadikan Qodhi.
Agustus 767M (150H)
Kelahiran Abū ʿAbdullāh Muhammad ibn Idrīs al-Shāfiʿī (أبـو عـبـد الله مـحـمـد ابـن إدريـس الـشـافـعيّ‎‎) atau yang lebih dikenal dengan Imam Syafi'i, di Gaza, Syam.
154H / 771M-777M
Berdasarkan silsilah keturunan Sultan-Sultan Melayu, yang dikeluarkan oleh Kerajaan Brunei Darussalam dan Kesultanan Sulu-Mindanao, Kerajaan Islam Jeumpa pada 154H dipimpin oleh seorang Pangeran dari Persia yang bernama Syahriansyah Salman atau Sasaniah Salman yang menikahi Puteri Mayang Seulodong (Syarifah Maryam) dan memiliki beberapa anak yang diantaranya: Syahri Duli, Syahri Tanti, Syahri Nawi, Syahri Dito, dan Putri Makhdum Tansyuri yang kelak menjadi ibu dari sultan pertama Kesultanan Peureulak. Menurut pakar penelitian sejarah Aceh, Sayid Dahlan Al-Habsyi dan Hilmy Bakar Almascaty, Syahri/Shahri adalah gelar pertama yang digunakan untuk keturunan Nabi Muhammad صلى الله عليه و سلم di Nusantara sebelum menggunakan gelar Meurah, Habib, Sayid, Syarif, Sunan, Teuku, Tengku, Sutan, Tun, dan lainnya. Syahri/Shahri diambil dari nama isteri Husein bin Ali رضي الله عنه, Puteri Syahri Banun, yang merupakan anak dari Raja Persia terakhir yang menjadi tawanan di masa Umar bin Khothob رضي الله عنه. Syahriansyah Salman adalah putra dari Abdullah Al-Bahir Al-Farisi yang menikah dengan Dewi Ratna Keumala, putri dari Dinasti Tang. Abdullah Al-Bahir adalah putra dari Ali Zaynal Abidin putra Husayn putra Ali رضي الله عنه. Sedangkan Syarifah Maryam adalah cicit dari Hasan ibn Ali رضي الله عنه. Pada masa itu Jeumpa telah menjadi basis perdagangan para pelaut Muslim.
Robi'ul Awal 164H / November 780M
Kelahiran Aḥmad bin Muḥammad bin Ḥanbal Abū ʿAbd Allāh al-Shaybānī (احمد بن محمد بن حنبل ابو عبد الله الشيباني) atau yang lebih dikenal dengan Imam Ahmad bin Hanbal.
173H / 789M atau 184H / 800M
Dari naskah tua di zaman pemerintahan Khalifah Al-Ma'mun bin Harun Ar-Rasyid dari Dinasti Abbasiyah yang berjudul Idharul Haqq fiy Mamlakatil Ferlah w al-Fasi, pada 173H / 789M atau 184H / 800M seorang nakhoda Quraisy yang nasabnya sampai pada Hasan bin Ali رضي الله عنه telah memimpin sebanyak 100 orang dengan beberapa orang dari kalangan mereka berketurunan Quraisy, belayar menuju ke Nusantara untuk menyebarkan Islam. Setibanya di pelabuhan Peureulak, mereka menghadap Raja Peureulak atau Raja Jeumpa, Acheh dan mendakwahkan islam di kerajaannya. Raja mengawinkan puterinya dengan para mubaligh keturunan Quraisy, sementara mubaligh lain kawin dengan wanita biasa. Hasil perkawinan para mubaligh Quraisy dengan puteri raja tersebut, Allah kurniakan keturunan-keturunan, yang salah satunya bernama Syed Abdul Aziz yang kemudian menjadi Sultan Peureulak pertama. Dalam silsilah Melayu, bahwa sang Nahkoda yang bernasab hingga ke Hasan bin Ali رضي الله عنه meneruskan perjalanan sampai ke Kedah dan menjadi sultan dari periode 804M-840M.

Naskah tua tersebut menyebutkan bahwa salah satu keturunan Quraisy tersebut adalah Muhammad bin Ja'far Shodiq bin Muhammad Baqir bin Zainal Abidin bin Husain bin Ali رضي الله عنه, yang memberontak melawan Khilafah Bani Abasiyyah dan memproklamirkan dirinya sebagai kholifah di Makkah. Namun Ma'mun bin Harun Al-Rasyid berhasil mengalahkannya dan memberikan ampunan terhadapnya dan para tokoh pengikutnya yang sebagian besar adalah Quraisyi. Mereka dikirim untuk mendakwahkan Islam dan memperluas kekuasaan Islam di timur jauh (Asia tenggara dan Cina) agar tidak mengganggu pemerintahan Khilafah Bani Abasiyyah.
179H / 795M
Wafatnya Mālik bin Anas bin Mālik bin Abī ʿĀmir bin ʿAmr bin al-Ḥārit̲h̲ bin G̲h̲aymān bin K̲h̲ut̲h̲ayn bin ʿAmr bin al-Ḥārit̲h̲ al-Aṣbaḥī atau yang dikenal dengan Malik bin Anas atau Imam Malik di usianya yang ke-83/84 di Madinah.
12 Syawwal 194H / 19 Juli 810M
Kelahiran Abū ‘Abd Allāh Muḥammad ibn Ismā‘īl ibn Ibrāhīm ibn al-Mughīrah ibn Bardizbah al-Ju‘fī al-Bukhārī (أبو عبد الله محمد بن اسماعيل بن ابراهيم بن المغيرة بن بردزبه الجعفي البخاري‎‎‎) atau yang lebih dikenal sebagai Imam Bukhori di Bukhara Uzbekistan, yang masyhur dengan kitab haditsnya Shohih Bukhori.
200H / 816M
Kelahiran Abū al-Ḥusayn ‘Asākir ad-Dīn Muslim ibn al-Ḥajjāj ibn Muslim ibn Ward ibn Kawshādh al-Qushayrī an-Naysābūrī (أبو الحسين عساكر الدين مسلم بن الحجاج بن مسلم بن وَرْد بن كوشاذ القشيري النيسابوري)‎‎ atau yang lebih dikenal sebagai Imam Muslim di Nishapur Khurosan, yang masyhur dengan kitab haditsnya Shohih Muslim.
817M
Kelahiran Abu Dawud Sulaymān ibn al-Ash‘ath al-Azdi as-Sijistani (أبو داود سليمان بن الأشعث الأزدي السجستاني‎‎) atau yang lebih dikenal sebagai Imam Abu Dawud di Sijistan, yang masyhur dengan kitab haditsnya Sunan Abu Dawud.
19 Januari 820M (204H)
Wafatnya Abū ʿAbdullāh Muhammad ibn Idrīs al-Shāfiʿī (أبـو عـبـد الله مـحـمـد ابـن إدريـس الـشـافـعيّ‎‎) atau yang lebih dikenal dengan Imam Syafi'i, di Al-Fustat, Mesir, di usianya yang ke-52.
209H / 824M
Kelahiran Abū ‘Īsá Muḥammad ibn ‛Īsá as-Sulamī aḍ-Ḍarīr al-Būghī at-Tirmidhī (أبو عيسى محمد بن عيسى السلمي الضرير البوغي الترمذي‎‎) atau yang lebih dikenal dengan Imam Tirmidzi di Tirmidz Uzbekistan, yang masyhur dengan kitab haditsnya Jami' At-Tirmidzi.
Kelahiran Abū ʻAbdillāh Muḥammad ibn Yazīd Ibn Mājah al-Rabʻī al-Qazwīnī (ابو عبد الله محمد بن يزيد بن ماجه الربعي القزويني‎‎) atau yang lebih dikenal dengan Imam Ibn Majah di Qozwin Persia, yang masyhur dengan kitab haditsnya Sunan Ibn Majah.
214H / 829M
Kelahiran Abū `Abd ar-Raḥmān Aḥmad ibn Shu`ayb ibn Alī ibn Sīnān al-Nasā'ī atau yang lebih dikenal dengan Imam An-Nasa'i, di Nasa Turkmenistan, yang mahsyur dengan kitab haditsnya Sunan Ash-Shugro.
218H / 833M
Dalam kitab al-Kamil fi al-Tarikh karya Ibn Al-Athir, peristiwa penaklukan kota Ammuriah. Al-Mu’tasim Billah kholifah Bani Abasiyyah menyahut seruan seorang budak muslimah yang konon berasal dari Bani Hasyim yang sedang berbelanja di pasar yang meminta pertolongan karena diganggu dan dilecehkan oleh orang Romawi. Kainnya dikaitkan ke paku sehingga ketika berdiri, terlihatlah sebagian auratnya. Wanita itu lalu berteriak memanggil nama kholifah Al-Mu'tashim Billah: "waa Mu'tashimaah!" yang juga berarti "di mana kau Mutashim...tolonglah aku!". Setelah mendapat laporan mengenai pelecehan ini, maka kholifah menurunkan puluhan ribu pasukan untuk menyerbu kota Ammuriah (Turki). Riwayat panjangnya barisan tentara ini tidak putus dari gerbang istana kholifah di kota Baghdad hingga kota Ammuriah (Turki), karena besarnya pasukan. Ribuan tentara Muslim bergerak di bulan April 833M dari Baghdad menuju Ammuriah, dan Kota Ammuriah dikepung oleh tentara Muslim selama kurang lebih lima bulan hingga akhirnya takluk di tangan Khilafah Bani Abasiyyah pada 13 Agustus 833M. Sebanyak 30.000 prajurit Romawi terbunuh dan 30.000 lainnya ditawan. Pembelaan kepada muslimah ini sekaligus dimaksudkan oleh khalifah sebagai pembebasan Ammuriah dari jajahan Romawi. Setelah menduduki kota tersebut, kholifah minta ditunjukkan dimana rumah budak wanita tersebut, saat berjumpa dengannya ia mengucapkan "Wahai saudariku, apakah aku telah memenuhi seruanmu atasku?".
224H / 839M
Kelahiran Abu Jaʿfar Muhammad ibn Jarir Ath-Thobari atau yang lebih dikenal dengan Imam Thobari, yang masyhur dengan kitabnya Tafsir Thobari dan Tarikh Thobari.
1 Muharram 225H / 16 November 839M
Berdirinya kesultanan Islam bernama Kesultanan Peureulak dengan sultan pertamanya Sultan Alaiddin Syed Maulana Abdul Aziz Syah yang berasal dari golongan Syi’ah. Ia mengubah nama ibukota kerajaan dari Bandar Peureulak menjadi Bandar Khalifah. Wafatnya dimakamkan bersama istrinya Putri Meurah Mahdum Khudawi di Paya Meuligo, Peureulak, Aceh Timur. Bandar Peureulak diubah namanya menjadi Bandar Khalifah, yang hingga sekarang masih bisa ditemukan di Aceh dusun kecil bernama Bandar Khalifah.
850M
Dimulainya pembangunan Candi Hindu Prambanan oleh Rakai Pikatan dari Wangsa Sanjaya. Candi ini selesai pembangunannya pada 856M dengan nama asli Shiva-grha (Rumah Dewa Shiwa). Pada tahun 930M ibukota Mataram Hindu pindah ke Jawa Timur, yang kemudian oleh Mpu Sindok didirikan Wangsa Isyana sebagai penerus Wangsa Sanjaya. Perpindahan ini menyebabkan candi menjadi terlantar, yang akhirnya pada abad ke-16 masehi benar-benar runtuh akibat gempa bumi dahsyat.
12 Robi'ul Awal 241H / 2 Agustus 855M
Wafatnya Aḥmad bin Muḥammad bin Ḥanbal Abū ʿAbd Allāh al-Shaybānī (احمد بن محمد بن حنبل ابو عبد الله الشيباني) atau yang lebih dikenal dengan Imam Ahmad bin Hanbal di usianya yang ke-74/75 di Baghdad Iraq.
250 H / 864M
Pengangkatan Sultan Alaiddin Syed Maulana Abdul Rahim Syah yang berasal dari golongan Syi’ah sebagai sultan Peureulak kedua.
1 Syawwal 256H / 1 September 870M
Wafatnya Abū ‘Abd Allāh Muḥammad ibn Ismā‘īl ibn Ibrāhīm ibn al-Mughīrah ibn Bardizbah al-Ju‘fī al-Bukhārī (أبو عبد الله محمد بن اسماعيل بن ابراهيم بن المغيرة بن بردزبه الجعفي البخاري‎‎‎) atau yang lebih dikenal sebagai Imam Bukhori di Khartank Samarqand, yang masyhur dengan kitab haditsnya Shohih Bukhori. Di tahun-tahun terakhirnya (864M/250H) beliau tinggal di Nishapur dan bertemu dengan Imam Muslim bin Al-Hajjaj, dan mengangkatnya menjadi murid. Karena masalah politik yang menyebabkan Imam Bukhori pindah ke Khartank.
874M
Kelahiran Imam Abu al-Hasan al-Asy'ari, yang masyhur dengan kitab Al-Ibāna 'An Ushūl Al-Diyāna.
25 Rajab 261H / Mei 875M
Wafatnya Abū al-Ḥusayn ‘Asākir ad-Dīn Muslim ibn al-Ḥajjāj ibn Muslim ibn Ward ibn Kawshādh al-Qushayrī an-Naysābūrī (أبو الحسين عساكر الدين مسلم بن الحجاج بن مسلم بن وَرْد بن كوشاذ القشيري النيسابوري)‎‎ atau yang lebih dikenal sebagai Imam Muslim di Nasarabad, yang masyhur dengan kitab haditsnya Shohih Muslim.
270H / 884M
Kesultanan Peureulak mengirim anak-anak alumni Zayiyah Bukit Chek Brek ke Timur Tengah untuk mempelajari Islam lebih mendalam. Diantara yang berangkat adalah Meurah Muhammad Amin yang dikirim ke Makkah Al-Mukaromah. Selama proses belajar itu para Meurah alumni Timur Tengah bersentuhan dengan pergolakan kebangkitan ajaran Aqidah Ahlu Sunnah dan belajar bersama-sama dengan Imam Abul-Hasan Al-Asy'ari, lalu membawanya pulang ke Peureulak hingga menimbulkan konflik dengan kesultanan yang berpaham Syi'ah.
8 Romadhon 273H / 19 Februari 887M
Wafatnya Abū ʻAbdillāh Muḥammad ibn Yazīd Ibn Mājah al-Rabʻī al-Qazwīnī (ابو عبد الله محمد بن يزيد بن ماجه الربعي القزويني‎‎) atau yang lebih dikenal dengan Imam Ibn Majah di Qozwin Persia, yang masyhur dengan kitab haditsnya Sunan Ibn Majah.
275H / 888M
Pengangkatan Sultan Alaiddin Syed Maulana Abbas Syah dari golongan Syi’ah sebagai sultan Peureulak ketiga. Pada masa ini masuklah para alumni Chek Brek yang dikirim ke Timur Tengah membawa ajaran Ahlu Sunnah ke Peureulak. Setelah sultan wafat pada 913M terjadi peperangan antara Syi’ah dengan Sunni, sehingga 2 tahun berikutnya tidak ada sultan.
286H
Imam Abul-Hasan Al-Asy'ari menyatakan bahwa dirinya keluar dari pemahaman Mutazilah, menandakan fase keduanya dari konstruksi Aqidah Ahlu Sunnah.
889M
Wafatnya Abu Dawud Sulaymān ibn al-Ash‘ath al-Azdi as-Sijistani (أبو داود سليمان بن الأشعث الأزدي السجستاني‎‎) atau yang lebih dikenal sebagai Imam Abu Dawud Basrah, yang masyhur dengan kitab haditsnya Sunan Abu Dawud.
13 Rajab 279H / 9 Oktober 892M
Wafatnya Abū ‘Īsá Muḥammad ibn ‛Īsá as-Sulamī aḍ-Ḍarīr al-Būghī at-Tirmidhī (أبو عيسى محمد بن عيسى السلمي الضرير البوغي الترمذي‎‎) atau yang lebih dikenal dengan Imam Tirmidzi di Tirmidz Uzbekistan pada usia yang ke-68, yang masyhur dengan kitab haditsnya Jami' At-Tirmidzi.
300H / 913M
Imam Abul-Hasan Al-Asy'ari telah selesai mengkonstruksi Aqidah Ahlu Sunnah pada fase ketiganya dengan penulisan kitab Al-Ibana. Tetapi kebanyakan mereka yang mengaku Ahlu Sunnah hingga berabad-abad berikutnya mengingkari isi kitab Al-Ibana dan tetap memilih pemikiran-pemikiran Imam Abul-Hasan Al-Asy'ari pada fase kedua dan menamakan diri mereka sebagai Asy'ariyyah, yang kemudian aqidah fase kedua itu berkembang pesat pada masa Imam Ghozali (1058M). Pada masa pengembangan Aqidah Ahlu Sunnah dan masa-masa sebelumnya bahkan hingga ke masa Rosululloh صلى الله عليه و سلم, belum ada term aqidah "Syi'ah" dan term aqidah "Ahlu Sunnah". Term aqidah "Ahlu Sunnah" baru populer pada abad ke-16, dan term aqidah "Syi'ah" baru populer pada masa Syaikh Muhammad bin Abdul-Wahhab untuk menisbatkan lawan dari Ahlu Sunnah. Pada masa-masa ini mayoritas ummat Islam di Nusantara masih membenci sahabat Muawiyyah رضي الله عنه dan menganggap bahwa sahabat Ali رضي الله عنه yang lebih pantas menjadi kholifah, dan mayoritas ketika sholat masih berdiri tanpa sedekap. Walaupun mereka membenci Muawiyyah رضي الله عنه, tetapi tidak sampai mengkafirkannya, apalagi sampai mengkafirkan Abu Bakar رضي الله عنه dan Ummar رضي الله عنه. Di masa ini mereka yang mengkafirkan Abu Bakar, Ummar, Muawiyyah, dan banyak sahabat lainnya, disebut dengan kaum Rofidhi (Rofidhoh). Pada masa revolusi Syi'ah di Iran di tahun 1980, bahkan term "Syi'ah" menjadi lebih populer lagi dikenal oleh ummat Islam.
302H / 915M
Pihak Syi’ah memenangkan perang di Peureulak, maka diangkatlah Sultan Alaiddin Syed Maulana Ali Mughat Syah yang masih berasal dari golongan Syi’ah sebagai sultan Peureulak keempat. Di akhir pemerintahannya pada 918M terjadi lagi pergolakan antara kaum Syi’ah dan Sunni yang kemudian dimenangkan oleh kaum Sunni pada 928M, sehingga sultan-sultan berikutnya diambil dari golongan Sunni.
303H / 915M
Wafatnya Abū `Abd ar-Raḥmān Aḥmad ibn Shu`ayb ibn Alī ibn Sīnān al-Nasā'ī atau yang lebih dikenal dengan Imam An-Nasa'i, di Ramlah atau di Makkah, yang mahsyur dengan kitab haditsnya Sunan Ash-Shugro.
916M
Kerajaan Lambri atau Lamuri telah disebut oleh Abu Zaid Hasan sebagai Rami/Ramni, saat dia menjelaskan penguasa Maharaja Zabaj (Sriwijaya): "Nama pulau tersebut adalah Rami (Ramni) yang luasnya delapan ratus parasangs (farsakh, 1 farsakh kira-kira 3,2 mil). Di sana dapat ditemukan kayu Brazil (Caesalpinia sappan), kapur dan tumbuhan lainnya."
316H / 928M
Pengangkatan Sultan Makhdum Alaiddin Malik Abdul Kadir Syah Johan Berdaulat yang beraqidah Ahlu Sunnah sebagai sultan Peureulak kelima.
28 Syawwal 310H / 17 Februari 923M
Wafatnya Abu Jaʿfar Muhammad ibn Jarir Ath-Thobari atau yang lebih dikenal dengan Imam Thobari di usianya yang ke-86. Beliau dipenggal oleh para pengikut Hanbaliyyah dan kepalanya digantung di rumahnya. Pihak pemerintah Khilafah Abasiyyah memakamkan jasadnya secara rahasia karena khawatir dampak kerusuhan yang bisa ditimbulkan oleh para pengikut Hanbaliyyah.
320H / 932M
Pengangkatan Sultan Makhdum Alaiddin Malik Muhammad Amin Syah Johan Berdaulat yang beraqidah Ahlu Sunnah sebagai sultan Peureulak keenam.
936M
Wafatnya Imam Abu al-Hasan al-Asy'ari, yang masyhur dengan kitab al-ibāna 'an ushūl al-diyāna.
943M
Menurut berita dari pedagang-pedagang arab, telah ada suatu kerajaan yang dipimpin oleh seorang sultan di pesisir barat laut sumatera hingga ke pedalamannya. Kerajaan itu bernama Lamuri yang tunduk di bawah kekuasaan Sriwijaya dengan membayar upeti, namun demikian mendapatkan haknya sebagai kerajaan Islam yang berdaulat.
Berdasarkan sumber-sumber berita dari pedagang Arab, Kesultanan Lamuri merupakan persinggahan pertama oleh pedagang-pedagang dan pelaut-pelaut yang datang dari India dan Arab. Ajaran Islam telah dibawa sekaligus oleh para pendatang tersebut. Berdasarkan analisis W. P. Groeneveldt, semua rakyat di Kesultanan Lamuri telah memeluk Islam. Menurut sebuah historiografi Hikayat Melayu, Kesultanan Lamiri (maksudnya adalah Lamuri) merupakan daerah kedua di Pulau Sumatera yang diislamkan oleh Syaikh Ismail sebelum ia mengislamkan Kesultanan Samudera Pasai.
345H / 956M
Pengangkatan Sultan Makhdum Alaiddin Abdul Malik Syah Johan Berdaulat yang beraqidah Ahlu Sunnah sebagai sultan Peureulak ketujuh. Setelah wafatnya di tahun 983M, terjadi pergolakan selama 4 tahun antara Syi’ah dan Sunni yang diakhiri dengan perdamaian dan pembagian kerajaan menjadi dua bagian: Peureulak Pesisir (Syi’ah) dan Peureulak Pedalaman (Sunni).
978M
Tercatat ada kesepakatan hubungan diplomatik antara Boni (渤泥) and Cina, seperti yang tertulis pada Taiping Huanyu Ji (太平環宇記). Boni adalah nama kerajaan dalam bahasa Cina yang menguasai wilayah pantai Borneo.
376H / 986M
Pengangkatan Sultan Alaiddin Syed Maulana Syah sebagai sultan Peureulak Pesisir (Syi’ah).
Pengangkatan Sultan Makhdum Alaiddin Malik Ibrahim Syah Johan Berdaulat sebagai sultan Peureulak Pedalaman (Sunni).
378H / 988M
Sultan Alaiddin Syed Maulana Syah meninggal sewaktu Kerajaan Sriwijaya menyerang Peureulak dan seluruh Peureulak kembali bersatu di bawah pimpinan Sultan Makhdum Alaiddin Malik Ibrahim Syah Johan Berdaulat yang melanjutkan perjuangan melawan Sriwijaya hingga tahun 1006M.
414H / 1023M
Pengangkatan Sultan Makhdum Alaiddin Malik Mahmud Syah Johan Berdaulat sebagai sultan Peureulak kesepuluh.
1024M
Menurut Prasasti Tanjore di India, Kesultanan Lamuri pernah diserang oleh Kerajaan Chola pada 1024M di bawah kepemimpinan Raja Rayendracoladewa I. Pada akhirnya, Kesultanan Lamuri dapat dikalahkan oleh Kerajaan Chola, meskipun telah memberikan perlawanan yang sangat hebat. Bukti perlawanan tersebut mengindikasikan bahwa Kesultanan Lamuri bukan kerajaan kecil karena terbukti sanggup memberikan perlawanan yang tangguh terhadap kerajaan besar, seperti Kerajaan Chola.
416H / 1025M
Berdirinya kerajaan Linge dengan raja pertamanya adalah Adi Genali. Adi Genali (Kik Betul) mempunyai empat orang anak yaitu: Empuberu, Sibayak Linge, Meurah Johan, Meurah Linge. Reje Linge I mewariskan kepada keturunannya sebilah pedang dan sebentuk cincin permata yang berasal dari Sultan Peureulak Makhdum Berdaulat Mahmud Syah (1012-1038M). Pusaka ini diberikan saat Adi Genali membangun Negeri Linge pertama di Buntul Linge bersama dengan seorang perdana menteri yang bernama Syekh Sirajuddin yang bergelar Cik Serule.
1058M
Kelahiran Abū Ḥāmid Muḥammad ibn Muḥammad al-Ghazālī atau yang lebih dikenal dengan Imam Ghozali di Tus Persia.
1059M
Pengangkatan Sultan Makhdum Alaiddin Malik Mansur Syah Johan Berdaulat sebagai sultan Peureulak kesebelas.
1070M
Kerajaan Shenzhong Cina secara resmi mengundang 5300 muslim dari Bukhara untuk bermukim di suatu kawasan antara kerajaan Shenzhong dengan kerajaan Liao, yang kelak kawasan ini akan menjadi ibukota Sung Kaifeng dan Yenching (Yang sekarang menjadi Beijing). Dalam sejarah Cina pemimpin mereka dipanggil dengan Amir Sayyid "So-fei-er", yang dikenal sebagai bapaknya komunitas muslim di Cina. Sebelum masa So-fei-er, Islam di Cina dikenal sebagai Dashi fa (Syariat orang-orang Arab), kemudian diganti menjadi Huihui Jiao (Din orang-orang Huihui).
1078M
Pengangkatan Sultan Makhdum Alaiddin Malik Abdullah Syah Johan Berdaulat sebagai sultan Peureulak keduabelas.
1081M
Menurut silsilah raja-raja Ternate dan Tidore, Raja Tidore pertama adalah Kolano Syahjati (Muhammad Naqil bin Ja'far As-Siddiq) yang naik tahta pada tahun 1081. Hal ini menandakan berdirinya kerajaan dengan raja muslim di kepulauan Maluku.
7 Rajab 475H / 2 Desember 1082M
Fatimah binti Maimun bin Hibatullah adalah seorang muslimah yang wafat pada tanggal tersebut, seperti yang tertulis pada batu nisannya, yang tertulis dalam bahasa arab dengan huruf bergaya kufi. Makamnya adalah makam muslim tertua di Jawa yang masih bertahan hingga kini. Makam tersebut berlokasi di desa Leran, Kecamatan Manyar, sekitar 5 km arah utara kota Gresik, Jawa Timur. Pada nisan terdapat 7 baris tulisan, baris pertama adalah basmalah, baris kedua dan ketiga kutipan surat Ar-Rohman ayat 25-56.
1095M
Dimulainya Perang Salib 1 hingga 1099M, yang bertujuan untuk menguasai Jerusalem.
1099M
Pasukan Salib menguasai Jerusalem. Seluruh penduduk Jerusalem baik muslim dan non-muslim dibantai habis walaupun bersembunyi di dalam masjid, gereja atau sinagog.
1100M
Kelahiran Abu Abdullah Muhammad al-Idrisi al-Qurtubi al-Hasani as-Sabti (أبو عبد الله محمد الإدريسي القرطبي الحسني السبتي), seorang petualang dan geografis keturunan dari kesultanan Idrisid Maroko yang juga keturunan Rosululloh Muhammad صلى الله عليه و سلم. Kitab karyanya yang terkenal adalah Nuzhat al-mushtāq fi'khtirāq al-āfāq (نزهة المشتاق في اختراق الآفاق) atau yang lebih dikenal dengan Tabula Rogeriana, yang mulai ditulisnya pada tahun 1138M. Kitab tersebut berisi mengenai perjalanan-perjalanan ke negeri-negeri yang amat jauh. Di dalam kitab tersebut terdapat peta yang detil dari sebagian besar daratan di bumi, bahkan telah memuat Swarnabhumi walau dengan banyak error, dan juga terdapat kisah para Mugharrarin (laksamana/panglima laut yang berlayar ke negeri-negeri asing) muslim yang telah sampai ke benua Amerika berabad-abad sebelum lahirnya tokoh-tokoh yang digadang-gadang sebagai penemu benua Amerika. Beliau wafat pada tahun 1165M di kota kelahirannya Ceuta, Spanyol.

1109M
Pengangkatan Sultan Makhdum Alaiddin Malik Ahmad Syah Johan Berdaulat sebagai sultan Peureulak ketigabelas.
19 Desember 1111M
Wafatnya Abū Ḥāmid Muḥammad ibn Muḥammad al-Ghazālī atau yang lebih dikenal dengan Imam Ghozali di usianya yang ke-53 di Tus Persia.
1135M
Pengangkatan Sultan Makhdum Alaiddin Malik Mahmud Syah Johan Berdaulat sebagai sultan Peureulak keempatbelas.
1136M
Raja Kedah Phra Ong Mahawangsa menjadi mualaf, dan Kerajaan Kedah berubah menjadi Kesultanan Kedah.
1147M - 1149M
Perang Salib ke-2, perang para pasukan salibis melawan Islam. Ekspedisi militer ini dimulai setelah jatuhnya Edessa oleh pasukan Imaduddin Zengi pada 1144M.
1160M
Pengangkatan Sultan Makhdum Alaiddin Malik Usman Syah Johan Berdaulat sebagai sultan Peureulak kelimabelas.
1171M
Runtuhnya Khilafah Dinasti Bani Fathimiyyah. Sholahuddin Al-Ayyubi mendirikan dinastinya di atas reruntuhan Dinasti Bani Fathimiyyah.
1173M
Pengangkatan Sultan Makhdum Alaiddin Malik Muhammad Syah Johan Berdaulat sebagai sultan Peureulak keenambelas.
1175M
Pada area sungai Pasig yang kelak menjadi wilayah Kerajaan Maynila, telah terdapat beberapa makam dengan nama muslim.
1180M / 576H
Syekh Abdullah Kan'an adalah seorang ulama asal Kanaan, Palestina yang menyiarkan Islam ke Aceh Besar bersama dengan Meurah Johan (Putera kerajaan Linge). Ia merupakan ahli pertanian yang pertama kali membawa bibit lada ke Aceh. Namanya dalam masyarakat Aceh dikenal dengan Teungku Chik Lampeuneu'euen dan kampung yang didiaminya dinamakan dengan Lampeuneu'euen yang sekarang termasuk dalam wilayah kecamatan Darul Imarah.
1187M
Sholahuddin Al-Ayyubi berhasil menguasai kembali Jerusalem dari pasukan salib.
1189M - 1192M
Perang Salib ke-3, usaha untuk menguasai kembali Jerusalem oleh Sholahuddin Al-Ayyubi.
1200M
Pengangkatan Sultan Makhdum Alaiddin Abdul Jalil Syah Johan Berdaulat sebagai sultan Peureulak ketujuhbelas.
Kitab Zhufan Zhi (諸蕃志), yang ditulis Zhao Rugua tahun 1225M, mengutip catatan seorang ahli geografi, Chou Ku-fei, tahun 1178M bahwa ada negeri orang Islam yang jaraknya lima hari pelayaran dari Jawa.
1202M - 1204M
Perang Salib ke-4, yang bertujuan untuk menguasai kembali Jerusalem. Tetapi pada 1203M justru pasukan salib berbalik melawan Konstantinopel.
1206M
Temüjin dari Lembah Orkhon mendapatkan gelar Genghis Khan yang berarti Penguasa Universal.
1211M / 680H
Wafatnya Sultan Sulaiman bin Abdullah bin Al-Basyir, seorang sultan yang tidak diketahui dari kerajaan Islam yang mana. Makam ditemukan di Lamreh Aceh, jika diteliti berdasar tempat dan kurun waktu, Sultan Sulaiman dan bapaknya (Abdullah) serta kakeknya (Al-Basyir) berada dalam masa kerajaan Lamuri.
1225M
Menurut catatan dinasti kerajaan yang berkuasa di Cina, seorang duta bernama Zhao Rugua, melaporkan bahwa Boni yang menguasai seluruh garis pantai Borneo memiliki 100 kapal perang untuk melindungi hubungan dagang, dan memiliki kekayaang yang melimpah.
1230M
Pengangkatan Sultan Makhdum Alaiddin Malik Muhammad Amin Syah II Johan Berdaulat sebagai sultan Peureulak kedelapanbelas. Sultan menjalankan politik persahabatan dengan menikahkan dua orang putrinya dengan penguasa negeri Peureulak. Putri Ratna Kamala, dikawinkan dengan Raja Kerajaan Malaka, Sultan Muhammad Syah. Putri Ganggang, dikawinkan dengan Raja Kerajaan Samudera Pasai, Al-Malik Al-Saleh yang telah menjadi mualaf.
Muharram 631H / Oktober 1233M
Kelahiran Abu Zakaria Yahya Ibn Sharaf al-Nawawī (أبو زكريا يحيى بن شرف النووي‎‎) atau yang lebih dikenal Imam Nawawi di Nawa, Syam, yang masyhur dengan karyanya Hadits Arba'in dan kitab Riyadhus-Sholihin.
1236M
Dimulainya kampanye militer para Khan Mongol untuk menginvasi Asia-Eropa.
1252M
Seorang Khan Mongol yang masih cucu dari Genghis Khan, yaitu Berke Khan, memeluk Islam.
7 Januari 1253M
Mongol pimpinan Kubilai Khan menaklukan Kerajaan Dali, kerajaan Budha di Yunnan.
1257M
Berdirinya Kesultanan Ternate (Kerajaan Gapi) di kepulauan Maluku oleh Baab Manshur Malamo. Penduduk awal Pulau Gapi (kini Ternate) merupakan warga eksodus dari Halmahera. Awalnya di Ternate terdapat 4 kampung yang masing-masing dikepalai oleh seorang momole (kepala marga). Merekalah yang pertama–tama mengadakan hubungan dengan para pedagang yang datang dari segala penjuru mencari rempah–rempah. Penduduk Ternate semakin heterogen dengan bermukimnya pedagang Arab, Jawa, Melayu dan Tionghoa. Oleh karena aktivitas perdagangan yang semakin ramai ditambah ancaman yang sering datang dari para perompak maka atas prakarsa Momole Guna pemimpin Tobona diadakan musyawarah untuk membentuk suatu organisasi yang lebih kuat dan mengangkat seorang pemimpin tunggal sebagai raja. Tahun 1257 Momole Ciko pemimpin Sampalu terpilih dan diangkat sebagai kolano (raja) pertama dengan gelar Baab Mashur Malamo (1257-1272). Kerajaan Gapi berpusat di kampung Ternate, yang dalam perkembangan selanjutnya semakin besar dan ramai sehingga oleh penduduk disebut juga sebagai Gam Lamo atau kampung besar (belakangan orang menyebut Gam Lamo dengan Gamalama).
Berke Khan menjadi pimpinan Pasukan Emas Mongolia menggantikan Ulaghchi Khan.
1258M
Rajah Avirjirkaya, seorang penguasa/duta Majapahit, berkuasa di wilayah Selurong yang kelak akan menjadi Kerajaan Maynila. Pada 1258M dikalahkan oleh armada tempur Rajah Ahmad, yang kemudian menguasainya sebagai teritori muslim.
Invasi pertama Mongol dari Dinasti Yuan ke Đại Việt yang menghasilkan kegagalan.
29 Januari - 10 Februari 1258M
Pengepungan Baghdad oleh pasukan Mongol. Hulagu Khan dengan pasukan Ilkhanate menguasai Baghdad dan menandakan keruntuhan Khilafah Bani Abasiyyah.
Kehandalan pasukan pemanah berkuda Mongol mampu menguasai dan meruntuhkan kerajaan-kerajaan besar hingga ke Benua Eropa.
1259M
Mongol Dinasti Yuan kembali menginvasi Đại Việt dengan pasukan mongol yang berjumlah 3000 dan 10000 pasukan lokal dari invasi Mongol ke Kerajaan Dali. Đại Việt menyerah dan menjadi vasal serta mengirimkan upeti setiap per 3 tahun.
11 Agustus 1259M
Mangkatnya Möngke Khan (Мөнх хан) yang menjadi Khan tertinggi dari para Khanante Mongol, Möngke adalah putra tertua Genghis Khan. Sebelum kematiannya, Möngke Khan tidak menunjuk siapa yang akan menggantikan posisinya sebagai Khan tertinggi.
1 Maret 1260M
Aleppo takluk pada invasi Mongol Ilkhanate yang dipimpin oleh Hulagu Khan.
3 September 1260M
Invasi pasukan Mongol di bumi Syam terhenti, ketika pasukan cucu dari Genghis Khan yaitu Hulagu Khan, bergerak ke selatan menuju Jerusalem, pasukan Kesultanan Mamalik dari mesir mengalahkan mereka dengan bantuan dari Berke Khan dan pasukannya yang telah memeluk Islam. Berke Khan (Бәркә хан) adalah Khanat Mongol pertama yang memeluk Islam, yang lalu mengislamkan sebagian besar pasukannya dan saudara-saudaranya. Pasukan mongol yang dipimpin Hulagu Khan dikalahkan pasukan Islam di Perang Ayn Jalut (عين جالوت) yang dipimpin oleh Sultan al-Malik al-Muzaffar Saif ad-Din Qutuz dan Sultan al-Malik al-Ẓāhir Rukn al-Din Baibars al-Bunduqdar.
1260M - 1262M
Terjadi perang-perang perebutan tahta Khan tertinggi dari para Khanat Mongol. Mongol terpecah menjadi 2 kubu yang semuanya dipimpin oleh cucu Genghis Khan, yaitu kubu Ariq Khan yang sah menjadi penerus Möngke Khan dan Berke Khan yang mayoritas pasukannya telah memeluk Islam, dengan kubu Hulagu Khan dan Kubilai Khan yang menguasai banyak wilayah dari Khanat Mongol.
1262M
Dimulai berdirinya cikal-bakal Kerajaan Malaka. Tahun 1262M adalah 140 tahun sebelum Parameswara mendirikan Kerajaan Malaka, tetapi para ahli sejarah Melayu telah menemukan artefak-artefak yang menegaskan bahwa pada 1262M telah dimulai pendirian Kerajaan Malaka. Hal tersebut adalah kesepakatan pendapat kajian selama setahun oleh para penyelidik yang dilantik oleh kerajaan negeri Melaka menerusi Institut Kajian Sejarah dan Patriotisme Malaysia (IKSEP). Keputusan tersebut dicapai pada Seminar Tahun Pengasasan Kerajaan Melayu Melaka anjuran IKSEP bersama Universiti Malaya (UM), Universiti Kebangsaan Malaysia (UKM) dan Kolej Universiti Islam Melaka (KUIM) yang diadakan pada 31 Mei 2010. Penemuan tersebut juga turut disahkan oleh Universiti Sains Malaysia (USM) yang membuat kajian terhadap perkara tersebut pada 10 Oktober 2011.
10 Robi'ul Awwal 661H / 22 Januari 1263M
Kelahiran Taqī ad-Dīn Ahmad ibn Taymiyyah (تقي الدين أحمد ابن تيمية) atau yang lebih dikenal Syaikhul Islam Ibnu Taymiyyah di Harran, yang terkenal sebagai ulama mujahid Ahlu Tsughur.
1263M
Ariq Khan tertangkap oleh Kubilai Khan setelah terus-menerus mengalami kekalahan. Setelah penahanan para Khan Muslim dari kubu Ariq Khan, daratan Asia besar/tengah tertutup dari masuknya para Muslim Mongol karena khawatir akan pemberontakan yang lebih hebat akan terjadi pada Khanat Mongol. Hal ini juga menghentikan invasi Mongol ke arah barat Asia dan Eropa. Setelah kekalahan Ariq Khan, Berke Khan tetap berperang melawan Hulagu Khan, peperangan yang panjang ini karena dendam dan janji Berke Khan yang akan membalaskan pembunuhan Hulagu Khan terhadap Kholifah Dinasti Abasiyyah terakhir, hingga akhirnya Hulagu Khan mati pada 1265.
1266M
Đại Việt telah membangun pertahanan yang kuat, lalu memutuskan untuk menghentikan pengiriman upeti kepada Dinasti Yuan Mongol. Karena Kerajaan Mongol sedang dalam perang sipil dan dalam penaklukan Dinasti Song, maka Kubilai Khan memutuskan untuk berdamai dengan Đại Việt.
1267M
Meurah Silu mendirikan Samudera Pasai dan bergelar Sultan Malik Ash-Sholih. Malikus-Saleh merupakan sultan pertama Samudera Pasai, keturunan dari Sukee Imeum Peuet. Sukee Imeum Peuet adalah sebutan untuk keturunan empat maharaja/meurah bersaudara yang berasal dari Mon Khmer (Champa) yang merupakan pendiri pertama kerajaan-kerajaan di Aceh pra-Islam, diantaranya Maharaja Syahir Po-He-La yang mendirikan Kerajaan Peureulak di Aceh Timur, Syahir Tanwi yang mendirikan Kerajaan Jeumpa di Bireuen, Syahir Poli (Pau-Ling) yang mendirikan Kerajaan Sama Indra di Pidie dan Syahir Nuwi yang mendirikan Kerajaan Indra Purba di Banda Aceh dan Aceh Besar.
Pengangkatan Sultan Makhdum Alaiddin Malik Abdul Aziz Johan Berdaulat sebagai sultan Peureulak kesembilanbelas. Setelah sultan meninggal, Peureulak disatukan dengan Kerajaan Samudera Pasai di bawah pemerintahan sultan Samudera Pasai, Sultan Muhammad Malik Al-Zahir, putra Al-Malik Al-Saleh. Menurut The Book of Marco Polo, II, London, 1903M, h.284, Ketika Marco Polo pulang dari Cina melalui laut pada tahun 1291M, dia singgah di negeri Ferlec yang sudah memeluk Islam.
1276M
Pendirian Dinasti Yuan pimpinan Kubilai Khan.
1276M
Jatuhnya Dinasti Song kepada Dinasti Yuan.
24 Rajab 676H / 21 Desember 1277M
Wafatnya Abu Zakaria Yahya Ibn Sharaf al-Nawawī (أبو زكريا يحيى بن شرف النووي‎‎) atau yang lebih dikenal Imam Nawawi di Nawa, Syam, di usianya yang ke-45. Yang masyhur dengan karyanya Hadits Arba'in dan kitab Riyadhus-Sholihin. Beliau belum pernah menikah dan sangat dihormati oleh semua pengikut madzhab.
1278M-1279M
Setelah Mongol menaklukan Dinasti Song, pasukan Mongol dikumpulkan di perbatasan utara Đại Việt dan Champa. Đại Việt tetap menolak untuk menjadi vasal Mongol.
1282M
Sogetu Khan dari Mongol memimpin invasi maritim ke Champa dengan kekuatan hanya 5000 pasukan dan 100 kapal perang. Mongol berhasil menaklukan Vijaya ibukota Champa. Raja Inderawarman V melarikan diri dari Vijaya menuju pegunungan menghindari penangkapan Mongol. Beberapa tahun kemudian anaknya kemudian memimpin perang gerilya dan berhasil mengusir Mongol pada 1284M.
1284M
Mongol kembali mengirimkan pasukan untuk menginvasi Champa, dengan kekuatan 15000 pasukan, tetapi mengalami kegagalan.
1285M
Usaha Dinasti Yuan untuk menginvasi lagi Champa, tetapi kali ini usahanya adalah melalui dua arah, yaitu dari utara dan dari selatan. Đại Việt menerima permintaan bantuan Champa untuk menahan pasukan Mongol yang berusaha masuk dari arah Trần. Pasukan Mongol dapat dikalahkan dan dipukul mundur.
1287M
Kerajaan Pagan (ပုဂံခေတ်) di Mranma takluk pada kekuasaan Dinasti Yuan Mongol.
Dinasti Yuan kembali mengirimkan pasukan untuk menginvasi Đại Việt, dengan kekuatan 70000 pasukan 21000 peralatan perang 1000 pasukan elit dan 500 kapal perang dibawah pimpinan Omar Khan. Kublai Khan mengirim pula veteran-veteran Mongol seperti Arigh Khaiya, Nasirud-Din dan cucunya sendiri Esen-Temür.
1288M
Kerajaan Singhasari dari Kediri merebut negeri-negeri melayu termasuk kerajaan Palembang dan Jambi yang dikuasai Sriwijaya.
Pertempuran Bạch Đằng (Trận Bạch Đằng / 陣白藤), adalah pertempuran antara Đại Việt yang dipimpin oleh Trần Hưng Đạo melawan pasukan invasi dari Dinasti Yuan Mongol yang dipimpin oleh Omar Khan. Perang Bạch Đằng bertempat di sungai Bach Dang, dekat teluk Ha Long yang sekarang ini masuk ke wilayah bagian utara Vietnam. Kemenangan diraih oleh Đại Việt dan berhasil menenggelamkan 400 kapal perang dari 500 kapal perang yang dikirimkan Mongol, dan Omar Khan berhasil ditawan.
1292M
Kubilai Khan mengirimkan utusan Men-Shi/Meng-qi/孟琪 kepada Kertanegara raja Singhasari, untuk tunduk dan mengirimkan upeti kepada Dinasti Yuan, tetapi ditolak oleh Kertanegara. Bentuk penolakan itu dengan cara mencap wajah utusan dengan besi panas, memotong kupingnya, dan mengusirnya secara kasar.

Jayakatwang, Adipati di Kediri, negara vasal Singhasari, memanfaatkan kekosongan pasukan di Kutaraja dengan memberontak dan berhasil membunuh Kertanagara. Menantu Kertanegara, Raden Wijaya, bersama dengan Ranggalawe, Sora, dan Nambi berusaha kembali ke Kutaraja untuk mempertahankan Singhasari, tetapi gagal. Mereka diampuni oleh Jayakatwang dengan bantuan wali dari Madura, Arya Wiraraja ayah Nambi yang berpihak kepada Jayakatwang. Raden Wijaya kemudian membuka hutan di Tarik dan mendirikan sebuah desa di sana. Desa itu diberi nama Majapahit, yang diambil dari nama buah maja di sana yang memiliki rasa yang pahit.
1293M
Đại Việt dan Champa walau tidak kalah dalam pertempuran dalam invasi-invasi Mongol, mengakui supremasi kekuatan mongol untuk menghindari konflik-konflik berikutnya yang bisa berkepanjangan, dan bersedia mengirimkan upeti kepada Dinasti Yuan Mongol.
Kubilai Khan sang pendiri Dinasti Yuan mengirim ekspedisi militer berjumlah 30000 pasukan dalam 1000 kapal perang dengan suplai cukup untuk setahun, ke Jawa untuk menghukum Kertanegara raja Singhasari yang dianggapnya sebagai orang barbar yang enggan membayar upeti. Menurut naskah Yuan-shi, pasukan dipimpin oleh Shi-bi (Mongol), Ike Mese (Uyghur), dan Gaoxing. Kapal-kapal perangnya sangat besar dengan kapal-kapal kecil untuk masuk ke dalam sungai-sungai di Jawa. Mengetahui kedatangan ekspedisi militer Yuan, Raden Wijaya bersekutu dengannya dan meminta bantuan untuk menyerang Jayakatwang dengan imbalan Majapahit akan membayar upeti kepada Dinasti Yuan. Setelah Jayakatwang dikalahkan, Raden Wijaya menipu pasukan Yuan dan menjebaknya dengan serangan kejutan hingga kehilangan 3000 pasukan elitnya. Sisa pasukan Yuan pulang dengan kekalahan dan ini adalah ekspedisi Kubilai Khan yang terakhir.
Kerajaan Majapahit penerus kerajaan Singhasari menguasai hampir seluruh Sumatera (Swarnabhumi), semenanjung Melayu, dan Kalimantan (Borneo).
Bendera Kerajaan Hindu Majapahit, lalu "Sang Saka Dwi Warna" menjadi bendera Indonesia dan Malaysia.

Rahasia kemenangan dan kejayaan Majapahit, meriam "Cetbang". Ketika Khilafah Dinasti Abasiyyah runtuh oleh Dinasti Yuan Mongol, dan kerajaan-kerajaan lainnya hingga ke Eropa takluk pada Mongol, tetapi Majapahit mampu mengusir Mongol dari Nusantara dengan taktik dan persenjataan handal. Disaat kerajaan-kerajaan di dunia masih menggunakan busur-panah, Majapahit telah menggunakan mesiu pada meriam tangan dan meriam kapal. Prasasti Sekar menyebutkan Cetbang diproduksi di Rajekwesi, Bojonegoro, sedangkan mesiu utamanya diproduksi di Swatantra Biluluk. Teknologi meriam dan mesiu ini kemudian diekspor oleh para mpu pandai besi Jawa setelah runtuhnya Majapahit ke berbagai negeri asing. Beberapa jenis meriam dari Nusantara yang ditemukan setelah masa Majapahit adalah meriam Lela, meriam Rentaka, dan meriam Lantaka.
1294M
Kubilai Khan meninggal dan tahta Dinasti Yuan digantikan oleh cucunya yaitu Temür Khan.
1297M / 696H
Wafatnya Sultan Samudera Pasai Malik Ash-Sholih. Posisi Sultan digantikan oleh putranya Sultan Muhammad Malik Azh-Zhohir dari perkawinannya dengan putri Raja Peureulak. Pada masanya seluruh kerajaan Peureulak dijadikan satu dengan Samudera Pasai dan mulai diberlakukan mata uang koin emas dan perak.
30 Desember 1299M
Benteng kota Damaskus menyerah kalah setelah dikepung oleh pasukan Mongol selama 10 hari. Damaskus ditaklukan oleh Mongol.
1318M
Catatan yang berasal dari sumber Italia mengenai Jawa pada era Majapahit didapatkan dari catatan perjalanan Mattiussi, seorang pendeta Ordo Fransiskan dalam bukunya: "Perjalanan Pendeta Odorico da Pordenone". Ia mengunjungi beberapa tempat di Nusantara: Sumatera, Jawa, dan Banjarmasin di Kalimantan. Ia dikirim Paus untuk menjalankan misi Katolik di Asia Tengah. Pada 1318 ia berangkat dari Padua, menyeberangi Laut Hitam dan menembus Persia, terus hingga mencapai Kolkata, Madras, dan Srilanka. Lalu menuju kepulauan Nikobar hingga mencapai Sumatera, lalu mengunjungi Jawa dan Banjarmasin. Ia kembali ke Italia melalui jalan darat lewat Vietnam, China, terus mengikuti Jalur Sutra menuju Eropa pada 1330.

".... Raja [Jawa] memiliki bawahan tujuh raja bermahkota. [Dan] pulaunya berpenduduk banyak, merupakan pulau terbaik kedua yang pernah ada.... Raja pulau ini memiliki istana yang luar biasa mengagumkan. Karena sangat besar, tangga dan bagian dalam ruangannya berlapis emas dan perak, bahkan atapnya pun bersepuh emas. Kini Khan Agung dari China beberapa kali berperang melawan raja ini; akan tetapi selalu gagal dan raja ini selalu berhasil mengalahkannya."

— Gambaran Majapahit menurut Mattiussi (Pendeta Odorico da Pordenone).

Kemungkinan besar, pendeta tersebut juga mencatat mengenai persenjataan Majapahit yang telah menggunakan mesiu dan meriam, serta membawa formula bubuk mesiu yang telah sempurna.
1326M
Wafatnya Sultan Samudera Pasai Muhammad Malik Azh-Zhohir. Posisi sultan digantikan oleh puteranya Sultan Ahmad. Pada masanya Samudera Pasai melakukan penyerangan ke Kerajaan Karang Baru di Tamiang, lalu Sultan meninggal. Digantikan oleh Sultan Mahmud Malik Azh-Zhohir pada 133?M.
Bangsa Eropa mulai perencanaan akan penggunaan senjata baru menggunakan mesiu oleh Walter de Milemete, yang mampu menembak panah-panah besar dengan kekuatan ledakan. Kemudian pada sekitar tahun 1345/1346 bangsa Eropa mulai menggunakan meriam panah pada Perang Crécy, dan Florentine Giovanni Villani menyebutkan bahwa medan perang bergelimpangan oleh pasukan yang terhantam tembakan proyektil panah dan peluru. Meriam dengan jenis yang sama digunakan juga pada Pengepungan Calais di tahun 1346/1347.

20 Dzul-qo'dah 661H / 26 September 1328M
Wafatnya Taqī ad-Dīn Ahmad ibn Taymiyyah (تقي الدين أحمد ابن تيمية) atau yang lebih dikenal Syaikhul Islam Ibnu Taymiyyah di Damaskus, yang terkenal sebagai ulama mujahid Ahlu Tsughur. Beliau wafat di usianya yang ke-64/65 di dalam penjara Damaskus karena sakit, dan beliau belum pernah menikah karena hampir seluruh hidupnya untuk berjihad atau beruzhlah di dalam penjara penguasa. Ketika beliau di medan tempur maka beliau berjihad, dan ketika di dalam penjara beliau menulis kitab.
1334M
Gajahmada diangkat sebagai Mahapatih Amangkubhumi pada tahun 1258 Saka (1334M), mengucapkan Sumpah Palapa yang berisi bahwa ia akan menikmati palapa atau rempah-rempah (yang diartikan kenikmatan duniawi) bila telah berhasil menaklukkan Nusantara. Sebagaimana tercatat dalam kitab Pararaton:

Sira Gajah Mada pepatih amungkubumi tan ayun amukti palapa, sira Gajah Mada: Lamun huwus kalah nusantara ingsun amukti palapa, lamun kalah ring Gurun, ring Seram, Tañjungpura, ring Haru, ring Pahang, Dompu, ring Bali, Sunda, Palembang, Tumasik, samana ingsun amukti palapa

Ia, Gajah Mada sebagai patih Amangkubumi tidak ingin melepaskan puasa, Gajah Mada berkata bahwa bila telah mengalahkan (menguasai) Nusantara, saya (baru akan) melepaskan puasa, bila telah mengalahkan Gurun, Seram, Tanjung Pura, Haru, Pahang, Dompo, Bali, Sunda, Palembang, Tumasik, demikianlah saya (baru akan) melepaskan puasa
Wilayah kekuasaan majapahit di masa puncaknya ketika Gajahmada menjadi Mahapatih Amangkubhumi yang dibantu oleh Laksamana Nala.
1344M
Kelahiran Dharmaraja (Desia Raja), putra Paduka Sri Rana Wira Kerma, Raja Temasik (1386M - 1399M). Ibunya adalah putri Tun Perpatih Permuka Berjayar. Dharmaraja kelak akan dikenal sebagai Parameswara (परमेश्वर) yang artinya Raja Paling Berkuasa.
1346M
Ibnu Bathuthah, seorang petualang laut asal Maroko, mencatat ketika berlabuh di negeri Samatrah (Samudera) disambut dengan ramah oleh sultan Samudera Pasai dan telah ada madrasah bermadzhab Syafi'i, serta Kerajaan Samudera Pasai menerapkan hukum-hukum pada madzhab Syafi'i seperti yang ditemukannya di India. Berikut kutipan dari yang dikatakan oleh Ibnu Bathuthah:

“Sultan Jawa (maksudnya Samatrah) bernama Sultan Malik azh-Zhahir. Ia adalah sosok yang disegani dan dihormati. Lebih dari itu, ia termasuk penganut mazhab Syafi’i. Ia juga sangat mencintai para fuqaha yang datang ke majelisnya untuk bertukar pendapat. Masyarakat mengenalnya sebagai sosok yang senang berjihad dan berperang, namun juga rendah hati. Ia datang ke masjid untuk menunaikan shalat Jum’at dengan berjalan kaki. Para penduduk Jawa mayoritas bermazhab Syafi’i. Mereka senang berjihad bersama sultan, hingga mereka memenangkan peperangan melawan orang-orang kafir. Bahkan, orang-orang kafir membayar jizyah kepada sultan sebagai bentuk perdamaian.”

Ibnu Bathuthah berada di Samudera Pasai selama 2 pekan di dalam kota yang berbenteng hanya terbuat dari kayu, lalu melanjutkan perjalanannya menuju China menggunakan kapal laut milik Sultan dengan perbekalan penuh. Dalam perjalanan singgah selama 3 hari di Malaka yang di masa itu dia menyebutnya dengan "Mul Jawi", lalu di Po Klong Garai di Vietnam yang di masa itu dia menyebutnya dengan "Kailukari". Di Kailukari Ibnu Bathuthah bertemu dengan seorang putri bernama Urduja, seorang ksatria yang menguasai Tawalisi (sekarang adalah kepulauan Pangasinan Filipina di bagian utara). Urduja adalah putri penguasa Tawalisi, dia memperlihat kepada Ibnu Bathuthah mulai dari membuat kaligrafi bertuliskan kalimat basmalah hingga kemampuan menggunakan pedang, berkuda, dan bertempur di laut. Urduja juga memperlihatkan pasukannya yang tidak hanya mengendarai kuda, tetapi juga mengendarai gajah.
1347M
Menurut Prasasti Amoghapasa, Adityawarman mendirikan Malayapura (Kerajaan Melayu) di Dharmasraya. Kerajaan inilah yang menjadi cikal bakal kerajaan Pagaruyung di Minangkabau.
1349M
Pengangkatan Sultan Sultan Zainal-Abidin Malik Azh-Zhohir sebagai sultan di Samudera Pasai.
1350M
Prabu Hayam Wuruk dinobatkan menjadi raja Kerajaan Majapahit. Perluasan wilayah Kerajaan Majapahit makin terus meluas.
1357M
Prabu Hayam Wuruk hendak menikahi Dyah Pitaloka Citraresmi, permaisuri dari Kerajaan Sunda. Pernikahan tersebut untuk memperkuat pengaruh Majapahit di tanah Sunda tanpa penaklukan. Dalam Kidung Sunda diceritakan bahwa Perang Bubat (1357) bermula karena kejadian itu. Lamaran Prabu Hayam Wuruk diterima pihak Kerajaan Sunda, dan rombongan besar Kerajaan Sunda datang ke Majapahit untuk melangsungkan pernikahan agung. Tetapi, Gajah Mada yang menginginkan Sunda takluk, memaksa menginginkan Dyah Pitaloka sebagai persembahan pengakuan kekuasaan Majapahit. Akibat penolakan pihak Sunda mengenai hal ini, terjadilah pertempuran tidak seimbang antara pasukan Majapahit dan rombongan Sunda di Bubat; yang saat itu menjadi tempat penginapan rombongan Sunda. Dyah Pitaloka bunuh diri setelah ayah dan seluruh rombongannya gugur dalam pertempuran. Dalam Nagarakretagama diceritakan bahwa Hayam Wuruk sangat menghargai Gajah Mada sebagai Mahamantri Agung yang berbakti kepada negara. Sang raja menganugerahkan dukuh "Madakaripura" kepada Gajah Mada.
1365M
Manuskrip Nagarakretagama yang ditulis oleh Mpu Prapanca, mengatakan bahwa Barune / Boni / Po-ni yaitu kerajaan yang menguasai seluruh garis pantai Borneo telah takluk di bawah kekuasaan Majapahit, dan diwajibkan membayar upeti sebanyak 40 kati kampar setiap tahunnya. Wilayah kekuasaan Majapahit termasuk area Saludung (Selurong) dan Solot (Sulu).
1368M
Dinasti Yuan dijatuhkan Dinasti Ming. Penguasa Yuan terakhir Toghon Temür melarikan diri ke Shangdu.
Kerajaan Barune / Boni / Po-ni dipimpin oleh seorang sultan muslim pertama, Sultan Muhammad Syah, yang sebelumnya adalah seorang non-muslim bernama Awang Alak Betatar. Sultan Muhammad Syah menikahi permaisuri raja Temasik.
1369M
Orang-orang Sulu menyerang Barune / Boni / Po-ni dan mendapatkan rampasan yang sangat banyak berupa harta dan emas. Menurut duta dinasti penguasa di Cina, pada 1371M, Baruni menjadi sangat miskin dan sepenuhnya di bawah kekuasaan Majapahit, kecuali bagian utara laut yang dikuasai oleh orang-orang Sulu.
1380M
Da'wah Islam datang ke bumi Sulu dan Mindanao datang dari kerajaan Malaka, dengan Tawi-Tawi menjadi tempat da'wah pertamanya.
1383M
Bangkitnya Samudera Pasai yang dipimpin oleh Sultan Zainal-Abidin Malik Azh-Zhohir. Tercatat dalam kronik Cina ia juga dikenal dengan nama Tsai-nu-li-a-pi-ting-ki, dan disebutkan ia tewas oleh Raja Nakur.
1389M
Wafatnya Hayam Wuruk raja Majapahit, kebangkitan kesultanan-kesultanan muslim mulai merebak di mana-mana menyusul merosotnya kekuasaan Majapahit.
1399M
Dharmaraja (Desia Raja) Menggantikan ayahnya Paduka Sri Rana Wira Kerma, sebagai raja Temasik dengan gelar Paduka Sri Maharaja Parameswara.
1401M
Parameswara terusir dari Temasik dan penduduk Temasik seluruhnya dibantai habis oleh Majapahit.
1402M
Wafatnya Sultan Muhammad Syah, sultan Barune/Brunei, digantikan oleh Sultan Abdul Majid Hassan dengan gelar Maharaja Karna.
Parameswara / Pai-li-mi-sul-la (Kronik Dinasti Ming) / Paramicura (Tome Pires) seorang keturunan Kerajaan Sriwijaya mendirikan Kerajaan Malaka, dengan wilayah kekuasaan Palembang, Bintan dan Temasik.
1404M (808 H)
Sultan Muhammad I (Kholifah dari Khilafah Utsmaniyah) mengirim surat kepada pembesar Afrika Utara dan Timur Tengah yang isinya meminta dikirim sejumlah ulama yang memiliki kemampuan di berbagai bidang untuk diberangkatkan ke pulau Jawa. Dalam kitab Kanzul ‘Hum yang ditulis oleh Ibnu Bathuthah yang kini tersimpan di Museum Istana Turki di Istanbul, disebutkan bahwa para Da'i/Ulama (yang kelak menjadi Walisongo) Utsmaniyah mulai dikirimkan ke Pulau Jawa.

Kelak ada 6 angkatan yang masing-masing angkatan jumlahnya sekitar sembilan orang. Dimulai oleh angkatan I yang dipimpin oleh Syeikh Maulana Malik Ibrahim. Ia yang ahli politik dan irigasi itu menjadi peletak dasar pendirian kesultanan di Jawa sekaligus mengembangkan pertanian di Nusantara. Ada juga angkatan Syeikh Ja’far Shodiq (cucu dari anak perempuan Maulana Malik Ibrahim) dan Syarif Hidayatullah yang di sini lebih dikenal dengan sebutan Sunan Kudus dan Sunan Gunung Jati yang keduanya dari Palestina. Sunan Kudus mendirikan sebuah kota kecil di Jawa Tengah yang kemudian disebut Kudus – berasal dari kata Al-Quds (Jerusalem), dan Sunan Gunung Jati adalah pendiri Kesultanan Cirebon. Ada juga dua wali dari Palestina yang berdakwah di Banten. Yaitu Maulana Hasanudin (anak dari Syarif Hidayatullah serta kakek Sultan Ageng Tirtayasa) dan Sultan Aliyudin.

Beberapa orang yang sudah dikenal dalam sejarah Nusantara, mereka adalah Maulana Malik Ibrahim ahli tata pemerintahan negara dari Turki, Maulana Ishaq dari Samarqand yang dikenal dengan nama Syeikh Awwalul Islam, Maulana Ahmad Jumadil Kubra dari Mesir, Maulana Muhammad al-Maghrabi dari Maroko, Maulana Malik Israil dari Turki, Maulana Hasanuddin dari Palestina, Maulana Aliyuddin dari Palestina, dan Syeikh Subakir dari Persia.

Terdapat banyak perbedaan mengenai asal-usul Syaikh Maulana Malik Ibrahim. Ada yang menyebutkan bahwa beliau berasal dari Turki, ada juga yang menyebutkan beliau adalah Al-Maghribi, ada juga yang menyebutkan beliau adalah As-Samarqandi, tetapi di makamnya di Gresik mengindikasikan beliau berasal dari Kashan (Iran). Semua nama-nama yang disebutkan telah dikenal memiliki nasab yang sampai hingga ke Rosululloh Muhammad صلى الله عليه و سلم.
1405M
Parameswara / Pai-li-mi-sul-la (Kronik Dinasti Ming) / Paramicura (Tome Pires) / Raja Iskandar Syah berkunjung ke Nanjing dan minta pengakuan Kaisar Dinasti Ming. Kemudian tercatat ada sampai 29 kali utusan Malaka mengunjungi Kaisar Cina.
Dimulainya ekspedisi armada laut Cheng Ho. Berdasarkan laporan perjalanan Cheng Ho yang dicatat oleh para pembantunya seperti Ma Huan dan Fei Xin. Secara geografis Kesultanan Pasai dideskripsikan memiliki batas wilayah dengan pegunungan tinggi disebelah selatan dan timur, serta jika terus ke arah timur berbatasan dengan Kerajaan Aru, sebelah utara dengan laut, sebelah barat berbatasan dengan dua kerajaan, Nakur dan Lide. Sedangkan jika terus ke arah barat berjumpa dengan kerajaan Lambri (Lamuri) yang disebutkan waktu itu berjarak 3 hari 3 malam dari Pasai. Dalam kunjungan tersebut Cheng Ho juga menyampaikan hadiah dari Kaisar Cina, Lonceng Cakra Donya. 1409M, Ma Huan juru tulis Cheng Ho menyebutkan adanya kemiripan adat istiadat Malaka dengan Pasai serta ke dua kawasan tersebut telah menjadi tempat pemukiman komunitas muslim di Selat Malaka.
11 Juli 1405M
Kekaisaran Yongle dari Dinasti Ming, menyiapkan dan melepas armada laut yang dipersenjatai dengan kekuatan 27000 pasukan, untuk memperkuat status kekaisaran dengan kerajaan-kerajaan lainnya dengan mengirimkan hadiah-hadiah. Armada dipimpin oleh Zheng He (Cheng Ho), Wang Jing Hong, dan admiral lainnya. Rute yang ditempuh adalah Champa, Jawa, Malaka, Aru, Samudera, Lambri (Lamuri), Keylon, Qiulon, dan Kalikut. Dari Lambri, armada laut tidak menyusuri laut Bengal tetapi langsung mengarah ke Keylon melewati Samudera Hindia. Pada April 1407, armada laut bertolak dari Kalikut untuk pulang ke Cina melalui Malaka. Dalam perjalanan pulang armada laut sempat berpapasan dengan pasukan perompak Chen Zuyi yang menguasai laut di Palembang, lalu mengalahkannya, 5000 pasukan perompak terbunuh, 10 kapal perompak dihancurkan dan 7 sisanya menjadi rampasan. Armada laut Zheng He (Cheng Ho) tiba di Nanjing pada 2 Oktober 1407.
17 November 1405M
Berdirinya Kesultanan Sulu oleh Paduka Mahasari Maulana al-Sultan Sharif ul-Hasyim di Buansa Sulu yang kelak menjadi kekuatan Islam yang besar di bagian utara laut Borneo dan di Mindanao. Kesultanan Sulu awalnya adalah bagian dari Kesultanan Brunei, yang kemudian melepaskan diri dan menjadi kesultanan yang mandiri dan besar.
1406M
Sultan Zainal-Abidin Malik Azh-Zhohir terbunuh oleh Sekandar/Iskandar Raja Nakur. Samudera Pasai dipimpin oleh isteri Zainal-Abidin yaitu Sultanah Nahrasyiyah dan menandai masa kejayaan Samudera Pasai.
1406M-1407M
Kampanye militer Dinasti Ming terhadap Đại Ngu Dinasti Hồ. Konflik dimulai ketika Hồ Quý Ly mengambil alih tahta Trần yang merupakan vasal Dinasti Ming dengan kekerasan pada 1400M, yang akhirnya mengundang intervensi dari Dinasti Ming. Lalu pada 1406M Dinasti Ming mengutus Zhang Fu dan Mu Sheng untuk menyerbu Đại Ngu, yang akhirnya berujung pada pembantaian 7 juta penduduk lokal yang merupakan sebagian bebasar populasi. Pada 1407 secara resmi mengumumkan bahwa seluruh wilayah Đại Ngu adalah propinsi aneksasi dibawah Dinasti Ming.
Oktober 1407M
Admiral Zheng He (Cheng Ho), Wang Jinghong, dan Hou Xian, kembali diutus oleh kaisar Yongle Dinasti Ming untuk memimpin armada laut dengan tujuan supremasi Kekaisaran Dinasti Ming. Rute yang dilalui adalah Kalikut, Malaka, Semudera, Aru, Jiayile, Jawa, Siam, Champa, Kochin, Abobadan, Qiulon, Lambri, dan Ganbali. Dalam pelayarannya, Zheng He dan armada lautnya tidak berlabuh di Keylon. Salah satu tugas yang diembannya adalah membawa atau mengirim Mana Vikraan (馬那必加剌滿) yang akan dijadikan raja Kalikut, dan sebuat tablet peringatan di Kalikut untuk memperingati hubungan antara Cina dan India. Tugas yang wajib dilaksanakan juga adalah berlabuh di Jawa dan memberikan peringatan kepada raja-raja Jawa terutama Sunda yang selama pemerintahan Hongwu telah membunuh 170 orang duta dari Cina. Dalam berlabuh di Jawa, kekaisaran Yongle juga telah mempersiapkan pasukan yang khusus dibentuk untuk menghukum raja-raja Jawa jika mereka berontak, dan memberi peringatan kejadian yang terjadi pada Dinasti Hồ di Đại Ngu. Sedangkan untuk Raja Sunda yang telah membunuhi 170 orang duta dari Cina, dihukum untuk membayar denda upeti berupa 60000 ons emas. Seluruh raja-raja Jawa menyanggupi untuk membayar upeti, dan khusus Raja Sunda membayarkan denda hukumannya serta menyanggupi membayar upeti.
1408M
Sultan Abdul Majid Hassan dari Kesultanan Brunei, wafat di Nanjing Cina. Digantikan oleh Sultan Ahmad dengan gelar Awang Pateh Berbai.
1409M
Parameswara raja Malaka menikahi Puteri Ratna anak Sultan Makhdum Alaiddin Malik Muhammad Amin Syah II dari Kesultanan Peureulak dan memeluk Islam. Parameswara berganti nama menjadi Raja Iskandar Syah.
Januari/Februari 1409M
Kekaisaran Dinasti Ming kembali mengirim armada laut yang dipimpin oleh Zheng He (Cheng Ho), Wang Jinghong, dan Hou Xian. Armada berangkat dari Liujiagang dan berlabuh di Changle, Champa, Jawa, Malaka, Samudera, Siam, Keylon, Quilon, Kochin, dan Kalikut. Tiba di Keylon pada 1410, dan tahun 1411 terjadi konflik yang berakibat konfrontasi militer dengan angkatan perang Keylon Raja Alakeshvara (Alagakkonara) yang berjumlah 50000. Tetapi konflik diakhiri dengan dikuasainya Kotte dan ditangkapnya Raja Alakeshvara beserta keluarga dan pejabat kerajaannya. Tetapi Kaisar Dinasti Ming membebaskan mereka dan mengganti Keylon dengan raja baru, sehingga ekspedisi-ekspedisi laut berikutnya aman melewati Keylon.
1411M
Raja Iskandar Syah / Parameswara dari Kerajaan Malaka telah mengunjungi Cina dengan rombongan pengiring sebanyak 540 orang untuk pertemuan dengan Kaisar Dinasti Ming, Yung Lo. Kaisar Yung Lo juga mengiktiraf Parameswara sebagai Raja Malaka.
6 Juli 1411M
Zheng He beserta armada lautnya kembali tiba di Nanjing Cina.
18 Desember 1412M
Kaisar Yongle Dinasti Ming kembali memberikan perintah kepada Zheng He (Cheng Ho) untuk kembali memimpin ekspedisi armada laut Dinasti Ming. Karena perjalanan kali ini mengunjungi lebih banyak lagi kerajaan Islam, beberapa bulan berikutnya Zheng He mencari lebih banyak penterjemah yang handal, seperti yang tercatat pada sebuah naskah kuno di masjid Xi'an, Zheng He berada di masjid itu untuk mencari penterjemah dan mendapatkan seorang yang bernama Hasan. Dan karena pada tahun itu juga bertepatan dengan Kontes Panahan pada Festival Musim Panas, banyak peserta dari luar Cina yang hadir yang ingin menumpang pulang ke negrinya masing-masing menumpang armada laut Zheng He. Pada musim gugur 1413, armada laut Zheng He bertolak dari Nanjing untuk melakukan perjalanan ekspedisinya. Tujuan terjauh dari pelayaran-pelayaran sebelumnya hanya sampai Kalikut, tetapi kali ini Zheng He ditugaskan untuk berlayar lebih jauh lagi. Taizhong Shilu mencatat rute yang di tempuh berlabih di Champa, Jawa, Palimbang, Lide, Aru, Malaka, Samudera, Lambri, Pahang, Kelantan, Kochin, Jiayile, dan Kalikut, lalu dilanjut ke Liushan (Maldive), Bila, Sunla, hingga Ormuz. Ketika tiba di Jawa, armada laut Zheng He memberikan hadiah dari kekaisaran Yongle kepada raja-raja di Jawa, dan pada 29 April 1415 membalas dengan mengirimkan upeti berupa kuda-kuda perang sebagai tanda terimakasih.
1414M
Wafatnya Raja Iskandar Syah dari Kerajaan Malaka, posisi raja digantikan oleh puteranya Megat Iskandar Syah.
1415M
Terbunuhnya Sultan Abu Syahid / Raja Ibrahim dari Kesultanan Malaka, posisi sultan digantikan oleh saudaranya lain ibu yaitu Raja Kassim dan bergelar Sultan Muzaffar Syah. Pada masa Sultan Muzaffar Syah, Islam menjadi agama resmi Kesultanan Malaka dan menerapkan syariat Islam, dan pada masanya dikirimkan pendakwah-pendakwah ke seluruh kepulauan Melayu hingga kepulauan Sulu. Ekspansi dilakukan hingga ke bagian timur Sumatera yang dimulai menyerang Kerajaan Aru karena tidak menjadi Kerajaan Islam yang baik.
Pada perjalanan pulang armada laut Dinasti Ming yang dipimpin oleh Zheng He, berhenti di bagian utara Sumatra dan berhadapan dengan Sekandar/Iskandar Raja Nakur yang telah mengambil alih tahta Samudera Pasai dari Sultan Zainal Abidin. Walaupun Sekandar adalah raja dari kerajaan otonom, tetapi karena menyerang Samudera Pasai yang menjadi sekutu dari Dinasti Ming, maka Zheng He memberikan serangan hukuman kepada Sekandar dan memulihkan kekuasaan Samudera. Sekandar beserta dengan keluarganya ditangkap dan dibawa ke Nanjing, lalu dihukum mati.
12 Agustus 1415M
Zheng He (Cheng Ho) beserta dengan armada lautnya tiba di Nanjing.
19 November 1416M
Kaisar Yongle Dinasti Ming memberikan hadiah-hadiah kepada para pangerannya, para pejabatnya, para jendralnya, dan kepada 18 duta dari kerajaan-kerajaan yang bersekutu dengan Dinasti Ming yang sebagian besarnya adalah dari Kerajaan/Kesultanan Islam. Pada 28 Desember, Kaisar Yongle memerintahkan agar armada laut Dinasti Ming kembali berlayar untuk mengantarkan para duta kerajaan kembali ke negerinya masing-masing.
1417M
Pada musim gugur 1417, admiral Zheng He (Cheng Ho) bertolak dari Nanjing untuk kembali berlayar memimpin armada laut Dinasti Ming dengan tugas utamanya mengantarkan duta dari kerajaan-kerajaan sahabat Dinasti Ming bersama dengan hadiah-hadiah untuk kerajaan-kerajaan sahabat. Negri-negri yang disinggahi adalah: Champa, Pahang, Jawa, Palembang, Malaka, Samudera, Lambri, Keylon, Kochin, Kalikut, Shaliwanni (Cannanore), Liushan (Maladive dan Laccadive), Hormuz, Lasa, Aden, Mogadishu, Brava, Zhubu, dan Malindi.
12 Rabi'ul Awwal 822H / 1419M
Wafatnya Maulana Malik Ibrahim atau yang lebih dikenal dengan Sunan Gresik. Ada beberapa versi mengenai silsilahnya, tetapi berikut adalah nasabnya yang umum dikenal: Maulana Malik Ibrahim bin Jamaluddin Akbar al-Husaini (Maulana Akbar) bin Ahmad Syah Jalal bin Abdullah (al-Azhamat) Khan bin Abdul Malik (Ahmad Khan) bin Alwi Ammi al-Faqih bin Muhammad Shohib Mirbath bin Ali Khali' Qasam bin Alwi ats-Tsani bin Muhammad Sahibus Saumiah bin Alwi Awwal bin Ubaidullah bin Ahmad al-Muhajir bin Isa ar-Rumi bin Muhammad al-Naqib bin Ali al-Uraidhi bin Ja'far ash-Shodiq bin Muhammad al-Baqir bin Ali Zainal Abidin bin Husain bin Ali bin Abi Tholib.
8 Agustus 1419M
Armada laut Dinasti Ming telah kembali ke Nanjing, dengan membawa kargo berupa singa, leopard, unta, burung unta, zebra, badak, antelop, jerapah, dan hewan-hewan eksotis lainnya.
1421M - 1436M
Datang tiga da’i ulama ke Jawa menggantikan da’i yang wafat. Mereka adalah Sayyid Ali Rahmatullah putra Syaikh Ibrahim dari Samarkand (yang dikenal dengan Ibrahim Asmarakandi atau Sunan Ampel) dari ibu Putri Raja Champa, Sayyid Ja’far Shadiq (Sunan Kudus) dari Palestina, dan Syarif Hidayatullah (Sunan Gunung Jati) dari Palestina. Ketiganya memiliki nasab hingga ke Rosululloh Muhammad صلى الله عليه و سلم, dan Syarif Hidayatullah juga merupakan cucu Raja Siliwangi Pajajaran dari sisi ibu.
1424M
Wafatnya Megat Iskandar Syah dari Kerajaan Malaka, posisi raja digantikan oleh puteranya, Sri Maharaja, yang kemudian mengubah Kerajaan Malaka menjadi Kesultanan Malaka, dan Sri Maharaja bergelar Sultan Muhammad Syah.
1425M
Wafatnya Sultan Ahmad dari Kesultanan Brunei dan tidak memiliki keturunan lelaki. Digantikan oleh menantu Sultan Ahmad, seorang yang bukan keturunan dari sultan sebelumnya, yaitu: Sultan Syarīf ‘Alī ibn ‘Ajlān ibn Rumaithah ibn Muḥammad, yang merupakan keturunan Rosululloh صلى الله عليه و سلم dari Hasan bin Ali. Sultan Syarif Ali mulanya menjabat sebagai amir di Makkah kemudian di utus ke Brunei sebagai ulama, yang lalu menjadi sultan di Brunei dan merupakan moyang dari seluruh sultan di Kesultanan Brunei dan Kesultanan Sulu. Sultan Syarif Ali menerapkan syariat Islam secara menyeluruh, dan memperkuat pertahanan ibukota Kesultanan Brunei dengan benteng batu, yang kemudian dikenal dengan Kota Batu.
1428M
Pengangkatan Sultan Zainal 'Abidin Ra-Ubabdar sebagai sultan di Samudera Pasai. Nama lengkapnya adalah Zainal ‘Abidin bin Ahmad bin Ahmad bin Muhammad bin Al-Malik Ash-Sholih. Secara garis keturunan, Zainal ‘Abidin merupakan putra dari paman Sultanah Nahrasyiyah yang bernama Ahmad. Pada masa dialah Kerajaan Samudra Pasai diperkirakan mencapai masa kejayaannya. Dia memiliki gelar Ra-Ubabdar yang berarti penakluk gelombang. Diperkirakan pada masa itu, Zainal ‘Abidin telah melakukan perluasan wilayah kekuasaannya sampai semenanjung Melayu. Dia membuka kota Mulaqat (Malaka) dan mendudukkan putranya, Manshur untuk memerintah di sana. Mulaqat berarti tempat perjumpaan kapal-kapal dari timur dan barat.
1430M
Berdirinya Kesultanan Cirebon.

Menurut Sulendraningrat yang mendasarkan pada naskah Babad Tanah Sunda dan Atja pada naskah Carita Purwaka Caruban Nagari, adalah sebuah dukuh kecil yang dibangun oleh Ki Gedeng Tapa, yang lama-kelamaan berkembang menjadi sebuah desa yang ramai dan diberi nama Caruban (Bahasa Sunda: campuran) karena di sana bercampur para pendatang dari berbagai macam suku bangsa, agama, bahasa, adat istiadat, dan mata pencaharian yang berbeda-beda untuk bertempat tinggal atau berdagang.

Karena sebagian besar mata pencaharian masyarakat adalah sebagai nelayan, maka berkembanglah pekerjaan menangkap ikan dan rebon (udang kecil) di sepanjang pantai serta pembuatan terasi, petis, dan garam. Dari istilah air bekas pembuatan terasi (belendrang) dari udang rebon inilah berkembanglah sebutan cai-rebon (Bahasa Sunda: air rebon) yang kemudian menjadi Cirebon. Dengan dukungan pelabuhan yang ramai dan sumber daya alam dari pedalaman, Cirebon kemudian menjadi sebuah kota besar dan menjadi salah satu pelabuhan penting di pesisir utara Jawa baik dalam kegiatan pelayaran dan perdagangan di kepulauan Nusantara maupun dengan bagian dunia lainnya.

Ki Gedeng Tapa (atau juga dikenal dengan nama Ki Gedeng Jumajan Jati) adalah seorang Mangkubumi dari Kerajaan Sing Apura. Kerajaan ini ditugasi mengatur pelabuhan Muarajati, Cirebon, setelah tidak adanya penerus tahta di kerajaan tetangganya yaitu Surantaka setelah anak perempuan penguasanya yaitu Nyi Ambet Kasih menikah dengan Jaya Dewata (prabu Siliwangi).

Pada masa kedatangan pangeran Walangsungsang (putra Prabu Siliwangi) dan nyimas Rara Santang ke Cirebon untuk memperdalam Islam, pangeran Walangsungsang kemudian membangun sebuah tempat tinggal yang disebut Gedong Witana pada tahun 1428, yang kemudian menjadi bagian kompleks keraton Kanoman. Setelah mendapatkan pengajaran Islam yang cukup, pangeran Walangsungsang dan nyimas Rara Santang kemudian menunaikan ibadah haji ke Mekkah, disana nyimas Rara Santang menemukan jodohnya yaitu seorang pembesar Arab dan menikah sehingga nyimas tidak ikut kembali ke Cirebon. Sepulangnya dari melaksanakan haji pangeran Walangsungsang diminta oleh gurunya (Syekh Datuk Kahfi) untuk membuka lahan guna membuat perkampungan baru sebagai cikal-bakal negeri yang ia cita-citakan, setelah memilih dari beberapa tempat akhirnya diputuskan perkampungan baru tersebut akan dibangun di wilayah Kebon Pesisir. Walangsungsang yang bergelar Ki Cakrabumi diangkat menjadi pengganti Ki Gedeng Tapa sebagai kuwu, dengan gelar Pangeran Cakrabuana, pada 1430M membangun pemerintahan Kesultanan Cirebon.
29 Juni 1430M
Kaisar Xuande Dinasti Ming memerintahkan Zheng He, Wang Jinghong, dan admiral lainnya untuk kembali berlayar dengan armada laut Dinasti Ming.
2 Februari 1431M
Armada laut Dinasti Ming kembali berlayar. 27 Januari 1432 tiba di Vijaya (Qui Nhon) Champa, lalu berpencar untuk sebagian ke Jawa sebagian langsung ke Malaka. 7 Maret tiba di Jawa berlabuh di Surabaya, hingga 13 Juli baru berlayar kembali. 24 Juli tiba di Palimbang. 3 Agustus tiba di Malaka dan berlayar kembali pada 2 September. Tiba di Samudera pada 12 September dan baru berlayar kembali pada 2 November. Tiba di Beruwala Keylon pada 28 November dan berlayar kembali 2 Desember. Tiba di Kalikut 10 Desember dan berlayar kembali 14 Desember. Tiba di Hormuz pada 17 Januari 1433 dan sebagian kembali pulang pada 9 Maret 1433. Sebagian lagi melanjutkan menuju Koimbator (Ganbali), Bengal, Liushan (Maldive dan Lakadive), Djofar, Lasa, Aden, Makkah, Mogadishu, dan Brava. Ma Huan menuliskan perjalanannya pada bab Tianfiang, terutama ketika tiba di Makkah dan mengunjungi Ka'bah. Zheng He (Cheng Ho) adalah termasuk yang tiba di Makkah. Pada 14 September 1433 armada laut kembali pulang bersama-sama dengan duta yang dikirimkan dari negri-negri yang dikunjungi, diantaranya: Samudera mengirimkan adik Sultan Zainal Abidin yaitu Halizhi Han, Raja Bilima Kalikut mengirimkan duta Gebumanduluya, Raja Keyili Kochin mengirimkan duta Jiabubilima, Raja Parakramabahu VI Keylon mengirimkan duta Mennidenai, Raja Ali Djofar mengirimkan duta Haji Hussein, Raja Al-Malik az-Zahir Yahya bin Isma'il dari Aden mengirimkan duta Puba, Raja Devaraja Koimbatore mengirimkan duta Duansilijian, Raja Sa'if-ud-Din Hormuz mengirimkan duta Malazu, Raja Jiayile mengirimkan duta Abd-ur-Rahman, dan Syarif Makkah mengirimkan Sayyid (toumu) Shaxian, yang mereka semua bersama-sama dengan rombongan diberikan hadiah dari Dinasti Ming.
1432M
Wafatnya Sultan Syarif Ali dari Kesultanan Brunei, digantikan oleh anaknya yaitu Sultan Sulaiman.
1434M
Sultan Samudera Pasai mengirim saudaranya yang dikenal dengan Ha-li-zhi-han sebagai duta utusan ke Dinasti Ming namun wafat di Beijing. Kaisar Xuande dari Dinasti Ming mengutus Wang Jinhong ke Pasai untuk menyampaikan berita tersebut.
1438M
Wafatnya Sultan Zainal 'Abidin Ra-Ubabdar, sultan Samudera Pasai. Terjemahan inskripsi pada makam Zainal ‘Abidin Ra-Ubabdar:

Inilah pembaringan yang bercahaya bagi orang yang dirahmati lagi yang diampuni: Sultan Zainal ‘Abidin Ra-Ubabdar bin Ahmad bin Ahmad bin Muhammad bin Al-Malik Ash-Sholih. Semoga Allah mengampunkan ia dan kedua orangtuanya serta seluruh muslimin. Diwafatkan pada hari Jumat waktu Zhuhur (tengah hari) 21 bulan Syawwal tahun 841 dari hijrah nabi yang terpilih, semoga kepada baginda itu (nabi) dilimpahkan seutama-utamanya shalawat dan salam yang paling sempurna.
Pengangkatan Sultan Sholahuddin sebagai sultan Samudera Pasai.
1444M
Wafatnya Sultan Muhammad Syah dari Kesultanan Malaka, posisi sultan digantikan oleh putera bungsunya dari isteri keduanya (Puteri Rokan) yaitu Raja Ibrahim. Tetapi karena pemerintahan Raja Ibrahim dikendalikan oleh Puteri Rokan maka para bangsawan Kesultanan Malaka menolaknya dan membunuh Raja Ibrahim pada 1445M. Raja Ibrahim mendapat gelar Sultan Abu Syahid.
1 Rajab 849H / 3 Oktober 1445M
Kelahiran Abū al-Faḍl ‘Abd al-Raḥmān ibn Abī Bakr ibn Muḥammad Jalāl al-Dīn al-Khuḍayrī al-Suyūṭī (جلال الدين عبد الرحمن بن أبي بكر بن محمد الخضيري السيوطي‎‎) atau yang dikenal Imam Suyuthi di Kairo Mesir, yang mashur dengan karyanya kitab Tafsir Jalalayn.
1445M
Siam menyerbu Kesultanan Malaka melalui darat yang dipimpin oleh Awi Chakra, tetapi serangan dapat dipatahkan oleh pasukan Kesultanan Malaka yang dipimpin oleh Tun Perak dan Tun Hamzah (Tok Bongkok) tidak jauh dari Muar.
6 April 1453M
Dimulainya ekspedisi militer untuk menaklukan Konstantinopel ibukota Byzantium, yang dipimpin oleh Muhammad Al-Fatih yang berusia 21 tahun, sultan ke-7 Dinasti Utsmaniyyah.
29 Mei 1453M
Setelah pertempuran dan pengepungan selama 53 hari akhirnya Konstantinopel jatuh kepada kekuasaan Dinasti Utsmaniyyah, dan berubah namanya menjadi Istambul, sekaligus menandakan kekalahan Byzantium.
1456M
Siam kembali menyerang Kesultanan Malaka, serangan melalui laut dipimpin oleh Awi Dichu, kembali Tun Perak mematahkan serangan. Tun Perak diangkat menjadi Bendahara / Perdana Menteri Paduka Raja, dan berkhidmat di bawah empat sultan yang merupakan tulang punggung perkembangan Malaka.
1458M
Kepada Sultan Muzaffar Syah, Kaisar Cina menganugerahkan anaknya Puteri Hang Li Po dengan tujuan untuk dinikahkan dengan Sultan Mansur Syah. Dalam rangka menyambut Hang Li Po, Sultan Mansur Syah menghantar Tun Perpatih Putih dengan segolongan pengiring ke negeri Cina untuk mengiringnya. Hang Li Po tiba di Melaka pada tahun 1458M bersama-sama 500 orang pengiring. Semenjak itu merebak kawin campur antara melayu muslim dengan cina muslim.
1459M
Wafatnya Sultan Muzaffar Syah dari Kesultanan Malaka, posisi sultan digantikan puteranya yaitu Raja Abdullah yang bergelar Sultan Mansur Syah. Pada masa Sultan Mansur Syah, Kesultanan Malaka mencapai masa kejayaannya. Ekspansi Sultan Mansur Syah dilakukan dengan menyerbu Kedah dan Pahang lalu menjadikannya sebagai vasal. Lalu ekspansi juga dilakukan dengan menaklukan Manjong, Selangor, Batu Pahat, Kampar dan Siak. Kawasan Inderagiri dan Siantan (Jambi) adalah hadiah dari Batara Majapahit kepada Sultan Mansur Syah karena menikahi puteri Batara Majapahit. Sultan Mansur Syah sangat memuliakan alim ulama serta mendalami ilmu keislaman. Ketika kitab Ad-Darrul-Manzum karangan Maulana Abu Ishak tiba di Malaka, diarak dari kapal sampai ke balairong seri, Sultan Mansur Syah datang sendiri berguru kepada Maulana Abu Bakar. Kemudian menitahkan pula agar kitab itu diterjemahkan ke dalam bahasa Melayu di Pasai oleh Makhdum Patakan. Dalam banyak hal keagamaan, Sultan Mansur Syah lebih suka merujuk ke Pasai kerana negeri itu lebih utama dalam segi agama. Sejarah telah mencatat bahwa Kesultanan Malaka di masa Sultan Mansur Syah sampai pada puncak kegemilangannya karena diperintah oleh raja yang berilmu, adil dan pencinta agama. Sultan Mansur Syah memiliki 4 orang isteri, yaitu: Puteri Onang Sari, Raden Galoh Cendera Kirana, Puteri Hang Li Poh (anak Kaisar Cina), dan Puteri Lela Wangsa (anak Maharaja Dewa Sura Majapahit).
1462M
Pengangkatan Sultan Ahmad II sebagai sultan Samudera Pasai.
1463M
Da’i ulama keturunan Jawa banyak yang menggantikan da’i yang wafat atau pindah tugas. Mereka adalah Raden Paku (Sunan Giri) putra Maulana Ishaq dengan Dewi Sekardadu, putri Prabu Menak Sembuyu, Raja Blambangan; Raden Said (Sunan Kalijaga) putra Adipati Wilatikta Bupati Tuban; Raden Makdum Ibrahim (Sunan Bonang); dan Raden Qasim Dua (Sunan Drajad) putra Sunan Ampel dengan Dewi Condrowati, putri Prabu Kertabumi Raja Majapahit.
1464M
Pengangkatan Sultan Abu Zaid Ahmad III sebagai sultan Samudera Pasai.
1466M
Pengangkatan Sultan Ahmad IV sebagai sultan Samudera Pasai, wafat di tahun yang sama.
Pengangkatan Sultan Mahmud sebagai sultan Samudera Pasai.
1468M
Pengangkatan Sultan Zainal Abidin III sebagai sultan Samudera Pasai.
1474M
Penggulingan Sultan Zainal Abidin III. Pengangkatan Sultan Muhammad Syah II sebagai sultan Samudera Pasai.
1475M
Berdirinya kota pelabuhan Demak, dan berdirinya Kerajaan Islam Demak. Kerajaan Demak didirikan oleh seorang Tionghoa Muslim bernama Cek Ko-po. Kemungkinan besar puteranya adalah orang yang oleh Tomé Pires dalam Suma Oriental-nya dijuluki "Pate Rodim", mungkin dimaksudkan "Badruddin" atau "Kamaruddin" dan meninggal sekitar tahun 1504. Putera atau adik Rodim, yang bernama Trenggana bertahta dari tahun 1505 sampai 1518, kemudian dari tahun 1521 sampai 1546. Di antara kedua masa ini yang bertahta adalah iparnya, Raja Yunus (Pati Unus) dari Jepara.

Pada awal abad ke-16, Kerajaan Demak telah menjadi kerajaan yang kuat di Pulau Jawa, tidak satu pun kerajaan lain di Jawa yang mampu menandingi usaha kerajaan ini dalam memperluas kekuasaannya dengan menundukan beberapa kawasan pelabuhan dan pedalaman di Nusantara.
1477M
Wafatnya Sultan Mansur Syah dari Kesultanan Malaka, posisi sultan digantikan oleh anaknya yaitu Raja Hussain yang bergelar Sultan Alauddin Riayat Syah.
Pada masa awal kedatangan Syarif Hidayatullah (Sunan Gunung Jati) ke Cirebon, bersama dengan Pangeran Walangsungsang (pamannya) sempat melakukan syiar Islam di wilayah Banten yang pada masa itu disebut sebagai Wahanten, Syarif Hidayatullah dalam syiarnya menjelaskan bahwa arti jihad (perang) tidak hanya dimaksudkan perang melawan musuh-musuh saja namun juga perang melawan hawa nafsu, penjelasan inilah yang kemudian menarik hati masyarakat Wahanten dan pucuk umum (penguasa) Wahanten Pasisir. Pada masa itu di wilayah Wahanten terdapat dua penguasa yaitu Sang Surosowan (anak dari Prabu Jaya Dewata atau Siliwangi) yang menjadi pucuk umum (penguasa) untuk wilayah Wahanten Pasisir dan Arya Suranggana yang menjadi pucuk umum untuk wilayah Wahanten Girang.

Di wilayah Wahanten Pasisir Syarif Hidayatullah bertemu dengan Nyai Kawung Anten (putri dari Sang Surosowan) yang masih sepupunya sendiri. Keduanya kemudian menikah dan dikaruniai dua orang anak yaitu: Ratu Winaon lahir pada 1477, dan Pangeran Sabakingkin (Pangeran Maulana Hasanuddin) lahir pada 1478. Sang Surosowan walaupun tidak memeluk agama Islam namun sangat toleran kepada para pemeluk Islam yang datang ke wilayahnya.
1478M
Diadakan musyawarah para da'i ulama di kabupaten Tuban, Jawa Timur untuk mencari pengganti Sunan Ampel sebagai pimpinan, akhirnya terpilihlah Syarif Hidayatullah (Sunan Gunung Jati), sejak saat itu, pusat kegiatan para wali dipindahkan ke gunung Sembung, kecamatan Gunung Jati, kabupaten Cirebon, propinsi Jawa Barat. Pusat kegiatan keagaamaan ini kemudian disebut sebagai Puser Bumi (bahasa Indonesia : pusatnya dunia).
1479M
Kedudukan Pangeran Walangsungsang sebagai sultan di Kesultanan Cirebon kemudian digantikan putra adiknya, yaitu Syarif Hidayatullah (Sunan Gunung Jati), anak dari pernikahan Nyai Rarasantang dengan Syarif Abdullah dari Mesir. Syarif Hidayatullah sebelumnya menikahi Nyimas Pakungwati sepupunya, yakni putri dari Pangeran Walangsungsang dan Nyai Indang Geulis.
Syarif Hidayatullah melalui lembaga Wali Sanga selalu mendekati kakeknya yakni Jaya Dewata (prabu Siliwangi) agar berkenan memeluk Islam seperti halnya neneknya Nyai Subang Larang yang memang sudah lama menjadi seorang muslimah jauh sebelum menikah dengan prabu Siliwangi, namun hal tersebut tidak membuahkan hasil.
2 April 1482M / 12 Safar 887H
Naskah Purwaka Caruban Nagari karya Pangeran Arya Carbon.

Pada tanggal 12 Safar 887H atau tepatnya pada tanggal 2 April 1482M, Syarif Hidayatullah membuat maklumat yang ditujukan kepada prabu Siliwangi selaku Raja Pakuan Pajajaran bahwa mulai saat itu Cirebon tidak akan lagi mengirimkan upeti. Maklumat tersebut kemudian diikuti oleh para pembesar di wilayah Cirebon.
1485M
Wafatnya Sultan Sulaiman dari Kesultanan Brunei, digantikan oleh anaknya yaitu Sultan Bolkiah. Sultan Bolkiah terus menggelorakan jihad dan wilayah Kesultanan Brunei dikembangkan terus hingga mencapai seluruh garis pantai Borneo dan hingga ke pulau Luzon dan Seludong (yang kini kota Manila) dengan mengalahkan Rajah Suko dari Kerajaan Tundun. Sultan Bolkiah menikahi putri Sultan Amir Ul-Ombra dari Kesultanan Sulu yaitu Laila Mechanai.
1486M
Diangkatnya Sultan Zainal Abidin menjadi raja Ternate ke-18 yang berkuasa antara 1486-1500. Dia adalah penguasa Ternate pertama yang menggunakan gelar Sultan sebagai gelar raja di Ternate, menggantikan gelar Kolano yang digunakan pendahulunya. Sultan Zainal Abidin juga merombak adat dan pemerintahan kerajaan, menjadikan syariat Islam sebagai dasar. Dengan demikian Ternate dibawanya bertransformasi penuh menjadi sebuah Kesultanan Islam.
1488M
Wafatnya Sultan Alauddin Riayat Syah dari Kesultanan Malaka. Posisi sultan digantikan anaknya yaitu Sultan Mahmud Syah. Sultan Alauddin Riayat Syah wafat pada umur yang masih muda, karenanya Sultan Mahmud Syah diangkat menjadi sultan ketika masih kanak-kanak/remaja. Tetapi Sultan Mahmud Syah dikelilingi oleh banyak pahlawan melayu seperti Hang Tuah, Hang Nadim, dan Khoja Hasan.
1494M
Sultan Zainil Abidin dari Ternate berangkat ke Jawa untuk memperdalam Islam di pesantren Sunan Giri. Selama berada di Giri, Sultan Zainal Abidin menjalin persahabatan dan persekutuan yang kuat dengan orang-orang Jawa. Di sana, dia dikenal sebagai sebagai Sultan Bualawa atau Sultan Cengkeh. Dalam perjalanan pulang ke Ternate dari Jawa ia singgah di Makassar dan Ambon guna merundingkan pakta-pakta untuk saling membantu. Dari Jawa, dia memboyong guru-guru Islam, yang paling terkemuka di antaranya adalah seorang ulama berilmu bernama Tuhubahanul yang membantu penyebaran kebudayaan Islam dan pengaruh Ternate di seluruh kepulauan Maluku. Salah satu upaya Zainal Abidin yang terpenting untuk mengembangkan Islam selain mendirikan sejumlah sekolah Islam dengan guru-guru ulama dari Jawa, adalah membentuk lembaga Jolebe atau Bobato Akhirat yang bertugas membantu Sultan mengurus serta mengawasi segala hal yang berkaitan dengan pelaksanaan syariat Islam di wilayah kekuasaan Kesultanan Ternate. Islamisasi yang dilakukan Sultan Zainal Abidin kemudian diikuti oleh raja-raja lain di Maluku.
1495M
Pengangkatan Sultan Al-Kamil sebagai sultan Samudera Pasai, wafat di tahun yang sama.
Pengangkatan Sultan Abdullah sebagai sultan Samudera Pasai.
1498M-1499M
Dimulainya serangkaian penaklukan Kesultanan Brunei mulai dari kepulauan Palawan hingga ke wilayah Kerajaan Mindoro, dan menjadikan wilayah Selurong sebagai Kerajaan Maynila sebagai kerajaan satelit bagi Kesultanan Brunei.
1500M
Wafatnya Sultan Zainal Abidin dari Ternate dan digantikan oleh puteranya, Sultan Bayanullah. Sultan Bayanullah dibesarkan dalam lingkungan Islam yang ketat. Sejak resmi menjadi kesultanan pada masa kakeknya Kolano Marhum (1465-1486), Ternate tak henti-hentinya melakukan perubahan dengan mengadopsi segala hal yang berbau Islami. Sultan Bayanullah menetapkan Syariat Islam sebagai hukum dasar kerajaan. Seluruh rakyat Ternate diwajibkan memakai pakaian yang menutup aurat. Ia membentuk struktur baru dan lembaga pemerintahan sesuai Islam yang segera diadopsi oleh kerajaan-kerajaan lain di Maluku. Tindakannya ini berhasil membawa Maluku keluar dari alam animisme ke monoteisme (Islam).
19 Jumadil Ula 911H / 18 Oktober 1505M
Wafatnya Abū al-Faḍl ‘Abd al-Raḥmān ibn Abī Bakr ibn Muḥammad Jalāl al-Dīn al-Khuḍayrī al-Suyūṭī (جلال الدين عبد الرحمن بن أبي بكر بن محمد الخضيري السيوطي‎‎) atau yang dikenal sebagai Imam Suyuthi di Kairo Mesir, yang mashur dengan karyanya kitab Tafsir Jalalayn.
1506M
Pengangkatan Sultan Muhammad Syah III sebagai sultan Samudera Pasai.
1507M
Pengangkatan Sultan Abdullah sebagai sultan Samudera Pasai.
1505M
Pengangkatan Sultan Ahmad V sebagai sultan Samudera Pasai.
1509M
Diego Lopez de Sequiera dengan 18 buah kapal dari Angkatan Kerajaan Portugal tiba di Malaka. Karena orang-orang Portugis membuat kacau di Malaka seperti mengusik gadis-gadis dan mencuri, disamping perselisihan faham, Sultan Mahmud Syah dari Kesultanan Malaka mengarahkan supaya orang-orang Portugis dihalau dari Malaka. Angkatan Portugis diserang dan 20 anak kapalnya ditahan.
1511M
Perkawinan Pangeran Sabrang Lor (Yunus Abdul Kadir) dengan Ratu Ayu (putri Sunan Gunung Jati). Sebagai Senapati Sarjawala, panglima angkatan laut Kesultanan Demak, Sabrang Lor untuk sementara berada di Cirebon, kelak Yunus Abdul Kadir akan menjadi Sultan Demak pada 1518.
Armada Portugis yang dipimpinan Francisco Serrão untuk pertama kalinya menginjakkan kaki di Maluku. Kedatangan Portugis yang awalnya untuk berdagang ini diterima oleh Sultan Bayanullah dan bahkan menjadikan mereka sebagai penasihat kerajaan. Langkah yang sama juga ditempuh mertua sekaligus saingannya yaitu Sultan Almansur (1500-1526) dari Kesultanan Tidore yang juga berlaku serupa terhadap bangsa Spanyol.
Agustus 1511M
Armada laut Kerajaan Portugis yang besar dari India di bawah pimpinan Afonso de Albuquerque datang ke Malaka, dan meminta agar Kesultanan Malaka memberikan izin untuk membangun markaz Portugis, tetapi ditolak oleh Sultan Mahmud Syah. Portugis melakukan serangan pada Kesultanan Malaka. Serangan dimulai pada 10 Agustus 1511 dan pada 24 Agustus 1511 Malaka jatuh kepada Portugal. Sultan Mahmud Syah mundur ke Bertam, Batu Hampar, Pagoh dan hingga ke Pahang, untuk menunggu bantuan militer dari Cina, tetapi gagal. Sultan Mahmud Syah kemudian melarikan diri ke Bintan dan menjadikan kawasan tersebut sebagai pusat pemerintahan baru yaitu Kesultanan Johor.
1512M
Persekutuan Kesultanan Cirebon dan Kesultanan Demak sangat mencemaskan Jaya Dewata (Siliwangi) di Pakuan. Ia mengutus putera mahkota Surawisesa menghubungi Panglima Portugis Afonso de Albuquerque di Malaka yang ketika itu baru saja gagal merebut Pelabuhan Pasai milik Kesultanan Samudera Pasai.
1513M
Tome Pires pelaut Portugis menyatakan dalam catatannya bahwa sudah banyak dijumpai orang Islam di pelabuhan Banten.
Januari 1513M
Perlawanan terhadap penaklukan Portugal dilakukan oleh Pangeran Sabrang Lor / Patih Yunus / Pati Unus dengan pasukan dari Demak berkekuatan 100 kapal 5000 tentara mencoba menyerang wilayah Malaka yang telah dikuasai Portugal, namun serangan ini berhasil dikalahkan oleh Portugal. Selanjutnya untuk memperkuat posisinya di Malaka, Portugal menyisir dan menundukkan kawasan antara Selat Malaka.
1514M
Pengangkatan Sultan Zainal Abidin IV sebagai sultan Samudera Pasai.
Berdirinya Kesultanan Aceh Darussalam dengan sultan pertamanya Sultan Ali Alaidin Mughayat Syah. Berdiri di atas wilayah Kerajaan Lamuri, kemudian menundukan dan menyatukan beberapa wilayah kerajaan sekitarnya mencakup Daya, Pesir, Lodie, fakur. Selanjutnya pada tahun 1524 wilayah Pasai sudah menjadi bagian dari kedaulatan Kesultanan Aceh diikuti dengan Aru.
Juli 1514M
Alfonso de Albuquerque berhasil menundukkan Kampar, dan Raja Kampar menyatakan kesedihan dirinya sebagai vasal dari Portugal di Malaka.
1516M
Berdirinya Kesultanan Pattani Darussalam di bagian utara Semenanjung Melayu. Sebagai tanda persahabatan dengan Kerajaan Siam, Kesultanan Pattani Darussalam mengirimkan hadiah Bunga Mas setiap tiga tahun kepada penguasa Siam.
1518M
Pangeran Sabrang Lor (Yunus Abdul Kadir) yang lebih dikenal dengan Pati Unus, panglima angkatan laut Kesultanan Demak, diangkat sebagai sultan kedua di Kesultanan Demak. Visi besarnya adalah menjadikan Demak sebagai kerajaan maritim yang besar. Pada masa kepemimpinannya, Demak merasa terancam dengan pendudukan Portugis di Malaka. Kemudian beberapa kali ia mengirimkan armada lautnya untuk menyerang Portugis di Malaka.
1518M - 1520M
Sultan Mahmud Syah dari Kesultanan Malaka kembali bangkit dan terus melakukan perlawanan-perlawanan dengan menyerang kedudukan Portugal di Malaka. Namun usaha Sultan Malaka merebut kembali Malaka dari Portugal gagal. Di sisi lain Portugal juga terus memperkokoh penguasaannya atas jalur pelayaran di Selat Malaka.
1520M
Sultan Ali Alaidin Mughayat Syah (Sultan Aceh) memulai kampanye militer untuk menguasai bagian utara Sumatera. Kampanye pertamanya adalah Daya, selanjutnya pasukan melebarkan sayap sampai ke pantai timur yang terkenal kaya akan rempah-rempah dan emas. Untuk memperkuat perekonomian rakyat dan kekuatan militer laut, maka didirikanlah banyak pelabuhan.

Penyerangan ke Deli dan Aru adalah perluasan daerah terakhir yang dilakukannya. Di Deli meliputi Pedir (Pidie) dan Pasai, pasukannya mampu mengusir garnisun Portugis dari daerah itu. Dalam penyerangan tahun 1524 terhadap Aru, tentaranya dapat dikalahkan oleh armada Portugis. Aksi militer ini ternyata juga mengancam Johor, selain Portugis sebagai kekuatan militer laut di kawasan itu.
1521M
Pertengahan tahun 1521, Portugal menyerang Pasai, sekaligus meruntuhkan kerajaan yang juga merupakan sekutu dari Sultan Malaka. Kesultanan Samudera Pasai runtuh ditaklukan oleh Portugis, dengan sultannya yang terakhir yaitu Sultan Zainal Abidin IV.
Jaya dewata (prabu Siliwangi) mulai membatasi pedagang muslim yang akan singah di pelabuhan-pelabuhan kerajaan Sunda hal ini bertujuan untuk mengurangi pengaruh Islam yang akan diterima oleh para pedagang pribumi ketika melakukan kontak perdagangan dengan para pedagang muslim, namun upaya tersebut kurang mendatangkan hasil yang memuaskan karena pada kenyataannya pengaruh Islam jauh lebih kuat dibandingkan upaya pembatasan yang dilakukan tersebut, bahkan pengaruh Islam mulai memasuki daerah pedalaman kerajaan Sunda.

Untuk merealisasikan persahabatan tersebut Jaya Dewata (Siliwangi) mengirim beberapa utusan ke Malaka di bawah pimpinan Samiam (Surawisesa), mereka berusaha meyakinkan bangsa Portugis bagi suatu persahabatan yang saling menguntungkan antara kerajaan Sunda dan Portugis. Surawisesa memberikan penawaran kepada Portugis untuk melakukan perdagangan secara bebas terutama lada di pelabuhan-pelabuhan milik kerajaan Sunda sebagai imbalannya, Surawisesa mengharapkan bantuan militer dari Portugis apabila kerajaan Sunda diserang oleh Kesultanan Demak dan Kesultanan Cirebon dengan memberi hak kepada Portugis untuk membangun benteng.
Oktober 1521M
Pasukan Portugal dibawah pimpinan Alfonso de Albuquerque mencoba menyerang Bintan untuk meredam perlawanan Kesultanan Malaka, namun serangan ini dapat dipatahkan oleh Sultan Mahmud Syah.
1522M
Maulana Hasanuddin membangun kompleks istana yang diberi nama keraton Surosowan, pada masa tersebut dia juga membangun alun-alun, pasar, masjid agung serta masjid di kawasan Pacitan. Sementara yang menjadi pucuk umum (penguasa) di Wahanten Pasisir adalah Arya Surajaya (putra dari Sang Surosowan dan paman dari Maulana Hasanuddin) setelah meninggalnya Sang Surosowan pada 1519.
Wafatnya Sultan Bayanullah dari Ternat digantikan oleh putranya yaitu Sultan Hidayatullah atau Sultan Dayalu yang masih berusia 6 tahun. Selama beberapa tahun pemerintahan dipegang oleh ibunya yaitu Sultanah Nukila puteri Sultan Almansur dari Tidore, bersama dengan pamannya yaitu Pangeran Taruwese. Adanya dualisme kepemimpinan di Ternate dilihat Portugis sebagai peluang untuk mulai menancapkan pengaruhnya di Maluku. Kedua Wali ini diadu domba oleh Portugis.
21 Agustus 1522
Pada tahun 1522 Gubernur Alfonso d'Albuquerque yang berkedudukan di Malaka mengutus Henrique Leme untuk menghadiri undangan raja Sunda Surawisesa (dalam naskah Portugis disebut sebagai Raja Samiam) untuk membangun benteng keamanan di Sunda Kalapa guna melawan orang-orang Cirebon yang menurutnya bersifat ekspansif.

Dibuatlah suatu perjanjian yang menyebutkan bahwa orang Portugis akan membuat loji (perkantoran dan perumahan yang dilengkapi benteng) di Sunda Kelapa dan Banten, sedangkan Sunda Kelapa akan menerima barang-barang yang diperlukan. Raja Sunda Surawisesa akan memberikan kepada orang-orang Portugis 1.000 keranjang lada sebagai tanda persahabatan, sebuah batu peringatan atau padraõ (baca: Padraun) dibuat untuk memperingati peristiwa itu. Padrão dimaksud disebut dalam cerita masyarakat Sunda sebagai Layang Salaka Domas dalam cerita rakyat Mundinglaya Dikusumah, dari pihak kerajaan Sunda perjanjian ditandatangani oleh Padam Tumungo (yang terhormat Tumenggung), Samgydepaty (Sang Depati), e outre Benegar (dan bendahara) e easy o xabandar (dan Syahbandar). Syahbandar Sunda Kelapa yang menandatangani bernama Wak Item dari kalangan muslim Betawi, dia menandatangani dengan membubuhkan huruf Wau dengan Khot.

Padraõ itu ditemukan kembali pada tahun 1918 di sudut Prinsenstraat (Jalan Cengkeh) dan Groenestraat (Jalan Nelayan Timur) di Jakarta.
1524M
Wilayah Pasai sudah menjadi bagian dari kedaulatan Kesultanan Aceh.
Wafatnya Sultan Bolkiah dari Kesultanan Brunei, posisi Sultan Brunei digantikan oleh anaknya, Sultan Abdul Kahar.
Sunan Gunung Jati bersama pasukan gabungan dari Kesultanan Cirebon dan Kesultanan Demak mendarat di pelabuhan Banten. Pada masa ini tidak ada pernyataan yang menyatakan bahwa Wahanten Pasisir menghalangi kedatangan pasukan gabungan Sunan Gunung Jati sehingga pasukan difokuskan untuk merebut Wahanten Girang. Dalam Carita Sajarah Banten dikatakan ketika pasukan gabungan Kesultanan Cirebon dan Kesultanan Demak mencapai Wahanten Girang, Ki Jongjo (seorang kepala prajurit penting) dengan sukarela memihak kepada Maulana Hasanuddin.
1525M
Laksamana Hang Nadim berhasil mengepung Kota A Famosa sehingga pihak Portugis kelaparan.
8 Oktober 1526M / 1 Muharram 933H
Pada tahun 1526 kompleks istana Surosowan selesai dibangun. Atas petunjuk ayahnya yaitu Sunan Gunung Jati, Maulana Hasanuddin kemudian memindahkan pusat pemerintahan Wahanten Girang ke pesisir di kompleks Surosowan sekaligus membangun kota pesisir.

Pada tahun yang sama juga Arya Surajaya pucuk umum (penguasa) Wahanten Pasisir dengan sukarela menyerahkan kekuasannya atas wilayah Wahanten Pasisir kepada Sunan Gunung Jati, akhirnya kedua wilayah Wahanten Girang dan Wahanten Pasisir disatukan menjadi Wahanten yang kemudian disebut sebagai Banten dengan status sebagai kadipaten dari kesultanan Cirebon pada 1 Muharram 933H (8 Oktober 1526M), kemudian Sunan Gunung Jati kembali ke Kesultanan Cirebon dan pengurusan wilayah Banten diserahkan kepada Maulana Hasanuddin, dari kejadian tersebut sebagian ahli berpendapat bahwa Sunan Gunung Jati adalah Sultan pertama di Banten, meskipun demikian Sunan Gunung Jati tidak mentasbihkan dirinya menjadi penguasa (sultan) di Banten. Alasan-alasan demikianlah yang membuat pakar sejarah seperti Hoesein Djajadiningrat berpendapat bahwa Sunan Gunung Jatilah yang menjadi pendiri Banten dan bukannya Maulana Hasanuddin (putera Sunan Gunung Jati).

Menurut catatan dari Joao de Barros, semenjak Banten dan Sunda Kelapa dikuasai oleh kesultanan Islam, Bantenlah yang lebih ramai dikunjungi oleh kapal dari berbagai negara.
1526M
Wafatnya Sultan Al-Mansur dari Tidore dan hanya meninggalkan keturunan seorang puteri yaitu Sultanah Nukila, Isteri Sultan Bayanullah dari Ternate yang telah wafat. Satu-satunya pewaris yang berhak adalah cucunya yang masih kecil yakni putera mahkota Ternate Dayalu yang baru dinobatkan menjadi Sultan Ternate. Sultana Nukila menginginkan tahta Ternate dan Tidore dipersatukan di bawah puteranya, tetapi Portugis tidak senang atas maksud penyatuan Ternate dan Tidore. Maka Gubernur Portugis membujuk Wali Raja Taruwese untuk menentang usul tersebut dan menjanjikan dukungan atas tuntutannya atas tahta Ternate. Perang saudara di Ternate pecah antara pihak Sultan Dayalu yang didukung Tidore dan Pangeran Taruwese yang didukung Portugis. Sultan Dayalu tewas dan Pangeran Teruwese muncul sebagai pemenang namun tak lama kemudian ia pun tewas dalam pemberontakan pada 31 Oktober 1529.
23 Oktober 1526M
Kerajaan Portugis dibawah pimpinan Pedro Mascarenhaas berhasil membumihanguskan Bintan, dan Sultan Malaka kemudian melarikan diri ke Kampar, tempat dia wafat dua tahun kemudian. Tetapi anak Sultan Mahmud Syah yaitu Tengku Alauddin Riayat Syah II tinggal dan mengembangkan Johor sebagai sebuah kesultanan yang berkuasa dan yang mencapai keunggulannya pada abad ke-18 dan ke-19. Seorang lagi anak Sultan Mahmud Syah, Tengku Mudzaffar Syah, dijemput oleh orang-orang utara untuk menjadi sultan mereka dan mengasaskan Kesultanan Perak pada tahun 1528M.
1527M
Berakhirnya Kerajaan Majapahit.
Fatahillah (Fadilah Khan) yang dipercaya sebagian masyarakat Cirebon berasal dari Passai sudah dikenal dibeberapa kalangan masyarakat Demak dan Cirebon setelah sebelumnya hidupnya berpindah pindah dari Passai ke Melaka sebelum datang ke Cirebon akibat kedua tempat tersebut dikuasai oleh Portugis. Fatahillah dikenal dikarenakan dia turut membantu dalam hal syiar Islam, di Cirebon setelah meninggalnya Sultan Demak Pangeran Sebrang Lor ia kemudian menikahi mantan Istri pangeran Sebrang Lor yaitu Ratu Ayu yang merupakan anak dari Sunan Gunung Jati dan setelah Pangeran Jayakelana dari Cirebon meninggal, ia pun kemudian menikahi mantan istrinya yang berasal dari Kesultanan Demak yaitu Ratu Ayu Pembayun, hal ini membuat Fatahillah menjadi menantu Sunan Gunung Jati dan Kesultanan Demak. Fatahillah kemudian mengungkapkan rencananya untuk menyerang Portugis di Sunda Kelapa. Rencana Fatahillah mendapatkan dukungan dari Kesultanan Demak, Sultan Trenggana yang melihat kedekatan Kerajaan Sunda dengan Portugis sebagai ancaman kemudian juga turut merencanakan serangan ke Sunda Kelapa.

Setelah berhasil menyerang Sunda Kelapa di tahun 1527, Fatahillah kemudian membangun istana dengan tembok tinggi di sisi barat Kali Besar (terusan sungai di sebelah barat Ciliwung). Sunda kelapa akhirnya dapat dikuasai sepenuhnya pada 22 Juni 1527.

Pada masa Sultan Trenggana sekitar tahun 1527 ekspansi militer Kesultanan Demak berhasil menundukan Majapahit. Demak mulai menguasai daerah-daerah Jawa lainnya seperti merebut Sunda Kelapa dari Pajajaran serta menghalau tentara Portugis yang akan mendarat di sana (1527), Tuban (1527), Madiun (1529), Surabaya dan Pasuruan (1527), Malang (1545), dan Blambangan, kerajaan Hindu terakhir di ujung timur pulau Jawa (1527, 1546). Trenggana meninggal pada tahun 1546 dalam sebuah pertempuran menaklukkan Pasuruan, dan kemudian digantikan oleh Sunan Prawoto. Sementara Maulana Hasanuddin putera Sunan Gunung Jati diminta oleh Trenggana untuk menundukkan Banten Girang. Kemudian hari keturunan Maulana Hasanudin menjadikan Banten sebagai kerajaan mandiri. Sedangkan Sunan Kudus merupakan imam di Masjid Demak juga pemimpin utama dalam penaklukan Majapahit sebelum pindah ke Kudus.
Pada pertempuran antara kerajaan Sunda dengan gabungan prajurit Banten, Cirebon dan Demak di Sunda Kelapa, yang berakhir dengan dikuasainya Sunda Kelapa karena keterlambatan bantuan dari Portugis. Francisco de Xa yang ditugasi membangun benteng diangkat menjadi Gubernur Goa sebuah koloni Portugis di India. Keberangkatan ke kerajaan Sunda dipersiapkan dari Goa dengan 6 buah kapal. Galiun/Galeon (kapal perang) yang dinaiki Francisco De Xa dan berisi peralatan untuk membangun benteng terpaksa ditinggalkan karena armada ini diterpa badai dan karam di Teluk Benggala, tepatnya di Keylon (Srilanka). Francisco De Xa tiba di Malaka tahun 1527.

Ekspedsi Portugis ke Sunda bertolak dari Malaka. Mula-mula menuju Banten, akan tetapi karena Banten sudah dikuasai oleh Maulana Hasanuddin, perjalanan dilanjutkan ke Pelabuhan Kalapa. Di Muara Cisadane, Francisco De Xa memancangkan Padrão pada tanggal 30 Juni 1527 dan memberikan nama kepada Cisadane "Rio de São Jorge" (dibaca: Rio de Saun Horhe) yang berarti sungai Santo Jorge. Kemudian galiun Francisco De Xa memisahkan diri, hanya kapal brigantin yang dipimpin oleh Duarte Coelho yang langsung berangkat ke Pelabuhan Sunda Kalapa. Duarte Coelho terlambat mengetahui perubahan situasi, kapalnya menepi terlalu dekat ke pantai dan menjadi mangsa sergapan pasukan Fatahillah, dengan kerusakan yang berat dan korban yang banyak, kapal Portugis ini berhasil meloloskan diri ke Pasai.
1528M
Wafatnya Sultan Mahmud Syah di Kampar, Riau. Berakhirnya Kesultanan Malaka dan anak-anaknya melanjutkan menjadi Kesultanan Johor dan Kesultanan Perak.
Sultan Aceh Ali Mughayat Syah digantikan oleh putera sulungnya yang bernama Salahuddin, yang kemudian berkuasa di Aceh hingga tahun 1537.
Perseteruan antara Kesultanan Cirebon dengan Kerajaan Rajagaluh bermula dari permintaan Kerajaan Rajagaluh yang mengharuskan Kesultanan Cirebon mengakui Kerajaan Rajagaluh sebagai pusatnya yang secara langsung menjadikan Kesultanan Cirebon sebagai negara bagian dari kerajaan Rajagaluh. Duta pertama yang tercatat dikirimkan oleh prabu Cakraningrat (Raja Rajagaluh) adalah depati (gubernur) Kiban atau pada masyaraakat Cirebon dikenal dengan nama Arya Kiban (depati palimanan). Rombongan pimpinan depati Kiban berulang kali berusaha memasuki wilayah kota Cirebon namun selalu ditolak dan hanya beberapa yang diizinkan untuk memasuki kota Cirebon, mereka yang memasuki kota Cirebon kemudian memeluk agama Islam.

Duta kedua yang dikirim prabu Cakraningrat adalah demang Dipasara yang membawa pesan agar Kesultanan Cirebon mengakui Kerajaan Rajagaluh sebagai pusatnya. Demang Dipasara tidak berhasil memasuki kota Cirebon dikarenakan rombongannya bertemu dengan pangeran depati Kuningan (putra Ki gede Luragung yang diangkat anak oleh Sunan Gunung Jati) dan pasukannya yang memintanya kembali ke Rajagaluh dengan membawa pesan agar Rajagaluh tunduk kepada kesultanan Cirebon.

Pangeran Depati Kuningan kemudian memberitahu peristiwa pertemuannya dengan Demang Dipasara kepada Sunan Gunung Jati sekaligus memohon izin untuk menyerang kerajaan Rajagaluh, sebelum menyerang, Pangeran Depati Kuningan membuat pertahanan di Plered sekaligus mengirimkan duta yaitu Ki Demang Singagati dengan membawa pesan kepada prabu Cakraningrat agar prabu dan rakyatnya memeluk Islam dan menggabungkan diri dengan Kesultanan Cirebon namun pesan tersebut ditolak prabu Cakraningrat.

Perang Palimanan

Perang Palimanan terjadi tidak lama setelah kepulangan Ki Demang Singagati yang membawa pesan penolakan dari prabu Cakraningrat. Prajurit kesultanan Cirebon pada mulanya dipimpin langsung oleh Pangeran Depati Kuningan sementara kerajaan Rajagaluh berada dibawah Depati Kiban (penguasa Palimanan).

Prajurit dari kedua kerajaan kemudian mendapatkan bantuan kekuatan, prajurit Depati Kiban mendapat bantuan dari pasukan induk Kerajaan Rajagaluh dibawah pimpinan Sanghyang Gempol sementara prajurit Pangeran Depati Kuningan mendapat bantuan dari pasukan induk Kesultanan Cirebon ditambah 700 orang pasukan Kesultanan Demak yang pada saat itu sedang berada di Kesultanan Cirebon untuk keperluan pengawalan Sultan Demak yang sedang berada di Cirebon.

Pada perang Palimanan, Depati Kiban dan Sanghyang Gempol dapat dikalahkan, pasukan Kesultanan Cirebon kemudian bergerak menuju ibukota Rajagaluh dan mengepung istana Kerajaan Rajagaluh. Perang akhirnya dapat dimenangkan oleh Kesultanan Cirebon dan Kerajaan Rajagaluh digabungkan wilayahnya dengan Kesultanan Cirebon, sementara para pemimpin Kerajaan Rajagaluh dibiarkan lari.
1529M
Sultan Abu Hayat II dari Ternate, adalah penguasa Ternate ke-21 yang merupakan putera Sultan Bayanullah (periode 1500-1522) dari permaisurinya Sultana Nukila, puteri Sultan Almansur dari Tidore. Sultan Abu Hayat II naik tahta menggantikan kakaknya Sultan Dayalu/Hidayatullah yang tewas dalam perang saudara melawan Wali Raja Teruwese. Sultan Abu Hayat II membenci Portugis dan tak jarang terlibat konflik dengan mereka yang sering lancang mencampuri urusan kerajaan. Suatu ketika pada tahun 1531 ia dituduh sebagai dalang pembunuhan terhadap Gubernur Portugis Gonzalo Pereira dan ditangkap, ia sempat dibebaskan sebelum akhirnya dibuang ke Malaka dimana ia menutup usia setahun kemudian.
1533M
Sultan Abdul Kahar dari Kesultanan Brunei turun dari posisi Sultan Brunei, posisi Sultan Brunei digantikan oleh keponakannya, Sultan Saiful Rijal. Abdul Kahar wafat pada 1578M.
Sultan Tabariji, adalah penguasa Ternate ke-22 (periode 1533-1534) dan putera Sultan Bayanullah. Naik tahta di usia 15 tahun menggantikan kedudukan saudara tirinya Sultan Abu Hayat II yang dilengserkan Portugis. Cengkeraman Portugis atas Ternate kala itu telah demikian kuat hingga mereka bahkan leluasa menyingkirkan Raja yang dianggap menghalangi kepentingan Portugis. Sultan Tabariji pun bernasib sama, karena sering cekcok dengan Gubernur Portugis Vicente de Fonseca maka ia dilengserkan dan dibuang ke Goa-India. Sebagai gantinya Portugis menunjuk Sultan Khairun (periode 1534-1570), saudara tiri Tabariji. Di India, Tabariji dipaksa masuk Kristen dan ditekan untuk menyerahkan sebagian daerah kekuasaannya meliputi Ambon, Buru dan Seram kepada Portugis. Mantan Sultan muda yang malang inipun terpaksa menyetujui dan hendak dipulangkan ke Ternate dan dipulihkan sebagai raja oleh Portugis. Namun maksud itu ditentang keras oleh segenap rakyat Ternate dan Sultan Ternate yang baru Khairun. Upaya Portugis inipun gagal ketika akhirnya Tabariji meninggal dalam perjalanan pulang ke Ternate dari Malaka.
1534M
Sultan Khairun Jamil adalah Sultan Ternate ke-23. Ia tumbuh dalam masa penuh gejolak dan menyaksikan tindak-tanduk keji Portugis terhadap rakyat dan saudara-saudaranya membuatnya sangat membenci Portugis. Pada masa awal pemerintahannya pengaruh Portugis telah kuat merasuk dalam sendi-sendi kesultanan, dikarenakan Portugis telah diberi kedudukan dan hak istimewa sebagai mitra dan penasihat kesultanan. Lambat laun kekuasaan dan pengaruh mereka semakin besar hingga tak jarang mereka turut campur dalam urusan kesultanan. Sultan Khairun naik tahta menggantikan saudara tirinya Sultan Tabariji yang diasingkan Portugis ke Goa-India. Melalui Aceh sebagai perantara, Sultan Khairun menjalin hubungan dengan kekaisaran Turki Usmani musuh Portugis di Eropa, yang kemudian Ternate memperoleh persenjataan, meriam-meriam dan cendekiawan.
1537M
Sultan Aceh Salahuddin digantikan oleh Sultan Alauddin Riayat Syah Al-Kahar yang berkuasa hingga tahun 1571.
1546M
Santo Fransiskus Xaverius seorang misionaris tiba di Ternate. Sultan Khairun memberi izin untuk kegiatan misionaris di Maluku dengan syarat kegiatan misionaris hanya ditujukan bagi rakyat Ternate yang masih menganut animisme, sedangkan untuk mempengaruhi orang islam sangat dilarang. Namun peraturan itu dilanggar, Portugis menggunakan kegiatan misionaris sebagai tameng dalam upayanya merongrong Ternate, sejumlah kerajaan kecil yang telah dikristenkan dihasut untuk menentang Kesultanan Ternate. Tindak-tanduk Portugis ini menimbulkan kemarahan Sultan Khairun yang akhirnya secara terang-terangan mengumumkan perang terhadap Portugis. Satu persatu kerajaan-kerajaan kecil yang memberontak ditundukan, dan Sultan Khairun juga mengirimkan sejumlah armada lautnya untuk membantu Demak dan Aceh menggempur Portugis di Malaka.
1552M
Maulana Hasanuddin diangkat menjadi sultan di wilayah Banten oleh ayahnya Syarif Hidayatullah (Sunan Gunung Jati).

Maulana Hasanuddin juga melanjutkan perluasan kekuasaan ke daerah penghasil lada di Lampung. Ia berperan dalam penyebaran Islam di kawasan tersebut, selain itu ia juga telah melakukan kontak dagang dengan raja Malangkabu (Minangkabau, Kerajaan Inderapura), Sultan Munawar Syah dan dianugerahi keris oleh raja tersebut.
1554M
Pemberontakan dilakukan oleh adipati Pajang Joko Tingkir (Hadiwijoyo) untuk merebut kekuasaan Kesultanan Demak dari Arya Penangsang. Dalam Peristiwa ini Arya Penangsangsang dibunuh oleh Sutawijaya, anak angkat Joko Tingkir. Dengan terbunuhnya Arya Penangsang sebagai Sultan Demak ke 5, maka berakhirlah era Kesultanan Demak. Joko Tingkir (Hadiwijoyo) memindahkan Pusat Pemerintahan ke Pajang dan mendirikan Kerajaan Pajang.
Berdirinya Kesultanan Pattani Darussalam. Selama ratusan tahun mengalami masa keemasannya, hingga pada Juli 1786M takluk pada panglima Kerajaan Budha Siam yang bernama Phraya Kalahun yang menyerang Pattani dari darat dan laut.
1558M
Ki Ageng Pemanahan dihadiahi wilayah Mataram oleh Sultan Pajang Adiwijaya atas jasanya mengalahkan Arya Penangsang.
Benteng Portugis di Ternate dikepung oleh Kesultanan Ternate, Sultan Khairun menunjuk puteranya pangeran Laulata sebagai Salahakan (Gubernur) Ambon dan bertugas memukul kedudukan Portugis di Maluku selatan serta menaklukan banyak daerah baru untuk Ternate. Raja Muda Portugis di Goa kemudian mengirim armada besar ke Ambon dibawah pimpinan Henrique De Sa untuk memukul mundur pasukan Ternate, dan untuk beberapa lama upaya mereka berhasil sebelum Sultan Khairun kembali mengirim ekspedisi ke Ambon dan dengan bantuan orang-orang Jawa dan muslim Hitu.
1559M - 1567M
Perang Ternate–Portugis (1559-1567), Sultan Khairun mengutus putera–puteranya sebagai panglima untuk menghantam kedudukan Portugis di Maluku dan Sulawesi, salah satunya adalah pangeran Baab yang kemudian tampil sebagai panglima yang cakap dan berhasil memperoleh kemenangan bagi Ternate.
1563M
Bernard Lewis menyebutkan bahwa penguasa Muslim di Aceh mengirim seorang utusan ke Istanbul untuk meminta bantuan melawan Portugis sambil meyakinkan bahwa sejumlah raja di kawasan tersebut telah bersedia masuk agama Islam jika kekhalifahan Utsmaniyah mau menolong mereka.
1565M
Dari pelabuhan Mexico, ekspedisi Spanyol mendarat di Cebu dipimpin oleh Miguel Lopez de Legazpi. Untuk beberapa masa Cebu menjadi menjadi pusat kekuatan Spanyol dan pusat penyebaran Kristen.
1567M
Sultan Salim II mengirim armada tempur ke Sumatera. Saat itu kekhalifahan Utsmaniyah sedang disibukkan dengan berbagai masalah yang mendesak, yaitu pengepungan Malta dan Szigetvar di Hungaria, dan kematian Sultan Sulaiman Agung. Setelah tertunda selama dua bulan, mereka akhirnya membentuk armada tempur yang terdiri dari 19 kapal perang dan sejumlah kapal lainnya yang mengangkut persenjataan dan persediaan untuk membantu masyarakat Aceh yang terkepung.

Namun, sebagian besar kapal tersebut tidak pernah tiba di Aceh. Banyak dari kapal-kapal tersebut dialihkan untuk tugas yang lebih mendesak yaitu memulihkan dan memperluas kekuasaan Utsmaniyah di Yaman. Ada satu atau dua kapal yang tiba di Aceh. Kapal-kapal tersebut selain membawa pembuat senjata, penembak, dan teknisi juga membawa senjata dan peralatan perang lainnya, yang langsung digunakan oleh penguasa setempat untuk mengusir Portugis. Peristiwa ini dapat diketahui dalam berbagai arsip dokumen negara Turki (Bustanus Salatin karangan Nuruddin Ar-Raniri).
Kekuatan Portugis di Maluku selatan berhasil diberangus oleh Kesultanan Ternate. Karena ketidakberdayaannya Gubernur Portugis di Maluku Lopez de Mesquita memohon damai kepada Sultan Khairun yang kemudian disambut dengan itikad baik. Semua hak-hak istimewa Portugis menyangkut monopoli perdagangan rempah-rempah dihilangkan namun mereka tetap diperbolehkan untuk berdagang dan bersaing dengan pedagang Nusantara serta pedagang asing lainnya secara bebas. Sultan Khairun dikenal sangat toleran. Rakyat Ternate yang telah memeluk Kristen dibiarkan menjalankan ibadahnya secara bebas, pusat-pusat kegiatan misionaris serta pembangunan gereja-gereja kembali diperbolehkan dibuka di Maluku. Namun suasana damai ini diam-diam dimanfaatkan Portugis untuk menyusun kembali kekuatan.
1568M
Wafatnya Sunan Gunung Jati.
Setelah Kerajaan Sunda runtuh maka wilayah antara sungai Angke dan sungai Cipunegara terbagi dua. Menurut Carita Sajarah Banten, Sunan Gunung Jati pada abad ke 15 membagi wilayah antara sungai Angke dan sungai Cipunegara menjadi dua bagian dengan sungai Citarum sebagai pembatasnya. Sebelah timur sungai Citarum hingga sungai Cipunegara masuk wilayah Kesultanan Cirebon yang sekarang menjadi Kabupaten Karawang, Kabupaten Purwakarta dan Kabupaten Subang. Sebelah barat sungai Citarum hingga sungai Angke menjadi wilayah bawahan Kesultanan Banten dengan nama Jayakarta.

Kekosongan pemegang kekuasaan pada saat itu kemudian diisi dengan mengukuhkan pejabat keraton yang selama Sunan Gunung Jati melaksanakan tugas dakwah, pemerintahan dijabat oleh Fatahillah atau Fadilah Khan. Fatahillah kemudian naik takhta, dan memerintah Cirebon secara resmi menjadi raja sejak tahun 1568. Fatahillah menduduki takhta kerajaan Cirebon hanya berlangsung dua tahun karena ia meninggal dunia.
1569M
Portugis membangun kembali benteng mereka di Ambon dan menyusun kekuatan menunggu waktu untuk bangkit kembali.
1570M
Wafatnya Fatahillah dua tahun setelah Sunan Gunung Jati wafat dan dimakamkan berdampingan dengan makam Sunan Gunung Jati di Gedung Jinem Astana Gunung Sembung.
Sepeninggal Fatahillah, oleh karena tidak ada calon lain yang layak menjadi raja, takhta kerajaan jatuh kepada cucu Sunan Gunung Jati yaitu Pangeran Mas Zainul Arifin, putra tertua Pangeran Dipati Carbon atau cicit Sunan Gunung Jati. Pangeran Emas kemudian bergelar Panembahan Ratu I dan memerintah Cirebon selama kurang lebih 81 tahun.
Maulana Yusuf anak dari Maulana Hasanuddin (Sultan Banten), naik tahta.
25 Februari 1570M
Tokoh sentral dalam perlawanan terhadap Portugis di Maluku adalah Sultan Khairun dan ini disadari betul oleh Portugis. Maka dengan tipu muslihat Gubernur Lopez de Mesquita mengundang sang Sultan untuk berkunjung ke Bentengnya. Tanggal 25 Februari 1570 Sultan Khairun memenuhi undangan itu datang dengan hanya ditemani segelintir pengawal, tak disangka Sultan dibunuh beserta pengawalnya atas perintah Gubernur. Portugis berharap dengan matinya Sultan Khairun, rakyat Maluku akan patah semangat dan tercerai berai. Namun kematian Sultan Khairun membuat kebencian rakyat Maluku terhadap Portugis semakin menjadi-jadi.
Awal-Pertengahan 1570M
Putera Sultan Khairun dari Ternate, Kaicil (pangeran) Baab dinobatkan sebagai Sultan Ternate berikutnya dengan gelar Sultan Baabullah Datu Syah. Sultan Baabullah (periode 1570-1583) ternyata lebih hebat dari ayahnya. Dia memimpin segenap rakyat Maluku menentang Portugis dalam peperangan selama 5 tahun berikutnya dan berhasil mengusir Portugis dari bumi Maluku untuk selamanya. Dalam pidato penobatannya Sultan Baabullah bersumpah bahwa ia akan berjuang untuk menegakkan kembali panji-panji Islam di Maluku dan menjadikan kesultanan Ternate sebagai kerajaan besar serta melakukan tindakan balasan sampai orang terakhir bangsa Portugis meninggalkan wilayah kerajaannya.

Setelah penobatannya sebagai sultan, perang Jihad diumumkan di seluruh negeri. Dia tampil sebagai koordinator yang handal dari berbagai suku yang berbeda akar genealogis di Nusantara bagian timur. Untuk memperkuat kedudukannya Sultan Baabullah menikahi adik Sultan Iskandar Sani dari Tidore. Raja–raja Maluku yang lainpun melupakan persaingan mereka dan bersatu dalam satu komando di bawah Sultan Baabullah dan panji Ternate, begitu pula raja–raja dan kepala suku di Sulawesi, Mindanao Selatan, hingga Papua. Sultan Baabullah memiliki panglima–panglima yang handal, di antaranya: Raja Jailolo Katarabumi, salahakan (gubernur) Sula Kapita Kapalaya, salahakan Ambon Kapita Kalakinka, dan Kapita Rubuhongi. Menurut sumber Spanyol, di bawah panjinya Sultan Baabullah mampu mengerahkan 2000 kora–kora (kapal perang) dan 120.000 prajurit.
15 Juli 1575M
Orang Portugis pergi secara memalukan dari Ternate, tak satupun yang disakiti. Mereka kemudian diperbolehkan menetap di Ambon hingga 1576, setelah itu sebagian dari mereka pergi ke Malaka dan sebagian lagi ke Timor dimana mereka menancapkan kekuasaan mereka hingga 400 tahun kemudian.
1577M/1578M
Ki Ageng Pemanahan membangun istananya di Pasargede atau Kotagede. Pada masa pemerintahan Pangeran Mas Zainul Arifin, dikatakan bahwa keraton Mataram Islam (pada masa ini Mataram menjadi bawahan kerajaan Pajang) mulai dibangun disekitar kali Opak dan kali Progo oleh Ki Ageng Pamanahan.
Maret - Juni 1578M
Pecah Perang Kastila antara Kesultanan Brunei dengan Spanyol. Spanyol dipimpin oleh Kapitan Jeneral De Sande, 400 orang Spaniard, 1500 orang dari suku lokal, dan 300 orang Borneo. Pada 16 April 1578 Spanyol berhasil menaklukan ibukota Kesultanan Brunei, Kota Batu, karena bantuan dua orang keluarga Kesultanan Brunei Pengiran Seri Lela dan Pengiran Seri Ratna yang berambisi merampas tahta dari saudaranya Saiful Rijal.

Sultan Saiful Rijal dan Paduka Seri Begawan Sultan Abdul Kahar terpaksa melarikan diri ke Meragang lalu ke Jerudong, dimana mereka membangun kekuatan dan mengumpulkan pasukan di luar Brunei. Sementara pihak Spanyol menderita kolera dan disentri, hingga menjadi sangat lemah. Keadaan ini dimanfaatkan oleh pasukan Kesultanan Brunei untuk memukul mundur Spanyol dan meninggalkan Brunei untuk kembali ke Maynila pada 26 Juni 1578. Pengiran Seri Lela meninggal pada Agustus/September 1578. Putri Seri Lela, seorang permaisuri Brunei, lebih memilih tinggal bersama kelompok Spanyol dan menikah dengan seorang Kristen Tagalog bernama Agustín de Legazpi.
1579M
Maulana Yusuf melanjutkan ekspansi Banten ke kawasan pedalaman Sunda dengan menaklukan Pajajaran.
1583M
Wafatnya Sultan Baabulah dari Ternate, digantikan oleh anaknya yaitu Sultan Said Barakati. Dibawah pimpinan Sultan Baabullah, Kesultanan Ternate telah mencapai puncak kejayaannya, wilayah kekuasaan dan pengaruhnya membentang dari Sulawesi Utara, tengah dan timur di bagian barat hingga kepulauan Marshall dibagian timur, dari Mindanao di bagian utara hingga sejauh kepulauan Kai dan Nusa Tenggara dibagian selatan. Tiap wilayah atau daerah ditempatkan wakil – wakil sultan atau yang disebut Sangaji. Sultan Baabullah dijuluki “penguasa 72 negeri” yang semuanya memiliki raja yang tunduk kepadanya, hingga menjadikan kesultanan Ternate sebagai kerajaan Islam terbesar di Indonesia timur. Di masa itu persekutuan Aceh, Demak, dan Ternate untuk mengenyahkan Portugis dari Nusantara merupakan simbol persatuan jihad di Nusantara. Karena ketiganya sebagai yang terbesar dan terkuat pada masa itu merangkai wilayah barat, tengah dan timur nusantara dalam satu ikatan persaudaraan Islam, mewujudkan kembali persatuan Nusantara sejak keruntuhan Majapahit.
1584M
Wafatnya Ki Ageng Pamanahan pendiri keraton Mataram Islam. Kepemimpinan keraton dilanjutkan oleh puteranya yang bernama Danang Sutawijaya, beberapa tahun setelah wafatnya Ki Ageng Pamanahan, sebagai penguasa baru di Mataram, yang sebelumnya sebagai putra angkat Sultan Pajang bergelar "Mas Ngabehi Loring Pasar" (karena rumahnya di sebelah utara pasar). Ia mendapat gelar "Senapati in Ngalaga" (karena masih dianggap sebagai Senapati Utama Pajang di bawah Sultan Pajang).
1587M
Pada saat wafatnya Sultan Pajang, Danang Sutawijaya yang tidak suka menghadap Sultan Pajang pada akhirnya datang juga untuk menghadiri upacara pemakaman Sultan. Pada masa pemerintahannya, Danang Sutawijaya melakukan perluasan wilayahnya:

Pajang dijadikan kadipaten, dan Pangeran Benawa (putera dari Sultan Hadiwijaya) dijadikan sebagai pemimpin Kadipaten Pajang
Demak berhasil dikuasai dan kemudian dia menempatkan seseorang dari wilayah Yuwana
Kedu dan Bagelen (sebelah barat pegunungan menoreh) juga berhasil dikuasai
Madiun mengakui kekuasaan Mataram pada tahun 1590
Surabaya berhasil dikuasai
Kediri berhasil dikuasai
Priyangan sebelah timur berhasil dikuasai
Pada masa pemerintahan Pangeran Mas Zainul Arifin, Kesultanan Cirebon berhasil mempertahankan hubungan baik antara Kesultanan Banten dengan Kesultanan Mataram, hal itu disebabkan adanya hubungan keluarga antara Kesultanan Banten dengan Kesultanan Cirebon yang masih sama-sama keturunan sunan Gunung Jati, dan juga Sultan Agung Hanyaraka Kusuma dari Mataram yang sangat menghormati Pangeran Mas sebagai gurunya, pada masa itu Sultan Agung Hanyaraka Kusuma dikatakan sebagai salah satu murid kesayangan Pangeran Mas.
1588M
Mataram menjadi kerajaan Islam dengan Sutawijaya sebagai Sultan, bergelar "Senapati Ingalaga Sayidin Panatagama" artinya Panglima Perang dan Ulama Pengatur Kehidupan Beragama.
1596M
Maulana Muhammad putera dari Maulana Yusuf (Sultan Banten) menggantikan ayahnya, lalu melanjutkan ekspansi Banten, dengan mencoba menguasai Palembang agar bisa membatasi gerak Protugis. Usaha tersebut gagal dan Maulana Muhammad meninggal dalam usaha penaklukan tersebut.
1601M
Panembahan Senopati wafat dan digantikan putranya memimpin Mataram, Mas Jolang yang bergelar Panembahan Hanyakrawati dan kemudian dikenal sebagai "Panembahan Seda ing Krapyak" karena wafat saat berburu (jawa: krapyak).
1605M
Surat diplomasi dikirimkan dari Sultan Banten kepada Raja Inggris, James I.
1607M
Kesultanan Aceh mengalami masa puncak kejayaan dan berpengaruh besar pada masa kepemimpinan Sultan Iskandar Muda (1607 - 1636) atau Sultan Meukuta Perkasa Alam. Pada masa kepemimpinannya, Aceh menaklukkan Pahang yang merupakan sumber timah utama. Pada tahun 1629, Kesultanan Aceh melakukan penyerangan terhadap Portugis di Melaka dengan armada yang terdiri dari 500 buah kapal perang dan 60.000 tentara laut. Serangan ini dalam upaya memperluas dominasi Aceh atas Selat Malaka dan semenanjung Melayu. Sayangnya ekspedisi ini gagal, meskipun pada tahun yang sama Aceh menduduki Kedah dan banyak membawa penduduknya ke Aceh.
1613M
Mas Jolang wafat, kemudian digantikan oleh putranya memimpin Mataram, Pangeran Aryo Martoputro. Karena sering sakit, kemudian digantikan oleh kakaknya Raden Mas Rangsang. Gelar pertama yang digunakan adalah Panembahan Hanyakrakusuma atau "Prabu Pandita Hanyakrakusuma". Setelah Menaklukkan Madura dia menggunakan gelar "Susuhunan Hanyakrakusuma". Terakhir setelah 1640-an dia menggunakan gelar bergelar "Sultan Agung Senapati Ingalaga Abdurrahman"
Peta Asia berasal dari tahun 1618M-1668M yang dipakai oleh para pelaut dari Eropa untuk menjelajah ke Nusantara
16 Februari 1623M
Kapten Jan Carstensz, seorang pelaut Belanda, melihat puncak gunung tertinggi di Papua, lalu mencatat dalam log book-nya. Inilah catatan pertama orang asing tentang Puncak Carstenz dan kelak menjadi daerah operasi penambangan emas Freeport Indonesia.
1629M
Surat diplomasi dikirimkan dari Sultan Banten kepada Raja Inggris, Charles I.
1638M / 1048H
Abdul Qadir (Pangeran Ratu) putera Maulana Muhammad dari Kesultanan Banten dianugerahi gelar Sultan Abulmafakir Mahmud Abdul Kadir oleh Syarif Zaid, Syarif Mekkah saat itu. Sultan Abdul Kadir Banten berhasil mengirim utusan membawa misi menghadap syarif Zaid di Mekkah.
1641M / 1051H
Pangeran Rangsang dari Kesultanan Mataram memperoleh gelar Sultan dari Syarif Mekah dengan gelar Sultan Abdullah Muhammad Maulana Matarami.
1645M
Sultan Agung (Pangeran Rangsang) wafat dan digantikan putranya memimpin Mataram, Susuhunan Amangkurat I.
1645M - 1677M
Pertentangan dan perpecahan dalam keluarga Kesultanan Mataram, yang dimanfaatkan oleh VOC.
1649M
Wafatnya Panembahan Ratu I, pemerintahan Kesultanan Cirebon dilanjutkan oleh cucunya yang bernama Pangeran Rasmi atau Pangeran Abdul Karim. Karena ayah Pangeran Rasmi yaitu Pangeran Seda ing Gayam (Panembahan Adiningkusumah) meninggal lebih dahulu. Pangeran Rasmi kemudian menggunakan nama gelar ayahnya, yakni Panembahan Adiningkusuma yang kemudian dikenal pula dengan sebutan Panembahan Girilaya atau Panembahan Ratu II.

Panembahan Girilaya pada masa pemerintahannya terjepit di antara dua kekuatan kekuasaan, yaitu Kesultanan Banten dan Kesultanan Mataram. Banten merasa curiga sebab Cirebon dianggap lebih mendekat ke Mataram (Amangkurat I adalah mertua Panembahan Girilaya). Mataram dilain pihak merasa curiga bahwa Cirebon tidak sungguh-sungguh mendekatkan diri, karena Panembahan Girilaya dan Sultan Ageng Tirtayasa dari Banten adalah sama-sama keturunan sunan Gunung Jati. Peristiwa ini seperti disebutkan pada surat perwakilan Belanda di Cirebon 1 Oktober 1684 (tiga tahun setelah ditandatanganinya perjanjian persahabatan Cirebon dengan Belanda tahun 1681) diceritakan tentang peristiwa Girilaya. Yaitu peristiwa Panembahan Girilaya yang tidak diperbolehkan pulang ke Cirebon oleh Amangkurat I selama 12 tahun hingga wafatnya di Imogiri.

Pada saat Pangeran Girilaya dan kedua anak tertuanya yaitu Martawijaya dan Kartawijaya diundang ke Mataram untuk menerima upacara penghormatan atas naiknya Pangeran Girilaya menjadi penguasa Cirebon namun ternyata tidak kunjung kembali, Kesultanan Cirebon mengalami perguncangan karena tidak adanya pemimpin di Kesultanan Cirebon. Pada masa tersebut untuk menghindari Kesultanan Cirebon dari kekacauan dikarenakan di keraton Cirebon Pangeran Girilaya masih memiliki keturunan dari istri-istrinya yang lain seperti Pangeran Ketimang dan Pangeran Giyanti (anak Pangeran Girilaya dari istrinya yang merupakan keturunan bangsawan Cirebon) dan Bagus Jaka (anak Pangeran Girilaya dengan istrinya yang merupakan rakyat biasa), maka Sultan Ageng Tirtayasa dari Kesultanan Banten menunjuk pangeran Wangsakerta (adik pangeran Martawijaya dan Kartawijaya) untuk menjadi wali sultan sampai ayahnya kembali. Keluarga akhirnya menyetujui pangeran Wangsakerta menjadi Wali sampai kembalinya ayahnya pangeran Girilaya dari Mataram.
1651M
Diangkatnya Sultan Ageng Tirtayasa (Pangeran Ratu atau Pangeran Dipati) menjadi sultan di Kesultanan Banten dengan gelar Sultan Abdul Fathi Abdul Fattah menggantikan kakeknya Sultan Abul-Maali Ahmad. Di bawah kepemimpinannya, Banten memiliki armada yang mengesankan, dibangun atas contoh Eropa, serta juga telah mengupah orang Eropa bekerja pada Kesultanan Banten. Dalam mengamankan jalur pelayarannya Banten juga mengirimkan armada lautnya ke Sukadana atau Kerajaan Tanjungpura (Kalimantan Barat) dan menaklukkannya tahun 1661. Pada masa ini Banten juga berusaha keluar dari tekanan yang dilakukan VOC, yang sebelumnya telah melakukan blokade atas kapal-kapal dagang menuju Banten.
1652M
Kesultanan Aceh mengirim utusan ke Khilafah Turki Utsmani untuk meminta bantuan meriam. Khilafah Turki Utsmani mengirim 500 orang pasukan orang Turki beserta sejumlah besar alat tembak (meriam) dan amunisi.
1661M
Dalam rangka mengamankan jalur pelayarannya Banten mengirimkan armada lautnya ke Sukadana atau Kerajaan Tanjungpura (Kalimantan Barat) dan menaklukkannya.
1663M - 1667M
Pekerjaan pengairan besar dilakukan untuk mengembangkan pertanian. Antara 30 sampai 40 km kanal baru dibangun dengan menggunakan tenaga sebanyak 16 ribu orang. Di sepanjang kanal tersebut, antara 30 hingga 40 ribu hektare sawah baru dan ribuan hektare perkebunan kelapa ditanam. 30 ribuan petani ditempatkan di atas tanah tersebut, termasuk orang Bugis dan Makasar. Perkebunan tebu, yang didatangkan saudagar Cina pada tahun 1620-an, dikembangkan. Di bawah Sultan Ageng, perkembangan penduduk Banten meningkat signifikan.
1666M
VOC berhasil mengusir Kesultanan Aceh dari pesisir Barat Sumatera, mengakibatkan melemahnya pengaruh Aceh pada Pagaruyung. Saat itu Pagaruyung merupakan salah satu pusat perdagangan di pulau Sumatera, disebabkan adanya produksi emas. Demikianlah hal tersebut menarik perhatian Belanda dan Inggris untuk menjalin hubungan dengan Pagaruyung.
1668M
Diketahui dari korespondensi regent VOC di Padang, bahwa Yang Dipertuan Pagaruyung Raja Alam Ahmadsyah disebut juga dengan Sultan Ahmadsyah adalah Raja Alam Pagaruyung, yang dalam suratnya menyebutkan sebagai: Sultan Ahmadsyah, Iskandar Zul-Karnain, Penguasa Minangkabau yang kaya akan emas. Sebelum Ahmadsyah, belum diketahui para raja-raja dari kerajaan Pagaruyung, kecuali cikal-bakalnya yang masih bercorak kerajaan Budha Vajrayana yang berangsur hilang karena pengaruh Kesultanan Aceh.
1674M
Diangkatnya Yang Dipertuan Pagaruyung Raja Alam Indermasyah atau Sultan Indermasyah menjadi Raja Alam Pagaruyung, berkuasa di Pagaruyung hingga tahun 1730.
1676M
Ribuan masyarakat Cina mencari suaka dan bekerja di Banten. Gelombang migrasi ini akibat berkecamuknya perang di Fujian serta pada kawasan Cina Selatan lainnya. Masyarakat ini umumnya membangun pemukiman sekitar pinggiran pantai dan sungai serta memiliki proporsi jumlah yang signifikan dibandingkan masyarakat India dan Arab. Sementara di Banten beberapa kelompok masyarakat Eropa seperti Inggris, Belanda, Perancis, Denmark dan Portugal juga telah membangun pemondokan dan gudang di sekitar Ci Banten.
4 Maret 1677M
Pemberontakan Trunojoyo, Trunojoyo merangsek menuju Ibukota Mataram yaitu Pleret. Susuhunan Amangkurat I mangkat. Putra Mahkota dilantik menjadi Susuhunan Amangkurat II di pengasingan. Pangeran Puger yang diserahi tanggung jawab atas ibukota Pleret mulai memerintah dengan gelar Susuhunan Ing Ngalaga.

Mataram meminta bantuan Belanda untuk memadamkannya, Belanda yang diwakili Admiral Speelman (yang dikemudian hari menjadi Gubernur Jendral Cornelis Speelman) melalui Syahbandar Jepara yaitu Wangsadipa mengajukan syarat, yaitu perluasan wilayah kekuasaan Belanda hingga sungai Cipunegara (di bagian utara) terus menyusuri ke selatan hingga bertemu laut. Syarat tersebut dibawa oleh residen James Cooper.

Syarat tersebut kemudian disetujui oleh Amangkurat I (sebelum mangkat) walau wilayah yang diminta sebagiannya adalah milik Kesultanan Cirebon yaitu wilayah Rangkas Sumedang (wilayah antara sungai Citarum dan Cibeet hingga sungai Cipunegara yang sekarang menjadi kabupaten Karawang, kabupaten Purwakarta dan kabupaten Subang), para pangeran Cirebon ditahan sebagai garansi Cirebon mau melepaskan wilayah pesisir bagian baratnya untuk Belanda.

Pangeran Wangsakerta yang berada di Cirebon dan menjadi wali setelah ayahnya (pangeran Girilaya) tidak kunjung kembali dari Mataram akibat ditahan oleh Amangkurat I kemudian meminta bantuan Kesultanan Banten. Sultan Ageng Tirtayasa kemudian mengirimkan bantuan persenjataan kepada Trunojoyo dengan memintanya untuk membebaskan para pangeran Cirebon yang ditahan oleh Mataram, ketika Trunojoyo berhasil merebut keraton Mataram, orang-orang yang ada didalamnya kemudian ditawan dan dibawa ke Kediri, awalnya Tronojoyo tidak mengetahui bahwa para pangeran Cirebon ada diantara para tahanan yang dibawa ke Kediri, setelah memeriksa para tahanan yang berasal dari Mataram dan menemukan para pangeran Cirebon, Trunojoyo kemudian membebaskan mereka dengan hormat dan mengirimnya ke kesultanan Banten.

Posisi Cirebon yang sedang lemah pada saat itu ditambah dengan kosongnya kursi sultan dan hanya diisi oleh seorang wali sultan saja membuat Kesultanan Cirebon belum bisa merebut kembali wilayah Rangkas Sumedang (masyarakat sekarang lebih mengenalnya dengan nama "tanah Krawang") yang direbut Belanda secara ilegal dan paksa dengan bantuan Amangkurat I dari Mataram, sehingga ketika kedua pangeran Cirebon kembali dari Banten dan mewarisi Kesultanan Cirebon dengan nama Kasepuhan dan Kanoman mereka mewarisi wilayahnya yang telah dikurangi wilayah Rangkas Sumedang yang diambil paksa tersebut, sehingga wilayah kekuasaan Kesultanan Cirebon paling barat ialah wilayah Kandang Haur dan sekitarnya hingga batas sungai Cipunegara.
28 Juni 1677M
Trunojoyo merebut ibukota Mataram dan membebaskan putra-putra pangeran Girilaya yang ditahan oleh Mataram yaitu Martawijaya dan Kartawijaya.
1678M
Banten telah menjadi kota metropolitan, dengan jumlah penduduk dan kekayaan yang dimilikinya menjadikan Banten sebagai salah satu kota terbesar di dunia pada masa tersebut. Pada Dagh Register-(16.1.1673) menyebutkan dari sensus yang dilakukan VOC pada tahun 1673, diperkirakan berjumlah sekitar 150 ribu penduduk, termasuk perempuan, anak-anak, dan lansia. Dengan jumlah 100 ribu sampai 200 ribu orang lelaki yang siap untuk berperang.
1679M
Pembagian terhadap Kesultanan Cirebon secara resmi.

Saat Pangeran Martawijaya dan Kartawijaya dinobatkan menjadi sultan di keraton Pakungwati Kesultanan Cirebon, Sultan Ageng Tirtayasa dari Banten terpaksa membagi Kesultanan Cirebon menjadi dua kesultanan dan satu peguron, dikarenakan untuk menghindari perpecahan keluarga Kesultanan Cirebon karena adanya perbedaan pendapat dikalangan keluarga besar mengenai penerus Kesultanan Cirebon. Pendapat keluarga besar terbelah dan mendukung ketiganya (Martawijaya, Kartawijaya dan Wangsakerta) untuk menjadi penguasa. Maka Sultan Ageng Tirtayasa menobatkan ketiganya menjadi penguasa Cirebon di Banten di tahun yang sama setelah mereka tiba di Kesultanan Banten dari Mataram yaitu pada tahun 1677, dua orang menjadi sultan dan memiliki wilayahnya masing-masing yaitu Pangeran Martawijaya dan Kartawijaya, sementara satu orang yaitu Pangeran Wangsakerta menjadi Panembahan tanpa wilayah kekuasaan namun memegang kekuasaan atas kepustakaan keraton.

Hal tersebut merupakan babak baru bagi kesultanan Cirebon, di mana kesultanan terpecah menjadi tiga dan masing-masing berkuasa dan menurunkan para penguasa berikutnya, berikut gelar ketiganya setelah resmi dinobatkan:

Sultan Kasepuhan, Pangeran Martawijaya, dengan gelar Sultan Sepuh Abil Makarimi Muhammad Samsudin (1679-1697)
Sultan Kanoman, Pangeran Kartawijaya, dengan gelar Sultan Anom Abil Makarimi Muhammad Badrudin (1679-1723)
Panembahan Cirebon, Pangeran Wangsakerta dengan gelar Pangeran Abdul Kamil Muhammad Nasarudin atau Panembahan Tohpati (1679-1713)

Perubahan gelar dari Panembahan menjadi Sultan bagi dua putra tertua Pangeran Girilaya ini dilakukan oleh Sultan Ageng Tirtayasa, karena keduanya dilantik menjadi Sultan Cirebon di ibukota Banten. Sebagai sultan, mereka mempunyai wilayah kekuasaan penuh, rakyat, dan keraton masing-masing. Pangeran Wangsakerta tidak diangkat menjadi sultan melainkan hanya Panembahan. Ia tidak memiliki wilayah kekuasaan atau keraton sendiri, akan tetapi berdiri sebagai Kaprabon (Paguron) yaitu tempat belajar para intelektual keraton.
1680M
Susuhunan Amangkurat II memindahkan ibukota Kesultanan Mataram ke Kartasura.
Sekitar tahun 1680 muncul perselisihan dalam Kesultanan Banten, akibat perebutan kekuasaan dan pertentangan antara Sultan Ageng dengan putranya Sultan Haji. Perpecahan ini dimanfaatkan oleh Vereenigde Oostindische Compagnie (VOC) yang memberikan dukungan kepada Sultan Haji, sehingga perang saudara tidak dapat dielakkan. Sementara dalam memperkuat posisinya, Sultan Haji atau Sultan Abu Nashar Abdul Qahar juga sempat mengirimkan 2 orang utusannya, menemui Raja Inggris di London tahun 1682 untuk mendapatkan dukungan serta bantuan persenjataan. Dalam perang ini Sultan Ageng terpaksa mundur dari istananya dan pindah ke kawasan yang disebut dengan Tirtayasa, namun pada 28 Desember 1682 kawasan ini juga dikuasai oleh Sultan Haji bersama VOC dengan pasukan yang dipimpin Kapten Tack dan Saint-Martin. Sultan Ageng bersama putranya yang lain Pangeran Purbaya dan Syekh Yusuf dari Makasar mundur ke arah selatan pedalaman Sunda. Namun pada 14 Maret 1683 Sultan Ageng tertangkap kemudian ditahan di Batavia.
1681M
Ditandatanganinya perjanjian dagang antara Kesultanan Cirebon dengan Belanda.
Pangeran Puger diturunkan dari tahta Kesultanan Mataram di Plered.
12 Maret 1682M
Bantuan dan dukungan VOC kepada Sultan Haji (Banten) mesti dibayar dengan memberikan kompensasi kepada VOC. Di antaranya wilayah Lampung diserahkan kepada VOC, seperti tertera dalam surat Sultan Haji kepada Mayor Issac de Saint Martin, Admiral kapal VOC di Batavia yang sedang berlabuh di Banten. Surat itu kemudian dikuatkan dengan surat perjanjian tanggal 22 Agustus 1682 yang membuat VOC memperoleh hak monopoli perdagangan lada di Lampung. Selain itu berdasarkan perjanjian tanggal 17 April 1684, Sultan Haji juga mesti mengganti kerugian akibat perang kepada VOC.
14 Maret 1683M
Sultan Ageng Tirtayasa tertangkap pasukan puteranya Sultan Haji dan VOC kemudian ditahan di Batavia.
5 Mei 1683M
Sementara VOC terus mengejar dan mematahkan perlawanan pengikut Sultan Ageng yang masih berada dalam pimpinan Pangeran Purbaya dan Syekh Yusuf. VOC mengirim Untung Surapati yang berpangkat letnan beserta pasukan Balinya, bergabung dengan pasukan pimpinan Letnan Johannes Maurits van Happel menundukkan kawasan Pamotan dan Dayeuh Luhur.
14 Desember 1683
VOC, Letnan Untung Surapati beserta pasukan Balinya, dan Letnan Johannes Maurits van Happel berhasil menawan Syekh Yusuf mufti Sultan Ageng Tirtayasa. Setelah terdesak akhirnya Pangeran Purbaya menyatakan menyerah. Kemudian Untung Surapati disuruh oleh Kapten Johan Ruisj untuk menjemput Pangeran Purbaya, dan dalam perjalanan membawa Pangeran Purbaya ke Batavia, mereka berjumpa dengan pasukan VOC yang dipimpin oleh Willem Kuffeler, namun terjadi pertikaian di antara mereka, puncaknya pada 28 Januari 1684, pos pasukan Willem Kuffeler dihancurkan, dan berikutnya Untung Surapati beserta pengikutnya menjadi buronan VOC. Sedangkan Pangeran Purbaya sendiri baru pada 7 Februari 1684 sampai di Batavia.
1687M
Setelah meninggalnya Sultan Haji, VOC mulai mencengkramkan pengaruhnya di Kesultanan Banten, sehingga pengangkatan para Sultan Banten mesti mendapat persetujuan dari Gubernur Jendral Hindia Belanda di Batavia. Sultan Abu Fadhl Muhammad Yahya diangkat mengantikan Sultan Haji namun hanya berkuasa sekitar tiga tahun, selanjutnya digantikan oleh saudaranya Pangeran Adipati dengan gelar Sultan Abul Mahasin Muhammad Zainul Abidin dan kemudian dikenal juga dengan gelar Kang Sinuhun ing Nagari Banten.

Perang saudara yang berlangsung di Banten meninggalkan ketidakstabilan pemerintahan masa-masa berikutnya. Konfik antara keturunan penguasa Banten maupun gejolak ketidakpuasan masyarakat Banten, atas ikut campurnya VOC dalam urusan Banten. Perlawanan rakyat kembali memuncak pada masa akhir pemerintahan Sultan Abul Fathi Muhammad Syifa Zainul Arifin, di antaranya perlawanan Ratu Bagus Buang dan Kyai Tapa.
1703M
Kelahiran Muhammad ibn ʿAbd al-Wahhab (محمد بن عبد الوهاب) di Najd Arab, seorang ulama pencetus Kerajaan Saudi Arabia dan kelak terkenal dengan ajaran Salafi Muhammadiyyah/Wahabiyyah/Najdiyyah.
Susuhunan Amangkurat III wafat. Putra mahkota Kesultanan Mataram diangkat menjadi Susuhunan Amangkurat III.
1704M
Dengan bantuan VOC (Belanda) Pangeran Puger ditahtakan sebagai Susuhunan Paku Buwono I. Awal Perang Tahta I (1704-1708) di Kesultanan Mataram. Susuhunan Amangkurat III membentuk pemerintahan pengasingan.
1708M
Susuhunan Amangkurat III ditangkap dan dibuang ke Srilanka sampai wafatnya pada 1734.
1716M
Sultan Indermasyah dari Kerajaan Pagaruyung mengutus saudaranya yang bernama Sultan Abdul Jalil untuk mewakili dirinya dalam menyelesaikan kesepakatan dagang dengan pihak VOC.
1719M
Susuhunan Paku Buwono I meninggal dan digantikan putra mahkota Kesultanan Mataram dengan gelar Susuhunan Amangkurat IV atau Prabu Mangkurat Jawa. Awal Perang Tahta Jawa Kedua (1719-1723).
1726M
Susuhunan Amangkurat IV meninggal dan digantikan Putra Mahkota Kesultanan Mataram yang bergelar Susuhunan Paku Buwono II.
1732M
Regent VOC di Padang telah mencatat bahwa ada seorang ratu bernama Yang Dipertuan Puti Jamilan telah mengirimkan tombak dan pedang berbahan emas, sebagai tanda pengukuhan dirinya sebagai penguasa bumi emas. Walaupun kemudian waktu setelah pihak Belanda maupun Inggris berhasil mencapai kawasan pedalaman Minangkabau, namun mereka belum pernah menemukan cadangan emas yang signifikan dari kawasan tersebut.
9-22 Oktober 1740M
Terjadi peristiwa Geger Pecinan (Chinezenmoord / Murder of the Chinese), VOC melakukan genosida untuk membersihkan etnis cina dari wilayah Batavia dan sekitarnya. Lebih dari 10000 orang Cina / keturunan Cina dibantai, dan sekitar 500 pasukan Belanda terbunuh. Kejadian diawali atas protes para pekerja Cina yang menjadi buruh pabrik gula atas kenaikan-kenaikan harga gula, lalu membunuh 50 orang pasukan Belanda. Kejadian ini kemudian memicu Perang Jawa yang berlangsung selama 2 tahun antara VOC dengan orang Jawa dan orang keturunan Cina. Pada 2 November pihak VOC dengan pihak keturunan Cina melakukan gencatan senjata, dan pada 8 November pihak Kesultanan Cirebon mengirimkan 2000-3000 pasukan untuk mengamankan Batavia. Sekitar 4000 orang keturunan Cina berhasil meloloskan diri dari tragedi tersebut.
1741M-1742M
Belanda (VOC) berperang melawan orang-orang keturunan Cina yang dibantu oleh orang-orang Jawa. Pihak orang-orang Jawa dan keturunan Cina dipimpin oleh Kesultanan Mataram, yang berakhir dengan kemenangan VOC dan jatuhnya Kesultanan Mataram. Dibagian timur Jawa, Belanda ditawarkan bantuan oleh Cakraningrat IV dari Madura dengan imbalan Cakraningrat IV akan menjadi penguasa di daerah Mataram, dan VOC menyetujuinya. Pada 12 Juli 1741, tidak ada satupun keturunan Cina yang berada di daerah Madura, Tuban, Surabaya dan Gresik, kecuali dibunuh atau dibiarkan meloloskan diri. Pada November 1741 di Semarang, benteng pertahanan VOC yang dijaga sekitar 3400 personil, dikepung oleh 3500 orang pasukan keturunan Cina dan 20000 orang pasukan Jawa, tetapi pengepungan itu mampu dibuat terpecah oleh VOC dan membuat kota Jepara jatuh ke pihak VOC.
Maret 1742M
Kesultanan mataram dikalahkan oleh VOC, lalu berpihak kepada VOC. Hal ini memicu pemberontakan pada April 1742 yang dipimpin Sunan Kuning (Gerandi) terhadap Kesultanan Mataram dan Ibukota Kesultanan Mataram, Kartasura, dikuasai pemberontak. Susuhunan Paku Buwana II berada dalam pengasingan.
Awal 1743M
Dengan bantuan VOC Ibukota Kesultanan Mataram, Kartasura, berhasil direbut dari tangan pemberontak dengan keadaan luluh lantak. Sebuah perjanjian sangat berat (menggadaikan kedaulatan Mataram kepada VOC selama belum dapat melunasi hutang biaya perang) bagi Mataram dibuat oleh Susuhunan Paku Buwono II sebagai imbalan atas bantuan VOC. Seluruh bagian utara Jawa, timur Jawa, dan Madura, terlepas dari Mataram. Dan Mataram wajib membayar 8600 metrik ton beras kepada VOC.
1744M
Dimulainya pendirian Kerajaan Arab Saudi oleh Muhammad ibn Saud bersama dengan Syaikh Muhammad ibn Abdul-Wahhab di kota Ad-Dir'iyyah, Najd, Jazirah Arab. Daerah-daerah yang dikuasai baru sebatas sekitar Riyadh.
1745M
Susuhunan Paku Buwana II membangun ibukota baru Kesultanan Mataram di desa Sala di tepian Bengawan Beton.
Setelah kekalahan Mataram, Cakraningrat IV tidak mendapatkan apa yang menjadi perjanjiannya dengan VOC, bahkan diisolasi di Madura dan dicap sebagai pengkhianat oleh VOC. Tidak terima atas perlakuan VOC, Cakraningrat IV bergabung dengan pemberontakan terhadap VOC. Pada 1746 Cakraningrat IV di tangkap VOC di Banjarmasin dan diasingkan ke Semenanjung Harapan.
1746M
Susuhunan Paku Buwana II secara resmi menempati ibukota baru yang dinamai Surakarta. Konflik Istana menyebabkan saudara Susuhunan, P. Mangkubumi, meninggalkan istana. Meletus Perang Tahta Jawa Ketiga yang berlangsung lebih dari 10 tahun (1746-1757) dan mencabik Kesultanan Mataram menjadi dua Kerajaan besar dan satu kerajaan kecil.
11 Desember 1749M
Susuhunan Paku Buwono II menandatangani penyerahan kedaulatan Mataram kepada VOC. Namun secara de facto Mataram baru dapat ditundukkan sepenuhnya pada 1830.
12 Desember 1749M
Di Yogyakarta, Pangeran Mangkubumi diproklamirkan sebagai Susuhunan Paku Buwono oleh para pengikutnya.
15 Desember 1749M
Van Hohendorff mengumumkan Putra Mahkota sebagai Susuhunan Paku Buwono III.
Bendera Kesultanan Mataram yang sudah mulai dikenali sejak 1750M
1750M
Kerajaan Pagaruyung mulai tidak menyukai keberadaan VOC di Padang dan pernah berusaha membujuk Inggris yang berada di Bengkulu, bersekutu untuk mengusir Belanda walaupun tidak ditanggapi oleh pihak Inggris.
1752M
Mangkubumi berhasil menggerakkan pemberontakan di provinsi-provinsi Pasisiran (daerah pantura Jawa) mulai dari Banten sampai Madura.
Akibat konflik yang berkepanjangan di Banten, Sultan Banten kembali meminta bantuan VOC dalam meredam beberapa perlawanan rakyatnya sehingga sejak 1752 Banten telah menjadi vasal dari VOC.
23 September 1754M
Nicolas Hartingh menyerukan gencatan senjata dan perdamaian. Nota Kesepahaman Mangkubumi-Hartingh.
4 November 1754M
Paku Buwono III meratifikasi nota kesepahaman. Batavia walau keberatan tidak punya pilihan lain selain meratifikasi nota yang sama.
13 Februari 1755M
Puncak perpecahan Kesultanan Mataram terjadi, ditandai dengan Perjanjian Giyanti yang membagi Kesultanan Mataram menjadi dua, yaitu Kesunanan Surakarta dan Kesultanan Yogyakarta. Pangeran Mangkubumi menjadi Sultan atas Kesultanan Yogyakarta dengan gelar "Ingkang Sinuwun Kangjeng Sultan Hamengku Buwono Senopati Ing-Ngalaga Ngabdurakhman Sayidin Panatagama Khalifatullah" atau lebih populer dengan gelar Sri Sultan Hamengku Buwono I.
17 Maret 1757M
Perpecahan kembali melanda Mataram. Perjanjian Salatiga, perjanjian yang lebih lanjut membagi wilayah Kesultanan Mataram yang sudah terpecah, ditandatangani pada 17 Maret 1757 di Kota Salatiga antara Raden Mas Said (Pangeran Sambernyawa) dengan Sunan Paku Buwono III, VOC dan Sultan Hamengku Buwono I. Raden Mas Said diangkat sebagai penguasa atas sebuah kepangeranan, Praja Mangkunegaran yang terlepas dari Kesunanan Surakarta dengan gelar "Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Arya Mangku Nagara Senopati Ing Ayudha".
Lukisan Makkah Al-Mukaromah pada 1778M.
Sumber: Tableau général de l’Empire Othoman, vol. 2, 1790. Paris: Imprimerie de Monsieur
1781M
Inggris berhasil menguasai Padang untuk sementara waktu, dan waktu itu datang utusan dari Pagaruyung memberikan ucapan selamat atas keberhasilan Inggris mengusir Belanda dari Padang. Menurut Marsden, tanah Minangkabau sejak lama dianggap terkaya dengan emas, dan waktu itu kekuasaan raja Minangkabau disebutnya sudah terbagi atas raja Suruaso dan raja Sungai Tarab dengan kekuasaan yang sama.
1780M
Diangkatnya Yang Dipertuan Pagaruyung Raja Alam Muningsyah disebut juga dengan Sultan Arifin Muningsyah (lahir di Pagaruyung pada 1745, wafat di Pagaruyung Agustus 1825) sebagai Raja Alam Pagaruyung.
1785M
Kerajaan Siam mulai menganeksasi (menjajah) Kesultanan Pattani Darussalam, serangan demi serangan terus dilancarkan.
Juli 1786M
Kesultanan Pattani Darussalam takluk ditangan panglima peranng Kerajaan Budha Siam yang bernama Phraya Kalahun. Pada masa itu keadaan pertahanan Pattani telah sangat lemah, diserang dari darat dan laut oleh Kerajaan Siam. Serangan-serangan tidak dilawan dengan kekuatan yang seimnag di daerah Jering menyebabkan pertahanan di darat menjadi goyah dan dapat ditembusi. Keadaan dipermudahkan lagi kerana ada pembelot dalam istana yang bernama Nai Can Thong, seorang berketurunan Siam Ligor yang menjadi orang kepercayaan Sultan Muhammad telah membocorkan rahasia pertahanan Pattani kepada Phraya Kalahun.
November 1786M
Kerajaan Pattani Darussalam takluk dan dikuasai seluruh wilayahnya pada bulan November 1786. Pattani Darussalam sudah hilangtaring dan tidak mempunyai kekuatan untuk melawan Kerajaan Siam.
1788M
Mangkatnya Susuhunan Paku Buwono III dari Kesunanan Surakarta.
1792M
Wafatnya Sultan Hamengku Buwono I dari Kesultanan Yogyakarta.
22 Juni 1792M
Wafatnya Muhammad ibn ʿAbd al-Wahhab (محمد بن عبد الوهاب) di Najd Arab, seorang ulama pencetus Saudi Arabia dan terkenal dengan ajaran Salafi Muhammadiyyah/Wahabiyyah/Najdiyyah.
1795M
Wafatnya Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Arya Mangku Nagara Senopati Ing Ayudha (Mangku Nagara I) dari Kesunanan Surakarta.
1799M / 1 Januari 1800M
VOC dibubarkan. Berdirinya Pemerintahan Kolonial Hindia Belanda.
18 Dzul-hijjah 1216H / 21 April 1802M
Pasukan muslim dari Imaroh Dir'iyyah Saudi berjumlah 12 ribu orang yang dipimpin oleh Saud bin Abdul Aziz bin Muhammad menyerbu Karbala pada saat perayaan Ghadir Khum untuk meratakan makam Husayn bin Ali bin Abi Tholib, dan membunuh orang-orang Syi’ah sebanyak 2 ribu hingga 5 ribu orang hanya dalam 8 jam. Garnisun Khilafah Dinasti Utsmaniyyah yang bertugas menjaga keamanan di Karbala berhasil lolos dari serangan. Setelah serangan, pasukan tersebut membawa ghonimah yang diangkut sebanyak 4 ribu unta.
1803M - 1837M
Perang Padri

Perang Padri dimulai dengan munculnya pertentangan sekelompok ulama yang dijuluki sebagai Kaum Padri terhadap kebiasaan-kebiasaan yang marak dilakukan oleh kalangan masyarakat yang disebut Kaum Adat di kawasan Kerajaan Pagaruyung dan sekitarnya. Dilatarbelakangi oleh kepulangan tiga orang Haji dari Mekkah sekitar tahun 1803, yaitu Haji Miskin, Haji Sumanik dan Haji Piobang yang ingin menegakkan syariat Islam yang belum sempurna dijalankan oleh masyarakat Minangkabau, karena pengaruh dari dakwah Najdiyyah Syaikh Muhammad bin Abdul-Wahhab. Mengetahui hal itu, Tuanku Nan Renceh sangat tertarik lalu ikut mendukung keinginan ketiga orang Haji tersebut bersama dengan ulama lain di Minangkabau yang tergabung dalam Harimau Nan Salapan. Tidak adanya kesepakatan dari Kaum Adat yang padahal telah memeluk Islam untuk meninggalkan kebiasaan adat memicu kemarahan Kaum Padri, sehingga pecahlah peperangan yang gejolaknya dimulai pada tahun 1803 dan puncaknya pada tahun 1815.

Hingga tahun 1833, perang ini dapat dikatakan sebagai perang saudara yang melibatkan sesama Minang dan Mandailing. Dalam peperangan ini, Kaum Padri dipimpin oleh Harimau Nan Salapan sedangkan Kaum Adat dipimpinan oleh Yang Dipertuan Pagaruyung waktu itu Sultan Arifin Muningsyah. Kaum Adat yang mulai terdesak, meminta bantuan kepada Belanda pada tahun 1821. Namun keterlibatan Belanda ini justru memperumit keadaan, sehingga sejak tahun 1833 Kaum Adat berbalik melawan Belanda dan bergabung bersama Kaum Padri, walaupun pada akhirnya peperangan ini dapat dimenangkan Belanda.
1805M
Pasukan muslim dari Imaroh Dir'iyyah Saudi menguasai Makkah dan Madinah. Amir Imaroh Dir'iyyah Saudi mengumumkan lepasnya pengaruh kekuasaan Dinasti Utsmaniyyah dan mempertanyakan status sultannya sebagai khalifah Islam.
1808M
Herman Willem Daendels Gubernur Jenderal Hindia Belanda 1808-1810, memerintahkan pembangunan Jalan Raya Pos untuk mempertahankan pulau Jawa dari serangan Inggris. Daendels memerintahkan Sultan Banten untuk memindahkan ibu kotanya ke Anyer dan menyediakan tenaga kerja untuk membangun pelabuhan yang direncanakan akan dibangun di Ujung Kulon. Sultan menolak perintah Daendels, sebagai jawabannya Daendels memerintahkan penyerangan atas Banten dan penghancuran Istana Surosowan. Sultan beserta keluarganya disekap di Puri Intan (Istana Surosowan) dan kemudian dipenjarakan di Benteng Speelwijk. Sultan Abul Nashar Muhammad Ishaq Zainulmutaqin kemudian diasingkan dan dibuang ke Batavia. Pada 22 November 1808, Daendels mengumumkan dari markasnya di Serang bahwa wilayah Kesultanan Banten telah diserap ke dalam wilayah Hindia Belanda.
1810M
Perancis dibawah pimpinan Napoleon Bonaparte melakukan aneksasi terhadap Kerajaan Belanda dan setelah kabar ini diterima oleh Gubernur Jendral Herman Willem Daendels, Gubernur Jenderal kemudian melakukan pengibaran bendera Perancis, hal ini kemudian diketahui oleh Thomas Stamford Raffles dan mengunjungi Lord Minto Gubernur Jenderal Britania di India untuk mengusir Belanda dari Jawa dan hal tersebut disetujui oleh Gubernur Jendral Britania untuk India - Lord Minto.
1811M
Pemerintah Britania (Penggabungan kerajaan Inggris, Wales, Skotlandia dan Irlandia Utara) yang menguasai India, Burma dan Semenanjung Melayu melakukan peperangan dengan pihak Hindia Belanda yang telah tunduk pada Perancis (karena penaklukkan Napoleon Bonaparte atas Kerajaan Belanda).
1811M - 1818M
Perang antara Imaroh Dir'iyyah Saudi dengan Khilafah Dinasti Utsmaniyyah untuk memperebutkan Makkah dan Madinah. Dengan dikuasainya kembali Makkah dan Madinah oleh Khilafah Dinasti Utsmaniyyah menandakan akan kejatuhan Imaroh Dir'iyyah Saudi.
3 Agustus 1811M
Pasukan-pasukan Britania dalam jumlah besar mulai mendarat di pelabuhan-pelabuhan Jawa
26 Agustus 1811M
Perang besar antara Hindia Belanda dan pihak Britania dimulai dan menghasilkan kekalahan Belanda, hasil peperangan tersebut membuat Belanda menyingkir ke Semarang sampai akhirnya Belanda dibawah Gubernur Jendral Jan Willem Janssens yang menggantikan Herman Willem Daendels pada bulan Mei 1811 menyerah kepada Britania di Salatiga dan menandatangani kapitulasi Tuntang. Kemenangan ini kemudian menjadikan Thomas Stamford Raffles diangkat sebagai Letnan Gubernur (bawahan Gubernur Jenderal) untuk wilayah Jawa.
19 - 20 Juni 1812M
Pasukan Britania menyerbu Keraton Yogyakarta yang menyebabkan Sultan Hamengkubuwana II diturunkan secara tidak hormat dan digantikan putra sulungnya, yaitu Sultan Hamengkubuwana III. Perisitwa ini dikenal dengan nama Geger Sapehi. Inggris memerintah hingga tahun 1815. Pada masa pemerintahan Inggris, Hamengkubuwana III wafat dan digantikan putranya, adik tiri Pangeran Diponegoro, yaitu Hamengkubuwana IV yang berusia 10 tahun (1814), sementara Paku Alam I (Patih Danuredjo) bertindak sebagai wali.
1813M
Perpecahan kembali melanda Mataram. Pangeran Nata Kusuma diangkat sebagai penguasa atas sebuah kepangeranan, Kadipaten Paku Alaman yang terlepas dari Kesultanan Yogyakarta dengan gelar "Kangjeng Gusti Pangeran Adipati Paku Alam".
Kesultanan Banten resmi dihapuskan tahun 1813 oleh pemerintah kolonial Inggris. Pada tahun itu, Sultan Muhammad bin Muhammad Muhyiddin Zainussalihin dilucuti dan dipaksa turun tahta oleh Thomas Stamford Raffles. Peristiwa ini merupakan pukulan pamungkas yang mengakhiri riwayat Kesultanan Banten.
Kelahiran Muhammad Nawawi bin 'Umar bin 'Arabi Al-Bantani atau yang lebih dikenal Syaikh Nawawi Al-Bantani di Tanara Serang. Seorang ulama asal Serang Banten yang menjadi Imam Masjidil-Harom.
1814M
Proses rekonsiliasi antara Belanda dan Britania.
H.C. Cornelius, seorang insinyur Belanda, diperintahkan oleh Thomas Stamford Raffles (Gubernur Jendral Britania) untuk misi pencarian bangunan besar di hutan dekat desa Boro. Misi itu membuahkan hasil dengan ditemukannya kembali Candi Borobudur, dan dengan tenaga 200 orang H.C. Cornelius membuka hutan tersebut.
1815M
Kaum Padri dibawah pimpinan Tuanku Pasaman menyerang Kerajaan Pagaruyung dan pecahlah peperangan di Koto Tangah. Serangan ini menyebabkan Sultan Arifin Muningsyah terpaksa menyingkir dan melarikan diri dari ibu kota kerajaan. Dari catatan Raffles yang pernah mengunjungi Pagaruyung pada tahun 1818, menyebutkan bahwa ia hanya mendapati sisa-sisa Istana Kerajaan Pagaruyung yang sudah terbakar.
19 Agustus 1816M
Britania mengembalikan Jawa kepada Belanda sesuai isi Perjanjian Wina dibawah Gubernur Jenderal Belanda van der Capellen, setelah berakhirnya perang Napoleon dan Letnan Gubernur Thomas Stamford Raffles meninggalkan Jawa dan kembali ke Inggris.
1817M
Setelah dihapuskannya Kesultanan Banten, wilayah Banten menjadi bagian dari kawasan kolonialisasi. Pada masa pemerintahan Hindia Belanda, Banten dijadikan keresidenan.
29 Januari 1819M
Pada tahun 1818, Sir Thomas Stamford Raffles yang telah dilantik menjadi gubernur di koloni Inggris di Bengkulu (Bencoolen) Sumatera, masih meyakini bahwa Inggris perlu mencari cara untuk menjadi penguasa dominan di Asia. Salah satunya dengan membangun sebuah pelabuhan baru di Selat Malaka. Pelabuhan Inggris yang sudah ada, seperti Pulau Pinang terlalu jauh dari Selat Malaka, sedangkan Bengkulu menghadap ke Samudera Hindia dan Selat Sunda. Raffles kemudian berhasil menyakinkan East India Company (EIC) untuk mencari pelabuhan baru, dan salah satu yang dilirik adalah Pulau Tumasik (sekarang disebut Singapore).

Raffles tiba di Tumasik pada 29 Januari 1819. Dia menemukan sebuah perkampungan Melayu kecil di muara Sungai Singapore yang diketuai oleh seorang Tumenggung dari Kesultanan Johor. Pulau itu dikelola oleh Kesultanan Johor tetapi keadaan politiknya tidak stabil. Pewaris Sultan Johor, Tengku Abdul Rahman dikuasai oleh Belanda dan Bugis. Raffles kemudian mengetahui bahwa Tengku Abdul Rahman menjadi sultan hanya karena saudaranya, yaitu Tengku Hussein tidak berada di tempat sewaktu ayahnya meninggal dunia. Menurut adat Melayu, calon sultan perlu berada di sisi sultan sekiranya ingin dilantik menjadi sultan.
6 Februari 1819M
Sadar bahwa ia dapat memanipulasi keadaan ini, Sir Thomas Stamford Raffles telah mendukung Tengku Hussein untuk menjadi Sultan sekiranya Tengku Hussein memberikan izin kepada Inggris untuk membuka pelabuhan di Tumasik dan sebagai balasan Inggris akan membayar uang tahunan kepada Tengku Hussein. Perjanjian ini menjadi sah pada 6 Februari 1819 dan nama Tumasik diganti menjadi Singapura. Raffles kembali ke Bengkulu tidak lama setelah menandatangani perjanjian dengan Johor. William Farquhar kemudian mengepalai koloni baru Inggris ini dengan bantuan sepasukan tentara Inggris.
Mei 1819M
Setelah terjadi perdamaian antara Inggris dan Belanda pada tahun 1814, maka Belanda kembali memasuki Padang pada bulan Mei tahun 1819. Belanda memastikan kembali pengaruhnya di pulau Sumatera dan Pagaruyung, dengan ditanda-tanganinya Traktat London pada tahun 1824 dengan Inggris.
21 Februari 1821M
Karena terdesak dalam peperangan melawan Kaum Padri dan keberadaan Yang Dipertuan Pagaruyung yang tidak pasti, maka Kaum Adat yang dipimpin oleh Sultan Tangkal Alam Bagagar meminta bantuan kepada Belanda, walaupun sebetulnya Sultan Tangkal Alam Bagagar waktu itu dianggap tidak berhak membuat perjanjian dengan mengatasnamakan Kerajaan Pagaruyung. Akibat dari perjanjian ini, Belanda menjadikannya sebagai tanda penyerahan Kerajaan Pagaruyung kepada pemerintah Hindia Belanda, kemudian mengangkat Sultan Tangkal Alam Bagagar sebagai Regent Tanah Datar.
April 1821M
Atas perintah Residen James du Puy di Padang, penyerangan Simawang dan Sulit Air oleh pasukan Kapten Goffinet dan Kapten Dienema, sebagai tanda keterlibatan Belanda karena diundang oleh kaum Adat, dan campur tangan Belanda dalam Perang Padri.
8 Desember 1821M
Datang tambahan pasukan yang dipimpin oleh Letnan Kolonel Raaff untuk memperkuat posisi Belanda pada Perang Padri di kawasan yang telah dikuasai tersebut.
4 Maret 1822M
Pasukan Belanda dibawah pimpinan Letnan Kolonel Raaff berhasil memukul mundur Kaum Padri keluar dari Pagaruyung. Kemudian Belanda membangun benteng pertahanan di Batusangkar dengan nama Fort Van der Capellen, sedangkan Kaum Padri menyusun kekuatan dan bertahan di Lintau.
10 Juni 1822M
Pergerakan pasukan Raaff di Tanjung Alam dihadang oleh Kaum Padri, namun pasukan Belanda dapat terus melaju ke Luhak Agam.
14 Agustus 1822M
Dalam pertempuran di Baso, Kapten Goffinet menderita luka berat kemudian meninggal dunia pada 5 September 1822. Pada bulan September 1822 pasukan Belanda terpaksa kembali ke Batusangkar karena terus tertekan oleh serangan Kaum Padri yang dipimpin oleh Tuanku Nan Renceh.
6 Desember 1822M
Hamengkubuwana IV meninggal pada usia 19 tahun. Ratu Ageng (permaisuri Hamengkubuwana II) dan Gusti Kangjeng Ratu Kencono (permaisuri Hamengkubuwana IV) memohon dengan sangat kepada pemerintah Belanda untuk mengukuhkan putra Hamengkubuwana IV yang masih berusia 2 tahun untuk menjadi Hamengkubuwana V serta tidak lagi menjadikan Paku Alam sebagai wali. Pangeran Diponegoro selanjutnya diangkat menjadi wali bagi keponakannya bersama dengan Mangkubumi. Sebagai putra tertua Hamengkubuwana II meskipun bukan dari istri resmi (permaisuri), ia merasa sangat sakit hati karena kecewa. Pada tahun 1823, tahta keraton yang seharusnya diduduki wali sultan yang masih balita ternyata ditempati oleh Residen Belanda saat itu, yaitu Smissaert, sehingga sangat melukai hati masyarakat Yogya dan Pangeran Diponegoro, meskipun ada kecurigaan bahwa tindakan Smissaert disebabkan kedua ratu tidak ingin melihat Diponegoro duduk di atas tahta.
13 April 1823M
Setelah mendapat tambahan pasukan, Raaff mencoba kembali menyerang Lintau, namun Kaum Padri dengan gigih melakukan perlawanan, sehingga pada tanggal 16 April 1823 Belanda terpaksa kembali ke Batusangkar.
6 Mei 1823M
Menindaklanjuti pengamatan Van der Graaf pada tahun 1821 yang melihat para petani lokal menderita akibat penyalahgunaan penyewaan tanah oleh warga Belanda, Inggris, Perancis, dan Jerman, van der Capellen mengeluarkan dekrit bahwa semua tanah yang disewa orang Eropa dan Tionghoa wajib dikembalikan kepada pemiliknya per 31 Januari 1824. Namun, pemilik lahan diwajibkan memberikan kompensasi kepada penyewa lahan Eropa. Keraton Yogyakarta terancam bangkrut karena tanah yang disewa adalah milik keraton sehingga Pangeran Diponegoro terpaksa meminjam uang kepada Kapitan Tionghoa di Yogyakarta pada masa itu. Smissaert berhasil menipu kedua wali sultan untuk meluluskan kompensasi yang diminta oleh Nahuys atas perkebunan di Bedoyo sehingga membuat Diponegoro memutuskan hubungannya dengan keraton. Putusnya hubungan tersebut terutama disebabkan tindakan Ratu Ageng (ibu tiri pangeran) dan Patih Danurejo yang pro kepada Belanda.
1824M
Turki Ibn Abdullah Ibn Muhammad Ibn Saud berhasil mendirikan kembali dinasti Saudi dan mengusir kekuasaan Mesir dari Riyadh.
17 Maret 1824M
Di kota London, United Kingdom of Great Britain (Britania Raya) dan Koninkrijk der Nederlanden (Kerajaan Belanda) menandatangani Perjanjian Britania-Belanda 1824, yang juga dikenal dengan Perjanjian London. Perjanjian ini ditujukan untuk mengatasi konflik yang bermunculan akibat pemberlakuan Perjanjian Britania-Belanda 1814. Belanda diwakili oleh Hendrik Fagel dan Anton Reinhard Falck, sedangkan Britania diwakili oleh George Canning dan Charles Watkins Williams Wynn. Perjanjian ini menjelaskan, bahwa kedua negara diijinkan untuk tukar menukar wilayah pada British India, Keylon (SriLanka) dan Indonesia, berdasarkan kepada negara yang paling diinginkan, dengan pertimbangan masing-masing negara harus mematuhi peraturan yang ditetapkan secara lokal.

Semua serah terima dari kepemilikan dan bangunan yang didirikan terjadi pada tanggal 1 Maret 1825. Hal ini diluar dari jumlah yang harus dibayarkan oleh Belanda sebesar 100.000 poundsterling sebelum akhir tahun 1825. Perjanjian ini disahkan pada tanggal 30 April 1824 oleh Britania dan tanggal 2 Juni 1824 oleh pihak Belanda. Dengan ditandatanganinya Perjanjian Inggris-Belanda 1824 ini maka Kepulauan Hindia terbagi atas pengaruh dua kekuasaan tersebut, maka status Singapura, Malaka dan kawasan utara, termasuk Pulau Pinang, menjadi hak milik Inggris telah dikukuhkan. Sedangkan kawasan di sebelah selatan berada di bawah pengaruh Belanda. Termasuk penyerahan Jawa kembali kepada Belanda, seperti yang dijelaskan pada Convention on Java tanggal 24 Juni 1817. Pada tahun 1826, Singapura bersama-sama dengan Pulau Pinang dan Melaka digabungkan di bawah satu pemerintahan yaitu Pemerintahan Negeri-Negeri Selat.
September 1824M
Pasukan Belanda di bawah pimpinan Mayor Frans Laemlin telah berhasil menguasai beberapa kawasan di Luhak Agam di antaranya Koto Tuo dan Ampang Gadang. Kemudian mereka juga telah menduduki Biaro dan Kapau, namun karena luka-luka yang dideritanya di bulan Desember 1824, Laemlin meninggal dunia di Padang.
29 Oktober 1824M
Pangeran Diponegoro mengadakan pertemuan di rumahnya, di Tegalrejo, untuk membahas mengenai kemungkinan pemberontakan pada pertengahan Agustus. Pangeran Diponegoro membulatkan tekat untuk melakukan perlawanan dengan membatalkan pajak Puwasa agar para petani di Tegalrejo dapat membeli senjata dan makanan.
Pertengahan Mei 1825M
Smissaert memutuskan untuk memperbaiki jalan-jalan kecil di sekitar Yogyakarta. Namun, pembangunan jalan yang awalnya dari Yogyakarta ke Magelang melewati Muntilan dibelokkan melewati pagar sebelah timur Tegalrejo. Pada salah satu sektor, patok-patok jalan yang dipasang orang-orang kepatihan melintasi makam leluhur Pangeran Diponegoro. Patih Danurejo tidak memberitahu keputusan Smissaert sehingga Diponegoro baru mengetahui setelah patok-patok dipasang. Perseteruan terjadi antara para petani penggarap lahan dengan anak buah Patih Danurejo sehingga memuncak di bulan Juli. Patok-patok yang telah dicabut kembali dipasang sehingga Pangeran Diponegoro menyuruh mengganti patok-patok dengan tombak sebagai pernyataan perang.
20 Juli 1825M
Pihak istana mengutus dua bupati keraton senior yang memimpin pasukan Jawa-Belanda untuk menangkap Pangeran Diponegoro dan Mangkubumi di Tegalrejo sebelum perang pecah. Meskipun kediaman Diponegoro jatuh dan dibakar, pangeran dan sebagian besar pengikutnya berhasil lolos. Pangeran Diponegoro beserta keluarga dan pasukannya bergerak ke barat hingga Desa Dekso di Kabupaten Kulonprogo, dan meneruskan ke arah selatan hingga keesokan harinya tiba di Goa Selarong yang terletak lima kilometer arah barat dari Kota Bantul. Pangeran Diponegoro kemudian menjadikan Goa Selarong, sebuah goa yang terletak di Dusun Kentolan Lor, Guwosari Pajangan Bantul, sebagai basisnya. Pangeran menempati goa sebelah Barat yang disebut Goa Kakung, yang juga menjadi tempat pertapaannya. Sedangkan Raden Ayu Retnaningsih (selir yang paling setia menemani Pangeran setelah dua istrinya wafat) dan pengiringnya menempati Goa Putri di sebelah Timur.

Perang sabil

Penyerangan di Tegalrejo memulai perang Diponegoro yang berlangsung selama lima tahun. Bagi Diponegoro dan para pengikutinya, perang ini merupakan perang jihad melawan Belanda (kafir) dan orang Jawa murtad. Sebagai seorang muslim, Diponegoro merasa tidak senang terhadap religiusitas yang kendur di istana Yogyakarta akibat pengaruh masuknya Belanda, disamping kebijakan-kebijakan pro-Belanda yang dikeluarkan istana. Infiltrasi pihak Belanda di istana telah membuat Keraton Yogyakarta seperti rumah bordil. Di lain pihak, Smissaert menulis bahwa Pangeran Diponegoro semakin lama semakin hanyut dalam fanatisme dan banyak anggota kerajaan yang menganggapnya kolot dalam beragama.

Diponegoro memimpin masyarakat Jawa, dari kalangan petani hingga golongan priyayi yang menyumbangkan uang dan barang-barang berharga lainnya sebagai dana perang, dengan semangat "Sadumuk bathuk, sanyari bumi ditohi tekan pati" (sejari kepala sejengkal tanah dibela sampai mati). Sebanyak 15 dari 19 pangeran bergabung dengan Diponegoro. Bahkan Diponegoro juga berhasil memobilisasi para bandit profesional yang sebelumnya ditakuti oleh penduduk pedesaan, meskipun hal ini menjadi kontroversi tersendiri. Perjuangan Diponegoro dibantu Kyai Maja yang juga menjadi pemimpin spiritual pemberontakan. Dalam perang jawa ini Pangeran Diponegoro juga berkoordinasi dengan I.S.K.S. Pakubowono VI serta Raden Tumenggung Prawirodigdoyo Bupati Gagatan.
Wilayah dukungan Pangeran Diponegoro pada saat Perang Sabil.
15 November 1825M
Perlawanan yang dilakukan oleh Kaum Padri cukup tangguh sehingga sangat menyulitkan Belanda untuk menundukkannya. Oleh sebab itu Belanda melalui residennya di Padang mengajak pemimpin Kaum Padri yang waktu itu telah dipimpin oleh Tuanku Imam Bonjol untuk berdamai dengan maklumat "Perjanjian Masang" pada tanggal 15 November 1825. Hal ini dimaklumi karena disaat bersamaan Pemerintah Hindia Belanda juga kehabisan dana dalam menghadapi peperangan lain di Eropa dan Jawa seperti Perang Diponegoro.

Selama periode gencatan senjata, Tuanku Imam Bonjol mencoba memulihkan kekuatan dan juga mencoba merangkul kembali Kaum Adat. Sehingga akhirnya muncul suatu kompromi yang dikenal dengan nama "Plakat Puncak Pato" di Bukit Marapalam, Kabupaten Tanah Datar yang mewujudkan konsensus bersama Adat Basandi Syara', Syara' Basandi Kitabullah yang artinya adat Minangkabau berlandaskan kepada syariat Islam, sedangkan syariat Islam berlandaskan kepada Al-Qur'an.

Tuanku Imam Bonjol yang bernama asli Muhammad Syahab muncul sebagai pemimpin dalam Perang Padri setelah sebelumnya ditunjuk oleh Tuanku Nan Renceh sebagai Imam di Bonjol. Kemudian menjadi pemimpin sekaligus panglima perang setelah Tuanku Nan Renceh meninggal dunia.
1827M
Belanda melakukan penyerangan terhadap Diponegoro dengan menggunakan sistem benteng sehingga Pasukan Diponegoro terjepit. Dan di tahun yang sama etnis Tionghoa (kafir) diungsikan dari Bagelen ke Wonosobo.
1829M
Kyai Modjo, pemimpin spiritual Perang Sabil, ditangkap. Menyusul kemudian Pangeran Mangkubumi dan panglima utamanya Alibasah Sentot Prawirodirjo menyerah kepada Belanda.
20 Februari 1830M
Pangeran Diponegoro dan Kolonel Cleerens bertemu di Remo Kamal, Bagelen (sekarang masuk wilayah Kabupaten Purworejo).
28 Maret 1830M
Jenderal De Kock memaksa mengadakan perundingan dan mendesak Pangeran Diponegoro agar menghentikan perang. Permintaan itu ditolak Pangeran Diponegoro. Tetapi Belanda telah menyiapkan penyergapan dengan teliti dan berhasil menjepit pasukan Diponegoro di Magelang. Hari itu juga Pangeran Diponegoro ditangkap dan diasingkan ke Ungaran, kemudian dibawa ke Gedung Karesidenan Semarang, dan langsung ke Batavia menggunakan kapal Pollux pada 5 April.
30 April 1830M
Batavia mengeluarkan keputusan. Pangeran Diponegoro, Raden Ayu Retnaningsih, Tumenggung Dipasana dan istri, serta para pengikut lainnya seperti Mertaleksana, Banteng Wereng, dan Nyai Sotaruna, dibuang dan diasingkan ke Manado.
27 September 1830M
Akhir perang Diponegoro. Seluruh daerah Manca nagara Yogyakarta dan Surakarta dirampas Belanda. Perjanjian Klaten menentukan tapal yang tetap antara Surakarta dan Yogyakarta dan membagi secara permanen Kerajaan Mataram ditandatangani oleh Sasradiningrat, Pepatih Dalem Surakarta, dan Danurejo, Pepatih Dalem Yogyakarta. Mataram secara de facto dan de yure dikuasai oleh Hindia Belanda.
Agustus 1831M
Setelah berakhirnya perang Diponegoro dan pulihnya kekuatan Belanda di Jawa, Pemerintah Hindia Belanda kembali mencoba untuk menundukan Kaum Padri. Hal ini sangat didasari oleh keinginan kuat untuk penguasaan penanaman kopi yang sedang meluas di kawasan pedalaman Minangkabau (darek).
Awal bulan Agustus 1831 Lintau berhasil ditaklukkan, menjadikan Luhak Tanah Datar berada dalam kendali Belanda. Namun Tuanku Lintau masih tetap melakukan perlawanan dari kawasan Luhak Limo Puluah. Sementara ketika Letnan Kolonel Elout melakukan berbagai serangan terhadap Kaum Padri antara tahun 1831–1832, ia memperoleh tambahan kekuatan dari pasukan Sentot Prawirodirdjo, salah seorang panglima pasukan Pangeran Diponegoro yang telah membelot dan berdinas pada Pemerintah Hindia Belanda setelah usai perang di Jawa. Namun kemudian Letnan Kolonel Elout berpendapat, kehadiran Sentot yang ditempatkan di Lintau justru menimbulkan masalah baru. Beberapa dokumen-dokumen resmi Belanda membuktikan kesalahan Sentot yang telah melakukan persekongkolan dengan Kaum Padri sehingga kemudian Sentot dan legiunnya dikembalikan ke Pulau Jawa.
1832M
Kerajaan Minh Mệnh Vietnam menginvasi bagian terakhir dari Kerajaan Champa.
Juli 1832M
Dari Batavia dikirim pasukan infantri dalam jumlah besar di bawah pimpinan Letnan Kolonel Ferdinand P. Vermeulen Krieger, untuk mempercepat penyelesaian peperangan dengan Kaum Padri.
Oktober 1832M
Luhak Limo Puluah telah berada dalam kekuasaan Belanda bersamaan dengan wafatnya Tuanku Lintau. Kemudian Kaum Padri terus melakukan konsolidasi dan berkubu di Kamang, namun seluruh kekuatan Kaum Padri di Luhak Agam juga dapat ditaklukkan Belanda setelah jatuhnya Kamang pada akhir tahun 1832, sehingga kembali Kaum Padri terpaksa mundur dari kawasan luhak dan bertahan di Bonjol.
1833M
Bangkitnya jihad ummat Islam di Champa melawan dominasi Kerajaan Minh Mệnh, dipimpin oleh Katip Suma. Katip Suma adalah seorang ulama yang sedang belajar di Kelantan, setelah mendengar penjajahan Vietnam terhadap Champa maka Katip Suma pulang ke Champa untuk melakukan perlawanan. Para penjajah Vietnam memaksa muslim Champa memakan daging kadal dan daging babi sedangkan orang-orang hindu Champa dipaksa memakan daging sapi. Untuk melawan perang jihad yang dipimpin Katip Suma, Minh Mệnh melancarkan perang "chiến trường đỏ lửa" (red-fire battlefiel), yang memblokade seluruh akses menuju kamp-kamp mujahidin Katip Suma.
Awal Januari 1833M
Pasukan Belanda mulai melakukan penyisiran pada beberapa kawasan yang masih menjadi basis Kaum Padri. Pasukan Belanda membangun kubu pertahanan di Padang Mantinggi, namun sebelum mereka dapat memperkuat posisi, kubu pertahanan tersebut diserang oleh Kaum Padri dibawah pimpinan Tuanku Rao yang mengakibatkan banyak korban di pihak Belanda. Namun dalam pertempuran di Air Bangis, pada tanggal 29 Januari 1833, Tuanku Rao menderita luka berat akibat dihujani peluru. Kemudian ia dinaikkan ke atas kapal untuk diasingkan. Belum lama berada di atas kapal, Tuanku Rao menemui ajalnya. Diduga jenazahnya kemudian dibuang ke laut oleh tentara Belanda.
11 Januari 1833M
Beberapa kubu pertahanan dari garnisun Belanda diserang secara mendadak. Disebutkan ada sekitar 139 orang tentara Eropa serta ratusan tentara pribumi terbunuh. Sejak tahun 1833 mulai muncul kompromi antara Kaum Adat dan Kaum Padri. Di ujung penyesalan muncul kesadaran, mengundang Belanda (kafir) dalam konflik justru menyengsarakan masyarakat Minangkabau itu sendiri.
2 Mei 1833M
Sultan Tangkal Alam Bagagar yang sebelumnya ditunjuk oleh Belanda sebagai Regent Tanah Datar, ditangkap oleh pasukan Letnan Kolonel Elout di Batusangkar atas tuduhan pengkhianatan. Kemudian Belanda mengasingkannya ke Batavia, walau dalam catatan Belanda Sultan Tangkal Alam Bagagar menyangkal keterlibatannya dalam penyerangan beberapa pos Belanda, namun pemerintah Hindia Belanda juga tidak mau mengambil risiko untuk menolak laporan dari para perwiranya. Kedudukan Regent Tanah Datar kemudian diberikan kepada Tuan Gadang di Batipuh.

Menyadari hal itu, kini Belanda bukan hanya menghadapi Kaum Padri saja, tetapi secara keseluruhan masyarakat Minangkabau. Maka Pemerintah Hindia Belanda pada tahun 1833 mengeluarkan pengumuman yang disebut "Plakat Panjang" berisi sebuah pernyataan bahwa kedatangan Belanda ke Minangkabau tidaklah bermaksud untuk menguasai negeri tersebut, mereka hanya datang untuk berdagang dan menjaga keamanan, penduduk Minangkabau akan tetap diperintah oleh para penghulu mereka dan tidak pula diharuskan membayar pajak. Kemudian Belanda berdalih bahwa untuk menjaga keamanan, membuat jalan, membuka sekolah, dan sebagainya memerlukan biaya, maka penduduk diwajibkan menanam kopi dan mesti menjualnya kepada Belanda.
23 Agustus 1833M
Gubernur Jenderal Hindia Belanda Johannes van den Bosch datang ke Padang untuk melihat dari dekat proses operasi militer yang dilakukan oleh pasukan Belanda. Sesampainya di Padang, ia melakukan perundingan dengan Komisaris Pesisir Barat Sumatera, Mayor Jenderal Riesz dan Letnan Kolonel Elout untuk segera menaklukkan Benteng Bonjol, pusat komando pasukan Padri. Riesz dan Elout menerangkan bahwa belum datang saatnya yang baik untuk mengadakan serangan umum terhadap Benteng Bonjol, karena kesetiaan penduduk Luhak Agam masih disangsikan dan mereka sangat mungkin akan menyerang pasukan Belanda dari belakang. Tetapi Van den Bosch bersikeras untuk segera menaklukkan Benteng Bonjol paling lambat tanggal 10 September 1833, kedua opsir tersebut meminta tangguh enam hari sehingga jatuhnya Bonjol diharapkan pada tanggal 16 September 1833.
21 September 1833M
Gubernur Jenderal Hindia Belanda digantikan oleh Jean Chrétien Baud, Van den Bosch membuat laporan bahwa penyerangan ke Bonjol gagal dan sedang diusahakan untuk konsolidasi guna penyerangan selanjutnya. Taktik serangan gerilya yang diterapkan Kaum Padri kemudian berhasil memperlambat gerak laju serangan Belanda ke Benteng Bonjol, bahkan dalam beberapa perlawanan hampir semua perlengkapan perang pasukan Belanda seperti meriam beserta perbekalannya dapat dirampas. Pasukan Belanda hanya dapat membawa senjata dan pakaian yang melekat di tangan dan badannya.
1834M
Pangeran Diponegoro dipindahkan dari Manado ke benteng Rotterdam di Makassar, Sulawesi Selatan.
Pada akhir 1834, Katip Ja Thak Wa keluar dari barisan Katip Suma dan murtad menjadi biksu Budha lalu memimpin kelompok pemberontakannya sendiri melawan Minh Mệnh Vietnam. Untuk meredam revolusi yang dipimpin Ja Thak Wa, Minh Mệnh memerintahkan pasukan Vietnam untuk memenggal 3 kepala orang Cham agar bisa mendapat gaji tiap bulannya.
Awal 1835M
Perang di Phan Rang, Ja Thak Wa terbunuh dalam peperangan. Raja Minh Mệnh memerintahkan untuk membunuh Raja Po Po Ngoc (Nguyen Van Thua), membakar seluruh orang Cham di sepanjang pesisir selatan, membakar seluruh pendukung-pendukung revolusi Ja Thak Wa, meratakan/menghilangkan seluruh makam raja-raja Champa. Jihad Katip Suma masih terus berlanjut secara gerilya dengan dukungan muslimin Champa.
21 April 1835M
Pada tanggal 16 April 1835, Belanda memutuskan untuk kembali mengadakan serangan besar-besaran untuk menaklukkan Bonjol dan sekitarnya. Operasi militer dimulai pada tanggal 21 April 1835, pasukan Belanda dipimpin oleh Letnan Kolonel Bauer, memecah pasukannya menuju Masang menjadi dua bagian yang bergerak masing-masing dari Matur dan Bamban. Pasukan ini mesti menyeberangi sungai yang saat itu tengah dilanda banjir, dan terus masuk menyelusup ke dalam hutan rimba; mendaki gunung dan menuruni lembah; guna membuka jalur baru menuju Bonjol.
23 April 1835M
Gerakan pasukan Belanda telah berhasil mencapai tepi Batang Gantiang, kemudian menyeberanginya dan berkumpul di Batusari. Dari sini hanya ada satu jalan sempit menuju Sipisang, daerah yang masih dikuasai oleh Kaum Padri. Sesampainya di Sipisang, pecah pertempuran sengit antara pasukan Belanda dengan Kaum Padri. Pertempuran berlangsung selama tiga hari tiga malam tanpa henti, sampai banyak korban di kedua belah pihak. Akhirnya dengan kekuatan yang jauh tak sebanding, pasukan Kaum Padri terpaksa mengundurkan diri ke hutan-hutan rimba sekitarnya. Jatuhnya daerah Sipisang ini meningkatkan moralitas pasukan Belanda, kemudian daerah ini dijadikan sebagai kubu pertahanan sambil menunggu pembuatan jembatan menuju Bonjol.
8 Juni 1835M
Pasukan Belanda berhasil menguasai Alahan Panjang. Walau pergerakan laju pasukan Belanda menuju Bonjol masih sangat lamban, hampir sebulan waktu yang diperlukan untuk dapat mendekati daerah Alahan Panjang. Sebagai front terdepan dari Alahan Panjang adalah daerah Padang Lawas yang secara penuh masih dikuasai oleh Kaum Padri. Selanjutnya pada tanggal 11 Juni 1835 pasukan Belanda kembali bergerak menuju sebelah timur Batang Alahan Panjang dan membuat kubu pertahanan di sana, sementara pasukan Kaum Padri tetap bersiaga di seberangnya.
16 Juni 1835M
Pasukan Belanda berhasil mendekati Bonjol dalam jarak kira-kira hanya 250 langkah pada tengah malam, kemudian mereka mencoba membuat kubu pertahanan. Selanjutnya dengan menggunakan houwitzer, mortir dan meriam, pasukan Belanda menembaki Benteng Bonjol. Namun Kaum Padri tidak tinggal diam dengan menembakkan meriam pula dari Bukit Tajadi. Sehingga dengan posisi yang kurang menguntungkan, pasukan Belanda banyak menjadi korban.
17 Juni 1835M
Datang bantuan tambahan pasukan sebanyak 2000 orang yang dikirim oleh Residen Francis di Padang. Dan pada tanggal 21 Juni 1835, dengan kekuatan yang besar pasukan Belanda memulai gerakan maju menuju sasaran akhir yaitu Benteng Bonjol di Bukit Tajadi.

Melihat kokohnya Benteng Bonjol, pasukan Belanda mencoba melakukan blokade terhadap Bonjol dengan tujuan untuk melumpuhkan suplai bahan makanan dan senjata pasukan Padri. Blokade yang dilakukan ini ternyata tidak efektif, karena justru kubu-kubu pertahanan pasukan Belanda dan bahan perbekalannya yang banyak diserang oleh pasukan Kaum Padri secara gerilya. Di saat bersamaan seluruh pasukan Kaum Padri mulai berdatangan dari daerah-daerah yang telah ditaklukkan pasukan Belanda, yaitu dari berbagai negeri di Minangkabau dan sekitarnya. Semua bertekad bulat untuk mempertahankan markas besar Bonjol sampai titik darah penghabisan, hidup mulia atau mati syahid.
Pertengahan Agustus 1835M
Usaha untuk melakukan serangan ofensif terhadap Bonjol baru dilakukan kembali setelah bala bantuan tentara yang terdiri dari pasukan Bugis datang, maka penyerangan mulai dilakukan terhadap kubu-kubu pertahanan Kaum Padri yang berada di Bukit Tajadi, dan pasukan Bugis ini berada pada bagian depan pasukan Belanda dalam merebut satu persatu kubu-kubu pertahanan strategis Kaum Padri yang berada disekitar Bukit Tajadi.
5 September 1835M
Awal September 1835, pasukan Belanda belum berhasil menguasai Bukit Tajadi, pada tanggal 5 September 1835, Kaum Padri keluar dari kubu pertahanannya menyerbu ke luar benteng menghancurkan kubu-kubu pertahahan Belanda yang dibuat sekitar Bukit Tajadi. Setelah serangan tersebut, pasukan Kaum Padri segera kembali masuk ke dalam Benteng Bonjol.
9 September 1835M
Pasukan Belanda mencoba menyerang dari arah Luhak Limo Puluah dan Padang Bubus, namun hasilnya gagal, bahkan banyak menyebabkan kerugian pada pasukan Belanda. Letnan Kolonel Bauer, salah seorang komandan pasukan Belanda menderita sakit dan terpaksa dikirim ke Bukittinggi kemudian posisinya digantikan oleh Mayor Prager.
11 Desember 1835M
Blokade yang berlarut-larut dan keberanian Kaum Padri, membangkitkan semangat keberanian rakyat sekitarnya untuk memberontak dan menyerang pasukan Belanda, sehingga rakyat Simpang dan Alahan Mati mengangkat senjata dan menyerang kubu-kubu pertahanan Belanda. Pasukan Belanda kewalahan mengatasi perlawanan ini. Namun setelah datang bantuan dari serdadu-serdadu Madura yang berdinas pada pasukan Belanda, perlawanan ini dapat diatasi.
3 Desember 1836M
Pasukan Belanda kembali melakukan serangan besar-besaran terhadap Benteng Bonjol, sebagai usaha terakhir untuk penaklukan Bonjol. Serangan dahsyat ini mampu menjebol sebagian Benteng Bonjol, sehingga pasukan Belanda dapat masuk menyerbu dan berhasil membunuh beberapa keluarga Tuanku Imam Bonjol. Tetapi dengan kegigihan dan semangat juang yang tinggi Kaum Padri kembali berhasil memporak-porandakan musuh sehingga Belanda terusir dan terpaksa kembali keluar dari benteng dengan meninggalkan banyak sekali korban jiwa di masing-masing pihak.
1837M
Kegagalan penaklukan ini benar-benar memukul kebijaksanaan Gubernur Jenderal Hindia Belanda di Batavia yang waktu itu telah dipegang oleh Dominique Jacques de Eerens, kemudian pada awal tahun 1837 mengirimkan seorang panglima perangnya yang bernama Mayor Jenderal Cochius untuk memimpin langsung serangan besar-besaran ke Benteng Bonjol untuk kesekian kalinya. Cochius merupakan seorang perwira tinggi Belanda yang memiliki keahlian dalam strategi perang Benteng Stelsel.
16 Maret – 17 Agustus 1837M
Belanda dengan intensif mengepung Bonjol dari segala jurusan selama sekitar enam bulan dipimpin oleh jenderal dan beberapa perwira. Pasukan gabungan ini sebagian besar terdiri dari berbagai suku, seperti Jawa, Madura, Bugis dan Ambon. Terdapat 148 perwira Eropa, 36 perwira pribumi, 1.103 tentara Eropa, 4.130 tentara pribumi, termasuk di dalamnya Sumenapsche hulptroepen hieronder begrepen (pasukan pembantu Sumenap alias Madura). Dalam daftar nama para perwira pasukan Belanda tersebut di antaranya adalah Mayor Jendral Cochius, Letnan Kolonel Bauer, Mayor Sous, Mayor Prager, Kapten MacLean, Letnan Satu van der Tak, Pembantu Letnan Satu Steinmetz, dan seterusnya. Kemudian ada juga nama Inlandsche (pribumi) seperti Kapitein Noto Prawiro, Indlandsche Luitenant Prawiro Dilogo, Karto Wongso Wiro Redjo, Prawiro Sentiko, Prawiro Brotto, Merto Poero dan lainnya.
20 Juli 1837M
Dari Batavia didatangkan terus tambahan kekuatan tentara Belanda tiba dengan Kapal Perle di Padang, sejumlah orang Eropa dan Sepoys, serdadu dari Afrika yang berdinas dalam tentara Belanda, direkrut dari Ghana dan Mali, terdiri dari 1 sergeant, 4 korporaals dan 112 flankeurs, serta dipimpin oleh Kapitein Sinninghe.
3 Agustus 1837M
Serangan yang bergelombang serta bertubi-tubi dan hujan peluru dari pasukan artileri yang bersenjatakan meriam-meriam besar, serta pasukan infantri dan kavaleri yang terus berdatangan. Dipimpin oleh Letnan Kolonel Michiels sebagai komandan lapangan terdepan mulai sedikit demi sedikit menguasai keadaan.
15 Agustus 1837M
Bukit Tajadi, pertahanan pasukan Kaum Padri, jatuh pada pasukan Belanda.
16 Agustus 1837M
Benteng Bonjol secara keseluruhan dapat ditaklukkan. Namun Tuanku Imam Bonjol dapat mengundurkan diri keluar dari benteng dengan didampingi oleh beberapa pengikutnya terus menuju daerah Marapak.
Oktober 1837
Dalam pelarian dan persembunyiannya, Tuanku Imam Bonjol terus mencoba mengadakan konsolidasi terhadap seluruh pasukannya yang telah bercerai-berai dan lemah, namun karena telah lebih 3 tahun bertempur melawan Belanda secara terus menerus, ternyata hanya sedikit saja yang tinggal dan masih siap untuk bertempur kembali.

Dalam kondisi seperti ini, tiba-tiba datang surat tawaran dari Residen Francis di Padang untuk mengajak berunding. Kemudian Tuanku Imam Bonjol menyatakan kesediaannya melakukan perundingan. Perundingan itu dikatakan tidak boleh lebih dari 14 hari lamanya. Selama 14 hari berkibar bendera putih dan gencatan senjata berlaku. Tuanku Imam Bonjol diminta untuk datang ke Palupuh, tempat perundingan, tanpa membawa senjata. Tapi hal itu cuma jebakan Belanda untuk menangkap Tuanku Imam Bonjol, dan kemudian Tuanku Imam Bonjol dalam kondisi sakit langsung dibawa ke Bukittinggi kemudian terus dibawa ke Padang, untuk selanjutnya diasingkan.
23 Januari 1838M
Tuanku Imam Bonjol dipindahkan ke Cianjur, dan pada akhir tahun 1838, ia dipindahkan ke Ambon.
28 Desember 1838M
Meskipun pada tahun 1837 Benteng Bonjol dapat dikuasai Belanda, dan Tuanku Imam Bonjol berhasil ditipu dan ditangkap, tetapi peperangan ini masih berlanjut sampai akhirnya benteng terakhir Kaum Padri, di Dalu-Dalu (Rokan Hulu), yang waktu itu dipimpin oleh Tuanku Tambusai jatuh pada 28 Desember 1838. Jatuhnya benteng tersebut memaksa Tuanku Tambusai mundur, bersama sisa-sisa pengikutnya pindah ke Negeri Sembilan di Semenanjung Malaya, dan akhirnya peperangan ini dianggap selesai kemudian Kerajaan Pagaruyung ditetapkan menjadi bagian dari Pax Netherlandica dan wilayah Padangse Bovenlanden telah berada di bawah pengawasan Pemerintah Hindia Belanda.
19 Januari 1839M
Tuanku Imam Bonjol dipindahkan ke Manado, dan di daerah inilah beliau menjalani masa pembuangan selama 27 tahun lamanya.
22 Februari 1841M
Setelah ditangkapnya Sultan Tangkal Alam Bagagar atas tuduhan pengkhianatan oleh Kolonel Elout, Datuk Pamuncak Tuan Gadang di Batipuh diangkat menjadi Regent oleh Belanda. Namun perubahan administrasi pemerintah Hindia Belanda di Minangkabau serta ditolaknya permintaan Tuan Gadang untuk diakui sebagai raja di Minangkabau, mendorong rakyat Batipuh bersama Tuan Gadang pada tanggal 22 Februari 1841 melakukan perlawanan bersenjata terhadap pemerintah Hindia Belanda yang dimulai dengan menyerang pos garnisun tentara Belanda yang berada di Padangpanjang. Pengaruh perlawanan rakyat Batipuh ini cepat menyebar ke kawasan lain, menebarkan huru-hara pada kawasan Fort de Kock dan Fort Van der Capellen, di mana beberapa pejabat Eropa dan pribumi terbunuh. Perlawanan rakyat ini juga tidak lepas dari penerapan cultuurstelsel di Minangkabau. Walau perlawanan ini dapat cepat diredam oleh Belanda, Tuan Gadang sendiri berhasil ditawan dan diasingkan ke Batavia.
8 Januari 1855M
Pangeran Diponegoro (lahir di Ngayogyakarta Hadiningrat, 11 November 1785) yang bernama asli Mustahar wafat di Benteng Rotterdam, Makassar, Sulawesi Selatan.
1862M
Pada usia 12 tahun, Cut Nyak Dhien pejuang Aceh dinikahkan oleh orangtuanya dengan Teuku Cik Ibrahim Lamnga, putra dari uleebalang Lamnga XIII. Mereka memiliki satu anak laki-laki.
6 November 1864M
Tuanku Imam Bonjol (lahir di Bonjol, Pasaman, Sumatera Barat, 1772) yang bernama asli Muhammad Syahab wafat dalam pengasingan dan dimakamkan di Lotak, Pineleng, Minahasa.
26 Maret 1873M
Perang Aceh (50.000 Tentara Eropa + 100.000 Tentara KNIL melawan lebih dari 200.000 mujahidin Aceh)

Belanda menyatakan perang kepada Aceh, dan mulai melepaskan tembakan meriam ke daratan Aceh dari kapal perang Citadel van Antwerpen. Dipimpin oleh Panglima Polim dan Sultan Mahmud Syah melawan Belanda yang dipimpin Jenderal Johan Harmen Rudolf Köhler. Perang Aceh Pertama adalah ekspedisi Belanda terhadap Aceh pada tahun 1873 yang bertujuan mengakhiri Perjanjian London 1871, yang menindaklanjuti traktat dari tahun 1859 (diputuskan oleh Jan van Swieten).

Akibat dari Perjanjian Siak 1858, Sultan Ismail menyerahkan wilayah Deli, Langkat, Asahan dan Serdang kepada Belanda, padahal daerah-daerah itu sejak Sultan Iskandar Muda, berada di bawah kekuasaan Aceh. Belanda melanggar perjanjian Siak, maka berakhirlah perjanjian London tahun 1824. Isi perjanjian London adalah Belanda dan Britania Raya membuat ketentuan tentang batas-batas kekuasaan kedua daerah di Asia Tenggara yaitu dengan garis lintang Singapura. Keduanya mengakui kedaulatan Aceh. Aceh menuduh Belanda tidak menepati janjinya, sehingga kapal-kapal Belanda yang lewat perairan Aceh ditenggelamkan oleh pasukan Aceh. Perbuatan Aceh ini didukung Britania.

Akibat perjanjian Sumatera 1871, Aceh mengadakan hubungan diplomatik dengan Konsul Amerika Serikat, Kerajaan Italia dan Kesultanan Usmaniyah di Singapura. Aceh juga mengirimkan utusan ke Turki Utsmani pada tahun 1871. Akibat upaya diplomatik Aceh tersebut, Belanda menjadikannya sebagai alasan untuk menyerang Aceh. Wakil Presiden Dewan Hindia Frederik Nicolaas Nieuwenhuijzen dengan 2 kapal perangnya datang ke Aceh dan meminta keterangan dari Sultan Machmud Syah tentang apa yang sudah dibicarakan di Singapura itu, tetapi Sultan Machmud menolak untuk memberikan keterangan.
5 April 1873M
Belanda mendarat di Pante Ceureumen di bawah pimpinan Jenderal Johan Harmen Rudolf Köhler, dan langsung bisa menguasai Masjid Raya Baiturrahman. Köhler saat itu membawa 3.198 tentara. Sebanyak 168 di antaranya para perwira. Serangan Köhler dengan serdadunya dapat dipatahkan, di mana Köhler sendiri tewas pada tanggal 14 April 1873 kemudian digantikan oleh Kolonel Eeldert Christiaan van Daalen. Sepuluh hari kemudian, perang berkecamuk di mana-mana. Yang paling besar saat merebut kembali Masjid Raya Baiturrahman, yang dibantu oleh beberapa kelompok pasukan. Ada di Peukan Aceh, Lambhuk, Lampu'uk, Peukan Bada, sampai Lambada, Krueng Raya. Beberapa ribu orang juga berdatangan dari Teunom, Pidie, Peusangan, dan beberapa wilayah lain.
16 April 1873M
Terjadi serbuan beruntun ke Istana Kesultanan Aceh di bawah pimpinan Mayor F.P. Cavaljé namun tidak dapat menduduki lebih lanjut karena keulungan orang Aceh serta banyaknya serdadu Belanda yang tewas dan terluka. Serdadu Belanda tidak cukup persiapan untuk serangan tersebut. Di samping itu, jumlah artileri (berat) tidak cukup dan mereka tidak cukup mengenali musuh. Mereka sendiri harus menarik diri dari pesisir dan atas petunjuk Komisaris F.N. Nieuwenhuijzen (yang menjalin komunikasi dengan Gubernur Jendral Loudon) dan kembali ke Pulau Jawa.
20 November 1873M
Ekspedisi militer Aceh Kedua diumumkan oleh KNIL terhadap Aceh setelah kegagalan serangan pertama. Pada saat itu, Belanda sedang mencoba menguasai seluruh Nusantara. Ekspedisi yang dipimpin oleh Jan van Swieten itu terdiri atas 8.500 prajurit, 4.500 pembantu dan kuli, dan belakangan ditambahkan 1.500 pasukan. Pasukan Belanda dan Aceh sama-sama menderita kolera. Sekitar 1.400 prajurit kolonial meninggal antara bulan November 1873 hingga April 1874.
26 Januari 1874M
Pasukan Belanda dipimpin oleh Jenderal Jan van Swieten. Belanda berhasil menduduki Istana Kesultanan Aceh, dan dijadikan sebagai pusat pertahanan Belanda.
31 Januari 1874M
Jenderal Van Swieten mengumumkan bahwa seluruh Aceh jadi bagian dari Kerajaan Belanda. Ketika Sultan Machmud Syah wafat 26 Januari 1874 karena kolera, digantikan oleh Tuanku Muhammad Dawood yang dinobatkan sebagai Sultan di masjid Indrapuri dengan gelar Sultan Ibrahim Mansur Syah. Perang Aceh ini adalah perang total dan frontal, di mana pemerintah masih berjalan mapan, meskipun ibu kota negara berpindah-pindah ke Keumala Dalam, Indrapuri, dan tempat-tempat lain.
12 Mei 1874M
Raja Willem II menganugerahkan Medali Aceh 1873-1874. Yang khas adalah pembawa medali tersebut juga dapat diberi gesper bertulisan "ATJEH 1873-1874" pada pita Ereteken voor Belangrijke Krijgsbedrijven. Terdapat pula salib Militaire Willems-Orde dan Medaille voor Moed en Trouw.
24 Desember 1875M
Cut Nyak Dhien dan bayinya mengungsi bersama ibu-ibu dan rombongan lainnya. Suaminya Teuku Cik Ibrahim Lamnga selanjutnya bertempur untuk merebut kembali daerah VI Mukim.
10 Maret 1876M
MayJend. GBT. Wiggers van Kerchem, pengganti Jend. Pel, menjadi komandan militer dan sipil Belanda di Aceh. Ketika pemerintahan ditegakkan, ia mengetahui bahwa beberapa bagian Aceh Besar sudah ditaklukkan dan diduduki. Keadaan Aceh cukup tenang, namun keamanan tidak benar-benar terwujud. Di saat yang sama, pejuang Aceh mengadakan perang gerilya, dan di Aceh Besar belum mengalami atau sedang memikirkan untuk merapat ke para pejuang Aceh. Konvoi dan patroli Belanda terus-menerus terkena serangan tak terduga.
20 Maret 1876M
Kubu Belanda di IX Mukim dipersiapkan dan dipersenjatai dengan 2 meriam dan 2 mortir berukuran 12 cm. Mereka tetap di sana dan di Kuta Pohama yang telah diduduki untuk menjaga komunikasi sepanjang garis pantai dan memastikan pasukan telah mengendalikan seluruh laguna tersebut, dan masyarakat setempat menyerahkan diri pada Belanda.
21 Maret 1876M
Angkutan barang di bawah pimpinan LetTu. W. van Heeckeren van Molecaten diserang pejuang Aceh dekat Atu. Perwira tersebut terluka dan 5 orang lainnya terbunuh. Karena pejuang Aceh sudah merangsek ke tepi tenggara dari garis memanjang. Kol. Karel van der Heijden (sejak tanggal 1 April menjadi komandan di Garis Tenggara) dibebani tugas memimpin serangan ke kubu tersebut.
2 Mei 1876M
Lampagar jatuh ke dalam kekuasaan pejuang Ach. Di sisi utara, pejuang Aceh merangsek ke pos yang belum diperlengkapi dengan baik serta menyerang orang-orang di sana. Kapiten J.W.C.C. Hoynck van Papendrecht, Let. N. van de Roemer dan 5 prajurit pribumi terbunuh.
Juli 1876M
Gagasan gerakan militer Belanda terlaksana dengan serbuan terhadap pejuang Aceh di IV Mukim dan VI Mukim. Dan untuk melindungi tujuan tersebut, sebuah pos di Krueng Raba didirikan. 2 barisan beranggotakan 300 serdadu di bawah pimpinan May. Diepenheim dan Lubeck dikerahkan untuk tujuan ini. Perintah tersebut dilaksanakan dan bangunan pos tidak dirusak. Namun, di bulan itu juga, sejumlah patroli diserang pejuang Aceh pada tanggal 14 dan 28 Juli.
1 September 1876M
3 barisan di bawah May. Ruempol, Burgers dan Jeltes bertolak dari Kutaraja menuju Ulee Kareung; Overste Van Bennekom menjadi pimpinan umum, sementara Jend. Wiggers van Kerchem akan memimpin operasi selanjutnya bersama kepala staf. Meskipun terjadi perlawanan sengit dari pejuang Aceh, tetap pasukan Belanda mencapai Tonga dan Lamnyong. Pada hari itu, 7 orang dan 3 perwira Belanda tewas sementara 42 orang lainnya terluka.
26 September 1876M
Pejuang Aceh dikalahkan di mana-mana, 22 pucuk senjata dirampas dan sebuah pos dibangun di Kajhu, di mana Overste Ruempol dengan anak buahnya dapat kembali ke Kutaraja. Karena pandangan politiknya atas pemerintah Hindia Belanda yang tak terpecah, Wiggers van Kerchem dibebastugaskan dari kedudukannya secara terhormat, digantikan oleh May. AJE. Diemont dan Diemont mengemban tugas menaklukkan Tanjung Seumantoh (pasukan yang dipimpin Hendrik Eduard Schoggers menunggu di sini) dan Simpang Ulim di pantai timur Sumatera, yang masih menunjukkan sikap permusuhan.
Akhir 1876M
Kedudukan Belanda di Aceh lebih aman.
25 Januari 1877M
Pasukan Belanda di Aceh kembali dikerahkan ke daerah pantai Kuala Gigieng hingga Kuala Lue untuk merebutnya kembali bagian terakhir rencana Jend. Pel yang belum terlaksana. Lamnga diduduki tanpa perlawanan dan pejuang Aceh mencegat sepanjang pantai dari Pedir ke Kuala Lue dan berjalan lebih lanjut ke XXII Mukim.
April 1877M
Pasukan Belanda di Aceh menduduki Analabu dan tindakan militer diarahkan ke Lhoong, Baba Awe dan No di pantai selatan, yang akhirnya bisa ditaklukkan.
29 Juni 1878M
Ketika Ibrahim Lamnga bertempur di Gle Tarum melawan Belanda, Ibrahim Lamnga syahid. Kabar itu menyebabkan Cut Nyak Dhien sangat marah dan bersumpah hendak menghancurkan Belanda.
1880M
Teuku Umar, salah satu tokoh Aceh yang melawan Belanda melamar Cut Nyak Dhien. Pada awalnya Cut Nyak Dhien menolak, tetapi karena Teuku Umar memperbolehkannya ikut dalam medan perang, Cut Nyak Dhien setuju untuk menikah dengannya pada tahun 1880. Mereka dikaruniai anak yang diberi nama Cut Gambang.
1881M - 1896M
Perang Aceh dilanjutkan secara gerilya dan dikobarkan perang fiy sabilillah oleh para ulama. Di mana sistem perang gerilya ini dilangsungkan sampai tahun 1903. Dalam perang gerilya ini pasukan Aceh di bawah Teuku Umar bersama Panglima Polim dan Sultan Aceh.
Mei 1881M
Muhammad Saman ketika menunaikan ibadah haji di Mekkah, ia memperdalam lagi ilmu agamanya. Selain itu tidak lupa ia menjumpai pimpinan-pimpinan Islam yang ada di sana, sehingga ia mulai tahu tentang perjuangan Islam dalam berjuang melawan kekuasaan kafir. Pasukan Muhammad Saman (Teungku Chik Di Tiro) dapat merebut benteng Belanda Lam Baro, Aneuk Galong dan lain-lain. Belanda akhirnya terjepit di sekitar kota Banda Aceh dengan mempergunakan taktik lini konsentrasi (concentratie stelsel) yaitu membuat benteng yang mengelilingi wilayah yang masih dikuasainya.
27 Agustus 1883M
Pada hari Senin pukul 10.20, terjadi 4 seri ledakan dahsyat pada gunung Krakatau. Menurut Simon Winchester, ahli geologi lulusan Universitas Oxford Inggris yang juga penulis National Geographic mengatakan bahwa ledakan itu adalah yang paling besar, suara paling keras dan peristiwa vulkanik yang paling meluluhlantakkan dalam sejarah manusia modern. Letusan setara dengan 200 ton Mega TNT yang suara letusannya terdengar sampai 4.600 km dari pusat letusan dan bahkan dapat didengar oleh 1/8 penduduk bumi saat itu. The Guiness Book of Records mencatat ledakan Krakatau sebagai ledakan yang paling hebat yang terekam dalam sejarah.

Ledakan Krakatau telah melemparkan batu-batu apung dan abu vulkanik dengan volume 18 kilometer kubik. Semburan debu vulkanisnya mencapai 80 km. Benda-benda keras yang berhamburan ke udara itu jatuh di dataran pulau Jawa dan Sumatera bahkan sampai ke Sri Lanka, India, Pakistan, Australia dan Selandia Baru. Letusan itu menghancurkan Gunung Danan, Gunung Perbuwatan serta sebagian Gunung Rakata di mana setengah kerucutnya hilang, membuat cekungan selebar 7 km dan sedalam 250 meter. Tsunami naik setinggi 40 meter menghancurkan desa-desa dan apa saja yang berada di pesisir pantai, gelombangnya terus merambat hingga ke seluruh penjuru bumi. Tsunami ini timbul bukan hanya karena letusan tetapi juga longsoran bawah laut.

Tercatat dari laporan pemerintah Hindia Belanda, jumlah korban yang tewas mencapai 36.417 orang berasal dari 295 kampung kawasan pantai mulai dari Merak di Kota Cilegon hingga Cilamaya di Karawang, pantai barat Banten hingga Tanjung Layar di Pulau Panaitan (Ujung Kulon serta Sumatera Bagian selatan, namun diperkirakan jumlah korban lebih dari 120 ribu jiwa, dan banyak jasad yang ditemukan mengapung hingga ke Afrika. Di Ujungkulon, air bah masuk sampai 15 km ke arah barat. Keesokan harinya sampai beberapa hari kemudian, penduduk Jakarta dan Lampung pedalaman tidak lagi melihat matahari. Gelombang Tsunami yang ditimbulkan bahkan merambat hingga ke pantai Hawaii, pantai barat Amerika Tengah dan Semenanjung Arab yang jauhnya 7 ribu kilometer.

Tercatat dari beberapa dokumen di seluruh dunia setelah terjadinya letusan Krakatau: Suhu global rata-rata turun sebanyak 1,2 derajat celcius di tahun setelah letusan, pola cuaca terus kacau selama bertahun-tahun, langit selalu mendung kemerahan, dan suhu tidak kembali normal hingga 1888.

Januari 1891M
Belanda yang merasa kewalahan melawan perlawanan Teungku Chik Di Tiro akhirnya memakai "siasat liuk" dengan mengirim makanan yang sudah dibubuhi racun. Tanpa curiga sedikitpun Teungku Chik Di Tiro memakannya, dan akhirnya Teungku Chik Di Tiro wafat di benteng Aneuk Galong.
30 September 1893M
Teuku Umar menyerahkan diri kepada Gubernur Deykerhooff di Kutaraja bersama 13 orang Panglima bawahannya dan 250 orang pasukannya, setelah mendapat jaminan keselamatan dan pengampunan. Teuku Umar dihadiahi gelar Teuku Johan Pahlawan Panglima Besar Nederland. Istrinya, Cut Nyak Dien sempat bingung, malu, dan marah atas keputusan suaminya itu. Bahkan, Cut Nyak Meutia datang menemui Cut Nyak Dhien dan memakinya. Teuku Umar menunjukkan kesetiaannya kepada Belanda dengan sangat meyakinkan, sehingga ia mendapat kepercayaan yang besar dari Gubernur Belanda. Kepercayaan itu dimanfaatkan dengan baik demi kepentingan perjuangan rakyat Aceh selanjutnya. Teuku Umar lalu mencoba untuk mempelajari taktik Belanda, sementara pelan-pelan mengganti sebanyak mungkin orang Belanda di unit yang ia kuasai. Dalam peperangan Teuku Umar dengan para pejuang Aceh, mereka hanya melakukan perang pura-pura dan hanya memerangi Uleebalang yang memeras rakyat (misalnya Teuku Mat Amin). Pasukannya disebarkan bukan untuk mengejar musuh, melainkan untuk menghubungi para Pemimpin pejuang Aceh dan menyampaikan pesan rahasia.
1896M - 1910M
Perang di Aceh menjadi perang gerilya kelompok dan perorangan dengan perlawanan, penyerbuan, penghadangan dan pembunuhan tanpa komando dari pusat pemerintahan Kesultanan. Untuk mengalahkan pertahanan dan perlawan Aceh, Belanda memakai tenaga ahli Dr. Christiaan Snouck Hurgronje yang menyamar selama 2 tahun di pedalaman Aceh untuk meneliti kemasyarakatan dan ketatanegaraan Aceh. Hasil kerjanya itu dibukukan dengan judul Rakyat Aceh (De Acehers). Dalam buku itu disebutkan strategi bagaimana untuk menaklukkan Aceh.

Usulan strategi Snouck Hurgronje kepada Gubernur Militer Belanda Joannes Benedictus van Heutsz adalah, supaya golongan Keumala (yaitu Sultan yang berkedudukan di Keumala) dengan pengikutnya dikesampingkan dahulu. Tetap menyerang terus dan menghantam terus kaum ulama. Jangan mau berunding dengan pimpinan-pimpinan gerilya. Mendirikan pangkalan tetap di Aceh Raya. Menunjukkan niat baik Belanda kepada rakyat Aceh, dengan cara mendirikan langgar, masjid, memperbaiki jalan-jalan irigasi dan membantu pekerjaan sosial rakyat Aceh.

Ternyata siasat Dr Snouck Hurgronje diterima oleh Van Heutz yang menjadi Gubernur militer dan sipil di Aceh (1898-1904). Kemudian Dr Snouck Hurgronje diangkat sebagai penasihatnya.
30 Maret 1896M
Teuku Umar melakukan rencana palsu pada Belanda dan mengklaim bahwa ia ingin menyerang basis pejuang Aceh. Dengan membawa pasukannya beserta 800 pucuk senjata, 25.000 butir peluru, 500 kg amunisi, dan uang 18.000 dollar. Teuku Umar dan Cut Nyak Dhien pergi dengan semua pasukan dan perlengkapan berat, senjata, dan amunisi Belanda, lalu tidak pernah kembali. Penghianatan ini disebut Het verraad van Teukoe Oemar (pengkhianatan Teuku Umar), dan dia menjadi buronan Belanda. Berita larinya Teuku Umar menggemparkan Pemerintah Kolonial Belanda, dan gubernur Deykerhooff dipecat dan digantikan oleh jenderal Vetter.
2 April 1896M
Jend. J.A. Vetter dikirim ke Aceh bersama-sama dengan kolonel infanteri J.W. Stemfoort dan mayor staf jenderal Breijer. Mereka bertolak pada tanggal 2 April bersama Batalyon IX dan tiba 5 hari kemudian di Ulee Lheue, 2 hari kemudian tibalah Batalyon VI dan seorang pendaki gunung.
10 April 1896M
Teuku Umar menunggu dan melakukan pendekatan, memperkuat diri di VI Mukim dekat batas daerah terbuka di depan garis Belanda dan lebih ke belakang hingga Lampisang, bersama dengan 2.000 pejuang terlatih. Di seberang pertahanan itu, pasukan Belanda memiliki barisan yang kuat yang dibentuk selama penghapusan garis terdalam batalyon medan yang sepenuhnya kosong. Di saat yang sama, Jend. Christoffel Deykerhoff mengendalikan pemerintahan sipil dan militer di Aceh dan Jajahannya melalui telegraf. Pemerintahan sipil diserahkan kepada residen KFH. van Langen. Komandan militer yang baru Kol. Stemfoort, pergi ke Lamkunyit dan Bilul bersama dengan 1 batalyon infanteri dan detasemen serta persenjataan lainnya.

Dalam perjalanan pergi dan kembali, barisan pasukan Belanda mendapatkan serangan. Karena tujuan utamanya untuk menghukum Teuku Umar dan pos-pos pejuang Aceh. Komisaris pemerintah Belanda mengeluarkan surat keputusan, pos-pos di garis terdalam tidak hanya dihancurkan namun juga dirusak, kecuali di Cot Goe, yang memang menguntungkan untuk tempat beradanya garis konsentrasi pasukan Belanda. Di hari ke-14, kerja besar yang banyak menemui kesulitan dan memerlukan kekuatan besar itu selesai. Hanya untuk menghancurkan Aneuk Galong, Lambarih, Senelop dan Lam Sut yang dilakukan oleh Batalyon VI, IX, XII, dan XIV, 2 baris artileri gunung dan pasukan pembantu yang mengorbankan 5 perwira dan 50 orang lainnya sampai terbunuh dan sekitar 200 orang terluka.
27 April 1896M
Angkatan darat dan laut Belanda melancarkan serangan tembak ke Lampisang dan sekitarnya. Teuku Umar telah memperkuat daerah pertahanannya dengan garis-garis mematikan yang terdiri atas kampung dan benteng, yang dihubungkan oleh parit satu sama lain. Sehingga banyak usaha yang harus dilakukan pasukan Belanda untuk menembus benteng yang kukuh tersebut. Pada akhir bulan Mei, dimulailah gerakan untuk mengusir Teuku Umar dari VI dan IV Mukim di Sagi XXV yang berada di Aceh Besar. Batalyon XII dan XIV ditempatkan di Lamith, dan di Blang ditempatkan Batalyon IX. Sementara itu, angkatan utama - terdiri atas Batalyon III, VI, VII, Marechaussee, 4 seksi artileri gunung dan pasukan penolong - sama-sama ditarik ke Ketapan Duwa. Batalyon VII, bersama kavaleri dan artileri, dijadikan pasukan cadangan.
23 Mei 1896M
Sejak sebelum fajar, pasukan Belanda sudah bertempur dengan pejuang Aceh. Dan seberapapun kuat pasukan dan keberanian yang ditunjukkan oleh Teuku Umar untuk memimpin pasukan, ia harus mundur. Gampong Lam Hasan menunjukkan perlawanan sengit, selama berjam-jam baterai artileri yang kuat dekat Lamjamu ditembakkan tanpa henti. Sia-sia saja Batalyon Infanteri IX mencoba menembus pertahanan yang kukuh itu. Saat fajar menyingsing mayor infanteri JR. Jacobs, dengan pasukan cadangannya yang terdiri atas 3 kompi di Batalyon VII, ditugaskan membantu Batalyon IX dan merebut Lam Hasan. Dengan Kompi I di barisan, separuh Kompi II pada sayap kiri dan sisanya ditanam di Ajuen Tebal untuk menghadapi gerak maju para pejuang Aceh. Dalam waktu singkat tempat itu dapat diduduki oleh Belanda. Dari separuh kompi yang turut serta dalam pertempuran, 2 perwira Belanda terbunuh dan 30 orang lainnya terluka.

Serangan ke Lampisang diawali secara mendadak di malam hari oleh sebagian garis pertama sayap kanan dan kiri pasukan Belanda. Barisan Van Heutsz harus mendaki bukit dan menduduki Glee Putih. Setibanya di atas, mereka dapat memantau Lampisang, dari situlah serangan diawali. Teuku Umar dan pengikutnya melancarkan serangan mendadak yang singkat ke Bukit Sebun Beradin yang terletak di selatan. Van Heutsz mengirim laporan bahwa gerak maju harus secepatnya dilakukan oleh Batalyon VII dan IX. Lamteungoh, Lam Manyang dan Lam Isek dapat ditaklukkan oleh Batalyon XII dan XV Pada tanggal 23 Mei, tetapi pasukan Belanda menderita kekalahan besar, ada 160 orang yang tak diikutsertakan lagi dalam serangan. Di pagi berikutnya, pasukan bergerak ke Lampisang dan tempat tinggal Teuku Umar dibakar, diikuti dengan sebuah kubu yang kuat, yang terdiri atas Kampung Beradin dan Benteng Sebun. Secara keseluruhan, operasi di daerah Teuku Umar itu menelan 200 korban tewas dan terluka dari pihak Belanda.
9 Juni 1896M
Korps Marechaussee berbaris ke garis depan barisan menuju Aneuk Galong. Garis depan yang dipimpin oleh G.J.W.C.H. Graafland tersebut langsung menyerang tanpa menunggu pasukan lainnya. Pada pukul 4.30, pasukan berhasil mengepung. Diikuti dengan serangan tembak ke arah pejuang Aceh, di mana Graafland terluka dan komando harus dialihkan ke Henri M. Vis. Saat angkatan utama tiba dengan medis, pertempuran itu sudah selesai dengan 6 orang pasukan Belanda tewas dan 28 terluka.
1897M
Wafatnya Muhammad Nawawi bin 'Umar bin 'Arabi Al-Bantani atau yang lebih dikenal Syaikh Nawawi Al-Bantani di Makkah Hijjaz. Seorang ulama asal Serang Banten yang menjadi Imam Masjidil-Harom.
1898M
Keadaan mulai kondusif di Aceh Besar sehingga jalur KA antara Kutaraja-Indrapuri bisa dibuka untuk transportasi.
Februari 1898M
Teuku Umar tiba di wilayah VII Mukim Pidie (Pedir) bersama seluruh kekuatan pasukannya lalu bergabung dengan Panglima Polem. Para pimpinan perlawanan Aceh lain juga berkumpul ke daerah Pedir, basis para ulama. Pemerintah Belanda menetapkan keputusan untuk menyerang Pedir setelah menerima laporan bahwa Teuku Umar sudah tiba di Jantho dekat Seulimeum beserta pengikutnya untuk bersatu bersama dengan putera mahkota dan Panglima Polim yang mundur ke wilayah Pedir.

Rencana penyerbuan dirancang oleh staf jenderal dan Kol. JB. van Heutsz ditunjuk sebagai pimpinan ekspedisi ke Pedir dan Gigieng. Tujuan ekspedisi ini adalah maju ke sagi yang dimiliki oleh XXII Mukim, VII Mukim Pedir, kemudian mematahkan perlawanan pejuang Aceh. Selain itu juga agar memaksa kepala sagi XXII Mukim tunduk, menundukkan kelompok pejuang Aceh di VII Mukim Pedir dan membawa federasi XII dan VI Mukim di Pedir di bawah Belanda. 4 batalyon infantri, 1 baterai artileri gunung dan 1 skuadron kavaleri dikerahkan ke Sigli. Operasi itu didukung oleh barisan kedua yang bergerak dari Seulimeum untuk menghalau para pejuang Aceh keluar dari Pedir - juga VII Mukim Pedir - ke lembah yang berada di Aceh Besar. Selain itu juga untuk mendatangi dan menghancurkan kekuatan Panglima Polim dan Teuku Umar untuk kemudian bergabung dengan angkatan utama.
1 April 1898M
Teuku Panglima Polem bersama Teuku Umar dan para Uleebalang serta para ulama terkemuka lainnya menyatakan sumpah setianya kepada raja Aceh Sultan Muhammad Daud Syah.
30 Mei 1898M
Panglima tertinggi Belanda datang ke Sigli, di mana pasukan yang bertolak dari Batavia dan Kutaraja bergabung dengan Batalyon XIV, yang kemudian bergerak maju. Satu persatu wilayah pejuang Aceh dapat direbut, tetapi Teuku Umar dapat meloloskan diri.
Februari 1899M
Jenderal Van Heutsz mendapat laporan dari mata-matanya mengenai kedatangan Teuku Umar di Meulaboh, dan segera menempatkan sejumlah pasukan yang cukup kuat diperbatasan Meulaboh.
11 Februari 1899M
Menjelang malam Teuku Umar bersama pasukannya tiba di pinggiran kota Meulaboh. Pasukan Aceh terkejut ketika pasukan Van Heutsz mencegat. Posisi pasukan Teuku Umar tidak menguntungkan dan tidak mungkin mundur. Satu-satunya jalan untuk menyelamatkan pasukannya adalah bertempur. Teuku Umar mundur ke pantai barat lalu dikejar, di Mugo ia gugur terkena peluru yang menembus dadanya. Ketika Cut Gambang, puteri dari Teuku Umar dan Cut Nyak Dhien menangis karena kematian ayahnya, ia ditampar oleh ibunya seraya berkata: "Sebagai perempuan Aceh, kita tidak boleh menumpahkan air mata pada orang yang sudah syahid". Cut Nyak Dhien istri Teuku Umar kemudian tampil menjadi komandan perang gerilya.
Juli 1899M
Seorang ulama Aceh bernama Teuku Tapa menyerang prasarana sipil Belanda setelah menyerukan jihad.
1901M
Cut Nyak Dhien memimpin perlawanan melawan Belanda di daerah pedalaman Meulaboh bersama pasukan kecilnya. Pasukan ini terus bertempur sampai pada keadaan yang sangat memprihatinkan pada tahun 1901 karena tekanan tentara Belanda. Selain itu, Cut Nyak Dhien sudah semakin tua. Matanya sudah mulai rabun, dan ia terkena penyakit encok dan juga jumlah pasukannya terus berkurang, serta sulit memperoleh makanan. Hal ini membuat iba para pasukan-pasukannya. Anak buah Cut Nyak Dhien yang bernama Pang Laot melaporkan lokasi markasnya kepada Belanda karena iba. Akibatnya, Belanda menyerang markas Cut Nyak Dien di Beutong Le Sageu. Mereka terkejut dan bertempur habis-habisan. Dhien berusaha melawan dengan rencong dan mencoba untuk melawan musuh, tetapi berhasil dihentikan oleh pasukan Belanda. Cut Nyak Dhien ditangkap, sementara Cut Gambang berhasil melarikan diri ke hutan dan meneruskan perlawanan yang sudah dilakukan oleh ayah dan ibunya.

Setelah ditangkap, Cut Nyak Dhien dibawa ke Banda Aceh dan dirawat. Penyakitnya seperti rabun dan encok berangsur-angsur sembuh. Namun, Cut Nyak Dien akhirnya dibuang ke Sumedang, Jawa Barat, karena ketakutan Belanda bahwa kehadirannya akan menciptakan semangat perlawanan dan juga karena ia terus berhubungan dengan pejuang yang belum tunduk.
1902M
Munculnya pertama kali Al-Ikhwan gerakan Salafi Jihadi di Jazirah Arab, setelah dibebaskannya Abdul-Aziz bin Saud dari pengasingannya di Kuwait. Abdul-Aziz bin Saud bersama-sama dengan Al-Ikhwan dan Salafi Jihadi lainnya beserta suku-suku badui Arab yang dipimpin oleh Sultan bin Bajad Al-Utaibi, memulai penaklukan-penaklukan di jazirah Arab yang waktu itu masih dikuasai oleh Khilafah Bani Utsmaniyyah.
Pemerintahan beraja Melayu Pattani telah dihapuskan oleh kerajaan Siam dan digantikan dengan sistem Thesaphiban. Tengku Abdullah Kadir Kamaruddin merupakan Raja Melayu Pattani yang terakhir, dipenjarakan karena menghalang usaha kerajaan Siam untuk menghapuskan sistem pemerintahan beraja Melayu-Islam.
5 Januari 1902M
Taktik berikutnya yang dilakukan Belanda adalah dengan cara penculikan anggota keluarga gerilyawan Aceh. Misalnya Christoffel menculik permaisuri Sultan dan Tengku Putroe (1902). Van der Maaten menawan putera Sultan Tuanku Ibrahim. Akibatnya, Sultan menyerah pada tanggal 5 Januari 1902 ke Sigli dan berdamai. Van der Maaten dengan diam-diam menyergap Tangse kembali, Panglima Polim dapat meloloskan diri, tetapi sebagai gantinya ditangkap putera Panglima Polim, Cut Po Radeu saudara perempuannya dan beberapa keluarga terdekatnya. Akibatnya Panglima Polim meletakkan senjata dan menyerah ke Lhokseumawe pada Desember 1903. Setelah Panglima Polim menyerah, banyak penghulu-penghulu rakyat yang menyerah mengikuti jejak Panglima Polim.
8 Februari - 23 Juli 1904M
Ekspedisi Tanah Gayo, Alas, dan Batak dilakukan oleh KNIL di bawah pimpinan G.C.E. van Daalen selama Perang Aceh. Dalam ekspedisi tersebut pasukan Belanda berperang di hutan-hutan dan kampung-kampung melawan para pejuang Aceh yang telah terbakar semangat jihadnya oleh para ulama mereka. Ribuan warga Aceh termasuk perempuan dan anak-anak menjadi korban pasukan Belanda dalam memburu para pejuang Aceh, kampung-kampung luluh lantak dan dikuasai oleh Belanda. Perjalanan ekspedisi militer ini dimulai 8 Februari 1904 dari Lhokseumawe dan berakhir di Sibolga, pasukan ekspedisi ini menaiki kapal uap Albatros dan Gier dan tiba pada tengah hari tanggal 23 Juli di Ulee Lheue, dan disambut oleh Gubernur Aceh dan Jajahannya bersama pejabat lainnya.
14 Juni 1904M
Taktik militer kerajaan Belanda, pembersihan etnis dengan cara membunuh rakyat Aceh yang dilakukan di bawah pimpinan Gotfried Coenraad Ernst van Daalen yang menggantikan Van Heutz. Pembunuhan di Kuta Reh di mana 2.922 orang dibunuh, yang terdiri dari 1.773 laki-laki dan 1.149 perempuan.
17 Juli 1905M
Al-Jamiat al-Khairiyah, yang lebih dikenal dengan nama Jamiat Khair, didirikan di Jakarta. Organisasi ini terbuka untuk setiap Muslim tanpa diskriminasi asal-usul, tetapi mayoritas anggota-anggotanya adalah orang keturunan Arab. Bidang yang digarap pertama kali adalah mendirikan sekolah dasar dan mengirimkan anak-anak muda ke Turki untuk melanjutkan pelajaran.

Menurut Deliar Noer, ketika itu Jamiat Khair telah menjadi sebuah organisasi modern dalam masyarakat Islam. Organisasi mereka telah dilengkapi dengan anggaran dasar, daftar anggota yang tercatat serta rapat-rapat berkala. Sekolah yang mereka dirikan pun sudah menggunakan kelas-kelas, bangku, papan tulis serta dilengkapi dengan kurikulum. Pelajaran yang disampaikan pun tidak melulu ilmu agama, tetapi juga meliputi berhitung, sejarah dan ilmu bumi.

Bahasa perantara di antara mereka adalah bahasa Indonesia atau bahasa Melayu, karena lingua franca di kalangan anak-anak Arab di Indonesia adalah bahasa Melayu atau bahasa daerah tempat mereka tinggal. Apalagi di sekolah itu juga ada murid-murid anak pribumi Indonesia. Bahasa Belanda tidak diajarkan, sebagai gantinya bahasa Inggris merupakan bahasa wajib.
Anak-anak Jawa sedang belajar membaca Al-Qur'an di awal 1900an masehi.
16 Oktober 1905M
Berdiri Serikat Dagang Islam (SDI) yang diprakarsai oleh KH Samanhoeddi. Didirikan oleh para pedagang batik pribumi di Solo sebagai reaksi dari ulah para pedagang Tionghoa yang memandang rendah pedagang pribumi.
1907M - 1911M
Proses restorasi Candi Borobudur oleh pemerintah Hindia Belanda.
6 November 1908M
Cut Nyak Dhien wafat dalam pengasingan dan dimakamkan di Gunung Puyuh, Sumedang. Makam Cut Nyak Dhien yang dikenal oleh warga setempat sebagai "Ibu Perbu" baru ditemukan pada tahun 1959 berdasarkan permintaan Gubernur Aceh saat itu, Ali Hasan.
10 Maret 1909M
Perjanjian berisi kesepakatan bahwa Britania mengakui secara resmi Negara-negara Melayu di utara adalah wilayah jajahan Siam. Yaitu, Pattani, Narathiwat, Yala, Songkhla dan Satun menjadi wilayah Siam. Sedang Negara melayu utara lainnya yakni Kedah, Kelantan, Perlis dan Trengganu adalah wilayah Britania yang kelak menjadi Malaysia. Sejak penyatuan Pattani, Narathiwat, dan Yala kepada Thailand, tak pelak menimbulkan gejolak-gejolak pemberontakan muslim untuk lepas dari kekuasaan Thailand.
11 November 1912M
SDI berubah menjadi Serikat Islam (SI) setelah Haji Oemar Said Tjokroaminoto, seorang berpendidikan pada jaman itu ikut bergabung dengan SDI atas ajakan H Samanhudi. Dalam kongresnya di Surabaya bulan Januari 1913 ditetapkan bahwa kegiatan SI bersifat menyeluruh untuk segenap pelosok tanah air.

Perubahan nama itu juga berimplikasi pada perubahan titik tekan pada aktivitas SDI/SI dari ekonomi ke politik. Pada tahun itu juga Sarekat Islam adalah satu-satunya gerakan politik nasionalis Indonesia. Boedi Oetomo yang lahir tahun 1908 bukanlah gerakan politik dan bukan Indonesia melainkan hanya priyayi Jawa saja. Dalam waktu singkat SI menjadi gerakan politik terbesar di Indonesia dan menjadi sumber inspirasi buat gerakan-gerakan nasionalisme Indonesia sesudahnya.
18 November 1912M
Di Yogyakarta berdirilah salah satu organisasi sosial Islam yang penting di Indonesia, yakni Muhammadiyah. Didirikan oleh KH Ahmad Dahlan atas saran yang diajukan murid-muridnya dan beberapa anggota Boedi Oetomo.

Organisasi ini mempunyai maksud “menyebarkan pengajaran Kanjeng Nabi Muhammad صلى الله عليه وسلم kepada penduduk bumiputera” dan “memajukan hal agama Islam kepada anggota-anggotanya”. Muhammadiyah sangat gencar melakukan amar ma'ruf nahi munkar terutama memberantas praktek-praktek keagamaan masyarakat saat itu yang menurut Muhammadiyah penuh penyimpangan. Slogan mereka yang terkenal yaitu memberantas TBC (tachayul, bid'ah, churafat).

Muhammadiyah juga lahir sebagai reaksi terhadap missi dan zending yang semakin gencar setelah politik etis. Muhammadiyah lahir sebagai saingan missi dan zending dengan menggunakan sarana-sarana yang sama seperti sekolah dan balai-balai kesehatan yang kemudian menjadi rumah sakit Muhammadiyah.
1914M
Dimulainya Perang Dunia I.
Mei 1914M
Henk Sneevliet mendirikan Indies Social Democratic Association (dalam bahasa Belanda: Indische Sociaal Democratische Vereeniging, ISDV) yang kelak akan menjadi Partai Komunis Indonesia. ISDV pada dasarnya dibentuk oleh 85 anggota dari dua partai sosialis Belanda, yaitu SDAP dan Partai Sosialis Belanda yang kemudian menjadi SDP komunis, yang berada dalam kepemimpinan Hindia Belanda. Para anggota Belanda dari ISDV memperkenalkan ide-ide Marxis untuk mengedukasi orang-orang Indonesia mencari cara untuk menentang kekuasaan kolonial.
11 Agustus 1915M
Di Jakarta berdiri organisasi Al Irsyad. Organisasi ini muncul karena pada tahun-tahun sebelumnya sering terjadi pertentangan antara golongan sayid (mengklaim sebagai keturunan Ali ra) dan bukan sayid antar sesama keturunan Arab dalam tubuh Jamiat Khair. Mereka yang bukan sayid kemudian mendirikan Jam'iyat al-Islam wal-Ersyad al-Arabia yang disingkat Al-Irsyad.

Para pendiri Al-Irsyad kebanyakan adalah pedagang. Tokoh yang sangat dihormati di kalangan pendiri dan kerap dimintakan fatwanya adalah Syaikh Ahmad Soorkatti, ulama asal Sudan yang datang ke Jakarta tahun 1911.

Al-Irsyad menekankan perhatian pada bidang pendidikan, terutama pada masyarakat keturunan Arab, meski masyarakat pribumi Indonesia ada juga yang menjadi anggotanya. Kemudian Al-Irsyad meluaskan perhatian mereka pada persoalan-persoalan komplek, yang mencakup persoalan ummat Islam umumnya di Indonesia.
Oktober 1915M
ISDV mulai aktif dalam penerbitan surat kabar berbahasa Belanda, "Het Vrije Woord" (Kata yang Merdeka). Pada saat itu, ISDV mempunyai sekitar 100 orang anggota, dan dari semuanya itu hanya tiga orang yang merupakan warga pribumi Indonesia. Namun, partai ini dengan cepat berkembang menjadi radikal dan anti kapitalis. Tapi berubah ketika Sneevliet memindahkan markas mereka dari Surabaya ke Semarang dan menarik banyak penduduk asli dari berbagai elemen seperti agama.
1917M
Kelompok reformis dari ISDV memisahkan diri, dan membentuk partai sendiri dengan nama Partai Demokrat Sosial Hindia. Pada tahun 1917 ISDV meluncurkan sendiri publikasi pertama berbahasa Indonesia, Soeara Merdeka. Sementara itu, ISDV membentuk blok dengan organisasi anti-kolonialis Sarekat Islam. Banyak anggota SI seperti dari Surabaya, Semaun dan Darsono dari Solo tertarik dengan ide-ide Sneevliet. Sebagai hasil dari strategi Sneevliet akan "blok dalam", banyak anggota SI dibujuk untuk mendirikan revolusioneris yang lebih dalam Marxis-didominasi Sarekat Rakjat.
11 November 1919M
Perang Dunia I berakhir.
Mei 1920M
Kongres ISDV di Semarang.

Nama organisasi ini diubah menjadi Perserikatan Komunis di Hindia (PKH). Semaun adalah ketua partai dan Darsono menjabat sebagai wakil ketua. Sekretaris, bendahara, dan tiga dari lima anggota komite adalah orang Belanda. PKH adalah partai komunis Asia pertama yang menjadi bagian dari Komunis Internasional. Henk Sneevliet mewakili partai pada kongres kedua Komunis Internasional 1921.
1921M
Pada periode menjelang kongres keenam Sarikat Islam pada tahun 1921, anggota menyadari strategi Sneevliet dan mengambil langkah untuk menghentikannya. Agus Salim, sekretaris organisasi, memperkenalkan sebuah gerakan untuk melarang anggota SI memegang keanggotaan dan gelar ganda dari pihak lain di kancah perjuangan pergerakan indonesia. Keputusan tersebut tentu saja membuat para anggota komunis kecewa dan keluar dari partai (Sarikat Islam), seperti oposisi dari Tan Malaka dan Semaun yang juga keluar dari gerakan karena kecewa untuk kemudian mengubah taktik dalam perjuangan pergerakan indonesia. Pada saat yang sama, pemerintah kolonial Belanda menyerukan tentang pembatasan kegiatan politik, dan Sarikat Islam memutuskan untuk lebih fokus pada urusan agama, meninggalkan komunis sebagai satu-satunya organisasi nasionalis yang aktif.
Awal 1922M
Bersama Semaun yang berada jauh di Moskow untuk menghadiri Far Eastern Labor Conference, Tan Malaka mencoba untuk mengubah pemogokan terhadap pekerja pegadaian pemerintah menjadi pemogokan nasional untuk mencakup semua serikat buruh Indonesia. Hal ini ternyata gagal, Tan Malaka ditangkap dan diberi pilihan antara pengasingan internal atau eksternal. Dia memilih yang terakhir dan berangkat ke Rusia.
Mei 1922M
Semaun kembali setelah tujuh bulan di Rusia dan mulai mengatur semua serikat buruh dalam satu organisasi.
22 September 1922M
Serikat Organisasi Pekerja Seluruh Indonesia (Persatuan Vakbonded Hindia) dibentuk.
12 September 1923M
Di Bandung berdirilah organisasi modernis Islam Persatuan Islam (Persis). Organisasi ini berdiri dalam sebuah kenduri pengajian tiga keluarga keturunan Palembang yang sudah lama menetap di Bandung. Pelopornya adalah Haji Zamzam (1894-1952) dan Haji Muhammad Yunus. Dalam Anggaran Dasarnya disebutkan, bertujuan berusaha menyempurnakan kehidupan keagamaan berdasarkan ajaran agama Islam dalam arti yang seluas-luasnya.

Kini seiring dengan waktu organisasi ini tidak lagi melakukan gebrakan yang bersifat shock therapy tetapi cenderung ke arah low profile yang bersifat persuasif edukatif. Dua orang anggotanya yang sangat terkenal adalah Ahmad Hasan —yang lebih dikenal sebagai Hasan Bandung— dan Mohammad Natsir.
1924M
Pada kongres Komintern kelima pada tahun 1924, Semaun menekankan bahwa "prioritas utama dari partai-partai komunis adalah untuk mendapatkan kontrol dari persatuan buruh" karena tidak mungkin ada revolusi yang sukses tanpa persatuan kelas buruh ini. Pada 1924 Perserikatan Komunis di Hindia (PKH) sekali lagi namanya diubah, kali ini adalah menjadi Partai Komunis Indonesia (PKI).
Raja Abd al-Aziz Ibn Saud menaklukan Makkah dan Madinah, bersatunya Imaroh Najd dan Hijaz.
28 Rojab 1342 / 3 Maret 1924M
Secara resmi Khilafah Dinasti Utsmani dibubarkan oleh Kemal At-Taturk, seorang keturunan Yahudi yang merupakan agen Inggris. Sejak saat itu ummat Islam tidak lagi memiliki institusi politik yang menyatukan ummat Islam di seluruh dunia. Ummat Islam tercerai berai menjadi lebih dari 50 negara-bangsa (nation-state), yang membuat ummat Islam lemah. Sejak saat itu, penyakit nasionalisme mulai menjangkiti keutuhan ummat sehingga muslim yang lain merasa bukan lagi bagian muslim lainnya yang berbeda kebangsaan.
Mei 1925M
Komite Exec dari Komintern dalam rapat pleno memerintahkan komunis di Indonesia untuk membentuk sebuah front anti-imperialis bersatu dengan organisasi nasionalis non-komunis, tetapi unsur-unsur ekstremis didominasi oleh Alimin & Musso menyerukan revolusi untuk menggulingkan pemerintahan kolonial Belanda.
23 September 1925M
Berdiri Jong Islamieten Bond (JIB) di Jakarta. Sjamsuridjal bersama Mohammad Roem dan Kasman Singodimedjo adalah pengurus dan aktivis Jong Java. Tapi lantaran di organisasi itu aspirasi keislaman mereka tidak dikehendaki sebagian anggota lain non-Muslim dan sekuler, maka Ketua Jong Java Sjamsuridjal meletakkan jabatan, lalu bersama sahabatnya mendirikan JIB.

JIB memiliki divisi perempuan yang bernama Jong Islamieten Bond Dames (JIBDA) serta organisasi kepanduan bernama Nationaal Indonesische Padvinderij (Natipij) yang dikomandani oleh Kasman Singodimedjo. JIB juga membentuk sebuah Lembaga Inti (Kern Lichaam) yang anggotanya terdiri dari mereka yang telah banyak mengetahui tentang Islam. Di antaranya yang menonjol adalah pemuda Mohammad Natsir. Dalam hal publikasi JIB memiliki majalah organisasi bernama Het Lich (An Nuur).

Bersama sejumlah organisasi kepemudaan lain JIB berpartisipasi dalam penyelenggaraan Kongres Pemuda II 27-28 Oktober 1928 di Jakarta yang menghasilkan Poetoesan Congres Pemoeda-Pemoedi Indonesia atau terkenal kemudian dengan nama Sumpah Pemuda.
1926M
Bendera Kerajaan Saudi Najdiyyah.
31 Januari 1926M
Di Surabaya, didirikanlah organisasi keislaman yang berbasis massa pesantren dengan pemikiran yang tradisionalis, yaitu Nahdlatul Ulama (kebangkitan ulama).

Pada masa itu perkembangan paham keagamaan di dalam negeri sering timbul pertentangan pendapat antara kaum tradisionalis dengan kaum modernis Islam. Pada saat kongres Al Islam (IV dan V), yang diselenggarakan di Yogyakarta dan Bandung untuk mencari input dalam menghadapi kongres Islam di Makkah, aspirasi kalangan pesantren sama sekali tidak tertampung. Karena materi usulan yang disampaikan KHA Wahab Hasbullah itu tidak masuk dalam agenda kongres Al-Islam di Indonesia, akhirnya atas prakarsa beliau pula para ulama pesantren mendirikan “Komite Hijaz”. Komite ini dibentuk bertujuan untuk menyampaikan aspirasi ulama pesantren kepada penguasa Arab Saudi agar tradisi bermadzhab tetap diberi kebebasan. Misi komite ini berhasil dan diterima oleh penguasa Arab Saudi, Ibnu Saud. Setelah berhasil misinya, komite ini hendak membubarkan diri, namun KH Hasyim Asy'ari mencegahnya, justru menyarankan momentum ini dijadikan sebagai awal kebangkitan ulama. Maka, atas saran beliaulah pada tanggal 31 Januari 1926, di Surabaya didirikanlah organisasi Nahdlatul Ulama (NU).
November 1926M
PKI memimpin pemberontakan melawan pemerintahan kolonial di Jawa Barat dan Sumatera Barat. PKI mengumumkan terbentuknya sebuah republik. Bersama Alimin, Musso yang merupakan salah satu pemimpin PKI di era tersebut sedang tidak berada di Indonesia. Ia sedang melakukan pembicaraan dengan Tan Malaka yang tidak setuju dengan langkah pemberontakan tersebut. Pemberontakan ini akhirnya dihancurkan dengan brutal oleh penguasa kolonial. Ribuan orang dibunuh dan sekitar 13.000 orang ditahan, 4.500 dipenjara, sejumlah 1.308 yang umumnya kader-kader partai diasingkan, dan 823 dikirim ke Boven Digul, sebuah kamp tahanan di Papua. Beberapa orang meninggal di dalam tahanan. Banyak aktivis politik non-komunis yang juga menjadi sasaran pemerintahan kolonial, dengan alasan menindas pemberontakan kaum komunis.
1927M
PKI dinyatakan terlarang oleh pemerintahan Belanda. Karena itu, PKI kemudian bergerak di bawah tanah.
1928M
Berdirinya organisasi Jama'ah Ikhwanul-Muslimin (جماعة الإخوان المسلمين) di Mesir oleh Hassan Al-Banna. Bentuk gerakan Ikhwanul Muslimin banyak mempengaruhi/mewarnai politik ummat Islam di penjuru dunia, terutama di Nusantara.
1935M
Pemimpin PKI Musso kembali dari pengasingan di Moskwa, Uni Soviet, untuk menata kembali PKI dalam gerakannya di bawah tanah. Namun Musso hanya tinggal sebentar di Indonesia. Kemudian PKI bergerak di berbagai front, seperti misalnya Gerindo dan serikat-serikat buruh. Di Belanda, PKI mulai bergerak di antara mahasiswa-mahasiswa Indonesia di kalangan organisasi nasionalis, Perhimpoenan Indonesia , yang tak lama kemudian berpihak pada PKI.
23 November 1936M
Ekspedisi Colijn dan Jean Jacquez Dozy dari Belanda, berhasil mencapai Carstenz. Mereka kemudian mengumpulkan contoh batuan. Dari contoh bebatuan itu Geolog Dr. C. Shouten menyimpulkan bahwa kawasan Carstenz mengandung tembaga dan emas. Sejak itu nama Ertsberg (gunung bijih) dipakai untuk menyebut kawasan tertinggi di New Guinea itu. Ekspedisi napak tilas dilakukan pada Juni 1960, dipimpin Forbes Wilson dan Del Flint–berdasar laporan Colijn–seiring dengan pemetaan geologi. Pada periode ini gunung-gunung emas di Nusantara mulai tersingkap tabir hijabnya.
21 September 1937M
Berdiri Majelis Islam A'la Indonesia (MIAI), yang merupakan federasi organisasi sosial Islam se-Indonesia. Para tokoh gerakan Islam ini adalah KH Mas Mansur dari Muhammadiyah, KH Muhammad Dahlan dan KHA Wahab Hasbullah dari NU serta Wondoamiseno dari SI. Tujuan utama organisasi ini adalah sebagai tempat bermusyawarah dan saling mengenal yang diharapkan dapat mewujudkan pergerakan Islam lahir maupun batin, mempererat persatuan kaum muslimin di dunia dan khususnya di Indonesia.

Umumnya pembentukan MIAI ini disambut dengan baik oleh organisasi-organisasi Islam di Indonesia. Jumlah anggotanya pun bertambah, dari 7 organisasi pada tahun 1937 menjadi 21 organisasi pada tahun 1941. Kongres Al-Islam pertama yang diadakan oleh MIAI diselenggarakan di Surabaya tanggal 26 Feburari sampai 1 Maret 1938.
1938M
Kerajaan Arab Saudi, dengan bersatunya Najd dan Hijjaz mulai menggunakan bendera hijau bertuliskan kalimat syahadatain menggunakan font thuluth dengan pedang saber.
Mei 1940M
Awal Perang Dunia II, Belanda diduduki oleh Nazi Jerman. Hindia Belanda mengumumkan keadaan siaga dan di Juli mengalihkan ekspor untuk Jepang ke Amerika Serikat dan Britania. Negosiasi dengan Jepang yang bertujuan untuk mengamankan persediaan bahan bakar pesawat gagal di Juni 1941, dan Jepang memulai penaklukan Asia Tenggara di bulan Desember tahun itu. Di bulan yang sama, faksi dari Sumatra menerima bantuan Jepang untuk mengadakan revolusi terhadap pemerintahan Belanda. Pasukan Belanda yang terakhir dikalahkan Jepang pada Maret 1942.
Januari - Februari 1942M
Jepang mulai menyerang kota-kota di Nusantara dan mengambil alih dari kekuasaan Kerajaan Hindia Belanda.
9 Maret 1942M
Kerajaan Hindia Belanda menyerah tanpa syarat kepada Jepang.
Oktober 1943M
MIAI berganti nama menjadi Majelis Sjuro Muslimin Indonesia (Masjumi).
1 Maret 1942M
Tentara Jepang mendarat di Pulau Jawa, dan tujuh hari kemudian tanggal 8 Maret 1942, pemerintah kolonial Belanda menyerah tanpa syarat kepada Jepang berdasarkan Perjanjian Kalijati. Setelah penyerahan tanpa syarat tersebut, Indonesia secara resmi diduduki oleh Jepang.
Maret 1945M
Otoritas militer Jepang di Jawa membentuk usaha-usaha untuk merumuskan kemerdekaan orang-orang Indonesia serta bentuk konstitusi dan pemerintahannya.
9 April 1945M
Jepang membentuk Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) sebagai realisasi janji Jepang untuk memberikan kemerdekaan kepada Indonesia. Dari 68 anggota, hanya 15 orang saja yang benar-benar mewakili aspirasi politik golongan Islam, seperti KH Mas Masjkur, KH Wachid Hasjim, Ki Bagoes Hadikoesoemo, Abdul Kahar Mudzakkir dan H Agus Salim. Dalam kelompok ini pihak Islam modernis dan Islam konservatif bersatu memperjuangkan dasar negara Islam.

Sebagian besar anggota BPUPKI adalah dari kalangan nasionalis sekuler yang tegas-tegas menolak Islam sebagai dasar negara. Mereka terdiri dari antara lain Radjiman Wediodiningrat, Soekarno, Mohammad Hatta, Muhammad Yamin serta Prof Supomo. Terjadi perdebatan seru antara kedua kelompok ini. Tetapi akhirnya kelompok Islam mengalah setelah dicapai kompromi dalam bentuk Piagam Jakarta pada tanggal 22 Juni 1945.
6-9 Mei 1945M
Amerika menjatuhkan bom atom ke kota Hirosima dan Nagasaki.
S.M. Kartosuwiryo setelah mendapatkan kabar bahwa Jepang dibom oleh Amerika, berusaha datang ke Jakarta bersama dengan pasukan mujahidin Hizbullah dan Sabilillah, serta mengumpulkan massa guna mensosialisasikan kemungkinan berdirinya Negara Islam Indonesia. Kartosuwiryo bersama laskarnya tiba di Jakarta pada awal Agustus.
31 Mei 1945M
Ki Bagoes Hadikoesoemo menyampaikan pidatonya pada persidangan BPUPKI kedua. Selama berpuluh-puluh tahun notulensi pidato Ki Bagoes Hadikoesoemo ini tidak pernah dimuat dalam dokumen resmi NKRI. Berikut beberapa petikan dari pidato Ki Bagoes Hadikoesoemo:

“Tuan-tuan dan sidang yang terhormat! Dalam negara kita, niscaya tuan-tuan menginginkan berdirinya satu pemerintahan yang adil dan bijaksana, berdasarkan budi pekerti yang luhur, bersendi permusyawaratan dan putusan rapat, serta luas berlebar dada tidak memaksa tentang agama. Kalau benar demikian, dirikanlah pemerintahan itu atas agama Islam, karena ajaran Islam mengandung kesampaiannya sifat-sifat itu.”

Sambil mengutip Al-Quran surat An-Nahl:90, An-Nisa:5, Ali-Imron:158, Asy-Syura:38, dan Al-Baqarah:256, Ki Bagoes Hadikoesoemo melanjutkan pidatonya:

“Dengan ayat-ayat yang singkat ini, cukuplah kiranya sudah untuk mengetahui bahwa agama Islam itu cakap dan cukup serta pantas dan patut tuk menjadi sendi pemerintahan kebangsaan di negara kita Indonesia ini. Tetapi di antara tuan-tuan ada juga orang-orang yang tidak setuju negara kita ini berdasarkan agama.”

Pada bagian akhir pidatonya, Ki Bagoes mengatakan:

“Oleh karena itu tuan-tuan, saya sebagai seorang bangsa Indonesia tulen, bapak dan ibu saya bangsa Indonesia, nenek moyang saya pun bangsa Indonesia juga yang asli dan murni belum ada campurannya; dan sebagai seorang Muslim yang mempunyai cita-cita Indonesia Raya dan Merdeka, maka supaya negara Indonesia merdeka itu dapat berdiri tegak dan teguh, kuat dan kokoh, saya mengharapkan akan berdirinya negara Indonesia itu berdasarkan agama Islam. Sebab, itulah yang sesuai dengan keadaan jiwa rakyat yang terbanyak, sebagaimana yang sudah saya terangkan tadi. Janganlah hendaknya jiwa yang 90 persen dari rakyat itu diabaikan saja tidak dipedulikan. Saya khawatir apabila negara Indonesia tidak berdiri di atas agama Islam, kalau-kalau umat Islam yang terbanyak itu nanti bersifat pasif atau dingin tidak bersemangat: sebagaimana yang dikuwatirkan juga oleh tuan Kiai Sanusi tadi. Tetapi saya mengharapkan jangan sampai kejadian demikian. Tuan-tuan, sudah banyak pembicara yang berkata, bahwa agama Islam itu memang tinggi dan suci. Sekarang bagaimana kalau orang yang tidak mau diikat oleh agama yang sudah diakui tinggi suci, apakah kiranya akan mau diikat oleh pikiran yang rendah dan tidak suci? Kalau jiwa manusia tidak mau bertunduk kepada agama perintah Allah, apakah kiranya akan suka bertunduk kepada perintah pikiran yang timbul dari hawa nafsu yang buruk? Pikirkan dan camkanlah tuan-tuan.”

Risalah Sidang Badan Penyelidik Usaha-Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) – Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) 28 Mei 1945 – 22 Agustus 1945, Sekretariat Negara Republik Indonesia. Jakarta, 1998.
22 Juni 1945M
BPUPKI (Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia) menandatangani Piagam Jakarta (Jakarta Charter), dan merencanakannya sebagai teks proklamasi kemerdekaan Indonesia. Piagam ini disetujui oleh pihak Islam dan pihak nasionalis dalam menentukan bentuk negara yang akan dibangun. Para penandatangan ialah: Sukarno (Muslim sekuler nasionalis), Mohammad Hatta (Muslim sekuler nasionalis), A.A. Maramis (Kristen sekuler nasionalis), Abikoesno Tjokrosoejoso (Muslim nasionalis, pemimpin PSII), Abdoel Kahar Moezakir (Muslim nasionalis, pemimpin Muhammadiyah), Agus Salim (Muslim nasionalis, pemimpin Sarekat Islam), Achmad Soebardjo (Muslim sekuler nasionalis), Wahid Hasjim (Muslim nasionalis, pemimpin Nahdlatul Ulama), Mohammad Yamin (Muslim sekuler nasionalis)
Piagam Jakarta

Bahwa sesungguhnja kemerdekaan itu jalah hak segala bangsa, dan oleh sebab itu maka pendjadjahan diatas dunia harus dihapuskan, karena tidak sesuai dengan peri-kemanusiaan dan peri-keadilan.

Dan perdjuangan pergerakan kemerdekaan Indonesia telah sampai (lah) kepada saat jang berbahagia dengan selamat-sentausa mengantarkan rakjat Indonesia kedepan pintu gerbang Negara Indonesia jang merdeka, bersatu, berdaulat, adil dan makmur.

Atas berkat Rahmat Allah Jang Maha Kuasa, dan dengan didorongkan oleh keinginan luhur, supaja berkehidupan kebangsaan jang bebas, maka rakjat Indonesia menjatakan dengan ini kemerdekaannja.

Kemudian dari pada itu untuk membentuk suatu Pemerintah Negara Indonesia Merdeka jang melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah-darah Indonesia, dan untuk memadjukan kesedjahteraan umum, mentjerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia jang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial, maka disusunlah kemerdekaan kebangsaan Indonesia itu dalam suatu Hukum Dasar Negara Indonesia, jang terbentuk dalam suatu susunan Negara Republik Indnesia, jang berkedaulatan rakjat, dengan berdasar kepada: keTuhanan, dengan kewadjiban mendjalankan sjari’at Islam bagi pemeluk-pemeluknja, menurut dasar kemanusiaan jang adil dan beradab, persatuan Indonesia, dan kerakjatan jang dipimpin oleh hikmat kebidjaksanaan dalam permusjawaratan perwakilan, serta dengan mewudjudkan suatu keadilan sosial bagi seluruh rakjat Indonesia.

Djakarta, 22 Juni 1945

Ir. Soekarno
Mohammad Hatta
A.A. Maramis
Abikusno Tjokrosujoso
Abdulkahar Muzakir
H.A. Salim
Achmad Subardjo
Wachid Hasjim
Muhammad Yamin
Agustus 1945M
PKI muncul kembali di panggung politik setelah Jepang menyerah pada tahun 1945, dan secara aktif mengambil bagian dalam perjuangan kemerdekaan dari Belanda. Banyak unit bersenjata berada di bawah kontrol atau pengaruh PKI. Meskipun milisi PKI memainkan peran penting dalam memerangi Belanda, Soekarno khawatir akan semakin kuatnya pengaruh PKI. Selain itu, pertumbuhan PKI bermasalah dengan pejuang-pejuang sayap kanan melebihi dengan pejuang nasionalis Indonesia serta beberapa kekuatan asing. Dengan demikian hubungan antara PKI dan kekuatan lain yang juga berjuang untuk kemerdekaan pada umumnya berjalan sengit.
6 Agustus 1945M
Setelah dua bom atom dijatuhkan ke dua kota di Jepang, Hiroshima dan Nagasaki oleh Amerika Serikat, ini menyebabkan Jepang menyerah kepada Amerika Serikat dan sekutunya. Momen ini pun dimanfaatkan oleh Indonesia untuk memproklamasikan kemerdekaannya.
Menyusul kekalahan jepang, Soekarno beserta beberapa tokoh lainnya mengira akan terjadi pemberontakan PETA dan HEIHO. Para kaum nasionalis pun mengkhawatirkan pergerakan pasukan Hizbullah yang dipimpin oleh Kartosoewirjo. Karena itu, mereka menghindar ke Rengas Dengklok. Tetapi pemberontakan itu tidak terjadi, justru yang terjadi adalah Kartosoewirjo yang menebarkan semangat untuk kemerdekaan ummat Islam.
13-14 Agustus 1945M
Kartosoewirjo telah menyiapkan naskah proklamasi yang diedarkannya kepada para elite pergerakan.
15 Agustus 1945M
Jepang secara resmi menyerah kalah kepada kekuatan sekutu.
17 Agustus 1945M
Soekarno dan Mohammad Hatta yang diculik oleh para pemuda nasionalis yang menamakan diri sebagai kelompok "Menteng 31" dari Rengas Dengklok, dipersiapkan untuk memproklamasikan kemerdekaan Indonesia di Jalan Pegangsaan Timur No. 56 Jakarta, untuk mendahului proklamasi yang akan dilakukan oleh Kartosoewirjo. Karena Soekarno tidak menemukan teks Piagam Jakarta yang direncanakan sebagai teks proklamasi, maka Soekarno menggantinya dengan teks tulisan yang diedarkan oleh Kartosoewirjo tanpa basmallah tanpa salam, yang sekarang dikenal sebagai Teks Proklamasi Kemerdekaan Indonesia.
18 Agustus 1945M
Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) memilih Soekarno dan Mohammad Hatta sebagai Presiden dan Wakil Presiden RI pertama serta mengesahkan Undang-undang Dasar Negara RI. Piagam Jakarta dijadikan pembukaan Undang-Undang Dasar, tanpa menyertakan kalimat menegakkan syariat Islam, yaitu penggantian rumusan: "Ketuhanan, dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluk-pemeluknya", dengan rumusan: "Ketuhanan Yang Maha Esa". Hal perumusan ini menjadi perdebatan hebat antara kubu nasionalis dengan kubu Islam yang diantaranya Teuku Moh Hasan, Mr. Kasman Singodimedjo, dan Ki Bagoes Hadikoesoemo. Tujuh kata tersebut dihapus dengan dalih golongan Protestan dan Katolik lebih suka berdiri di luar Republik bila tujuh kata tersebut masih tercantum dalam UUD 1945. Maka Kasman Singodimejo, anggota Panitia Sembilan, yang terbujuk rayuan Soekarno pun melobi Ki Bagoes agar setuju tujuh kata tersebut diganti dengan Yang Maha Esa.

Dari pernyataan Almarhum Hussein Umar (terakhir sebagai Ketua Umum Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia) mengatakan masih terngiang ucapan Kasman dalam sebuah perbincangan. Kasman merasa turut bersalah karena dengan bahasa Jawa yang halus Kasman menyampaikan kepada Ki Bagoes agar sementara menerima usulan dihapusnya tujuh kata itu. Kasman terpengaruh oleh janji Soekarno dalam ucapannya. “Ini adalah UUD sementara, UUD darurat, Undang-undang kilat. Nanti enam bulan lagi MPR terbentuk, apa yang tuan-tuan dari golongan Islam inginkan silakan perjuangkan di situ,” ujar Kasman menirukan bujukan Soekarno.

Kasman berpikir, yang penting merdeka dulu. Lalu meminta Ki Bagoes bersabar menanti enam bulan lagi. Namun enam bulan kemudian Soekarno tidak menepati janji. Majelis Permusyawaratan Rakyat belum juga terbentuk. Sementara Ki Bagoes yang diminta oleh Kasman bersabar meninggal dalam penantian pada 1953.
24 Agustus 1945M
Di Chequers, pinggiran kota London, diadakan pertemuan dadakan. Churchill menyarankan agar dibentuk sebuah tentara pengambil alihan sipil, pihak Belanda setuju lantas dibentuklah NICA (Nederlaands India Civil Affair), NICA ini akan menjadi pengawal pemerintahan peralihan untuk kemudian menegakkan kekuasaan Belanda di Inggris, dalam nota Chequers ini pula termuat komitmen Inggris untuk siap membantu apabila NICA mengalami kesulitan dalam menegakkan kembali kekuasaannya di Indonesia.
15 September 1945M
Tentara Inggris (AFNEI atau Allied Forces Netherlands East Indies) yang sering disebut juga dengan pasukan sekutu mendarat di Jakarta.
18 September 1945M
Di Tanjung Mas, Surabaya Pasukan sekutu membebaskan banyak interniran perang Belanda. Di Hotel Yamato, para orang kaya Belanda menyiapkan pesta untuk mengganti nama Hotel Yamato ke nama semula yaitu: Hotel Oranje. Proses penggantian nama ini kemudian diikuti oleh pengerekan Bendera Belanda di atas hotal Yamato. Perintah pengerekan ini dilakukan oleh W.V.Ch. Ploegman salah seorang advokat Surabaya di jaman sebelum Jepang.

Paginya, pengibaran bendera Belanda menarik perhatian banyak orang. Pemuda-pemuda yang dilapori rakyat bahwa Belanda mengibarkan bendera langsung mengasah bambu runcing, beberapa pemuda melapor ke Residen Surabaya. Sudirman: “Lha, kan sudah ada perintah dari Jakarta untuk mengibarkan bendera merah putih”. Sudirman memegang surat perintah 1 September 1945 tentang bendera merah putih lalu membawanya ke Hotel Yamato. Di sana Sudirman dikawal Sidik dan Haryono. Sampai di depan kerumunan massa, Sudirman ditemui beberapa orang pemuda yang kalap “Kita bakar saja hotel ini”, Sudirman menahan ide pemuda itu, lalu ia segera masuk ke ruang lobi Hotel. Di dalam Sudirman disoraki orang-orang Belanda yang sedang menyiapkan acara dansa.

“Mana Pemimpin Belanda disini..!!”, kata Sudirman sambil kedua tangannya memegang pinggang.

“Saya, kamu mau apa?”, kata Ploegman dengan pandangan menghina.

Lalu Sudirman menunjukkan surat perintah Djakarta tentang pengibaran bendera “Kamu bisa baca ini?”. Ploegman mengibaskan tangannya dan mengenai surat itu langsung terjatuh ke lantai. Sidik yang melihat kelakuan kurang ajar Ploegman langsung mencekik leher Ploegman, lalu Ploegman mengeluarkan pistol dan mengarahkan ke Sudirman. Tak lama kemudian dari belakang pistol meletus dan mengenai punggung Sidik. Ploegman tewas dicekik oleh Sidik, yang kemudian juga tewas oleh tentara Belanda yang berjaga-jaga dan mendengar letusan pistol Ploegman. Lalu beberapa orang Belanda mau mengeroyok Sudirman dan Haryono. Para pemuda menerobos masuk dan terjadilah perkelahian, beberapa orang Belanda digebuki sampai mati. Di luar keadaan semakin memanas, beberapa orang pemuda naik ke atas dan merobek warna biru bendera Belanda, lalu mengibarkan sisa bendera robekan itu (merah putih).
22 Oktober 1945M
Para santri, kiai, dan ulama Surabaya dan Madura berkumpul di Surabaya, di rumah Rois Akbar KH. Hasyim Asy'ary. Di rumah itu dicanangkan sebuah keputusan jika jihad fi sabilillah adalah jalan satu-satunya untuk mempertahankan kemerdekaan yang baru berusia dua bulan lebih lima hari. Keputusan ini kelak dikenang dalam sejarah sebagai Resolusi Jihad NU (Nahdatul-Ulama), yang meletuskan Pertempuran Surabaya 10 November 1945.
25 Oktober 1945M
Tentara Inggris (AFNEI atau Allied Forces Netherlands East Indies) yang sering disebut juga dengan pasukan sekutu mendarat di Surabaya.
27 Oktober 1945M
Sejak insiden di Hotel Yamato, banyak pemuda menyerang pos-pos militer sekutu. Meletuslah pertempuran pertama antara Indonesia melawan tentara Inggris. Serangan-serangan kecil tersebut di kemudian hari berubah menjadi serangan umum yang banyak memakan korban jiwa di kedua belah pihak Indonesia dan Inggris, sebelum akhirnya Jenderal D.C. Hawthorn meminta bantuan Presiden Sukarno untuk meredakan situasi.
29 Oktober 1945M
Gencatan senjata, Mayor Jenderal Mallaby memerintahkan pasukannya untuk menarik diri dari semua pertempuran. Namun informasi gencatan senjata ternyata tidak sampai ke seluruh pasukan. Ada pasukan kecil India (Gurkha) yang membangun benteng pasir di bawah Jembatan Merah Surabaya. Mereka menembaki segerombolan pemuda. Para Pemuda membalas berondongan senjata dengan serbuan bambu runcing.
30 Oktober 1945M
Di malam harinya, Mayor Jenderal Mallaby berkeliling Surabaya bersama pengawalnya. Di dekat jembatan merah ia berpapasan dengan milisi Indonesia ketika akan melewati Jembatan Merah. Kesalahpahaman menyebabkan terjadinya tembak menembak, kemudian ada pistol menyalak ke dada Mallaby. Seketika Mallaby mati kemudian ada granat masuk ke dalam mobil, sehingga meledak hebat. Mayatnya terpanggang di dalam.

Tom Driberg, seorang Anggota Parlemen Inggris dari Partai Buruh Inggris (Labour Party). Pada 20 Februari 1946, dalam perdebatan di Parlemen Inggris:

"... Sekitar 20 orang (serdadu) India (milik Inggris), di sebuah bangunan di sisi lain alun-alun, telah terputus dari komunikasi lewat telepon dan tidak tahu tentang gencatan senjata. Mereka menembak secara sporadis pada massa (Indonesia). Brigadir Mallaby keluar dari diskusi (gencatan senjata), berjalan lurus ke arah kerumunan, dengan keberanian besar, dan berteriak kepada serdadu India untuk menghentikan tembakan. Mereka patuh kepadanya. Mungkin setengah jam kemudian, massa di alun-alun menjadi bergolak lagi. Brigadir Mallaby, pada titik tertentu dalam diskusi, memerintahkan serdadu India untuk menembak lagi. Mereka melepaskan tembakan dengan dua senapan Bren dan massa bubar dan lari untuk berlindung; kemudian pecah pertempuran lagi dengan sungguh gencar. Jelas bahwa ketika Brigadir Mallaby memberi perintah untuk membuka tembakan lagi, perundingan gencatan senjata sebenarnya telah pecah, setidaknya secara lokal. Dua puluh menit sampai setengah jam setelah itu, ia (Mallaby) sayangnya tewas dalam mobilnya-meskipun (kita) tidak benar-benar yakin apakah ia dibunuh oleh orang Indonesia yang mendekati mobilnya; yang meledak bersamaan dengan serangan terhadap dirinya (Mallaby). Saya pikir ini tidak dapat dituduh sebagai pembunuhan licik... karena informasi saya dapat secepatnya dari saksi mata, yaitu seorang perwira Inggris yang benar-benar ada di tempat kejadian pada saat itu, yang niat jujurnya saya tak punya alasan untuk pertanyakan ..."

Dari insiden ini perang besar di Surabaya bermula. Dalam perang lima tahun dengan NAZI, Inggris tidak pernah kehilangan satu Jenderal pun. Tapi di Surabaya baru mendarat seorang Jenderal sudah terbunuh. Inilah yang membuat marah Inggris. Lalu dengan cepat Mountbatten menunjuk Mayor Jenderal Mansergh sebagai kepala pasukan Inggris di Surabaya untuk membereskan kota Surabaya. Mayjen Mansergh yang pahlawan perang dunia itu langsung mengultimatum untuk pihak Indonesia menyerahkan persenjataan dan menghentikan perlawanan hingga 10 November 1945 pada tentara AFNEI dan administrasi NICA.
3 November 1945M
Atas saran Badan Pekerja KNIP, Wakil Presiden Mohammad Hatta mengeluarkan Maklumat Pemerintah No X yang mengijinkan dan mendorong rakyat mendirikan partai-partai politik. Maklumat ini disambut banyak pihak, termasuk kalangan Islam.
8 November 1945M
Menyambut Maklumat Wakil Presiden, para tokoh Madjelis Sjuro Muslimin Indonesia (Masjumi) di Yogyakarta bersepakat mendirikan sebuah partai yang mewadahi segenap kekuatan Islam, bernama Partai Politik Islam Indonesia Masjumi yang selanjutnya populer dengan nama Partai Masjumi.
7-8 November 1945M
Berlangsung Kongres Ummat Islam I di Yogyakarta yang menghasilkan kesepakatan pembentukan satu-satunya partai politik berbasis Islam di Indonesia, bernama Partai Masjumi. Ketua pertamanya Dr Soekiman. Dalam anggaran dasarnya tertulis jelas tujuan partai ini: “Terlaksananya ajaran dan hukum Islam di dalam kehidupan orang seorang, masyarakat dan negara Republik Indonesia, menuju keridhaan Ilahi.” Status sebagai satu-satunya partai politik berbasis Islam di Indonesia mulai rontok ketika pada bulan Juli 1945 unsur PSII meninggalkan Masjumi dan menyatakan dirinya kembali sebagai partai politik independen, kemudian disusul oleh Nahdhatul Ulama yang melalui kongresnya di Palembang tahun 1952 mengubah dirinya dari sebuah gerakan sosial keagamaan menjadi partai politik yang berdiri sendiri.
8 November 1945M
Bung Tomo bersama beberapa orang anak buahnya pergi ke Tebu Ireng, Jombang. Disana ia berjumpa dengan KH. Hasyim Asy'ary untuk meminta pertimbangan. “Perang ini akan jadi perang syahid, perang suci karena membela tanah air, tapi sebelum saya putuskan bantu kamu baiknya kamu dzikir dulu, saya menunggu seorang Kyai dari Cirebon”. Esoknya KH. Hasyim Asy'ary berkata lagi pada Bung Tomo “Kamu perang saja, ulama membantu, santri-santri membantu”. Mendapat jaminan dan restu dari tokoh ulama, Bung Tomo langsung ke Surabaya dan meneriakkan di corong “Radio Pemberontak”: … Saudara-saudara, Allohu Akbar!! … Semboyan kita tetap: MERDEKA ATAU MATI. Dan kita yakin, saudara-saudara, pada akhirnya pastilah kemenangan akan jatuh ke tangan kita sebab Allah selalu berada di pihak yang benar percayalah saudara-saudara, Tuhan akan melindungi kita sekalian. Allohu Akbar…!! Allohu Akbar…! Allohu Akbar…!!! MERDEKA!!!

Mendengar pidato Bung Tomo, orang Surabaya paham itu isyarat perang. Mayjen Mansergh juga ambil kesimpulan akan ada perang besar.
10 November 1945M
Sirene pagi berbunyi keras dan tak satupun rakyat Surabaya yang datang ke pos militer sekutu untuk menyerahkan senjata. Para pemuda membangun benteng-benteng pasir, menjalin kawat berduri, bersembunyi di jendela-jendela siap tempur.

Jam 6 pagi dari arah pelabuhan di Surabaya Utara, moncong persenjataan altileri berat kapal perang Inggris sudah mengarah ke kota. Tembakan pertama meletus jam 6.10 dari sebuah kapal kemudian meletus lagi dari semua kapal berikutnya seluruh wilayah kota yang dekat dengan pelabuhan jadi korbannya. Wilayah Surabaya Utara dihuni oleh banyak orang-orang Cina, Arab, India dan beberapa pedagang dari Bugis. Rata-rata dari mereka adalah pedagang. Rumah-rumah mereka hancur dengan tanah, tembakan kanon terus menerus menghancurkan Pasar Turi, Kramat Gantung dan Pasar Besar. Beberapa tempat sudah tak berbekas. Jam 7 pagi pasukan Inggris mulai masuk ke Surabaya. Mereka masuk ke kampung-kampung dan menembaki rakyat dengan membabi buta.

Para pemimpin militer TKR di Djakarta dilapori situasi Surabaya terutama penembakan altileri di Surabaya Utara. Amir Sjafruddin yang saat itu mengurusi pertahanan langsung memerintahkan “Lawan!!”. Lalu datanglah perintah dari Djakarta agar rakyat Surabaya melawan. Jam 9.15 milisi Surabaya sudah dapat kabar bahwa Jakarta menyetujui perang, lalu tembakan pertama kali terjadi di Pasar Turi dari pihak Republik. Di batas-batas kota rakyat mulai berdatangan memasuki kota, ratusan ribu orang memasuki kota Surabaya. Pasukan resmi tentara juga mulai mengkordinasi, semuanya ikut dalam barisan milisi, pertahanan langsung dibangun dari arah barat ke Timur, wilayah Asem Jajar dijadikan wilayah perang pertama antara sekutu dan Indonesia. Di wilayah ini pasukan sekutu berhasil dipukul mundur, beberapa dari mereka tewas ketika pasukan bambu runcing nekat maju dan masuk ke lobang pasir dimana mitraliyur ditaruh.

Di selatan Pasar Turi pasukan Inggris menerobos masuk tapi ditembaki dari gedung-gedung oleh pasukan rakyat. Jam 10.12 di langit Surabaya suara pesawat menderu-deru kencang. Inggris mengerahkan pasukan Royal Air Force (RAF) langsung dari pangkalan militernya di Burma. Pasukan RAF yang dikerahkan ini adalah veteran perang dari Perang Dunia kedua yang mengebom Berlin. Mereka mengebom kantor-kantor pemerintahan, gedung-gedung penting lainnya.

Pasukan rakyat kemudian mengambil beberapa mitralyur anti pesawat buatan Jepang dan menembaki skuadron pasukan RAF. Dua pesawat kena tembak salah satunya adalah seorang jenderal yang bernama Brigjen Robert Guy Loder Symonds seorang komandan pasukan Artileri yang sedang melakukan survey udara. Jenderal ini kemudian dibawa ke Jakarta dan dimakamkan di Kramat Pulo, Menteng.

Pertempuran makin meluas, sampai ke Kali Mas. Di pinggir Kali Mas pasukan sekutu langsung menggempur pasukan rakyat. Jam 12 siang hari pertama, pasukan infanteri mulai mendarat sekitar 20.000 orang, inilah pasukan terbesar Inggris setelah perang dunia selesai, dan merupakan perang paling brutal sepanjang sejarah pertempuran pasukan Inggris. Dari Radio hampir seluruh rakyat Indonesia menunggu laporan-laporan dari perkembangan perang.

Pada hari itu juga banyak dari orang-orang Indonesia di tempat lainnya menyiapkan diri untuk perang ke Surabaya. Sekitar 20.000 orang Bali sudah siap masuk ke Surabaya, beberapa bisa menyusup dan langsung menggempur sekutu. Dari Aceh sudah disiapkan ribuan orang pengiriman, di Medan ribuan orang berkumpul untuk bersiap diberangkatkan ke Surabaya, di Lombok Mataram di depan para Ulama, rakyat Lombok siap mati dan akan berangkat ke Surabaya. Di Yogyakarta sudah mulai ada pengiriman pasukan, Malang sudah kirim pasukan sementara Djakarta masih menunggu perkembangan, para pemimpin di Djakarta masih berharap perang bisa diselesaikan dengan cepat.

Di wilayah lain di luar Surabaya, Jenderal Sudirman dan para staf-nya memutuskan untuk memotong rantai logistik sekutu. Maka, 20 ribu pasukan infanteri menjadi terlokalisir dan diperangi rakyat Surabaya. Taktik ini berhasil, laskar-laskar rakyat di Jawa Barat menghadang pasukan logistik sekutu yang masuk dari arah barat, di Malang gudang logistik pasukan sekutu dihancurkan, maka selama 5 hari pasukan sekutu terkunci dari semua pintu masuk kota, sementara ribuan orang Indonesia terus mengalir memasuki kota dengan senjata apa adanya berperang melawan sekutu.

Pasukan sekutu mulai mengalami kekalahan, karena logistik tidak ada, bantuan tempur logistik yang diterjunkan dari pesawat jatuh ke orang-orang Indonesia, bahkan nyaris tidak ada logistik yang berhasil masuk ke pasukan Inggris. Mereka sudah terkunci dan terkepung oleh seluruh orang Indonesia yang mengitari mereka, keberadaan pasukan Inggris dari Brigade 49 (yang notabene pasukan khusus pemenang perang dunia 2) tinggal menghitung waktu. Tempat-tempat dimana pos pasukan Inggris berada di blokade total, tak ada listrik, tak ada makanan, mereka harus berjaga 24 jam agar jangan sampai ditembaki milisi yang terus menerus terutama dari serangan orang Surabaya yang nekat masuk ke pos-pos Inggris dan meledakkan granat.

Di Singapura para panglima Inggris berkumpul. “Kita sudah kalah di Surabaya”, kata seorang Panglima. “Pasukan kita sudah kelaparan, tidak ada lagi pasokan”. Mereka tidak dapat pasokan logistik, sementara para pejuang Indonesia mendapat pasokan terus menerus nasi bungkus, pisang, dan banyak bahan makanan dari rakyat yang sukarela membuatkan masakan di dapur umum. Bagaimanapun pasukan Brigade 49 dari Divisi V adalah pasukan kebanggaan Inggris, mereka dijuluki “Fighting Cock” pada Perang Burma 1944, merekalah yang merebut satu persatu wilayah Burma dengan sistem gerilya hutan, kini Brigade itu perlahan-lahan mati kelaparan, digempur habis-habisan dari semua arah. Lalu para Panglima itu mengutus Admiral Heifrich menemui Presiden Sukarno. Heifrich mengakui sendiri dalam buku biografinya, “Keputusan untuk menghentikan perang, satu-satunya hanya pada Presiden Sukarno”.

Setelah ada keputusan gencatan senjata dari Soekarno, maka terbuka kembali jalur logistik kepada pasukan khusus sekutu yang sudah hampir habis itu. Maka setelah 3 minggu jalannya peperangan, pasukan sekutu mampu melawan milisi pasukan Indonesia dan menguasai Surabaya. Setidaknya 6,000 - 16,000 pejuang dari pihak Indonesia tewas dan 200,000 rakyat sipil mengungsi dari Surabaya. Korban dari pasukan Inggris dan India kira-kira sejumlah 600 - 2000 tentara. Milisi Indonesia waktu itu terkelompok menjadi 2, yaitu milisi Hizbullah dan milisi Sabilillah, dan dipimpin oleh Sutomo, KH. Hasyim Asy'ari, KH Wahab Chasbullah, KH. Maskyur.
14 November 1945M
Presiden Soekarno mengangkat Sjahrir sebagai Perdana Menteri (PM) pertama kabinet parlementer. Meski bertentangan dengan UUD yang hanya memuat aturan kabinet presidensil, praktek tersebut dijalankan dengan alasan untuk memudahkan perundingan dengan Belanda (NICA) dan sekutu (AFNEI).
Desember 1945M - Desember 1946M
Pertempuran, perampokan, penculikan, dan pembunuhan terhadap orang-orang keturunan Eropa khususnya Belanda. Di Jakarta banyak orang-orang keturunan Eropa yang tiba-tiba menghilang tanpa diketahui jejaknya lalu jasadnya diketemukan mengambang di kali-kali berhari-hari kemudian. Di Bandung, orang-orang pro Republik Indonesia menyerang masyarakat sipil pro Kerajaan Hindia-Belanda, hingga terjadi lebih dari 1200 pembunuhan. Pada Maret 1946, pasukan Kerajaan Hindia-Belanda yang dibonceng NICA (sekutu) masuk ke Indonesia untuk melindungi masyarakat sipil yang masih setia mendukung Belanda.
23 Maret 1946M
Setelah tersebarnya kabar bahwa pasukan Belanda mencoba masuk ke Bandung, masyarakat Bandung membakar sebagian besar rumah dan meninggalkan kota menuju daerah pegunungan di Bandung Selatan. Hal ini untuk mencegah pasukan NICA menjadikan Bandung sebagai pusat pertahanan NICA untuk mengembalikan kekuatan Kerajaan Hindia-Belanda. Keputusan untuk membumihanguskan Bandung diambil melalui musyawarah Madjelis Persatoean Perdjoangan Priangan (MP3) di hadapan semua kekuatan perjuangan pihak Republik Indonesia, karena melihat kekuatan NICA yang jauh lebih besar dari pejuang-pejuang Indonesia.
1947M
Peperangan-peperangan untuk mempertahankan kemerdekaan Indonesia dilakukan secara gerilya oleh berbagai kelompok pejuang.
Awal 1947M
Haji Sulong Abdul Kadir, Ketua Dewan Agama Pattani, mengajukan petisi tujuh poin kepada pemerintah Thailand atas nama Gerakan Rakyat Pattani yang baru dibentuk. Petisi itu menuntut: (1) Penunjukan gubernur terpilih yang merupakan penduduk lokal untuk empat provinsi selatan. (2) Kuota delapan puluh persen dari semua pegawai negeri untuk Muslim. (3) Penggunaan bahasa Thailand dan Melayu sebagai bahasa resmi. (4) Bahasa Melayu sebagai pengantar di sekolah dasar. (5) Pengakuan hukum syariah dan pengadilan Muslim yang terpisah. (6) Kontrol atas pendapatan dan pengeluaran untuk provinsi selatan. (7) Penciptaan Dewan Muslim untuk mengeluarkan undang-undang yang berkaitan dengan adat dan upacara Muslim.

Haji Sulong adalah seorang intelektual modernis, dididik di Mekah dan sangat dipengaruhi oleh ide-ide reformis dari Jamaludin Al-Afghani dan Muhammad Abduh, dan juga pemikiran ulama Saudi, Mesir dan Asia Tenggara kontemporer. Ia menggabungkan keyakinan agama yang mendalam dengan nasionalisme populis, dan dengan reformis seperti yang berpikiran lain, membantu memberikan gerakan kemandirian dasar yang lebih luas.

Sebuah petisi yang berisi tuntutan serupa dibuat oleh lima puluh lima pemimpin Muslim Melayu di Narathiwat. Sebuah petisi ketiga diajukan oleh Muslim Melayu di Satun. Tindakan ini bertepatan dengan kudeta Marshal Phibun pada bulan November 1947. Bulan berikutnya satu pemimpin Muslim Melayu di pengasingan di Kelantan menyatakan Pattani independen.
5 Februari 1947M
Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) didirikan di Yogyakarta, oleh beberapa tokoh Islam yang diprakasai oleh Lafran Pane. Lafran dan kawan-kawannya melihat betapa perlunya memberi nafas keislaman bagi mahasiswa-mahasiswa Muslim, agar mahasiswa kelak tidak menjadi intelektual yang jauh dari agama. Sejak itu HMI menyebar di berbagai kampus di tanah air. HMI sempat menjadi organisasi pemuda sangat berpengaruh ketika bersama organisasi mahasiswa dan pelajar lain berperan sebagai gerakan oposisi terhadap pemerintahan Soekarno yang saat itu sangat dekat dengan PKI.
9 Desember 1947M
Pasukan Kerajaan Belanda yang melawan pasukan TNI dan milisi Indonesia, membantai sejumlah 431 orang warga desa Rawagede di Jawa Barat. Pembantaian itu dengan dalih hendak mencari pemimpin pejuang kemerdekaan Indonesia yang bernama Lukas Kustario.
Januari 1948M
Pemerintah Thailand menanggapi petisi Haji Sulong dengan menangkapnya dan para pendukungnya lalu mendakwa mereka dengan makar. Akibatnya, para pemimpin Muslim Melayu segera menarik diri dari pertemuan-pertemuan dengan para pejabat Thailand dan menghasut boikot pemilihan nasional yang dijadwalkan akhir tahun 1948.
17 Januari 1948M
Perjanjian Renville

Perjanjian antara Indonesia dengan Belanda yang ditandatangani pada tanggal 17 Januari 1948 di atas geladak kapal perang Amerika Serikat sebagai tempat netral USS Renville, yang berlabuh di pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta. Perundingan dimulai pada tanggal 8 Desember 1947 dan ditengahi oleh Komisi Tiga Negara (KTN), Committee of Good Offices for Indonesia, yang terdiri dari Amerika Serikat, Australia, dan Belgia. Perjanjian ini diadakan untuk menyelesaikan perselisihan atas Perjanjian Linggarjati tahun 1946. Perjanjian ini berisi batas antara wilayah Indonesia dengan Belanda yang disebut Garis Van Mook.

Delegasi Indonesia dipimpin oleh Perdana Menteri Amir Syarifuddin Harahap, dan Johannes Leimena sebagai wakil. Delegasi Kerajaan Belanda dipimpin oleh Kolonel KNIL Abdulkadir Widjojoatmodjo. Delegasi Amerika Serikat dipimpin oleh Frank Porter Graham.

Isi perjanjian

- Belanda hanya mengakui Jawa tengah, Yogyakarta, dan Sumatera sebagai bagian wilayah Republik Indonesia
- Disetujuinya sebuah garis demarkasi yang memisahkan wilayah Indonesia dan daerah pendudukan Belanda
- TNI harus ditarik mundur dari daerah-daerah kantongnya di wilayah pendudukan di Jawa Barat dan Jawa Timur.

Pasca perjanjian

Sebagai hasil Persetujuan Renville, pihak Republik harus mengosongkan wilayah-wilayah yang dikuasai TNI, dan pada bulan Februari 1948, Divisi Siliwangi hijrah ke Jawa Tengah. Divisi ini mendapatkan julukan Pasukan Hijrah oleh masyarakat Kota Yogyakarta yang menyambut kedatangan mereka.

Tidak semua pejuang yang tergabung dalam berbagai laskar yang mematuhi hasil Persetujuan Renville tersebut, seperti Barisan Bambu Runcing dan Laskar Hizbullah/Sabillilah di bawah pimpinan Sekarmaji Marijan Kartosuwiryo. Mereka terus melakukan perlawanan bersenjata terhadap tentara Belanda. Setelah Soekarno dan Hatta ditangkap di Yogyakarta, S.M. Kartosuwiryo, yang menolak jabatan Menteri Muda Pertahanan dalam Kabinet Amir Syarifuddin, Menganggap Negara Indonesia telah Kalah dan Bubar, kemudian ia mendirikan Darul Islam/Tentara Islam Indonesia (DI/TII). Hingga pada 7 Agustus 1949, di wilayah yang masih dikuasai Belanda waktu itu, Kartosuwiryo menyatakan berdirinya Negara Islam Indonesia (NII). Akibat dari Perjanjian Renville itu pula, pasukan dari Resimen 40/Damarwulan, bersama batalyon di jajarannya, Batalyon Gerilya (BG) VIII Batalyon Gerilya (BG) IX, Batalyon Gerilya (BG) X, Depo Batalyon, EX. ALRI Pangkalan X serta Kesatuan Kelaskaran, dengan total pengikut sebanyak tidak kurang dari 5000 orang, juga Hijrah ke daerah Blitar dan sekitarnya. Resimen 40/Damarwulan ini kemudian berubah menjadi Brigade III/Damarwulan, dan batalyonnyapun berubah menjadi Batalyon 25, Batalyon 26, Batalyon 27. Setelah keluarnya Surat Perintah Siasat No I, dari PB Sudirman, yang mengharuskan semua pasukan hijrah pulang dan melanjutkan gerilya di daerah masing-masing, Pasukan Brigade III/Damarwulan, di bawah pimpinan Letkol Moch Sroedji ini, melaksanakan Wingate Action, dengan menempuh jarak kurang lebih 500 kilometer selama 51 hari.
Februari 1948M
PKI dan Partai Sosialis membentuk front bersama, yaitu Front Demokrasi Rakyat. Front ini tidak bertahan lama, namun Partai Sosialis kemudian bergabung dengan PKI. Pada saat itu milisi Pesindo berada di bawah kendali PKI.
3 Maret 1948M
Pattani nasionalis di pengasingan di Kelantan membentuk organisasi separatis pertama yang jelas, Thailand League Melayu Greater Pattani (Gabungan Melayu Pattani Raya atau GAMPAR). Pada tahun 1948, GAMPAR menuntut penggabungan empat provinsi selatan menjadi negara Islam Melayu dan penggabungan ke dalam Malayan Serikat yang baru dibentuk. Seperempat juta Muslim Melayu mengajukan petisi kepada PBB untuk mendukung tuntutan tersebut.
April 1948M
Banyak penandatangan petisi Pattani terkemuka ditangkap. Protes publik berubah menjadi konfrontasi kekerasan dan akhirnya pemberontakan oleh Muslim Melayu. Protes massa diadakan awalnya di luar penjara di mana Haji Sulong ditahan, tapi pemerintah Thailand dengan cepat memindahkannya luar daerah. Kerusuhan kemudian pecah di tiga provinsi selatan. Terbesar terjadi di Narathiwat pada tanggal 26-28 April, ketika terjadi konfrontasi ratusan orang dengan polisi yang dipimpin seorang pemimpin agama. Dalam bentrokan tersebut setidaknya 400 Muslim Melayu dan 30 polisi tewas. Ribuan melarikan diri ke Malaya. Peristiwa ini secara kolektif dikenal sebagai pemberontakan Dusun Nyur dan menghasilkan deklarasi keadaan darurat. Para pemimpin Islam di kedua sisi perbatasan menyerukan jihad terhadap pemerintah Thailand.
18 September 1948M
Sementara perhatian semua pihak pro-pemerintah RI terkonsentrasi pada pemulihan Surakarta, PKI/FDR menuju ke arah timur dan menguasai Kota Madiun, Jawa Timur, dan pada hari itu juga diproklamasikan berdirinya "Republik Soviet Indonesia". Dengan menyebut Musso sebagai presiden dan Amir Syarifuddin sebagai perdana menteri. Hari berikutnya, PKI/FDR mengumumkan pembentukan pemerintahan baru. Selain di Madiun, PKI juga mengumumkan hal yang sama pula di Pati, Jawa Tengah. Pemberontakan ini menewaskan Gubernur Jawa Timur RM Suryo, dokter pro-kemerdekaan Moewardi, serta beberapa petugas polisi dan tokoh agama.
20 September 1948M
Untuk memulihkan keamanan secara menyeluruh di Madiun, pemerintah Indonesia bertindak cepat. Provinsi Jawa Timur dijadikan daerah istimewa, selanjutnya Kolonel Sungkono diangkat sebagai gubernur militer. Operasi penumpasan dimulai pada tanggal 20 September 1948 dipimpin oleh Kolonel A. H. Nasution. Sementara sebagian besar pasukan TNI di Jawa Timur berkonsentrasi menghadapi Belanda, namun dengan menggunakan 2 brigade dari cadangan Divisi 3 Siliwangi serta kesatuan-kesatuan lainnya yang mendukung Republik, semua kekuatan pembetontak akhirnya dapat dimusnahkan.

Salah satu operasi penumpasan ini adalah pengejaran Musso yang melarikan diri ke Sumoroto, sebelah barat Ponorogo. Dalam peristiwa itu, Musso berhasil ditembak mati. Sedangkan Amir Sjarifuddin dan tokoh-tokoh kiri lainnya berhasil ditangkap dan dijatuhi hukuman mati. Amir sendiri tertangkap di daerah Grobogan, Jawa Tengah. Sedangkan sisa-sisa pemberontak yang tidak tertangkap melarikan diri ke arah Kediri, Jawa Timur.
31 Oktober 1948M
Musso (Ketua Partai Komunis Indonesia) di Eksekusi di Desa Niten Kecamatan Sumorejo Kabupaten Ponorogo. Sedang MH.Lukman dan Nyoto pergi ke Pengasingan di Republik Rakyat Cina (RRC).
Akhir November 1948M
Seluruh Pimpinan PKI Musso berhasil di Bunuh atau di Tangkap, dan Seluruh Daerah yang semula di Kuasai PKI berhasil direbut, antara lain: Ponorogo, Magetan, Pacitan, Purwodadi, Cepu, Blora, Pati, Kudus, dan lainnya.
19 Desember 1948M
Agresi Militer Belanda kedua ke Yogyakarta.

Atas amanat Presiden dan Wakil Presiden dari Yogyakarta, Sjafrudin Prawiranegara membentuk pemerintah darurat yang kemudian disebut Pemerintahan Darurat Republik Indonesia (PDRI) di Bukittinggi, serta membentuk kabinet sementara. Tokoh Partai Masjumi ini sendiri menjabat sebagai ketua kabinet merangkap sebagai Menteri Pertahanan, Penerangan dan Urusan Luar Negeri. Sjafrudin Prawiranegara dibantu oleh enam orang anggota kabinet dari berbagai partai. Pemerintahannya ini berakhir tanggal 13 Juli 1949 setelah Soekarno dan Hatta dibebaskan Belanda.
28 April 1949M
Di desa Pengarasan diproklamasikannya NII, setelah Agresi Militer Belanda II. Gerakan DI/TII Amir Fatah muncul didukung oleh Laskar Hizbullah dan Majelis Islam (MI) yang merupakan pendukung inti gerakan. Amir Fatah merupakan tokoh yang membidani lahirnya DI/TII Jawa Tengah. Semula ia bersikap setia pada RI, namun kemudian berubah dengan mendukung Gerakan DI/TII. Perubahan sikap tersebut disebabkan oleh beberapa alasan. Pertama, terdapat persamaan ideologi antara Amir Fatah dengan S.M. Kartosuwiryo, yaitu keduanya menjadi pendukung setia Ideologi Islam. Kedua, Amir Fatah dan para pendukungnya menganggap bahwa aparatur Pemerintah RI dan TNI yang bertugas di daerah Tegal-Brebes telah terpengaruh oleh "orang-orang Kiri", dan mengganggu perjuangan umat Islam. Ketiga, adanya pengaruh "orang-orang Kiri" tersebut, Pemerintah RI dan TNI tidak menghargai perjuangan Amir Fatah dan para pendukungnya selama itu di daerah Tegal-Brebes. Bahkan kekuasaan MI yang telah dibinanya sebelum Agresi Militer II, harus disebahkan kepda TNI di bawah Wongsoatmojo. Keempat, adanya perintah penangkapan dirinya oleh Mayor Wongsoatmojo.
7 Agustus 1949M
Di Malangbong, Tasikmalaya, mengisi kekosongan kekuasaan di Jawa Barat dengan mundurnya pemerintahan Soekarno di Yogyakarta, sekali lagi secara resmi Sekarmaji Marijan Kartosuwirjo memproklamasikan berdirinya Negara Islam Indonesia (NII). Gerakan ini kemudian menyebar ke berbagai wilayah di Indonesia, terutama Aceh, Kalimantan Selatan dan Sulawesi Selatan.
14 Desember 1949M
Dilakukan pertemuan untuk permusyawaratan federal di Jalan Pegangsaan 56 Jakarta yang dihadiri perwakilan Pemerintah RI dan Pemerintah Negara-negara atau Daerah untuk menandatangani Konstitusi Republik Indonesia Serikat (RIS). Keesokan harinya dilakukan pemilihan Presiden RIS yang kembali memilih Soekarno serta Perdana Menteri RIS Mohammad Hatta. RIS hanya berusia beberapa bulan. RIS bubar dan Indonesia kembali kepada bentuk negara kesatuan setelah tercapai Piagam Persetujuan tanggal 19 Mei 1950 setelah sebelumnya Natsir mengajukan mosi integral di parlemen.
Awal Januari 1950M
Pemerintah RI dengan disaksikan puluhan ribu masyarakat yang datang dari berbagai daerah seperti Magetan, Madiun, Ngawi, Ponorogo dan Trenggalek, melakukan Pembongkaran 7 (Tujuh) Sumur Neraka PKI dan mengidentifikasi Para Korban. Di Sumur Neraka Soco I ditemukan 108 Kerangka Mayat yang 68 dikenali dan 40 tidak dikenali, sedang di Sumur Neraka Soco II ditemukan 21 Kerangka Mayat yang semuanya berhasil diidentifikasi. Para Korban berasal dari berbagai Kalangan Ulama Islam dan Umara serta Tokoh Masyarakat.
Oktober 1950M
Di Kalimantan yang dipimpin oleh Ibnu Hadjar alias Haderi bin Umar, seorang bekas Letda TNI, membentuk Kesatuan Rakyat Indonesia yang Tertindas (KRIyT) lalu menyatakan sebagai bagian dari DI di bawah pimpinan Kartosuwirjo. Gerakan ini berhasil dipadamkan pada akhir tahun 1959 dengan ditangkapnya Ibnu Hadjar.
Akhir 1950M
Dibawah kepemimpinan Amir Fatah, Gerakan DI/TII mengalami perkembangan yang cukup pesat. Bahkan Amir Fatah behasil mempengaruhi Angkatan Oemat Islam (AOI), dan Batalyon 426 untuk melakukan pemberontakan. Sedangkan pengaruhnya terhadap Batalyon 423 tidak sempat memunculkan pemberontakan kerena adanya tindakan pencegahan dari Panglima Divisi Diponegoro.
6 Agustus 1951M
Gerombolan Eteh dari PKI menyerbu Asrama Brimob di Tanjung Priok dan merampas semua Senjata Api yang ada.
Januari 1952M
Abdul Qahar Muzakkar juga menyatakan daerah Sulawesi Selatan merupakan bagian dari NII yang dipimpin SM Kartosuwirjo. Sebelumnya, pada bulan Agustus 1951 ia dan pasukannya telah lari ke wilayah pegunungan untuk melancarkan perlawanan terbuka kepada TNI dan pemerintah Soekarno. Gerakan perlawanan ini baru terhenti setelah Qahar diberitakan telah syahid ditembak TNI pada bulan Februari 1965.
April l952M
NU menyatakan keluar dari Partai Masyumi dan menjadi parpol tersendiri. Keluarnya NU ini karena perebutan kursi Menteri Agama antara kelompok Muhammadiyah (yang lebih condong pada ajaran muhammadi/wahabi/najdi) dan NU. Adanya pelbagai kritik terhadap kebijaksanaan Wahid Hasyim menyebabkan terpilihnya pemimpin Muhammadiyah Faqih Usman sebagai Menteri Agama, sedangkan kalangan NU tetap menuntut jabatan ini untuk Wahid Hasyim.
1953M
Taqiuddin An-Nabhani mendirikan Hizbut-Tahrir di Jerusalem.
20 September 1953M
Perlawanan DI/TII di Aceh, di bawah pimpinan Tengku Daud Beureueh. Perlawanan ini diawali dengan pernyataan Daud Beureueh bahwa Aceh merupakan bagian dari NII di bawah pimpinan SM Kartosuwirjo. Perlawanan ini baru dapat dipadamkan dengan dilakukannya Musyawarah Kerukunan Rakyat Aceh pada bulan Desember 1962.
Maklumat NII ACEH

Dengan Lahirnja Peroklamasi Negara Islam Indonesia di Atjeh dan daerah sekitarnja, maka lenjaplah kekuasaan Pantja Sila di Atjeh dan daerah sekitarnja, digantikan oleh pemerintah dari Negara Islam. Dari itu dipermaklumkan kepada seluruh Rakjat, bangsa asing, pemeluk bermatjam2 Agama, pegawai negeri, saudagar dan sebagainja.

1. Djangan menghalang2i gerakan Tentara Islam Indonesia, tetapi hendaklah memberi bantuan dan bekerdja sama untuk menegakkan keamanan dan kesedjahteraan Negara.
2. Pegawai2 Negeri hendaklah bekerdja terus seperti biasa, bekerdjalah dengan sungguh2 supaja roda pemerintahan terus berdjalan lantjar.
3. Para saudagar haruslah membuka toko, laksanakanlah pekerdjaan itu seperti biasa, Pemerintah Islam mendjamin keamanan tuan2.
4. Rakjat seluruhnja djangan mengadakan Sabotage, merusakkan harta vitaal, mentjulik, merampok, menjiarkan kabar bohong, inviltratie propakasi dan sebagainja jang dapat mengganggu keselamatan Negara. Siapa sadja jang melakukan kedjahatan2 tsb akan dihukum dengan hukuman Militer.
5. Kepada tuan2 bangsa Asing hendaklah tenang dan tentram, laksanakanlah kewadjiban tuan2 seperti biasa keamanan dan keselamatan tuan2 didjamin.
6. Kepada tuan2 yang beragama selain Islam djangan ragu2 dan sjak wasangka, jakinlah bahwa Pemerintah N.I.I. mendjamin keselamatan tuan2 dan agama jang tuan peluk, karena Islam memerintahkan untuk melindungi tiap2 Umat dan agamanja seperti melindungi Umat dan Islam sendiri. Achirnja kami serukan kepada seluruh lapisan masjarakat agar tenteram dan tenang serta laksanakanlah kewadjiban masing2 seperti biasa.

Negara Islam Indonesia Gubernur Sipil/Militer Atjeh dan Daerah sekitarnja.
Muharram 1373 Atjeh Darussalam
29 September 1955M
Pemilu Pertama di Indonesia.

Sebanyak 39 juta rakyat Indonesia datang ke tempat pemungutan suara untuk memilih anggota DPR dalam pemilihan umum multipartai pertama di Indonesia. Disusul pada tanggal 15 Desember 1955 dilakukan pemilihan umum untuk memilih anggota-anggota Konstituante (lembaga pembuat konstitusi).

Pemilu saat itu dimenangkan empat partai besar PNI (20%), Partai Masyumi (20,9%), Partai NU (18,4 %) dan PKI (16,4%). Hasil bersihnya, partai-partai Islam memperoleh kurang dari 45% suara.

Pelantikan anggota DPR dilakukan pada tanggal 20 Maret 1956 sedangkan pelantikan anggota Konstituante pada tanggal 10 November 1956. Persidangan dalam Konstituante berjalan sangat alot, terutama berkaitan dengan dasar negara. Dari beberapa kali pemungutan suara dalam sidang Konstituante 52% menghendaki dasar negara Pancasila dan 48% menghendaki negara Islam. Karena kedua belah pihak tidak dapat mencapai 2/3 suara sidang tidak berhasil mencapai kata putus hingga Soekarno mengumumkan Dekrit Presiden tiga tahun kemudian (5 Juli 1959).
1 November 1955M
Perang Vietnam. Perang antara komunis Vietnam, melawan anti-komunis yang dipimpin oleh Amerika Serikat.
10 November 1956M
FaksiKursi
Blok Pancasila (274 kursi, 53.3%)
Partai Nasional Indonesia (PNI)119
Partai Komunis Indonesia (PKI)60
Republik Proklamasi20
Partai Kristen Indonesia (Parkindo)16
Partai Katolik10
Partai Sosialis Indonesia (PSI)10
Ikatan Pendukung Kemerdekaan Indonesia (IPKI)8
Lain-lain31
Blok Islam (230 kursi, 44.8%)
Masjumi112
Nahdatul Ulama91
Partai Syarikat Islam Indonesia (PSII)16
Persatuan Tarbiyah Islamiyah (Perti)7
Lainnya4
Blok Sosio-Ekonomi (10 kursi, 2.0%)
Partai Buruh5
Partai Murba1
Partai Acoma1
Total Kursi514


Presiden Soekarno melantik wakil rakyat hasil pemilu 1955 sebagai anggota Konstituante (lembaga yang membahas perubahan dasar negara dan undang-undang dasar). Pelantikan tersebut menandakan pula dimulainya Sidang Konstituante. Sidang Konstituante adalah sidang yang sangat dinanti para tokoh dan umat Islam, tak terkecuali PP Muhammadiyah untuk memperjuangkan penerapan syariat Islam seperti janji dalam Piagam Jakarta.

Menagih Janji

Dalam sidang Konstituante, Kasman Singodimejo mengingatkan kembali peristiwa penghapusan dan janji kepada Ki Bagoes Hadikoesoemo. “Saudara Ketua, kini juru bicara Islam Ki Bagus Hadikoesoemo itu telah meninggalkan kita untuk selama-lamanya, karena telah pulang ke Rahmatullah. Beliau telah menanti dengan sabarnya, bukan menanti 6 bulan seperti yang telah dijanjikan kepadanya. Beliau menanti, ya menanti sampai wafatnya. Beliau kini tidak dapat lagi ikut serta dalam Dewan Konstituante ini untuk memasukkan materi Islam, ke dalam Undang-Undang Dasar yang kita hadapi sekarang ini,” ungkap Kasman.

Ia kemudian bertanya, “Saudara Ketua, secara kategoris saya ingin tanya, Saudara Ketua, di mana lagi jika tidak di Dewan Konstituante yang terhormat ini, Saudara Ketua, di manakah kami golongan Islam dapat menuntut penunaian ‘janji’ tadi itu? Di mana lagi tempatnya?”
Juli 1957M
Kantor PKI di Jakarta diserang dengan granat. Pada bulan yang sama PKI memperoleh banyak kemajuan dalam pemilihan-pemilihan di beberapa kota. Pada September 1957, Masjumi yang merasa tersaingi oleh PKI secara terbuka menuntut supaya PKI dilarang.
8-11 September 1957M
Kongres Alim Ulama Seluruh Indonesia di Palembang - Sumatera Selatan, Mengharamkan Ideologi Komunis dan mendesak Presiden Soekarno untuk mengeluarkan Dekrit Pelarangan PKI dan semua Mantel organisasinya, tapi ditolak oleh Soekarno.
10 November 1957M
Ummat Islam kembali menagih janji akan penerapan syariat Islam di Indonesia, kini giliran Pimpinan Persatuan Islam (Persis) KH Isa Anshari menyampaikan pandangannya dalam Sidang Konstituante. Ia mempertanyakan tujuh kata dalam Piagam Jakarta yang dihapus. “Kalimat yang bunyinya dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluk-pemeluknya, memberikan peluang dan ruang kemungkinan bagi umat Islam untuk menegakkan hukum dan syariat Islamiah dalam negara yang akan dibentuk…”

“…Kalimat-kalimat di atas itu berisi janji dan harapan, jaminan dan kepastian bagi segenap umat Islam, bahwa agamanya akan mendapat tempat yang wajar dalam susunan dan bidang hidup kemasyarakatan daan kenegaraan, walaupun rumusan itu belum lengkap menggambarkan ideologi Islam yang sesungguhnaya.”

“Akan tetapi, Saudara Ketua, rupanya jalan sejarah tidak bergerak di atas acuan piagam yang menarik-mengikat itu. Setelah kemerdekaan Indonesia diproklamasikan pada tanggal 17 Agustus 1945, Undang-Undang Dasar Negara Indonesia diumumkan tanggal 18 Agustus 1945. Dalam Preambule Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia 1945 kalimat Dengan kewajiban menjakankan syariat Islam bagi pemeluk-pemeluknya ditiadakan sama sekali.”

“Apa gerangan sebabnya, bagaimana sesungguhnya proses yang berlaku sampai terjadi yang demikian itu, hingga kini belum ada keterangan mengenai itu?”

“Saudara Ketua, kejadian yang mencolok mata sejarah itu dirasakan oleh umat Islam sebagai suatu permainan sulap yang masih diliputi oleh kabut rahasia. Kejadian yang mencolok mata sejarah itu, dirasakan oleh umat Islam Indonesia sebagai permainan politik pat-gulipat terhadap golongannya, akan tetapi mereka diam, tidak mengadakan tantangan dan perlawanan, karena jiwa toleransi mereka…”

“Pada saat negara kita berada dalam krisis, berada pada taraf dan tingkatan yang membahayakan, selalu pemimpin-pemimpin Islam mem-borg-kan (menggadaikan, red) umat Islam yang dipimpinnya untuk menyelamatkan Negara Republik Indonesia, walaupun dalam Republik Indonesia itu belum lagi berlaku ajaran dan hukum Islam,” tegasnya.
1958M
Kedekatan Soekarno dgn PKI mendorong Kelompok Anti PKI di Sumatera dan Sulawesi melakukan koreksi hingga melakukan Pemberontakan terhadap Soekarno. Saat itu Masyumi dituduh terlibat, karena Masyumi merupakan musuh besar PKI.
Dalam kesempatan Sidang Konstituante berikutnya, Buya Hamka mengingatkan bahwa semangat melawan penjajahan, keberanian yang timbul hingga mengobarkan semangat berani mati syahid, adalah akibat kecintaan pada Allah yang bersemayam di dalam dada, bukan Pancasila.

“Itulah yang kami kenal, jiwa atau yang menjiwai Proklamasi 17 Agustus, bukan Pancasila! Sungguh Saudara Ketua. Pancasila itu belum pernah dan tidak pernah, karena keistimewaan hidupnya di zaman Belanda itu menggentarkan hati dan tidak pernah dikenal, tidak popular dan belum pernah dalam dada ini sekarang.”

“Saudara Ketua, bukanlah Pancasila, tetapi Allahu Akbar! Bahkan sebagian besar dari pembela Pancasila sekarang ini, kecuali orang-orang PKI, yang nyata dalam hati sanubarinya sampai saat sekarang ini pun, pada hakekatnya adalah Allahu Akbar!”

Buya Hamka menegaskan, perjuangan menjadikan Islam sebagai dasar negara bukan mengkhianati Indonesia, malah sebaliknya, hanya meneruskan wasiat dari para pejuang dan pendahulu bangsa seperti Sultan Hasanuddin, Tuanku Imam Bonjol, Teuku Cik Di Tiro, Maulana Hasanuddin Banten, Pangeran Antasari dan lainnya. Menjadikan Islam sebagai dasar negara bukanlah demi kepentingan partai atau fraksi Islam di Konstituante, tetapi untuk anak cucu yang menyambung perjuangan nenek moyang.

Dan pada sampai puncaknya dengan lantang dan blak-blakan Buya Hamka pun mengingatkan. “Bila negara kita ini mengambil dasar negara berdasarkan Pancasila, sama saja kita menuju jalan ke neraka… ” tegasnya.

Tentu saja para hadirin dalam sidang Konstituante itu terkejut mendengar pernyataan lelaki yang aktif di ormas Islam Muhammadiyah tersebut. “Tidak saja pihak pendukung Pancasila, juga para pendukung negara Islam sama-sama terkejut,” ujar KH Irfan Hamka menceritakan ketegasan sang ayah seperti tertulis dalam bukunya yang berjudul Kisah-Kisah Abadi Bersama Ayahku Hamka.

Dikhianati Lagi

Pada akhir sidang tahun 1958, penyusunan konstitusi telah mencapai 90 persen dari seluruh materi UUD. Namun masih saja terjadi perdebatan sengit soal tujuh kata tersebut. Lalu Soekarno meminta Konstituante menentukan tenggat untuk segera menyelesaikan pekerjaannya nanti pada 26 Maret 1960.

Anehnya, meski deadline masih sembilan bulan lagi, tiada angin tiada hujan, pada 5 Juni 1959, Soekarno mengeluarkan Dekrit Presiden pembubaran Konstituante dan memberlakukan kembali UUD 1945. Sejak itu, dimulailah masa baru yang sangat represif dan kemudian lebih dikenal dengan istilah masa Demokrasi Terpimpin.
15 Februari 1958M
Letnan Kolonel Achmad Husein memaklumkan berdirinya Pemerintah Revolusioner Republik Indonesia (PRRI) berikut pembentukan kabinetnya dengan Sjafruddin Prawiranegara sebagai perdana menteri. Pemerintahan baru ini mendapat dukungan dari tokoh kharismatis Partai Masjumi Mohammad Natsir dan Burhanuddin Harahap serta tokoh PSI Sumitro Djojohadikusumo. Berdirinya pemerintahan tandingan ini didorong oleh masalah otonomi dan serta perimbangan keuangan antara Pusat dan Daerah yang dinilai tidak adil.

Dua hari kemudian Komandan Daerah Militer Sulawesi Utara dan Tengah Letnan Kolonel DJ Somba menyatakan putus hubungan dengan Pemerintah Pusat dan mendukung sepenuhnya PRRI. Gerakan ini dikenal dengan nama Piagam Perjuangan Semesta (Permesta). Dan Permesta pun menyerah pada pemerintah pusat pada 29 Mei 1961.

Namun Pemberontakan ini berhasil dikalahkan dan dipadamkan.
11 Juli 1958M
DN Aidit dan Rewang mewakili PKI ikut Kongres Partai Persatuan Sosialis Jerman di Berlin.
5 Juli 1959M
Atas desakan Pangab Jenderal AH Nasution, Presiden Soekarno mencetuskan Dekrit Presiden. Isi dekrit itu adalah membubarkan Konstituante, kembali ke UUD 1945 dan pembentukan MPRS.

Dekrit tersebut diterima kalangan Islam walau terasa sangat dikhianati, karena pemerintah Soekarno menyatakan kembali ke UUD 1945 yang menggunakan semangat Piagam Jakarta.
Agustus 1959M
TNI berusaha menggagalkan Kongres PKI, namun Kongres tersebut tetap berjalan karena ditangani sendiri oleh Presiden Soekarno.
1960M
Soekarno meluncurkan Slogan NASAKOM (Nasional, Agama dan Komunis) yg didukung penuh oleh PNI, NU dan PKI. Dengan demikian PKI kembali terlembagakan sebagai bagian dari Pemerintahan RI.
17 Agustus 1960M
Masyumi (Majelis Syura Muslimin Indonesia) terpaksa membubarkan diri, setelah mendapat desakan dan tekanan PKI terbit Keputusan Presiden RI No.200 Th.1960 tertanggal 17 Agustus 1960 tentang "PEMBUBARAN MASYUMI", presiden Soekarno yang meresmikan pembubaran itu. Pembubaran ini dilatarbelakangi penolakan Masyumi terhadap konsep kabinet berkaki empat (PNI, Masjumi, NU dan PKI) serta menentang ajaran Soekarno tentang Nasakom.

Pertentangan itu juga diperparah oleh penolakan tokoh-tokoh Partai Masjumi terhadap kebijakan politik Soekarno memberlakukan Demokrasi Terpimpin serta ketidaksukaan Soekarno terhadap sejumlah pimpinan Partai Masjumi yang terlibat PRRI. Menyusul pembubaran Partai Masjumi banyak tokoh Islam yang ditangkap dan dipenjara oleh rezim Soekarno. Di antara mereka adalah M Natsir, Sjafruddin Prawiranegara, Burhanuddin Harahap, As'at, Prawoto Mangkusasmito, Muhammad Roem, Isa Anshary, EZ Muttaqien, Junan Nasution, Kasman Singodimedjo serta Hamka. Sebagian dijebloskan ke penjara karena fitnah PKI.
Pertengahan 1960M
Departemen Luar Negeri AS melaporkan bahwa PKI semakin kuat dengan keanggotaan mencapai 2 Juta orang.
20 Desember 1960M
Secara resmi berdirinya Việt Cộng (National Liberation Front) di Vietnam.
Maret 1962M
PKI resmi masuk dalam Pemerintahan Soekarno, DN Aidit dan Nyoto diangkat oleh Soekarno sebagai Menteri Penasehat.
April 1962M
Kongres PKI.
4 Juni 1962M
Sekarmadji Maridjan Kartosuwirjo Imam NII tertangkap di atas Gunung Geber di daerah Majalaya oleh kesatuan-kesatuan Siliwangi dalam rangka Operasi Bratayudha.
Desember 1962M
Tengku Daud Beureuh pemimpin NII Aceh menyerah pada penguasa Daulah Pancasila (Indonesia).
1963M
Atas Desakan dan Tekanan PKI terjadi Penangkapan Tokoh-Tokoh Masyumi dan GPII serta Ulama Anti PKI, antara lain : KH.Buya Hamka, KH.Yunan Helmi Nasution, KH.Isa Anshari, KH.Mukhtar Ghazali, KH.EZ.Muttaqien, KH.Soleh Iskandar, KH.Ghazali Sahlan dan KH.Dalari Umar.
20 Januari 1963M - 11 Agustus 1966M
Konfrontasi Indonesia-Malaysia. PKI Memprovokasi Presiden Soekarno untuk Konfrontasi dengan Malaysia, dan mengusulkan dibentuknya Angkatan Kelima yg terdiri dari BURUH dan TANI untuk dipersenjatai dengan dalih ”Mempersenjatai Rakyat untuk Bela Negara” melawan Malaysia. Pada awal 1963, Soekarno mempopulerkan istilah "Ganyang Malaysia", sebagai pengobar semangat untuk menyerang Malaysia. Konfrontasi dengan Malaysia mulai mereda setelah kekuatan PKI diberantas. Lebih dari 2000 orang pasukan Indonesia maupun relawan yang tewas dalam peperangan di perbatasan Sarawak.
13 Maret 1963M
Dibentuknya Barisan Revolusi Nasional (BRN) Melayu Pattani oleh Haji Abdul Karim Hassan, gerakan perlawanan rakyat Pattani untuk membebaskan diri dari kekuasaan pemerintah Thailand. Ustadz Haji Abdul Karim Hassan adalah seorang Tok Guru di distrik Ruso Narathiwat, terutama menentang program reformasi pendidikan pemerintah. BRN lebih terfokus pada organisasi politik, terutama di sekolah-sekolah agama, daripada kegiatan gerilya. Namun memiliki sayap militer yang dipimpin oleh Jehku Baku (alias Mapiyoh Sadalah), yang membawahi 150-300 orang, terutama di Yala dan beberapa distrik-distrik barat provinsi Songhkla.

Pada tahun 1960 dan 1970-an, BRN mempertahankan hubungan erat dengan partai-partai komunis dari Malaysia dan Thailand, yang tujuannya mendestabilisasi wilayah perbatasan bersama. Kerjasama ini menjauhkan beberapa pendukung yang lebih konservatif di Malaysia dan Timur Tengah. Semenjak tahun 2001, sayap BRN-Coordinasi menjadi sayap yang paling aktif, memimpin pemberontakan Thailand Selatan dan mengajarkan nilai-nilai Islam terutama Salafi Jihadi.
10 Juli 1963M
Atas Desakan dan Tekanan PKI terbit Keputusan Presiden RI No.139 th.1963 tertanggal 10 Juli 1963 tentang PEMBUBARAN GPII (Gerakan Pemuda Islam Indonesia), lagi-lagi hanya karena ANTI NASAKOM.
13 September 1963M
Proses referendum di Sabah dan Serawak oleh PBB. Masyarakat Sabah dan Serawak lebih memilih terbentuknya dan bergabung dalam Federasi Malaysia.
16 September 1963M
Persekutuan/Federasi Malaysia secara resmi dibentuk. Brunei menolak untuk bergabung, dan Singapura menyusul dikemudian hari.
Desember 1964M
Chaerul Saleh Pimpinan Partai MURBA (Musyawarah Rakyat Banyak) yg didirikan oleh mantan Pimpinan PKI, Tan Malaka, menyatakan bahwa PKI sedang menyiapkan KUDETA.
6 Januari 1965M
Atas Desakan dan Tekanan PKI terbit Surat Keputusan Presiden RI No.1/KOTI/1965 tertanggal 6 Januari 1965 tentang PEMBEKUAN PARTAI MURBA, dengan dalih telah Memfitnah PKI.
13 Januari 1965M
Dua Sayap PKI yaitu PR (Pemuda Rakyat) dan BTI (Barisan Tani Indonesia) Menyerang dan Menyiksa Peserta Training PII (Pelajar Islam Indonesia) di Desa Kanigoro Kecamatan Kras Kabupaten Kediri, sekaligus melecehkan Pelajar Wanitanya, dan juga merampas sejumlah Mushaf Al-Qur’an dan merobek serta menginjak-injaknya.
Awal Tahun 1965M
PKI dengan 3 Juta Anggota menjadi Partai Komunis terkuat di luar Uni Soviet dan RRT. PKI memiliki banyak Ormas, antara lain : SOBSI (Serikat Organisasi Buruh Seluruh Indonesia), Pemuda Rakjat, Gerwani, BTI (Barisan Tani Indonesia), LEKRA (Lembaga Kebudayaan Rakjat) dan HSI (Himpunan Sardjana Indonesia).
14 Mei 1965M
Tiga Sayap Organisasi PKI yaitu PR, BTI dan GERWANI merebut Perkebunan Negara di Bandar Betsi, Pematang Siantar, Sumatera Utara, dengan Menangkap dan Menyiksa serta Membunuh Pelda Soedjono penjaga PPN (Perusahaan Perkebunan Negara) Karet IX Bandar Betsi.
Juli 1965M
PKI menggelar Pelatihan Militer untuk 2000 anggotanya di Pangkalan Udara Halim dengan dalih ”Mempersenjatai Rakyat untuk Bela Negara”.
21 September 1965M
Atas desakan dan tekanan PKI terbit Keputusan Presiden RI No.291 th.1965 tertanggal 21 September 1965 tentang PEMBUBARAN PARTAI MURBA, karena sangat memusuhi PKI.
30 September 1965M Pagi
Ormas PKI Pemuda Rakjat dan Gerwani menggelar Demo Besar di Jakarta.
30 September 1965M Malam
Terjadi Gerakan G30S/PKI atau disebut juga GESTAPU (Gerakan September Tiga Puluh): PKI menculik dan membunuh 6 (enam) Jenderal Senior TNI AD di Jakarta dan membuang mayatnya ke dalam sumur di LUBANG BUAYA Halim, mereka adalah: Jenderal Ahmad Yani, Letjen R. Suprapto, Letjen MT. Haryono, Letjen S. Parman, Mayjen Panjaitan dan Mayjen Sutoyo Siswomiharjo. PKI juga menculik dan membunuh Kapten Pierre Tendean karena dikira Jenderal Abdul Haris Nasution. PKI pun membunuh AIP KS Tubun seorang Ajun Inspektur Polisi yg sedang bertugas menjaga Rumah Kediaman Wakil PM Dr. J. Leimena yang bersebelahan dengan Rumah Jenderal AH. Nasution. PKI juga menembak Putri Bungsu Jenderal AH. Nasution yang baru berusia 5 (lima) tahun, Ade Irma Suryani Nasution, yang berusaha menjadi Perisai Ayahandanya dari tembakan PKI, kemudian ia terluka tembak dan akhirnya wafat pada tanggal 6 Oktober 1965.

G30S/PKI dipimpin oleh Letnan Kolonel Untung yang membentuk tiga kelompok gugus tugas penculikan, yaitu: Pasukan Pasopati dipimpin Lettu Dul Arief, dan Pasukan Pringgondani dipimpin Mayor Udara Sujono, serta Pasukan Bima Sakti dipimpin Kapten Suradi. Selain Letkol Untung dan kawan-kawan, PKI didukung oleh sejumlah Perwira ABRI (TNI/Polri) dari berbagai Angkatan. Dari Angkatan Darat: Mayjen TNI Pranoto Reksosamudro, Brigjen TNI Soepardjo dan Kolonel Infantri A. Latief. Angkatan Laut: Mayor KKO Pramuko Sudarno, Letkol Laut Ranu Sunardi dan Komodor Laut Soenardi. Angkatan Udara: Men/Pangau Laksda Udara Omar Dhani, Letkol Udara Heru Atmodjo dan Mayor Udara Sujono. Kepolisian: Brigjen Pol. Soetarto, Kombes Pol. Imam Supoyo dan AKBP Anwas Tanuamidjaja.
1 Oktober 1965M
PKI di Yogyakarta juga Membunuh Brigjen Katamso Darmokusumo dan Kolonel Sugiono. Lalu di Jakarta PKI mengumumkan terbentuknya DEWAN REVOLUSI baru yang telah mengambil Alih Kekuasaan.
2 Oktober 1965M
Letjen TNI Soeharto mengambil alih Kepemimpinan TNI dan menyatakan Kudeta PKI gagal dan mengirim TNI AD menyerbu dan merebut Pangkalan Udara Halim Perdanakusuma dari PKI.
Pemerintah Indonesia melarang semua koran untuk terbit, maka masyarakat tak mendapat kabar berita apapun yang sedang terjadi.
6 Oktober 1965M
Soekarno menggelar Pertemuan Kabinet dan Menteri PKI ikut hadir serta berusaha Melegalkan G30S, tapi ditolak, bahkan Terbit Resolusi Kecaman terhadap G30S, lalu usai rapat Nyoto pun langsung ditangkap.
8 Oktober 1965M
Sebanyak 500 ribu massa bersama 46 orpol dan ormas mengadakan demo besar di Taman Suropati Jakarta, menuntut pembubaran PKI. Tercatat di antara yang demo PII, HMI, Pemuda Ansor, NU, Muhammadiyah, Perti, Pemuda Muslim, Front Katolik serta GMKI.
13 Oktober 1965M
Ormas Anshar NU gelar Aksi unjuk rasa Anti PKI di Seluruh Jawa.
18 Oktober 1965M
PKI menyamar sebagai Anshar Desa Karangasem (kini Desa Yosomulyo) Kecamatan Gambiran, lalu mengundang Anshar Kecamatan Muncar untuk Pengajian. Saat Pemuda Anshar Muncar datang, mereka disambut oleh Gerwani yang menyamar sebagai Fatayat NU, lalu mereka diracuni, setelah Keracunan mereka di Bantai oleh PKI dan Jenazahnya dibuang ke Lubang Buaya di Dusun Cemetuk Desa/Kecamatan Cluring Kabupaten Banyuwangi. Sebanyak 62 (enam puluh dua) orang Pemuda Anshar yang dibantai, dan ada beberapa pemuda yang selamat dan melarikan diri, sehingga menjadi Saksi Mata peristiwa. Peristiwa Tragis itu disebut Tragedi Cemetuk, dan kini oleh masyarakat secara swadaya dibangun Monumen Pancasila Jaya.
19 Oktober 1965M
Anshar NU dan PKI mulai bentrok di berbagai daerah di Jawa.
25 Oktober 1965M
Berbagai organisasi mahasiswa anti PKI membentuk wadah Kesatuan Aksi Mahasiswa Indonesia (KAMI). Kemudian diikuti kalangan pelajar dengan membentuk Kesatuan Aksi Pelajar Indonesia (KAPI), kalangan pemuda dengan Kesatuan Aksi Pemuda Pelajar Indonesia (KAPPI) dan sejumlah kesatuan aksi lainnya.
11 November 1965M
PNI dan PKI bentrok di Bali.
22 November 1965M
DN Aidit ditangkap dan diadili serta di Hukum Mati.
Desember 1965M
Aceh dinyatakan telah bersih dari PKI.
10 Januari 1966M
Dengan dipelopori KAMI dan KAPPI, kesatuan-kesatuan aksi yang tergabung dalam Front Pancasila memenuhi halaman gedung DPR-GR, mengajukan tiga tuntutan yang kemudian dikenal sebagai Tri Tuntutan Rakyat (Tritura), yang isinya: pembubaran PKI, retool kabinet dan penurunan harga.
11 Maret 1966M
Terbit Surat Perintah Sebelas Maret (Supersemar) dari Presiden Soekarno yang memberi wewenang penuh kepada Letjen TNI Soeharto untuk mengambil langkah Pengamanan Negara RI.
12 Maret 1966M
Dengan berbekal Surat Perintah 11 Maret, Pangkopkamtib Letjend Soeharto menetapkan pembubaran dan pelarangan PKI serta berbagai underbouwnya, Serikat Buruh Pro PKI yaitu SOBSI. Pada masa peralihan Orde Lama ke Orde Baru, sejak G30S hingga Maret 1966, dari 400 ribu hingga 2 juta jiwa melayang menjadi korban yang sebagian besar alasannya karena terlibat PKI.
13 Maret 1966M
Bung Karno masih tetap membela PKI, bahkan secara terbuka di dalam pidatonya di muka Front Nasional di Senayan mengatakan : ”Di Indonesia ini tidak ada partai yang Pengorbanannya terhadap Nusa dan Bangsa sebesar PKI…”
Juni 1966M
Tim Freeport datang ke Jakarta untuk memprakarsai suatu pembicaraan untuk mewujudkan kontrak pertambangan di Ertsberg. Orang yang dipilih sebagai negosiator dan kelak menjadi presiden Freeport Indonesia (FI) adalah Ali Budiardjo, yakni mantan sekjen Hankam dan direktur Bappenas tahun 1950-an.
5 Juli - 20 Juli 1966M
Berlangsung SU MPRS IV. Di antara ketetapannya menegaskan pembubaran PKI serta meminta kepada Presiden Soekarno melengkapi laporan pertanggungjawabannya yang berjudul Nawaksara yang dipandang tidak memenuhi harapan rakyat karena tidak memuat secara jelas kebijakan Presiden mengenai peristiwa G30S beserta epilognya.
5 Juli 1966M
TAP MPRS No.XXV Tahun 1966 yang ditanda-tangani Ketua MPRS–RI Jenderal TNI AH.Nasution tentang Pembubaran PKI dan Pelarangan penyebaran Paham Komunisme, Marxisme dan Leninisme.
Desember 1966M
Sudisman mencoba menggantikan Aidit dan Nyoto untuk membangun kembali PKI, tapi ditangkap dan dijatuhi Hukuman Mati pada tahun 1967.
1967M
Sejumlah kader PKI seperti Rewang, Oloan Hutapea dan Ruslan Widjajasastra, bersembunyi di wilayah terpencil di Blitar Selatan bersama Kaum Tani PKI.
Soeharto dan pemerintah Orde Baru mulai menggenjot masuknya modal asing dengan berbagai deregulasi baru. Prof. M. Sadli, Menteri Pertambangan, mengumumkan pemberian konsesi kepada Freeport Mc Moran di Papua, dengan alasan merekalah satu-satunya yang lebih dulu meminta konsesi di kawasan itu.
20 Februari 1967M
Pencetusan pendirian Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia (DDII) di Jakarta. Undangan pengurus masjid Al-Munawarah, Kampung Bali, Tanah Abang, Jakarta Pusat, para alim ulama dan zu'ama berkumpul untuk bermusyawarah, membahas, meneliti, dan menilai beberapa masalah, terutama yang rapat hubungannya dengan usaha pembangunan umat, juga tentang usaha mempertahankan aqidah di dalam kesimpangsiuran kekuatan-kekuatan yang ada dalam masyarakat. Organisasi ini didirikan oleh para mantan aktivis Partai Masyumi seperti Moh. Natsir, Anwar Harjono, Mohammad Roem dan Prawoto Mangkusasmito, dengan tujuan menggiatkan dan meningkatkan mutu dakwah Islamiyah di Indonesia. Dalam merealisasikan tujuannya, organisasi ini banyak mengirimkan da'i ke berbagai pelosok tanah air, hingga ke daerah terpencil seperti Mentawai dan Irian Jaya (Papua). Belakangan juga turut mengirimkan da'i ke daerah transmigrasi untuk mengimbangi gerakan kristenisasi.
26 Februari 1967M
Berdirinya DDII (Dewan Da'wah Islamiyah Indonesia) dengan ketuanya pertamanya Mohammad Natsir.
7 - 12 Maret 1967M
MPRS mengadakan Sidang Istimewa di Jakarta. Salah satu keputusannya adalah mencabut kekuasaan Presiden Soekarno dan mengangkat Jenderal Soeharto sebagai Pejabat Presiden hingga dipilihnya Presiden oleh MPR hasil pemilihan umum. Soeharto dikukuhkan sebagai Presiden pada SU MPR ke-V tanggal 21-30 Maret 1968 di Jakarta.
5 April 1967M
Freeport McMoran Indonesia memulai aktifitas penambangan emas di Timika, Papua. Penandatanganan Kontrak Karya (KK) I pertambangan antara pemerintah Indonesia dengan Freeport, menjadi landasan bagi perusahaan ini mulai melakukan aktivitas pertambangan. Tak hanya itu, KK ini juga menjadi dasar penyusunan UU Pertambangan Nomor 11/1967, yang disahkan pada Desember 1967 atau delapan bulan berselang setelah penandatanganan KK.

Freeport menjadi perusahaan satu-satunya yang ditunjuk untuk menangani kawasan Ertsberg seluas 10 kilometer persegi. KK I ini lamanya 30 tahun. Kontrak dinyatakan mulai berlaku saat perusahaan mulai beroperasi. Bulan Desember, eksplorasi Ertsberg dimulai.
1968M
Mulai dibentuk kelompok Komando Jihad. Kelompok ini adalah pecahan dari Darul Islam Indonesia / Negara Islam Indonesia yang berusaha kembali menegakkan Dawlah Islam di Indonesia. Tetapi seorang penulis bernama Damien Kingsbury, menulis sebuah konspirasi dalam bukunya "We must not get back in bed with Kopassus" pada 14 Agustus 2003, bahwa kelompok tersebut dibentuk oleh Kopassus TNI.
18 Maret 1968M
Terjadinya Pembantaian Jabidah oleh Armed Forces of the Philippines (AFP), atau sering juga disebut dengan Corregidor Fiasco karena kejadiannya di pulau Corregidor, Filipina. Jumlah korban tidak jelas, antara 11 hingga lebih dari 68 orang, dan hanya 1 orang yang selamat, yang kesemuanya adalah pasukan paramiliter Moro. Pihak Filiphin membantah kejadian ini, dan mengatakan hanya isu agar terganggunya proses okupasi bagian timur Sabah yang dilakukan secara damai. Tetapi kejadian ini menjadi pijakan bagi pemberontakan-pemberontakan Moro untuk independen. 'Jabidah' adalah nama sandi dari sebuah operasi rahasia paramiliter untuk proyek infiltrasi Sabah yang dipimpin oleh Major Eduardo "Abdul Latif" Martelino, yaitu proyek untuk membuat chaos komunis di Sabah, sehingga bisa memasukkan AFP untuk menanganinya.
1 Mei 1968M
Terbentuknya Muslim Independence Movement (MIM) yang dideklarasikan oleh Datu Udtog Matalam sebagai reaksi dari Pembantaian Jabidah. Tujuan dari MIM adalah mendirikan negara muslim yang independen di wilayah Mundanao, Sulu, dan Palawan. Agar non-muslim mau ikut berjuang, kemudian MIM berubah nama menjadi Mindanao Independence Movement dengan orientasi nasionalis pada 26 Agustus. Gerakan MIM berakhir pada 11 Oktober di tahun yang sama setelah Datu Udtog Matalam mendapatkan tawaran posisi yang lebih baik dari pemerintahan Filipina. Sebagai kelanjutannya adalah gerakan-gerakan nasionalis Moro seperti MNLF.
30 Januari - 28 Maret, 5 Mei - 15 Juni, 17 Agustus - 23 September, 1968M
Sự kiện Tết Mậu Thân 1968 (Tết Offensive), di Vietnam. Konsentrasi penyerbuan beruntun dan serentak ke markas-markas pasukan asing di Vietnam dan markas-markas musuh komunis di Vietnam. Korban jatuh di semua belah pihak berjumlah hampir 200 ribu jiwa tewas.
Maret 1968M
Kaum Tani PKI di Blitar Selatan menyerang para Pemimpin dan Kader NU, sehingga 60 (enam puluh) Orang NU tewas dibunuh.
Pertengahan 1968M
TNI menyerang Blitar Selatan dan menghancurkan persembunyian terakhir PKI.
1969M
Abu Bakar Ba'asyir dan Abdullah Sungkar memulai operasi untuk mengembangkan Darul Islam, yang kelak akan menjadi kelompok jihad di bumi Nusantara (Indonesia, Malaysia, Filipina, Brunei) dengan nama Jama'ah Islamiyyah.
25 September 1969M
Berdirinya OIC ( Organisation of Islamic Cooperation / Organisation de la Coopération Islamique / منظمة التعاون الإسلامي ). Dibakarnya Masjidil-Aqsho oleh Israel menjadi katalisator organisasi ini.
19 Juni 1971M
Muslim Moro di bantai saat berada di Masjid di Manili, Carmen, Cotabato Utara, Filipina. Jumlah korban tewas 79 orang termasuk diantaranya perempuan dan anak kecil dan 17 orang luka-luka. Pelaku adalah militan Ilaga (Kristen), di saat masyarakat sedang berkumpul di dalam masjid untuk membicarakan proses perdamaian.
1972M
Pondok Pesantren Al-Mukmin didirikan oleh Abu Bakar Ba'asyir bersama Abdullah Sungkar, Yoyo Roswadi, Abdul Qohar H. Daeng Matase dan Abdllah Baraja. Pondok Pesantren ini berlokasi di Desa Ngruki, Kabupaten Sukoharjo, Jawa Tengah. Menempati areal seluas 8.000 meter persegi persisnya 2,5 kilometer dari Solo. Keberadaan pondok ini semula adalah kegiatan pengajian kuliah zuhur di Masjid Agung Surakarta. Membajirnya jumlah jamaah membuat para mubalig dan ustaz kemudian bermaksud mengembangkan pengajian itu menjadi Madrasah Diniyah.
Para pekerja yang sedang merenovasi Masjid Agung Shana'a di Yaman menemukan manuskrip-manuskrip dan perkamen-perkamen kuno, lalu mengepaknya di dalam 20 karung tomat, lalu menaruhnya di bawah tangga menara masjid. Qadhi Isma'il al-Akwa', presiden otoritas barang antik yamani, menyadari pentingnya potensi akan penemuan ini, lalu mencari dukungan internasional untuk menelitinya. Pada 1979 al-Akwa' mendapat dukungan dari para sarjana Jerman untuk menelitinya ketika membujuk pemerintahan Jerman Barat untuk menggalang dana proyek restorasi.
21 Oktober 1972M
Berdirinya Moro National Liberation Front, gerakan nasionalis untuk pembebasan Bangsa Moro di Filipina.
Desember 1972M
Pengapalan 10.000 ton tembaga dari tambang Ertsberg dilakukan untuk pertama kalinya oleh Freeport ke Jepang. Tidak ada publik yang mengetahui bahwa dalam muatan kapal-kapal tersebut juga terdapat berton-ton emas.
1973M
Salah seorang ulama Syiah asal Lebanon, Muhammad Jawad Mughniyyah, pernah menyebutkan dalam bukunya yang terbit pada 1973, al-Shi’a fi al-Mizan, bahwa para pemeluk Syiah di Indonesia pada waktu itu berjumlah satu juta orang. Sebelum Revolusi Syiah Iran meletus pada 1979, sejumlah pemuda Indonesia sudah ada yang berangkat dan belajar di Qum, Iran. Selain Najaf dan Karbala di Irak serta Masyhad di Iran, Qum menjadi salah satu dari empat kota suci milik Syiah yang banyak dikunjungi untuk keperluan ziarah dan belajar. Di Qum, para pemuda yang dimaksud memperdalam ajaran Syiah di hawzah-hawzah ilmiyah Syiah.
Maret 1973M
Secara resmi Freeport memulai pertambangan terbuka di Ertsberg, kawasan yang selesai ditambang pada tahun 1980-an. Gunung emas Ertsberg berubah menjadi lubang sedalam 360 meter, dan emasnya menjadi menjadi milik Freeport.

Soeharto meninjau daerah operasi Freeport tersebut dan memberikan nama Tembagapura untuk kota baru Freeport.
15 Maret 1973M
Bendera baru Kerajaan Arab Saudi.
15 Agustus 1973M
Amerika Serikat mengakhiri keterlibatannya secara langsung pada Perang Vietnam, pasukan Amerika ditarik mundur dari Vietnam.
2 Januari 1974M
UU No 1/1974 tentang Perkawinan disahkan Presiden RI setelah disetujui oleh DPR. Sebelumnya RUU yang diajukan sejak bulan Juli 1973 ini sempat ditolak oleh kalangan Islam, karena dinilai sebagian isinya bertentangan dengan syariat agama. Dalam RUU itu tercantum pasal yang mensahkan perkawinan melalui kantor catatan sipil, meski tidak berlandaskan syariat agama. RUU itu juga membolehkan perkawinan pasangan yang berbeda agama. RUU kontan ditolak oleh berbagai ormas Islam, berupa demonstrasi penolakan RUU yang konsepnya dirancang CSIS itu. Puncaknya adalah pendudukan ruang sidang DPR oleh sekitar 500 orang pemuda Muslim yang terdiri dari GPI, IPM, IPNU, PII, dan lain-lain yang tergabung dalam wadah Badan Kontak Generasi Pelajar Islam. Menghadapi tolakan keras dari ummat Islam itu akhirnya dalam sidang DPR, wakil pemerintah bersedia menghapus pasal-pasal yang dianggap kontroversial.
15 Januari 1974M
Di Jakarta terjadi demonstrasi besar yang dilakukan mahasiswa terhadap pemerintahan Soeharto. Bermula dari demonstrasi yang menuntut dominasi Jepang, berbuntut pada kerusuhan massal di ibukota negara yang dikenal dengan nama Peristiwa Lima Belas Januari (Malari).
4 - 11 Februari 1974M
Pertempuran antara Moro National Liberation Force (MNLF) dengan angkatan bersenjata Filipina di Jolo, Sulu. Pihak angkatan bersenjata Filipina membombardir Jolo setelah sebelumnya MNLF menguasai Jolo. Setelah pertempuran, kota Jolo rusak berat dan 40 ribu warga sipil mengungsi karena kehilangan tempat tinggal.
28 April 1974M
Deklarasi berdirinya Republik Bangsamoro oleh MNLF.
24 September 1974M
Ribuan orang muslim dibantai oleh angkatan bersenjata Filipina di desa Malisbong, Palimbang, Sultan Kudarat, Mindanao. Sekitar 1500-an lelaki Moro dibunuh di dalam masjid, sekitar 3000-an perempuan muslim diperkosa, dan sekitar 300-an rumah dihancurkan. Pembantaian ini terjadi dua tahun setelah Ferdinand Marcos menyatakan "Martial Law", di hari keempat bulan Romadhon.
1975M - 1995M
Setelah jatuhnya Saigon, Komunis di Vietnam berkuasa penuh atas Vietnam Utara dan Vietnam Selatan. Berkuasanya organisasi komunis Pathet Lao (ປະເທດລາວ) di Laos pada Desember 1975, dan Khmer Merah di Kamboja di tahun 1978, juga memperkuat komunis di Cina Selatan. Gelombang pengungsi besar-besaran dari Vietnam, Laos, dan Kamboja, menuju daerah-daerah aman menembus hutan-hutan dan menyebrangi lautan menggunakan perahu-perahu kecil melintasi Laut Cina Selatan yang sering disebut sebagai "Manusia Perahu".
30 April 1975M
Berakhirnya Perang Vietnam. Jatuhnya Saigon menandakan berakhirnya Perang Vietnam, setelah itu Vietnam Selatan bersatu dengan Vietnam Utara (komunis) sebagai pemenang perang kemudian menjadi Republik Sosialis Vietnam.
26 Juli 1975M
Majelis Ulama Indonesia (MUI) didirikan di Jakarta oleh 53 orang ulama dan aktivis dari berbagai ormas Islam, seperti antara lain Muhammadiyah, NU, Al Irsyad Al Washilyah dan Al-Ittihadiyah. Terpilih sebagai Ketua Umum pertama Prof HAMKA. Salah satu fungsi penting yang diemban organisasi ini adalah memberi fatwa dan nasihat mengenai masalah keagamaan dan kemasyarakatan kepada pemerintah dan ummat Islam sebagai amar ma'ruf nahi munkar.

Di awal berdirinya, saat dipimpin ulama kharismatik Buya Hamka, MUI bisa menempatkan diri sebagai organisasi independen dan berwibawa serta menjadi alat kontrol efektif terhadap pemerintah Indonesia. Hingga sempat menimbulkan hubungan tak harmonis dengan pemerintah Soeharto, terutama berkaitan dengan dikeluarkannya fatwa larangan mengikuti perayaan Natal bagi umat Islam. Buntutnya, Buya Hamka terpaksa mundur dari jabatannya.

Era sesudah Buya Hamka, MUI relatif dekat dengan pemerintah. Bahkan terkesan menjadi corong pemerintah dalam mensosialisasikan kebijakan-kebijakan nasional seperti kebijakan keluarga berencana (KB) dan ekspor kodok. Setelah kasus isu lemak babi di tahun 1988 yang meresahkan masyarakat, MUI pada 6 Januari 1989 mendirikan Lembaga Pengkajian Pangan, Obat-obatan dan Kosmetik (LPPOM). MUI juga kemudian memprakarsai berdirinya Bank Muamalat Indonesia (BMI) yang diresmikan di Istana Bogor pada tanggal 30 Oktober 1991.
28 November 1975M
Fretilin mendeklarasikan kemerdekaan Timor Timur dari Portugis atau kekuasaan manapun, menjadi Democratic Republic of East Timor. Pihak Portugis menolak deklarasi tersebut, dan bekerjasama dengan Indonesia untuk melakukan aksi militer atas wilayah Timor Timur.
7 Desember 1975M
Angkatan Bersenjata Republik Indonesia menyerang Timor Timur dengan Operasi Seroja. Sekitar 400 pasukan Indonesia tewas, tetapi menurut laporan pihak Indonesia hanya 35 orang dan di pihak Fretilin 122 orang. Di akhir tahun 1975, Indonesia berhasil menganeksasi Timor Timur dengan 10000 pasukan di Dili dan 20000 pasukan tersebar di wilayah Timor Timur. Setelah kalah, perjuangan pasukan Fretilin dilanjutkan secara gerilya.
21 Juni 1976M
Berdiri Yayasan Pesantren Islam Bangil atau sering disebut YAPI Bangil. Lembaga ini didirikan oleh Husein al-Habsyi yang pernah belajar kepada Abdul Qadir Balfaqih, Muhammad Rabah Hassuna, Alwi bin Thahir al-Haddad, dan Muhammad Muntasir al-Kattani di Malaysia. Pesantren YAPI Bangil pun kemudian dikenal sebagai lembaga pendidikan Syi'ah yang paling awal di Indonesia. Sudah sejak Husein al-Habsyi masih hidup, para santri di pesantren itu diajarkan secara khusus aqidah Syi'ah. Untuk mengimbangi pelajaran fikih berdasarkan mazhab Hanafi, Maliki, Syafi’i, dan Hanbali, mereka diberikan juga pelajaran tentang fikih Syi'ah.
Juli 1976M
Pemerintah Indonesia mendapat bagian saham sebesar 8,5% dari saham Freeport. Angka ini hingga 1998 bertahan di level 10 persen dan royalti satu persen.
11 November 1976M
Bom Masjid Nurul Iman adalah peristiwa ledakan bom yang terjadi di dalam Masjid Nurul Iman, Kota Padang. Bom meledak pada Kamis, 11 November 1976, tepatnya pukul 22.20 waktu setempat. Ledakan bom menyebabkan loteng masjid di lantai satu mengalami kerusakan parah, sedangkan jendela kaca di beberapa bagian pecah. Menurut keterangan dari pihak keamanan setempat disebutkan bahwa bom ditempatkan di bawah tangga menuju lantai dua dan sepertinya diatur untuk meledak ketika pelaksanaan ibadah salat Jumat keesokan harinya. Namun bom meledak lebih dini, sehingga tidak menimbulkan korban jiwa.
4 Desember 1976M
Pernyataan Aceh-Sumatra Merdeka atau dikenal dengan Gerakan Aceh Merdeka (GAM), oleh Hasan Di Tiro, yang dahulunya menjabat sebagai Menteri Luar Negeri dari NII Aceh.
To the people of the world:

We, the people of Acheh, Sumatra, exercising our right of self-determination, and protecting our historic right of eminent domain to our fatherland, do hereby declare ourselves free and independent from all political control of the foreign regime of Jakarta and the alien people of the island of Java....

In the name of sovereign people of Acheh, Sumatra.
Tengku Hasan Muhammad di Tiro.
Chairman, National Liberation Front of Acheh Sumatra and Head of State Acheh, Sumatra

Kepada rakyat di seluruh dunia:

Kami, rakyat Aceh, Sumatra melaksanakan hak menentukan nasib sendiri, dan melindungi hak sejarah istimewa nenek moyang negara kami, dengan ini mendeklarasikan bebas dan berdiri sendiri dari semua kontrol politik pemerintah asing Jakarta dan dari orang asing Jawa....

Atas nama rakyat Aceh, Sumatra yang berdaulat.
Tengku Hasan Muhammad di Tiro.
Ketua National Liberation Front of Acheh Sumatra dan Presiden Aceh Sumatra
23 Desember 1976M
Perundingan damai antara MNLF yang dipimpin oleh Nur Misuari dengan pemerintah Filipina yang sebagai penengahnya Muammar Gaddafi. Hasil dari perundingan itu adalah daerah otonom untuk muslim Moro di Mindanao, Basilan, Palawan, dan Sulu. Tetapi presiden Ferdinand Marcos untuk menunda referendum karena menurutnya di wilayah itu tidak mayoritas muslim. MNLF lalu memutuskan untuk meneruskan perjuangan lewat senjata, dengan tujuan yang telah bergeser dari kemerdekaan menjadi daerah otonomi khusus.
1977M
Wafatnya Taqiuddin al-Nabhani, pendiri Hizbut-Tahrir, di Libanon. Kepemimpinan Hizbut-Tahrir dilanjutkan oleh Abdul Qadeem Zallum, seorang ulama Palestina.
September 1977M
Pada peringatan Black December 1902, sebuah bom dilemparkan disaat upacara Kerajaan Thailand. Raja Bhumidol dan Ratu Sirikit lolos, tapi lima orang tewas dan 47 luka-luka. Black December adalah seruan diakhirinya pengajaran Thai, pengakuan guru Muslim sebagai pejabat pemerintah, hanya pejabat Muslim yang ada di Pattani, pekerjaan bagi para pengangguran di empat provinsi selatan, bantuan kepada anak-anak Muslim untuk mendapatkan pendidikan yang lebih tinggi, dan menghentikan penggunaan kekuatan terhadap umat Islam.
Januari 1978M
Dimulainya Revolusi Syiah di Iran, terjadi demo besar-besaran di seantero Iran untuk mengubah Iran dari bentuk kerajaan menjadi republik dengan berlandaskan konstitusi Syiah. Proses revolusi ini menghasilkan turunnya Syah Muhammad Reza Pahlevi dan diangkatnya Khomeini menjadi pemimpin tertinggi Iran pada Desember 1979.
22 Maret 1978M
MPR Republik Indonesia mensahkan Tap MPR No.II/MPR/1978 tentang Pedoman Penghayatan dan Pengamalan Pancasila (P4), meski Fraksi Persatuan Pembangun (FPP) sangat berkeberatan dan sempat melakukan walk out saat dilakukan voting. Sikap PPP ini membuat berang Pemerintah, sehingga Presiden Soeharto menuduh aksi itu sebagai bukti keraguan PPP terhadap kebenaran Pancasila. Selanjutnya Soeharto menginstruksikan ABRI agar waspada kepada pihak-pihak yang meragukan kebenaran Pancasila. Sejak itu Pemerintah gencar mensosialisasikan P4 melalui pelajaran PMP dan penataran-penataran.

Reaksi keras terhadap P4 dan PMP datang dari tokoh-tokoh Muslim, karena dalam implementasinya mengarah pada gagasan sinkretis yang bertentangan dengan aqidah Islam. Buahnya, sejumlah tokoh Islam seperti Abdul Qadir Djaelani dan Tony Ardi dipenjara dengan tuduhan subversif/makar.
27 Maret 1978M
Berdirinya Moro Islamic Liberation Front, gerakan Islam nasionalis untuk pembebasan ummat Islam di Moro di Filipina. Pendirian ini akibat dari ketidakpuasan sebagian tokoh MNLF atas hasil perundingan MNLF dengan pemerintah Filipina yang ditengahi oleh Muamar Gaddafi. Tujuan MNLF yang berubah jadi memperjuangkan daerah otonomi muslim dari yang awalnya kemerdekaan penuh, dinilai sudah tidak sejalan dengan tujuan semula. Pada 1977 Hashim Salamat dan 57 tokoh MNLF lainnya pecah dari MNLF, dan memindahkan pusat pergerakan yang semulanya di Kairo pindah ke Lahore pada 1980. Pada 1984 secara resmi pecahan ini dinamakan Moro Islamic Liberation Front, dan didukung penuh oleh Muamar Gaddafi.
27 April 1978M
Partai Komunis Afghanistan (Khalq) berkuasa di Afghanistan.
1979M
Hizbut-Tahrir dua kali menawarkan posisi kholifah kepada Khomeini, pemimpin revolusi Syi’ah di Iran tetapi Khomeini mengabaikan permintaan Hizbut-Tahrir karena dicurigai sebagai agen Amerika.
1 April 1979M
Militer Iran menyatakan netral tidak berpihak kepada pihak kerajaan atau pada revolusioner pada 11 Februari. 1 April babak baru Iran resmi menjadi negara Republik Syiah.
Desember 1979M
Diangkatnya Khomeini menjadi pemimpin tertinggi. Menandakan babak baru Iran menjadi negara Republik Syiah dengan ajaran Syiah menjadi konstitusi negara.
24 Desember 1979M
Uni Soviet memulai kampanye militer menginvasi Afghanistan. Bumi Afghan menjadi madrasah jihad bagi mujahidin. Campur tangan Soviet karena tidak ingin partai komunis yang baru berkuasa sampai dijatuhkan oleh pihak pemberontak Islam.
1980M
Dimulainya penelitian atas fragmen-fragmen temuan barang antik yang ditemukan di Masjid Agung Shan'a ketika sedang direnovasi di tahun 1972. Penelitian dibawah supervisi Departemen Antik Yamani dengan bantuan pendanaan dari Kementrian Luar Negeri Jerman seksi budaya. Diantaranya yang diteliti adalah 12000 fragmen perkamen Qur'an, yang kesemuanya tidak dalam keadaan utuh. Penelitian terus berlangsung hingga tahun 1997, melibatkan lebih banyak pihak internasional karena sangat pentingnya temuan-temuan ini. Pada Maret 2012, penelitian yang sangat penting ini baru dipublikasikan secara umum.
27 Maret 1980M
Dalam Pembukaan Rapim ABRI di Pakanbaru serta dalam Perayaan HUT Kopassandha di Jakarta tanggal 16 April 1980, mulai mengeluarkan gagasan perlunya pemberlakukan asas tunggal Pancasila bagi seluruh kekuatan sosial politik, sekaligus mengajak ABRI meningkatkan kewaspadaan terhadap para pemimpin PPP.
29 Juli 1980M
Republik Syiah Iran memberlakukan bendera baru bagi negaranya.
22 September 1980M - 20 Agustus 1988
Karena kekhawatiran pemerintahan Ba'ath Iraq yang dipimpin oleh Saddam Hussein atas berkuasanya Syiah di Iran, maka Iraq mencoba untuk menguasai Iran dengan memulai perang Iran-Iraq. Iraq melancarkan operasi militer "Tawakalna Ala Allah", dan menggerakkan Ahlu Sunnah di Iraq dan Iran untuk menyerang pemerintahan Syiah Iran. Sedangkan di media Iraq digembar-gemborkan sebagai "Perang Qadisiyyah Saddam", yaitu perang Qadisiyyah ketika pasukan Arab menyerang kerajaan Sasaniah Persia. Iraq yang didukung oleh Amerika Serikat, Soviet, Perancis, dan Liga Arab, terus menekan Iran, hingga akhirnya terjadi gencatan senjata pada 20 Agustus 1988 yang ditengahi oleh PBB.
1981M - 1987M
Amerika Serikat melancarkan aksi intelijen "Operation Cyclone", aktif memberikan bantuan pendanaan perang kepada siapapun pihak yang menjadi rival Soviet di Afghanistan. Afghanistan ditumpangi oleh Amerika Serikat sebagai upaya perang dingin melawan Soviet. Dana yang digelontorkan sedikitnya US$3,2 juta, dan pada 1983 hingga 1987 Amerika menjual F-16 kepada pihak Pakistan untuk membantu perang melawan Soviet di Afghanistan senilai US$1,2 juta diluar dari dana bantuan keuangan.
12 Februari 1981M
Divisi infanteri pertama dari angkatan bersenjata Filipina yang berjumlah 125 personel diberondong menggunakan senapa mesin kaliber .30 oleh sekelompok orang bersenjata di pulau Pata, Sulu. Mayat yang ditemukan berjumlah 119 tentara Filipina dan 49 pejuang MNLF. Angkatan bersenjata berasumsi pelaku pembantaian itu adalah MNLF. Dua bulan berikutnya angkatan udara dan angkatan laut Filipina membombardir pulau Pata yang berpenduduk mayoritas muslim Sulu, dan memakan korban tewas lebih dari 3 ribu jiwa.
11 Maret 1981M
Cicendo, Bandung tanggal 11 Maret 1981, pada pukul 00.30 WIB, kantor Kosekta 65 Bandung diserbu oleh 14 anggota Jamaah Imran bin Muhammad Zein (Komando Jihad). Sertu Suhendrik, Bhatatu Zul Iskandar, Bharada Andi, dan komandan jaga Serka Suryana, empat anggota POLRI yang sedang bertugas di kantor tersebut terbunuh dalam peristiwa tersebut. Para penyerbu dari Jemaah Imran tersebut datang dengan sebuah truk yang dipimpin Salman Hafidz dengan tujuan membebaskan anggota Jamaah Imran yang ditangkap polisi sektor tersebut. Dua senjata pistol POLRI kaliber 38 dicuri dari kantor polisi tersebut dan kemudian dipergunakan dalam peristiwa pembajakan Garuda Indonesia Penerbangan 206 atau Peristiwa Woyla tanggal 28 Maret 1981. Usai peristiwa Cicendo, sejumlah anggota Komando Jihad ditahan dan terancam hukuman mati.
28 Maret 1981M
Lima orang yang dipimpin Imran bin Muhammad Zein, dan mengidentifikasi diri sebagai anggota kelompok "Komando Jihad", naik ke pesawat Garuda Indonesia DC-9 penerbangan 206 yang sedang melakukan penerbangan domestik di Indonesia, dan menyandera 57 penumpang yang sedang dalam penerbangan ke Bangkok setelah pengisian bahan bakar di Malaysia. Dengan bersenjatakan senapan mesin dan dinamit, mereka menuntut: pembebasan 20 tahanan politik yang diantaranya adalah para rekannya yang ditahan pasca Peristiwa Cicendo di Bandung, Jawa Barat, supaya dibebaskan; supaya semua "pejabat Yahudi dan kaum militer Israel" segera diusir dari Indonesia; dan bahwa mereka diberikan 1,5 juta dolar. Setelah empat hari, pasukan komando Indonesia menyerbu pesawat tersebut, menewaskan empat dari lima pembajak, dan menangkap yang kelima. Pilot pesawat, Herman Rante dan Achmad Kirang, seorang anggota pasukan komando Indonesia meninggal dalam serbuan tersebut. Namun semua penumpang dan awak lainnya selamat.

Imran bin Muhammad Zein selaku otak peristiwa pembajakan pesawat DC-9 ini kemudian dijatuhi hukuman mati oleh Pengadilan Negeri Jakarta Pusat pada tahun 1981. Imran merupakan salah seorang yang terlibat dalam Peristiwa Cicendo bersama Maman Kusmayadi, Salman Hafidz, serta 11 orang lainnya. Maman dan Salman bernasib sama dengan Imran dan dieksekusi dalam hukuman mati.
April 1981M
Ertsberg Timur mulai ditambang dan produksi Freeport Indonesia mencapai 16.000 ton per hari.
1982M
Bumi Afghan menarik lebih dari 35000 mujahidin non-Afghan untuk berjihad.
17 Maret 1982M
Dirjen Dikdasmen Republik Indonesia, Prof Soedardji Darmoyuwono mengeluarkan Surat Keputusan bernomor 052/C/Kep/D.82 tentang pakaian seragam sekolah, yang melarang penggunan kerudung atau jilbab bagi siswi Muslimah. Akibatnya, tidak sedikit siswi yang dikeluarkan dari sekolah karena aturan ini, hingga berbuntut gugatan siswa ke pengadilan terhadap pemerintah.
1983M
Abu Bakar Ba'asyir ditangkap bersama dengan Abdullah Sungkar. Ia dituduh menghasut orang untuk menolak asas tunggal Pancasila. Ia juga melarang santrinya melakukan hormat bendera karena itu perbuatan syirik. Tak hanya itu, ia bahkan dianggap merupakan bagian dari gerakan Hispran (Haji Ismail Pranoto)--salah satu tokoh Darul Islam/Tentara Islam Indonesia Jawa Tengah. Di pengadilan, keduanya divonis 9 tahun penjara.
7 Maret 1983M
Di Bandung, Haidar Bagir, Ali Abdullah, dan Zainal Abidin yang baru lulus dari ITB mendirikan Penerbit Mizan, yang banyak menerbitkan buku-buku tentang Syi’ah. Pada kali pertama, penerbit ini menerbitkan 2.000 - 3.000 eksemplar buku Dialog Sunni-Syi’ah: Surat-Menyurat antara asy-Syaikh al-Misyri al-Maliki, Rektor al-Azhar di Kairo Mesir dan as-Sayyid Syarafuddin al-Musawi al-‘Amili Seorang Ulama Besar Syi’ah yang mengundang banyak perhatian waktu itu. Buku tersebut sejatinya adalah terjemahan al-Muraja’at yang disusun oleh Syarafuddin al-Musawi al-‘Amili. Penerjemahnya adalah Muhammad al-Bagir al-Habsyi, ayah Haidar Bagir yang dikenal sebagai tokoh pembela Syi’ah. Muhammad Bagir kemudian banyak menerjemahkan buku-buku untuk Mizan. Mizan selanjutnya banyak berperan menerbitkan buku-buku tentang pemikiran tokoh-tokoh Syi’ah pada 1980-an dan 1990-an hingga masyarakat Indonesia banyak menyebut Mizan adalah penerbit buku-buku Syi’ah.
12 September 1984M
Terjadi peristiwa berdarah yang kemudian hari disebut Peristiwa Tanjung Priok, di bagian utara kota Jakarta. Peristiwa ini menelan korban jiwa sekitar 400 orang ummat Islam, termasuk pimpinannya bernama Amir Biki, yang dibantai secara keji dengan menggunakan senjata otomatis oleh pihak militer. Peristiwa ini terjadi akibat gejolak politik yang sengaja direkayasa oleh pemerintah untuk menyudutkan ummat Islam dan membuat citra ummat Islam terkesan radikal. Bertindak sebagai Pangab/Pangkopkamtib ketika itu Jenderal Leonardus Benjamin Moerdani (Benny Moerdani) dan sebagai Pangdam Jaya Mayjend Try Soetrisno. Kedua tokoh ini sampai sekarang masih melenggang-kangkung, tak terjamah pengadilan.

Lanjutan dari peristiwa ini banyak tokoh Islam ditangkap dan dipenjara dengan tuduhan subversif, antara lain AM Fatwa, Ir Sanusi, Letjend HR Dharsono, Syarifin Maloko, Abdul Qadir Djaelani, Abu Oesmany Al-Hamidy serta Rahmat Basuki.
8 - 12 Desember 1984M
Nahdhatul Ulama (NU) menyelenggarakan Muktamar NU ke-27 di Pondok Pesantren Salafiyah Syafi'iyah Situbondo yang salah satu keputusan pentingnya menerima Pancasila sebagai asas tunggal organisasi tersebut. Abdurrahman Wahid terpilih sebagai Ketua Umum PB NU yang baru pada muktamar kali itu.

Keputusan penting lainnya adalah pernyataan kembali ke Khitthah 1926, kembali sebagai organisasi sosial keagamaan dan tidak terlibat politik praktis serta memutuskan hubungan dengan semua partai politik. Yang terkena pukulan telak keputusan itu adalah PPP yang kelahirannya merupakan fusi dari empat partai berbasis Islam termasuk Partai NU. Karena sejak itu NU putus hubungan dengan PPP dan anggota NU bebas bergabung dengan partai manapun. Dalam rapat komisi muktamar itu, dari 36 anggotanya hanya ada 2 orang yang mendukung penerimaan asas tunggal Pancasila. Tetapi penolakan itu kandas dalam rapat pleno muktamar. Demikian juga Muhammdiyah dalam Muktamar di Surakarta menerima azas Pancasila.
1985M
Begitu gencarnya dakwah Syi'ah di Indonesia, terutama yang dipelopori oleh Jalaluddin Rakhmat, MUI Kota Bandung melarang dakwah Jalaluddin Rakhmat di Bandung, menyusul keluarnya rekomendasi dari MUI Pusat untuk mewaspadai Syiah di tengah masyarakat.
21 Januari 1985M
Bom Candi Borobudur, peristiwa pengeboman peninggalan bersejarah Candi Borobudur dari zaman Dinasti Syailendra yang terletak di Magelang, Jawa Tengah. Beberapa ledakan yang cukup dahsyat menghancurkan sembilan stupa pada candi tersebut. Otak peristiwa pengeboman ini disebut oleh kepolisian penyidik ialah "Ibrahim" alias Mohammad Jawad alias "Kresna" sebagai dalang pengeboman. Walaupun begitu, sosok Mohamad Jawad, otak peristiwa peledakan Candi Borobudur ini tidak pernah ditemukan dan diringkus oleh kepolisian Indonesia. Setelah penyelidikan, polisi Indonesia menangkap dua bersaudara Abdulkadir bin Ali Alhabsyi dan Husein bin Ali Alhabsyi yang dituding sebagai pelaku peledakan. Dalam persidangan, jaksa menuduh bahwa tindakan pengeboman merupakan aksi balas dendam Abdulkadir dan kawan-kawan terhadap peristiwa Tanjung Priok tahun 1984. Abdulkadir membenarkan motivasi peledakan itu sebagai ungkapan ketidakpuasannya atas peristiwa berdarah tersebut. Namun keterangan itu kemudian diragukan, karena sosok Mohammad Jawad atau "Ibrahim" yang disebut Husein sebagai dalangnya kemudian tidak pernah ditemukan oleh kepolisian.
11 Februari 1985M
Abu Bakar Ba'asyir dan Abdullah Sungkar dikenai tahanan rumah, saat itulah Abu Bakar Ba'asyir dan Abdullah Sungkar melarikan diri ke Malaysia. Dari Solo mereka menyebrang ke Malaysia melalui Medan.
24 Maret - 1 April 1986M
Berlangsung pembukaan Kongres HMI ke-16 di Padang. Berbeda dengan saat Kongres HMI ke-15 di Medan yang berhasil menolak pemberlakukan Pancasila sebagai asas tunggal organisasi itu, pada kongres ini HMI memilih Saleh Khalid sebagai ketua umun dan terpaksa menerima Pancasila sebagai asas tunggal organisasinya demi menjaga kelangsungan hidupnya.

Sebelum kongres ke-16 berlangsung sudah ada lima cabang HMI yang menolak pemberlakuan asas tunggal tersebut dengan membentuk Majelis Penyelamat Organisasi (MPO) HMI pada tanggal 15 Maret 1986 di Jakarta. Tetapi kelompok ini tidak mendapat ijin untuk turut serta dalam kongres di Padang. Menanggapi keputusan kongres tersebut, MPO HMI membuat pengurus PB HMI tandingan di bawah kepemimpinan Eggy Sudjana pada tanggal 17 April 1986 di Yogyakarta. Selanjutnya, HMI yang menerima asas tunggal disebut HMI Dipo (diambil dari nama Jalan Diponegoro, tempat sekretariat mereka) dan yang menolak asas tunggal disebut HMI MPO.
Januari 1987M
MNLF menerima tawaran pemerinta Filipina untuk daerah semi-otonomi di wilayah yang dipersengketakan. MILF menolak tawaran ini dan tetap pada tujuan awal, yaitu negara muslim merdeka di Mindanao.
Akhir 1987M
Berdirinya Hamas (حماس) singkatan dari Ḥarakat al-Muqāwamah al-ʾIslāmiyyah (حركة المقاومة الاسلامية) yang artinya Gerakan Pertahanan Islam oleh Syaikh Ahmad Yassin dengan tujuan mendirikan negara Islam Palestina merdeka. Hamas berdiri tidak lama setelah gerakan Intifadhoh yang pertama meletus.
9 Desember 1987M - 13 September 1993M
Meletus gerakan Intifadhoh di Palestina untuk melawan aneksasi yang dilakukan Israel atas bumi Palestina. Gema gerakan Intifadhoh nyaring hingga ke Nusantara membakar semangat para aktifis da'wah.
10 Desember 1987M
Keluar vonis dari Menteri Dalam Negeri berupa SK Mendagri No 120/1987 yang berisi pelarangan aktivitas Pelajar Islam Indonesia (PII) lantaran ormas pelajar itu menolak mengganti asas organisasinya dari asas Islam menjadi asas tunggal Pancasila sampai tenggat waktu 17 Juni 1987. Sejak itu PII menjadi organisasi terlarang yang bergerak di bawah tanah.
1988M
Berdirinya Tandzhim Jihad Al-Qaeda / Al-Qo'idah (القاعدة‎‎), didirikan oleh Syaikh Usama bin Ladin dan Syaikh Abdullah Azzam beserta mujahidin-mujahidin arab lainnya yang berjihad melawan Uni Soviet di Afghanistan. Syaikh Usama bin Ladin diangkat menjadi pemimpin / amir mujahidin.
Setelah mengeruk semua emas di gunung Ertsberg, Freeport mulai mengeruk cadangan emas raksasa lainnya, Grasberg. Dari eksploitasi kedua wilayah ini, sekitar 7,3 juta ton tembaga dan 724,7 juta ton emas telah mereka angkut. Gunung-gunung emas itu telah berubah menjadi lubang-lubang besar.
28 Januari 1988M
Dugaan deposit emas di kawasan Grasberg menunjukkan hasil positif. Freeport Mc Moran Copper and Gold (FCX) akhirnya go public di lantai bursa New York. Menurut Yuli Ismartono–pejabat public relations Freeport Indonesia–setiap hari dalam tahun 1988 kira-kira dua juta lembar saham FCX terjual.

Dengan tambahan cadangan emas di Grasberg dan cadangan lainnya, jumlah depositnya diperkirakan mencapai jumlah 200 juta ton. Dalam laporan studi evaluasi lingkungan (SEL) 160 K yang disetujui pada 1994, total deposit yang ada meningkat hingga dua miliar ton.
23 Mei 1988M
Pemerintah Indonesia dalam hal ini Mendikbud Fuad Hasan mengajukan RUU Pendidikan Nasional (RUU PN) yang pasal-pasalnya merugikan kepentingan pendidikan Islam, antara lain karena RUU ini tidak mengakui dasar kebebasan untuk mendirikan dan menyelenggarakan lembaga-lembaga pendidikan swasta, termasuk lembaga pendidikan keagamaan. Dalam RUU ini juga tidak diatur kewajiban penyelenggaraan pendidikan agama di sekolah-sekolah, sesuai agama yang dianut anak didik. Reaksi pertama disampaikan oleh Badan Kerjasama Pondok Pesantren (BKSPP) Jawa Barat yang menolak RUU tersebut. Akhirnya RUU itu berhasil disetujui setelah dilakukan koreksi sesuai aspirasi masyarakat.
3 Oktober 1988M
Jalaluddin Rakhmat bersama Haidar Bagir, Agus Effendy, Ahmad Tafsir, dan Ahmad Muhajir mendirikan Yayasan Muthahhari. Di bawah naungan yayasan itu, pada 1992, berdiri SMA Muthahhari yang oleh masyarakat waktu itu disebut sebagai sekolah modern milik Syi'ah yang pertama di kota kembang Bandung. Tidak lama dari berdirinya Yayasan Muthahhari, pada 1989, berdiri Pesantren al-Hadi di Pekalongan, Jawa Tengah. Pesantren ini didirikan oleh Ahmad Baragbah dan Hasan Musawa. Mereka terdorong oleh rasa prihatin mereka atas pandangan yang berkembang di masyarakat terhadap Syi'ah. Agar dapat meneruskan pendidikan ke jenjang lebih lanjut di Qum, Iran, sistem pendidikan Pesantren al-Hadi disesuaikan dengan sistem pendidikan yang ada di hawzah-hawzah ilmiyah .
1989M
Tahun dimulainya Operasi Jaring Merah oleh pemerintah Indonesia di Aceh untuk menumpas aksi pemberontakan Gerakan Aceh Merdeka (GAM), sekaligus dimulainya Aceh sebagai daerah operasi militer (DOM). Sejak itu ribuan pasukan TNI tambahan diterjunkan di Bumi Rencong ini untuk memerangi GAM. Aksi militer yang kejam dan melanggar HAM dari kedua belah pihak telah menghasilkan banyak korban rakyat sipil yang tidak bersalah.

Upaya penyelidikan Komnas HAM yang dipimpin Baharuddin Lopa di tahun 1998 menghasilkan data temuan sementara 871 orang tewas di tempat kejadian perkara (TKP) karena tindak kekerasan, 387 orang hilang kemudian ditemukan mati, 550 orang hilang tak diketemukan lagi, 368 orang cedera karena penyiksaan, 120 korban dibakar rumahnya serta 102 orang perempuan diperkosa akibat pelaksaan DOM selama sembilan tahun (1989-1998). Banyak pihak percaya, korban sesungguhnya dua atau kali lipat dari temuan itu.
15 Februari 1989M
Uni Soviet menarik pasukannya dari bumi Afghan, menandai berakhirnya invasi Uni Soviet di Afghanistan.
1 Agustus 1989M
Melalui Republic Act No. 6734, terbentuklah Autonomous Region of Muslim Mindanao (ARMM) dengan wilayah-wilayahnya di Lanao del Sur (kecuali kota Marawi), Maguindanao, Sulu dan Tawi-Tawi. Dan secara resmi oleh pemerintah Filipina diinagurasikan pada 6 November 1990 di Cotabato yang juga sekaligus menjadi ibukotanya.
1990M
Abdurajak Abubakar Janjalani adalah seorang guru, pada sekitar 1980-an belajar ilmu theologi dan bahasa arab di Libya, Syria, dan Arab Saudi. Ketika berkumandangnya panggilan jihad di Afghanistan melawan Uni Soviet, Abdurajak Abubakar Janjalani memenuhi panggilan itu dan berjihad di Afghanistan. Pada tahun 1990 Abdurajak Abubakar Janjalani pulang ke pulau Basilan, Filipina, dan mengajak pemuda-pemuda muslim di Filipina untuk bergabung dengan organisasinya, terutama para mantan pejuang MNLF yang tidak menyetujui pendirian daerah otonomi ARMM.
7 Desember 1990M
Sekitar 500 orang pakar dan cendekiawan berkumpul di Universitas Brawijaya, Malang, menghadiri Simposium Nasional Cendekiawan Muslim dengan tema “Membangun Masyarakat Indonesia Abad 21”. Puncak dari acara itu adalah terbentuk Ikatan Cendekiawan Muslim se-Indonesia (ICMI) dengan Menristek Prof BJ Habibie sebagai Ketua Umumnya.

Kehadiran ormas ini yang menandakan berakhirnya rasa curiga dan permusuhan pemerintah Soeharto kepada ummat Islam kemudian melahirkan pro dan kontra di tengah masyarakat. Kalangan Islam yang selama ini dimusuhi oleh Pemerintah, tentu saja mendukung berdirinya ICMI, karena dengan begitu usaha dakwah ummat Islam dapat lebih leluasa bergerak. Dalam usaha mentransformasikan missinya, ICMI mendirikan lembaga kajian bernama Center for Information and Development Studies (CIDES), koran harian Republika, Yayasan Orbit, dan Pusat Inkubasi Usaha Kecil (Pinbuk).
1991M
Dengan berbekal US$ 6 juta yang diberikan oleh Syaikh Usama bin Ladin untuk membiayai jihad di selatan Filipina, Abdurajak Abubakar Janjalani mendirikan kelompok mujahidin Abu Sayyaf (جماعة أبو سياف) yang jika diartikan kedalam bahasa Inggris berarti "Father of Swordsmith". di masa-masa awal tahun 90-an, kelompok mujahidin Abu Sayyaf mengirimkan pejuang-pejuangnya ke Afghanistan bersama-sama dengan mujahidin dari Indonesia dan Malaysia untuk latihan tempur.
30 Desember 1991M
KK I berakhir dan Freeport memperoleh kembali KK II selama 30 tahun. Bagi publik, KK II ini berlangsung tidak transparan, bahkan tertutup. Anehnya, pemerintah Indonesia yang ditawari untuk memperbesar sahamnya menyatakan tidak berminat, padahal perusahaan ini jelas-jelas menguntungkan.

Mulai saat itu, masuklah pengusaha nasional Aburizal Bakrie (Bakrie Grup). ”Kami sudah menawarkan, tapi hanya Bakrie yang datang”, kata James Moffet, Preskom Freeport berbasa-basi. Selanjutnya masuklah Bob Hasan (Nusamba), yang dikenal sebagai kroni Soeharto, dan Menaker kabinet Soeharto, Abdul Latief (A Latief Corp.)
1992M - 11/13 Juli 1995M
Ketika terjadi perang di Bosnia dan Herzegovina, terjadi operasi genosida (etnis cleansing) atas pengungsi muslim Bosnia di Srebrenica dan Žepa, oleh pasukan Bosnia Serbia yang dikenal dengan Angkatan Bersenjata Republika Srpska. Menurut tuntutan "International Criminal Tribunal" atas pimpinan Army of the Republika Srpska (VRS) dan Scorpions paramilitary, dari sekitar 40000 sipil muslim Bosnia di Srebrenica dan Žepa, lebih dari 8000 lelaki muslim Bosnia dibantai, dan jumlah tersebut tidak termasuk korban yang tidak diketahui. Menurut pernyataan Dr. Haris Silajdžić pada 23 September 2008 kepada PBB, "According to ICRC data, 200,000 people were killed, 12,000 of them children, up to 50,000 women were raped, and 2.2 million were forced to flee their homes".
1 Januari 1993M
Didirikannya Jamaah Islamiyah oleh pemukanya yaitu Abu Bakar Ba'asyir dan Abdullah Sungkar. Keduanya sedang dalam pelarian di Malaysia karena ancaman tuduhan dari rezim orde baru Suharto. Jamaah Islamiah adalah sebuah organisasi militan Islam di Asia Tenggara yang berupaya mendirikan sebuah negara Islam raksasa di wilayah negara-negara Indonesia, Singapura, Brunei, Malaysia, Thailand dan Filipina. Pemerintah Amerika Serikat menganggap organisasi ini sebagai organisasi teroris, sementara di Indonesia organisasi ini telah dinyatakan sebagai "korporasi terlarang". Jamaah Islamiyah menjadi salah satu jaringan Al-Qaida di Asia Tenggara.

Menurut laporan intelijen pemerintah Indonesia, Abu Bakar Ba'asyir adalah pemimpin politik pergerakan Jamaah Islamiyah, dan Hambali (Riduan Isamuddin) sebagai pemimpin militer yang bergerak di bawah tanah. Dikatakan pula bahwa Hambali menginginkan berdirinya kekhalifahan Islam di Asia Tenggara, meliputi Indonesia, Malaysia, Singapura, Thailand, Filipina, Brunei, dan Kamboja. Negara seperti ini mempunyai penduduk sekitar 420 juta (menurut data dari CIA World Factbook). Negara seperti ini akan memegang kendali Laut Tiongkok Selatan yang merupakan jalur perkapalan besar dan menjadi pintu gerbang sebagian Asia dan Samudera Hindia. Negara seperti ini juga mempunyai ruang udara yang besar dan merupakan kekuatan dagang besar yang melibatkan India, Afrika, dan Australia. Hambali mendirikan perusahaan yang bernama Konsojaya untuk membantu pencucian uang guna mendukung rencana itu, termasuk mendukung Operasi Bojinka yang gagal pada tanggal 6 Januari, 1995.
4 Januari 1993M
Pertama kali terbitnya koran di Indonesia yang bernuansa keislaman (Islam Moderat), yaitu Republika, yang dibidani oleh ICMI (Ikatan Cendikiawan Muslim Indonesia) dibawah naungan Yayasan Abdi Bangsa dan dilindungi oleh Soeharto.
1995M
Mulai berdirinya Gerakan Mujahidin Islam Pattani oleh Nasoree Saesang (alias Awae Kaelae, Poh Wae, atau Haji Wae), dengan agenda utamanya adalah mendirikan kembali negara Islam di wilayah Pattani. Tetapi menurut pihak militer Thailand, Gerakan Mujahidin Islam Pattani dan Barisan Revolusi Nasional baru aktif kembali pada tahun 2001 dengan tujuan dan cara yang lebih radikal karena berafiliasi dengan Al-Qaeda yang beragenda mendirikan kembali Khilafah Islam.
Diketahui telah ada 40 yayasan Syi’ah yang berdiri di Indonesia dan 25 di antaranya berada di Jakarta. Kemudian juga, sebuah jurnal di Jakarta pernah mendata orang-orang yang memeluk Syi’ah di Indonesia pada 1995 itu. Hasilnya, telah ada 20000 orang yang menjalani ajaran Syi’ah secara total.
Freeport baru secara resmi mengakui bahwa kegiatannya adalah menambang emas di Papua. Sebelumnya sejak tahun 1973 hingga tahun 1994, Freeport mengaku hanya sebagai penambang tembaga. Jumlah volume emas yang ditambang selama 21 tahun tersebut tidak pernah diketahui publik. Pihak DPR Komisi VII Indonesia mencurigai jumlah tambang yang diangkut lebih dari yang diperkirakan sebesar 2,16 hingga 2,5 miliar ton emas. Keberadaan Freeport di Timika tidak mengerek tingkat ekonomi masyarakat menjadi menjadi lebih baik, bahkan menjadi sarang HIV/AIDS terbesar di Nusantara.
4 April 1995M
Sekitar 200-an orang bersenjata dari kelompok mujahidin Abu Sayyaf, menyerbu Ipil, Zamboanga Sibugay. Kepala kepolisisan Ipil terbunuh dalam penyerangan, dan jutaan Peso menjadi rampasan dari 8 bank komersial. Tanggal 6 April pasukan komando elit dari angkatan bersenjata Filipina masuk ke Ipil dan menyudahi penyerbuan tersebut, kelompok mujahidin Abu Sayyaf mundur ke pegunungan.
29 Juni 1996M
Lemasa menolak dana sebesar 1 persen keuntungan Freeport (US$ 15 juta) yang rencananya diberikan kepada suku di daerah operasi Freeport. Penolakan juga datang dari gereja setempat.
27 September 1996M
Berdirinya Imaroh Islam Afghanistan
16 Maret 1997M
Terjadi ketegangan antara umat Budha dan umat Islam selama renovasi patung Budha perunggu di pagoda Maha Myatmuni, yang berasal dari Arakan, yang dibawa ke Mandalay oleh Raja Bodawpaya pada tahun 1784. Mandalay, Myanmar, sekitar 1.000-1.500 biksu Budha dan yang lainnya meneriakkan slogan-slogan anti-muslim disaat mereka menargetkan masjid, ruko, dan kendaraan yang berada di sekitar masjid untuk penghancuran. Perampokan, buku-buku agama yang dibakar, penghujatan, dan perusakan tempat usaha milik muslim juga terjadi. Sedikitnya tiga orang muslim terbunuh dan sekitar 100 biksu ditangkap. Kerusuhan di Mandalay diduga dimulai setelah laporan percobaan pemerkosaan terhadap seorang gadis oleh pria Muslim. Wing, pemuda Budha Myanmar menegaskan bahwa para pejabat membuat cerita pemerkosaan untuk menutupi demonstrasi mengenai kematian kustodian dari 16 biarawan. Militer telah menolak klaim Pemuda tersebut, yang menyatakan bahwa kerusuhan tersebut merupakan upaya bermotif politik untuk menghentikan masuknya Myanmar menjadi anggota ASEAN. Serangan oleh biksu Budha menyebar ke ibukota Myanmar, Rangoon dan juga ke kota-kota pusat Pegu, Prome, dan Toungoo. Di Mandalay sendiri, 18 masjid hancur dan bisnis dan properti milik Muslim dirusak. Mushaf Qur'an dibakar. Junta militer yang memerintah Myanmar menutup mata terhadap gangguan karena ratusan biksu tidak berhenti melakukan penggeledahan masjid.
Agustus 1997M
Pattani United Liberation Organisation (PULO) bersama dengan kelompok-kelompok mujahidin Pattani dan pemberontak lainnya membentuk aliansi taktis yang dikenal dengan nama Bersatu. Mereka bersama-sama merancang kampanye, bernama “Falling Leaves” yang menargetkan pejabat negara Thailand. Antara Agustus 1997 hingga Januari 1998, 33 serangan terpisah yang mengakibatkan sembilan kematian dikaitkan dengan upaya ini.
30 September 1997M
Menteri Lingkungan Hidup Sarwono Kusumaatmadja, melalui Bapedal, selesai memeriksa dan menyetujui laporan Amdal Regional untuk perluasan kegiatan penambangan dan peningkatan kapasitas produksi Freeport hingga 300.000 ton per hari.

Tetapi Walhi yang ikut dalam komisi itu menyatakan tidak setuju : “Atmosfer pertemuan itu kental dengan bau politis, sementara banyak anggota komisi sebenarnya tidak setuju dengan perluasan itu, tapi tak kuasa menolak,” kata Emmy Hafid, Direktur Walhi.
29 Maret 1998M
Sekitar 200 pimpinan lembaga dakwah kampus (LDK) se-Indoneia seusai mengikuti acara forum silaturahmi LDK ke-10 di Universitas Muhammadiyah Malang Jawa Timur mencetuskan Deklarasi Malang sebagai tanda kelahiran Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI). Fahri Hamzah dari UI terpilih sebagai ketua umumnya yang pertama. Beberapa hari sesudahnya KAMMI melakukan gebrakan pertama dengan menggelar Rapat Akbar Mahasiswa dan Rakyat di halaman Masjid Al Azhar Jakarta, menghadirkan sekitar 20 ribu mahasiswa, pelajar, buruh, pedagang, dan ibu-ibu rumah tangga, menuntut pemerintahan Soeharto segera melakukan reformasi sesuai tuntutan mahasiswa.
13 - 15 Mei 1998M
Terjadi kerusuhan masal di Jakarta dan kota-kota besar lainnya. Kerusuhan ini diawali oleh krisis finansial Asia dan dipicu oleh tragedi Trisakti di mana empat mahasiswa Universitas Trisakti ditembak dan terbunuh dalam demonstrasi 12 Mei 1998. Klimaksnya ketika peristiwa demonstasi menuntut reformasi dan penurunan jabatan Presiden Soeharto. Pada kerusuhan ini banyak toko dan perusahaan dihancurkan oleh amuk massa, terutama milik warga Indonesia keturunan Tionghoa (kafir). Konsentrasi kerusuhan terbesar terjadi di Jakarta, Medan dan Surakarta. Terdapat ratusan wanita keturunan Tionghoa yang diperkosa dan mengalami pelecehan seksual dalam kerusuhan tersebut. Sebagian bahkan diperkosa beramai-ramai, dianiaya secara sadis, kemudian dibunuh. Dalam kerusuhan tersebut, banyak warga Indonesia keturunan Tionghoa yang meninggalkan Indonesia. Kerusakan akibat kerusuhan ini adalah 5723 bangunan dibakar, 2693 kendaraan dihancurkan, 1109 orang mati karena kebakaran, 27 orang mati karena tertembak, 91 orang luka-luka, dan minimal 31 orang hilang.
20 Mei 1998M
Bertepatan dengan hari kebangkitan nasional, di Istana Negara Presiden, Soeharto menyatakan mengundurkan diri dari jabatannya setelah berbulan-bulan didemo mahasiswa dan diultimatum oleh Pimpinan MPR. Pada hari yang sama Wakil Presiden BJ Habibie dilantik menjadi Presiden RI ke-3, menggantikan Soekarno.
Beberapa hari sebelumnya ribuan mahasiswa berhasil menduduki gedung DPR/MPR menuntut Reformasi.
26 Juni 1998M
Prof Deliar Noer mendeklarasikan berdirinya Partai Ummat Islam (PUI) sebagai partai pertama yang berasaskan Islam. Sesudah itu menyusul berdiri pula 12 partai berbasis Islam lainnya. Partai Persatuan Pembangunan (PPP) yang di masa pemerintahan Soeharto dipaksa berasastunggal Pancasila, pada muktamarnya kembali kepada asas Islam dan kembali menggunakan lambang Ka'bah. PBNU memilih tidak mendirikan partai Islam, tetapi mendeklarasikan partai berasaskan Pancasila bernama Partai Kebangkitan Bangsa (PKB). Begitu pula Muhammadiyah memilih tidak mendirikan partai, tetapi mengijinkan ketua umum Dr Amien Rais sebagai Ketua Umum partai berasaskan Pancasila bernama Partai Amanat Nasional (PAN).
20 Juli 1998M
Partai Keadilan (PK) didirikan di Jakarta dengan presiden pertamanya Nurmahmudi Isma'il. Hal tersebut dinyatakan dalam konferensi pers di Aula Masjid Al Azhar, Kebayoran Baru, Jakarta. PK menolak pemberlakuan asas tunggal dalam kehidupan berorganisasi. Dalam perjalannya berubah menjadi PKS (Partai Keadilan Sejahtera) pada April 2002. PKS pada awal mula menjadi oposan pihak pemerintah, setelah PEMILU 2004, merupakan pendukung utama presiden Soesilo Bambang Yudoyono (SBY).
26 Juli 1998M
Berdirinya Partai Bulan Bintang (PBB).
17 Agustus 1998M
Deklarasi pendirian FPI (Front Pembela Islam) di halaman Pondok Pesantren Al Umm, Kampung Utan, Ciputat, di Selatan Jakarta oleh sejumlah Habaib, Ulama, Mubaligh dan Aktivis Muslim dan disaksikan ratusan santri yang berasal dari daerah Jabotabek. Pendirian organisasi ini hanya empat bulan setelah Presiden Soeharto mundur dari jabatannya, karena pada saat pemerintahan orde baru presiden tidak mentoleransi tindakan ekstrimis dalam bentuk apapun. FPI pun berdiri dengan tujuan untuk menegakkan hukum Islam di negara sekuler (kafir). Organisasi ini dibentuk dengan tujuan menjadi wadah kerja sama antara ulama dan umat dalam menegakkan Amar Ma'ruf dan Nahi Munkar di setiap aspek kehidupan.
5 November 1998M
Direktur PT Freeport Indonesia, Jim “bob” Moffett datang ke Kejaksaan Agung (Kejagung) untuk menjelaskan dugaan KKN (Korupsi Kolusi Nepotisme) di Freeport, termasuk perpanjangan KK II yang tertutup dan diduga sarat KKN. “Tidak ada KKN di Freeport, dan tidak adil kalau Anda menyuruh saya juga mengurusi masalah pembagian keuntungan. Saya bukan orang pemerintahan,“ kata Jim Moffet dalam jumpa persnya seusai menghadap Kejagung.
10 November 1998M
Berlangsung Sidang Istimewa MPR. Salah satu putusan terpentingnya adalah pencabutan Ketetapan MPR No II/MPR/1978 tentang P4 serta pencabutan Pancasila sebagai asas tunggal orsospol dan ormas.
25 Desember 1998M
Hari Natal bertepatan dengan hari ke-6 bulan Romadhan 1419H. Bagi umat Kristiani Indonesia merupakan perayaan Natal pertama “bebas” dari rezim Suharto yang selama 32 tahun membelenggu demokrasi. Begitu pun dengan umat Kristiani Poso. Mereka merayakan Natal dengan gembira. Tapi seseorang yang bernama Roy Runtu di hari raya agamanya itu merayakannya dengan menenggak beberapa botol minuman keras hingga mabuk. Dalam keadaan mabuk Roy lalu mendekati Ridwan, seorang pemuda Muslim Poso yang tengah berpuasa dan sedang berada di dalam masjid. Tanpa peringatan apa pun, Obet yang sedang teler ini menyabetkan sebilah golok yang sudah berada di genggamannya ke tubuh Ridwan. Ridwan tentu melawan dan memanggil teman-temannya yang berada tak jauh dari tempat kejadian. Roy terdesak lalu kabur ke komunitasnya. Sambil berlari, Roy berteriak bahwa dirinya dikeroyok para pemuda Islam yang ada di masjid. Dalam waktu singkat berkumpul dua kelompok saling berhadap-hadapan. Tetapi polisi segera datang dan melerai, hingga kasus ini ditutup begitu saja.
18 Desember 1998M
Abdurajak Abubakar Janjalani syahid dalam pertempuran baku tembak dengan kepolisian Filipina di pulau Basilan.
1999M
Abu Mush'ab Az-Zarqowi mendirikan Jama'ah at-Tawhid wal-Jihad di Jordania, Syam. Pada akhir tahun 1999, JTJ diduga terlibat dalam kasus Bom Milenium di Jordania dan Amerika Serikat.
19 Januari 1999M
Tepat di hari raya Idul Fitri tahun lalu, di saat kaum Muslim Ambon sedang beristirahat usai bersilaturahmi dengan sanak famili, mendadak warga Muslim di daerah Batu Merah diserbu warga Nasrani bersenjata parang panjang dan panah berapi. Ratusan rumah, pasar, pertokoan dan sarana pendidikan musnah terbakar. Ratusan nyawa melayang, puluhan ribu penduduk mengungsi. Sejak itu kerusuhan menjalar ke seantero pulau Ambon. Bahkan kemudian menjalar pula ke pulau-pulau di sekitarnya. Senjata yang digunakan pun sudah berupa senapan mesin dan bom rakitan. Meski Gus Dur dan Megawati telah berkunjung, kerusahan masih belum berhenti juga.
5 Mei 1999M
Pihak pemerintah Indonesia dengan pemerintah Portugis sama-sama menyetujui mengenai nasib Timor Timur, apakah akan menjadi daerah otonomi khusus di Indonesia atau merdeka.
30 Agustus 1999M
Proses voting referendum Timor Timur, 98,6% dari pemilik suara menghadiri proses voting dengan keadaan tenang dan damai. Pihak Sekertaris Jendral PBB, Kofi Anan, mengumumkan bahwa 78,5% suara menginginkan Timor Timur merdeka.
12 September 1999M
Militer Indonesia mundur dari Timor Timur dan membiarkan militer Australia masuk untuk menjaga keamanan di Timor Timur. Dan pada 15 September Dewan Keamanan PBB memerintahkan pasukan multinasional memasuki Timor Timur untuk menjaga perdamaian.
2000M
Kejayaan masa lalu Kesultanan Banten menginspirasikan masyarakatnya untuk menjadikan kawasan Banten kembali menjadi satu kawasan otonomi, reformasi pemerintahan Indonesia berperan mendorong kawasan Banten sebagai provinsi tersendiri yang kemudian ditetapkan melalui Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2000. Selain itu masyarakat Banten telah menjadi satu kumpulan etnik tersendiri yang diwarnai oleh perpaduan antar-etnis yang pernah ada pada masa kejayaan Kesultanan Banten, dan keberagaman ini pernah menjadikan masyarakat Banten sebagai salah satu kekuatan yang dominan di Nusantara.
April 2000M
Setelah terjadinya peristiwa Ambon, Laskar Jihad tiba di Ambon pertengahan April 2000. Polri menyadari tingginya resistensi para mujahidin terhadap Brimob, maka mereka pun menyusupkan anggotanya ke dalam tubuh Laskar Jihad. Dalam masalah ini pula telah terlibat berbagai kalangang dari kelompok-kelompok Islam diantaranya Majelis Mujahidin dan eks NII wilayah Sulawesi. Dukungan secara diam-diam oleh pihak TNI yang dikenal dengan istilah "Jendral Hijau" telah berhasil memanfaatkan kelompok-kelompok Islam untuk meredakan kasus Ambon.
5 Februari - 9 Juli 2000M
Moro Islamic Liberation Force (MILF) mulai merekruit anggota untuk memperkuat struktur dan infrastruktur organisasinya. Bahkan sayap militer MILF yang bernama Bangsamoro Islamic Armed Forces telah berkekuatan 16 ribu personel dan memiliki 50 camp militer dengan parimeter yang diperkuat keamanannya. Ketika akhirnya MILF memutuskan untuk lepas dari perundingan damai, angkatan bersenjata Filipina mulai menyerang dan menghancurkan camp-camp MILF satu-per-satu. Dengan kekuatan berjumlah 60 ribu - 70 ribu personel infanteri dan sekitar seribu personel angkatan udara, angkatan bersenjata Filipina menyerbu kekuatan militer MILF. Yang pertama kali adalah Camp Omar ibn Khaththab yang dipimpin Ameril Umbra Kato dan berkekuatan sekitar 500 pejuang MILF. Dilanjutkan ke Camp Jabal Uhud yang membutuhkan waktu selama 2 hari untuk membubarkannya. Pada 15 Maret MILF melakukan perlawanan balik di Lanao De Norte ketika akan dibubarkan oleh angkatan bersenjata Filipina. Brigade pimpinan Abdullah Mukapaar memblokade highway Cagayan de Oro-Iligan-Kapatagan dan mengokupasi alun-alun kota Kauswagan dan Munai, tetapi bisa dipukul mundur dengan operasi militer Filipina berkekuatan besar karena harus berhadapan dengan sekitar 1000 pejuang MILF. Camp Bilal di Munai dibutuhkan waktu hingga 45 hari untuk melumpuhkannya. Setelah Camp Abu Bakar, Camp MILF terbesar dan terkuat yang juga telah menerapkan pemerintahan berbasis syariat Islam, dikuasai angkatan bersenjata Filipina dengan operasi besar-besaran di bulan Juli, camp-camp yang lainnya mulai dikosongkan oleh pejuang MILF. Selama operasi-operasi militer besar-besaran dari angkatan bersenjata Filipina, lebih dari 1 juta warga sipil harus mengungsi dan 425 warga sipil menjadi korban jiwa, dengan biaya yang dibutuhkan sekitar US$ 126 juta. Korban jiwa dari pihak MILF hanya 1082, dari total kekuatannya sekitar 16 ribu personel.
15 April 2000M
Pecah lagi keributan di Poso. Kali ini Cornelis Tibo memimpin Pasukan Kelelawar Merah menyerang Desa Muslim Kamayama dan membantai penduduknya. Tibo dan pasukannya juga menyerang Pondok Pesantren Walisongo di Sintuwu Lembah Poso dan membunuh ratusan Muslim besar (dewasa) kecil (anak-anak) dengan cara yang sangat biadab. Ratusan mayat itu kemudian dilarungkan ke sungai dan dikubur secara massal. Kejadian ini merupakan awal dari Tragedi Poso yang berkepanjangan.
1 Juli 2000M
Berdiri untuk pertama kalinya secara resmi organisasi massa (ormas) milik komunitas Syi’ah di Indonesia, Ikatan Jama'ah Ahlul-bait Indonesia (IJABI). IJABI didirikan di Bandung pada tanggal 1 Juli 2000. Sebagai ormas, IJABI terdaftar resmi lewat Surat Keterangan No. 127 Tahun 2000/ D1 Departemen Dalam Negeri Repbulik Indonesia, Direktorat Jenderal Kesatuan Bangsa dan Perlindungan Masyarakat. Yang menjabat sebagai Ketua Dewan Syura IJABI, dipilih Jalaluddin Rakhmat.
1 Juli - 9 Juli 2000M
Penyerbuan Kamp Abu Bakar Ash-Shiddiq dari Mujahidin Mindanao oleh tentara pemerintah Filipina, dan kamp berhasil dikuasai oleh pasukan Filipina.
1 Agustus 2000M
Bom Kedubes Filipina di Jakarta, Indonesia. Bom meledak dari sebuah mobil dan motor yang diparkir di depan rumah Duta Besar Filipina, Menteng, Jakarta Pusat. 2 orang tewas dan 21 orang lainnya luka-luka, termasuk Duta Besar Filipina Leonides T Caday. Pelaku Abdul Jabar bin Ahmad Kandai (divonis penjara 30 tahun), Fatur Rahman Al-Ghozi dan Edi Setiono terluka.
5 - 7 Agustus 2000M
Majelis Mujahidin lahir berawal dari keprihatinan para tokoh gerakan Islam yang pernah digembleng di “pesantren Orde Baru” seperti Irfan Suryahardi, Deliar Noer, Syahirul Alim, Mursalin Dahlan, Mawardi Noor dan lain-lain. Saat itu hadir kira-kira 1500 orang dari berbagai gerakan di seluruh tanah air Nusantara (Indonesia, Malaysia, Moro), bahkan hadir pula beberapa perwakilan dari negara sahabat Arab Saudi. Beberapa tokoh Majelis Mujahidin merupakan tokoh-tokoh penting gerakan islam di masa NII SMK dan era NII masa order baru.
Bismillahi Tawakkalna 'Alallah Laa Haula Walaa Quwwata Illa Billah
Asyhadu An-Laailaaha Illallah Waasyhadu Anna Muhammadan Rasulullaah

"Wahai orang-orang yang beriman, bertaqwalah kepada Allah dengan taqwa yang sebenar-benarnya, dan janganlah kamu sekali-kali mati kecuali dalam keadaan berserah diri"

"Dan berpegang teguhlah kalian pada tali Allah, dan janganlah kalian bercerai berai, dan ingatlah akan nikmat Allah kepada kalian, ketika kalian dahulu bermusuh-musuhan, lalu Allah menjinakkan di antara hati kalian, dan menjadikan kalian bersaudara atas nikmat Allah. Dan ketika itu kalian berada di tepi jurang neraka, lalu Allah menyelamatkan kalian darinya. Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayatNya kepada kalian agar kalian mendapat petunjuk". (Qs Ali Imran 102-103).

Ummat Islam Bangsa Indonesia, sebagai penduduk mayoritas di negara ini, mempunyai hak dan kewajiban mengamalkan dan menegakkan Syari'at Islam, sebagai konsekwensi aqidah yang diyakininya.

Syariat Islam adalah satu-satunya solusi terhadap semua krisis sosial politik dan kemanusiaan yang menimpa ummat manusia. Perlindungan terhadap keyakinan ummat beragama -tanpa kecuali- merupakan karakter pemerintahan yang ditegakkan atas dasar Syari'at Islam.

Dengan demikian, penegakan Syari'at Islam harus menjadi yang pertama dan utama di dalam seluruh aktifitas perjuangan kaum muslimin. Kehancuran suatu bangsa akan semakin dekat tatkala mereka semakin jauh dari pengamalan Syari'at Islam secara kaffah. Berdasarkan alasan-alasan tersebut di atas, para Mujahidin di dalam Kongres Mujahidin I Indonesia ini sepakat, bahwa dengan ini menyatakan:

1. Wajib hukumnya melaksanakan Syari'at Islam bagi ummat Islam di Indonesia dan dunia pada umumnya.
2. Menolak segala ideologi yang bertentangan dengan Islam yang berakibat syirik dan nifaq serta melanggar hak-hak asasi manusia.
3. Membangun satu kesatuan shof mujahidin yang kokoh kuat, baik di dalam negeri, regional maupun internasional (antar bangsa).
4. Kami mujahidin Indonesia membentuk majelis Mujahidin menuju terwujudnya Imamah (Khilafah)/Kepemimpinan ummat, baik di dalam negeri maupun dalam kesatuan ummat Islam sedunia.
5. Menyeru kaum muslimin untuk menggerakkan da'wah dan jihad di seluruh penjuru dunia demi tegaknya Islam sebagai rahmatan lil 'alamin.

Maka dengan mengharap rahmat, ridha dan maghfirah Allah 'azza wa jalla kami deklarasikan "PIAGAM YOGYAKARTA" demi mengikuti jejak Piagam Madinah. Allohu Akbar, Allohu Akbar, Allohu Akbar.

Yogyakarta, 7 Jumadil Ula 1421 H / 7 Agustus 2000 M

Deklarator:
Seluruh peserta Kongres Mujahidin I Indonesia beserta pendukungnya.
27 Agustus 2000M
Bom Kedubes Malaysia, 27 Agustus 2000. Granat meledak di kompleks Kedutaan Besar Malaysia di Kuningan, Jakarta. Tidak ada korban jiwa.
13 September 2000M
Bom Bursa Efek Jakarta. Ledakan mengguncang lantai parkir P2 Gedung Bursa Efek Jakarta. 10 orang tewas, 90 orang lainnya luka-luka. 104 mobil rusak berat, 57 rusak ringan.
28 Desember 2000M - 8 Februari 2005M
Meletus Intifadhoh Al-Aqsho ( انتفاضة الأقصى‎‎) di Palestina untuk membela Al-Aqsho melawan penguasaan yang dilakukan Israel atas Masjidil-Aqsho. Gema Intifadhoh Al-Aqsho membakar semangat muslim di seluruh dunia untuk melawan Israel.
24 Desember 2000M
Bom malam Natal. Serangkaian ledakan bom pada malam Natal di beberapa kota di Indonesia, merenggut nyawa 16 jiwa dan melukai 96 lainnya serta mengakibatkan 37 mobil rusak.
30 Desember 2000M
Di hari besar nasional Filipina, yaitu hari peringatan pahlawan nasional Filipina José Rizal, terjadi serangkaian ledakan bom di 5 lokasi terpisah. Bom pertama meledak di Plaza Ferguson, Malate, Manila, berjarak kurang dari 100 meter dari kedutaan besar Amerika Serikat. bom kedua meledak di pom bensin Makati dekat Hotel Dusit, 2 polisi penjinak bom tewas. Bom ketiga di Ninoy Aquino International Airport. Bom keempat meledak di dalam bus yang sedang dalam perjalanan di Epifanio de los Santos Avenue. Bom kelima meledak di stasion LRT Blumentritt. Semua bom berbahan black-powder menggunakan timer untuk memicu ledakan. Para pelaku terindikasi dengan Jama'ah Islamiyyah, MILF, dan MNLF, baru bisa ditangkap beberapa tahun setelahnya.
7 Februari 2001M
Republic Act No. 9054 diloloskan oleh Kongres Filipina untuk memperluas wilayah Autonomous Region of Muslim Mindanao (ARMM), Kota Marawi dan Provinsi Basilan (kecuali kota Isabela) masuk ke dalam ARMM.
21 Maret 2001M
Penghancuran patung Budha Bamyan di Afghanistan oleh Thaliban (Imaroh Islam Afghanistan). Berefek panjang pada muslimin karena dendam umat Budha kepada umat Islam.
15 Mei 2001M
Aksi penghancuran Budha Bamiyan digunakan sebagai dalih untuk melakukan kekerasan terhadap umat Islam di Burma oleh gerombolan Budha. Human Rights Watch melaporkan bahwa ada ketegangan antara komunitas Budha dan Muslim di Taungoo selama berminggu-minggu sebelum meletus menjadi kekerasan pada pertengahan bulan Mei 2001. Para biksu Budha menuntut agar Masjid Hantha di Taungoo dihancurkan dalam "pembalasan" karena penghancuran patung Budha Bamiyan. Pada tanggal 15 Mei, hari pertama pemberontakan anti-Muslim, sekitar 20 Muslim yang sedang sholat di masjid Han Tha dibunuh dan beberapa dipukuli sampai mati oleh pasukan pro-junta. Pada tanggal 18 Mei, masjid Han Tha dan masjid stasiun Taungoo dirobohkan dengan bulldozer milik junta SPDC. Totalnya sekitar 200 muslim terbunuh, 11 masjid dihancurkan, dan 400 rumah dibakar.
27 Mei - 7 Juni 2001M
Sekelompok orang bersenjata menggunakan 2 perahu pada tanggal 27 Mei menculik 20 orang dari resort Dos Palmas di teluk Honda, Palawan, termasuk diantaranya 4 orang staf dan 3 orang warga negara Amerika. Martin dan Gracia Burnham adalah 2 orang warga Amerika yang ikut diculik, misionaris dari negara bagian Kansas, California. Semua sandera dibawa melintasi laut Sulu menuju markas persembunyian kelompok mujahidin Abu Sayyaf di Mindanao. Pada 1 Juni 4 orang sandera Filipina berhasil meloloskan diri. Pada 2 Juni sekitar 40 orang bersenjata yang dipimpin oleh Abu Sulaiman mengambil alih Dr. Jose Torres Memorial Hospital dan gereja St. Peter di Lamitan, Basilan, dan menyandera sekitar 200 orang, dan dilaporkan bahwa sandera Dos Palmas berada diantaranya. Pasukan bersenjata Filipina mengepung sekitar wilayah kejadian, dan setelah proses negosiasi gagal lalu pasukan Filipina membombardir gedung menggunakan roket, senapan mesin dari tentara maupun dari helikopter. Selama baku tembak itu 12 orang tentara tewas termasuk 1 orang kapten, 4 orang sandera berhasil meloloskan diri. Di malam hari dengan membuat suasana kegaduhan, kelompok mujahidin Abu Sayyaf berhasil meloloskan diri bersama dengan para sandera Dos Palmas dan beberapa sandera dari hospital. Sandera warga Amerika bernama Guillermo Sobero tewas dipenggal sebagai peringatan. Pada 7 Juni pasukan Filipina berhasil menemukan dan menyerang tempat persembunyian para penyandera, sejumlah sandera ditemukan telah tewas, Gracia Burnham ditemukan masih hidup. Pihak penyandera meminta US$ 1 juta tetapi hanya diberikan US$ 330 ribu (hanya 1/3 dari permintaan), maka para penyandera menepati janjinya dengan memberikan hanya 1 orang sandera warga Amerika yang masih hidup.
22 Juli 2001M
Bom Gereja Santa Anna dan HKBP. di Kawasan Kalimalang, Jakarta Timur, 5 orang tewas.
27 Agustus 2001M
Sekitar seribu massa FPI melakukan long march dari Gedung DPR/MPR melewati Jalan Sudirman hingga Bundaran HI. Aksi ini ditujukan untuk pemberlakuan syariat Islam di Indonesia. Pada tahun 2002 pada tabligh akbar ulang tahun FPI, menuntut agar syariat Islam dimasukkan pada pasal 29 UUD 45 yang berbunyi, "Negara berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa" dengan menambahkan "kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluk-pemeluknya" seperti yang tertera pada butir pertama dari Piagam Jakarta yang dirumuskan pada tanggal 22 Juni 1945 ke dalam amandemen UUD 1945 yang sedang di bahas di MPR sambil membawa spanduk bertuliskan "Syariat Islam atau Disintegrasi Bangsa".
11 September 2001M
Tragedi 11 September, meledak dan runtuhnya menara kembar WTC di kota Newyork, Amerika Serikat. Pemerintah Amerika Serikat pada 20 September mengumumkan Perang Salib Melawan Teror, dan pemerintah Inggris menyatakan akan saling bahu-membahu dalam perang tersebut. Korban tewas 11 September berjumlah 2977 jiwa.
23 September 2001M
Bom Plaza Atrium Senen Jakarta, bom meledak di kawasan Plaza Atrium, Senen, Jakarta. 6 orang cedera.
Akhir September 2001M
Meningkatnya Islamophobia di berbagai daerah di negeri-negeri kafir.
7 Oktober 2001M
Dengan dalih perang melawan terror dan menangkap Syaikh Usama bin Ladin, Amerika Serikat menginvasi Afghanistan.
12 Oktober 2001M
Bom restoran KFC, Makassar. Ledakan bom mengakibatkan kaca, langit-langit, dan neon sign KFC pecah. Tidak ada korban jiwa. Sebuah bom lainnya yang dipasang di kantor MLC Life cabang Makassar tidak meledak.
6 November 2001M
Bom sekolah Australia, Jakarta. Bom rakitan meledak di halaman Australian International School (AIS), Pejaten, Jakarta.
19 - 22 November 2001M
Nur Misauri memimpin milisi MNLF yang masih loyal kepadanya untuk melakukan pemberontakan bersenjata di Jolo setelah dirinya didepak dari jabatan gubernur ARMM. Serangan menargetkan pos-pos militer angkatan bersenjata Filipina, korban jiwa sekitar 100 - 160 orang. Pemerintah Filipina mencoba menangkap Nur Misauri tetapi sudah menyebrang ke Sabah dan diperkirakan disembunyikan oleh kelompok mujahidin Abu Sayyaf.
20 Desember 2001M
Ditandatanganinya deklarasi Malino antara kedua-belah pihak yang bertikai dalam kerusuhan Poso.
24 Desember 2001M
Lima serangan terkoordinasi pada pos polisi di Pattani, Yala dan Narathiwat yang menewaskan lima petugas pertahanan desa.
Akhir 2001M
Disebarkan selebaran di Yala, Thailand Selatan, menyerukan jihad dan dukungan untuk Usamah bin Ladin. Nasoree Saesang pendiri Gerakan Mujahidin Islam Pattani telah dilatih oleh Nik Aziz Nik Adili yang pada tahun 2001 ditahan karena keterlibatannya dengan Kelompok Mujahidin Malaysia yang berhubungan dengan Jama'ah Islamiyyah.
2002M
Sejak 2000M hingga 2002M Majelis Mujahidin bahkan diketahui telah disusupi pihak intelijen nasional, dimana seorang pengurus Lajnah Tanfidziyah bidang hubungan antar Mujahid diduga berasal dari BIN. Diketahuinya satu orang telah menyusup ke tubuh Majelis Mujahidin berkaitan dengan hilangnya “pengurus” ini tanpa sebab setelah kasus bom Bali.
Telah terjadi 75 peristiwa penyerangan yang dilakukan oleh mujahidin Pattani dan kelompok pemberontak lainnya.
1 Januari 2002M
Bom Tahun Baru. Granat manggis meledak di depan rumah makan ayam Bulungan, Jakarta. Satu orang tewas dan seorang lainnya luka-luka. Di Palu, Sulawesi Tengah, terjadi empat ledakan bom di berbagai gereja. Tidak ada korban jiwa.
Januari 2002M
Dengan gelombang kekerasan yang terus-menerus terjadi di Sulawesi Tengah, masyarakat melarikan diri ke daerah-daerah dengan mayoritas agama yang mereka anut: Muslim pergi ke Palu, Poso, dan kota pantai Parigi, sementara Kristen melarikan diri ke Tentena dan Napu di wilayah pegunungan, atau Manado di Sulawesi Utara. Beberapa pengungsi diberi akses ke tanah di daerah baru mereka, seperti daerah Nunu di Palu, dan mampu mendukung diri mereka sendiri melalui kegiatan pertanian. Pengungsi Kristen di Tentena membangun perumahan yang luas dan banyak menemukan pekerjaan di pasar kota, yang baik secara ekonomi karena perjalanan ke pasar lain dibatasi.
Pasukan Khusus Amerika Serikat dikerahkan untuk membantu Angkatan Bersenjata Filipina untuk menumpas kelompok-kelompok mujahidin, khususnya kelompok Abu Sayyaf dan Jamaah Islamiyyah, yang bermarkas di pulau Basilan.
8 Agustus 2002M
Organisasi Majelis Mujahidin Indonesia mengadakan kongres I di Yogyakarta untuk membentuk pimpinan Mujahidin. Terpilihlah Ustad Abu Bakar Ba'asyir sebagai ketua Mujahidin sementara.
2 Oktober 2002M
Bom meledak di depan bar karaoke dekat depot persenjataan militer di distrik Malagutay, Zamboanga, Mindanao. Korban tewas 4 orang satu diantaranya adalah pasukan baret hijau Amerika, dan 25 orang luka-luka satu diantaranya tentara Amerika. Diduga pelaku peledakan adalah anggota kelompok mujahidin Abu Sayyaf yang bertautan dengan Al-Qaeda.
12 Oktober 2002M
Tiga ledakan mengguncang Bali (Bom Bali I) di kecamatan Kuta pulau Bali, Indonesia. Paddy's Pub dan Sari Club (SC) di Jalan Legian dihantam dengan bom berkekuatan besar dalam waktu yang hampir bersamaan yaitu pukul 23.05 Wita. Mengorbankan 202 orang dengan mayoritas warga Australia dan 300 lainnya luka-luka, kebanyakan merupakan wisatawan asing. Kurang lebih 10 menit kemudian, ledakan kembali mengguncang Bali. Pada pukul 23.15 Wita, bom meledak di Renon, berdekatan dengan kantor Konsulat Amerika Serikat. Namun tak ada korban jiwa dalam peristiwa itu. Peristiwa ini sering dianggap sebagai peristiwa terorisme terparah dalam sejarah Indonesia. Saat bersamaan, di Manado, Sulawesi Utara, bom rakitan juga meledak di kantor Konjen Filipina, tidak ada korban jiwa.

Tim Investigasi Gabungan Polri dan kepolisian luar negeri yang telah dibentuk untuk menangani kasus Bom Bali I menyimpulkan, bom di Paddy's Pub berjenis TNT seberat 1 kg dan di depan Sari Club, merupakan bom RDX berbobot antara 50–150 kg. Sementara bom di dekat konsulat Amerika Serikat menggunakan jenis TNT berbobot kecil yakni 0,5 kg. Abu Bakar Ba'asyir (Amir Majelis Mujahidin), yang disebut sebagai salah satu yang terlibat dalam memimpin pengeboman ini, dinyatakan tidak bersalah pada Maret 2005 atas tuduhan keterkaitan serangan bom ini, dan hanya didakwa atas pelanggaran keimigrasian.
17 Oktober 2002M
Dua bom TNT meledak di siang hari di dalam pusat berbelanjaan Zamboanga, Mindanao. Korban tewas 7 orang dan sekitar 150 orang luka-luka. Diduga pelaku peledakan adalah anggota kelompok mujahidin Abu Sayyaf.
21 Oktober 2002M
Seorang anggota marinir Filipina yang sedang menjaga gereja katolik di Zamboanga tewas terbunuh karena ledakan bom yang diletakkan di tempat penyimpanan lilin, 18 orang terluka. Diduga pelaku peledakan adalah anggota kelompok mujahidin Abu Sayyaf.
5-6 November 2002M
Salah satu tersangka Bom Bali I kunci ditangkap. Amrozi bin Nurhasyim ditangkap di rumahnya di di Desa Tenggulun, Lamongan, Jawa Timur. Keesokannya 10 Orang yang diduga terkait ditangkap di sejumlah tempat di Pulau Jawa.
26 November 2002M
Abdul Aziz atau yang lebih dikenal dengan Imam Samudra, satu lagi tersangka Bom Bali I, ditangkap di dalam bus Kurnia di kapal Pelabuhan Merak.
5 Desember 2002M
Bom restoran McDonald's di Mal Ratu Indah, Makassar. Bom rakitan yang dibungkus wadah pelat baja meledak di restoran McDonald's sekitar pukul 18:00 saat puluhan pengunjung memadati tempat itu untuk buka puasa dan makan malam. 3 orang tewas dan 11 luka-luka. Akibat peristiwa itu restoran McDonald's ditutup selama 5 bulan dan beroperasi kembali pada Mei 2003.
2003M
Amerika Serikat menginvasi Iraq dengan dalih mencari senjata pemusnah masal dan menurunkan Saddam Hussein.
Telah terjadi 119 peristiwa penyerangan yang dilakukan oleh mujahidin Pattani dan kelompok pemberontak lainnya.
3 Februari 2003M
Bom Kompleks Mabes Polri, Jakarta. Bom rakitan meledak di lobi Wisma Bhayangkari, Mabes Polri Jakarta. Tidak ada korban jiwa.
13 Februari 2003M
Setelah kehilangan camp-camp militernya, Moro Islamic Liberation Front (MILF) mencoba kembali membangun kekuatan militernya di Buliok Complex, sebuah wilayah seluas 60 hektar yang berbatasan dengan Maguindanao, Cotabato, dan Sultan Kudarat. Pemerintah Filipina menggelar operasi militer terhadap MILF pada hari raya Idul Adha, dengan alasan basis kekuatan MILF itu dalam keadaan lengah. Penyerangan itu karena pemerintah Filipina dan MILF gagal dalam perjanjian gencatan senjata. Menurut versi angkatan bersenjata Filipina, korban tewas dari mereka hanya 8 orang dan mereka berhasil menewaskan 161 personel MILF. Tetapi menurut MILF, angkatan bersenjata hanya berhasil menewas 40 orang saja, dan membunuh hingga 100 orang warga sipil yang sedang dievakuasi. Pada penyerangan itu sebanyak 41 ribu warga diungsikan. Sebulan setelah pertempuran itu MILF mencoba merebut kembali basis di Buliok Complex, tetapi gagal dan memakan korban jiwa sebanyak 68 - 200 pejuangnya.
Maret 2003M
Abdul Qadeem Zallum pemimpin Hizbut-Tahrir yang berusia 79 tahun turun dari jabatannya, digantikan oleh Ata Khalil Abu-Rashta, seorang insinyur sipil Palestina yang membawa Hizbut-Tahrir pada jalur yang lebih agresif yang salah satunya memanfaatkan isu invasi Amerika ke Iraq.
27 April 2003M
Bom Bandara Soekarno-Hatta, Jakarta. Bom meledak di area publik di terminal 2F, bandar udara internasional Soekarno-Hatta, Cengkareng, Jakarta. 2 orang luka berat dan 8 lainnya luka sedang dan ringan.
5 Agustus 2003M
Bom JW Marriott, peristiwa ledakan bom di hotel JW Mariott di kawasan Mega Kuningan, Jakarta, Indonesia pada pukul 12:45 dan 12:55 WIB pada hari Selasa, 5 Agustus 2003. Bom menghancurkan sebagian Hotel JW Marriott. Sebanyak 12 orang tewas, dan 152 orang lainnya mengalami luka-luka. Ledakan itu berasal dari bom mobil bunuh diri dengan menggunakan mobil Toyota Kijang dengan nomor polisi B 7462 ZN yang dikendarai oleh Asmar Latin Sani. Hotel JW Marriott ditutup selama 5-minggu dan setelah melakukan operasi perlengkapan mulai reopened menyelesaikan renovasi kembali sejak pada tanggal Senin, 8 September 2003. Pelaku: Dani Dwi Permana dan Nana Ikhwan Maulana (pelaku bom bunuh diri), Noordin M Top (otak pelaku utama), Ibrohim, dan 7 orang lainnya.
16 Oktober 2003M
Perdana Menteri Malaysia, Mahathir Muhammad, berbicara dalam sambutannya di acara OIC mengenai Yahudi Israel:

"Mereka mencipta sosialisme, komunisme, hak asasi manusia dan demokrasi, sehingga menganiaya mereka akan tampak menjadi salah, sehingga mereka dapat menikmati hak yang sama dengan orang lain. Dengan ini mereka telah menguasai negara-negara yang paling kuat dan mereka, masyarakat kecil ini, telah menjadi kekuatan dunia"

"Orang-orang Eropah membunuh enam juta orang Yahudi keluar daripada 12 juta, tetapi hari ini orang-orang Yahudi menguasai dunia melalui wakil. Mereka membuat orang lain untuk berjuang dan mati untuk mereka"
2004M
Telah terjadi lebih dari 1000 peristiwa penyerangan yang dilakukan oleh mujahidin Pattani dan kelompok pemberontak lainnya.
4 Januari 2004M
Terjadi serangan di pangkalan militer di Narathiwat oleh sekitar 100 penyerang. Dalam serangan itu, lebih dari 400 senapan serbu dan senjata ringan lainnya diambil, dan empat tentara Thai tewas. Serangan senjata didahului oleh pembakaran terhadap sembilan belas sekolah negeri di seluruh provinsi pada malam yang sama. Pembakaran ini adalah pengalihan perhatian sebelum menyerang pangkalan militer.
10 Januari 2004M
Bom Palopo, peristiwa ledakan bom di Kafe Bukit Sampoddo Indah di Kecamatan Wara, Kabupaten Luwu, Palopo, Sulawesi, pada 10 Januari 2004 pukul 23.00 Wita, menewaskan empat orang.
27 Februari 2004M
Bom SuperFerry 14. Kapal ferry seberat 10 ribu ton dengan penumpang sekitar 800-an, tenggelam karena ledakan TNT seberat 3,6 kg. Korban tewas 63 orang dan 53 orang lainnya tak pernah ditemukan. Pelaku yang menaruh bom bernama Redondo Cain Dellosa dari pergerakan Rajah Sulaiman (RSIM), gerakan mualaf Filipina yang dilatih militer oleh Mujahidin Abu Sayyaf dan Jama'ah Islamiyyah.
28 April 2004M
Pada hari peringatan perlawanan Pattani 1948, beberapa kelompok pemuda (mujahidin) bersenjatakan parang dan senjata api melakukan serangan simultan terhadap polisi dan pos militer di wilayah Selatan Thailand, menewaskan lima petugas keamanan. Setelah itu setidaknya 107 pemuda dibunuh oleh pasukan keamanan di berbagai lokasi, termasuk 32 tewas ketika pasukan keamanan menembakkan roket dan granat di Masjid Mudzaffar Syah kampung Krue Se (Krisek/Grisek) yang bersejarah di Pattani yang didirikan sejak abad ke-17.
26 Agustus 2004M
Dibentuknya satuan anti-teror Datasemen Khusus 88 (Densus 88), yang menjadi ujung tombak terdepan NKRI dalam melawan aksi teror para mujahidin di Indonesia. Satuan ini diresmikan oleh Kepala Kepolisian Daerah Metro Jaya Inspektur Jenderal Firman Gani. Detasemen 88 yang awalnya beranggotakan 75 orang ini dipimpin oleh Ajun Komisaris Besar Polisi Tito Karnavian yang pernah mendapat pelatihan di beberapa negara. Tahun 2011 jumlah personil Densus 88 adalah 337 orang. Pasukan khusus ini dibiayai oleh pemerintah Amerika Serikat melalui bagian Jasa Keamanan Diplomatik (Diplomatic Security Service) Departemen Luar Negeri AS dan dilatih langsung oleh instruktur dari CIA, FBI, dan U.S. Secret Service. Kebanyakan staf pengajarnya adalah bekas anggota pasukan khusus AS. Penanggulangan teror para mujahidin di Indonesia yang digardai oleh Densus 88 ini, juga berhasil merekrut para mantan mujahidin untuk menjadi intel bahkan menjadi boneka.
9 September 2004M
Bom Kedubes Australia di Kuningan, Jakarta. Ledakan besar terjadi di depan Kedutaan Besar Australia, bom tersebut menyisakan lubang sebesar 3 meter. Sebuah bom mobil meledak di depan Kedutaan Besar Australia pada pukul 10.30 WIB di kawasan Kuningan, Jakarta, 11 orang tewas dan ratusan (lebih dari 160) lainnya luka-luka. Ledakan juga mengakibatkan kerusakan beberapa gedung di sekitarnya seperti Menara Plaza 89, Menara Grasia, dan Gedung BNI. Di antara korban yang tewas adalah satpam-satpam Kedubes, pemohon visa, staf Kedubes serta warga yang berada di sekitar tempat kejadian saat bom tersebut meledak. Tidak ada warga Australia yang meninggal dalam kejadian ini. Beberapa bangunan-bangunan di sekitar tempat kejadian juga mengalami kerusakan.

Pengeboman itu dilakukan oleh seorang pengebom bunuh diri bernama Heri Kurniawan alias Heri Golun dengan menggunakan van mini jenis Daihatsu bewarna hijau. Heri berhasil diidentifikasi melalui tes DNA. Pada 5 November 2004, polisi menangkap empat orang yang dianggap sebagai pelaku dalam peristiwa ini, yaitu Rois, Ahmad Hasan, Apuy, dan Sogir alias Abdul Fatah di Kampung Kaum, Leuwiliang, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Pada 13 September 2005, Rois dijatuhi vonis hukuman mati oleh Pengadilan Negeri Jakarta Selatan. Sehari kemudian, tersangka lainnya, Hasan, juga dijatuhi vonis hukuman mati.
17 Oktober 2004M
Abu Mush'ab Az-Zarqowi memberikan bay'at kepada Syaikh Usama bin Ladin dan bergabung ke dalam jaringan Al-Qaeda. Jama'ah at-Tawhid wal-Jihad berubah menjadi Tanzhim Qoidat al-Jihad fi Bilad al-Rafidayn (تنظيم قاعدة الجهاد في بلاد الرافدين‎).
25 Oktober 2004M
Demonstrasi Tak Bai di Pattani yang berakhir Pembantaian di bulan Romadhon. Enam anggota unit pertahanan sipil yang dianggkat oleh pemerintah Thailand untuk menjaga desa ditangkap berdasarkan ketentuan darurat militer, dituduh memberikan senjata mereka kepada militan Pattani. Beberapa ribu orang kemudian datang ke kantor polisi di Tak Bai, Narathiwat. Mereka datang untuk memprotes, dan berkumpul untuk doa bersama untuk perdamaian atau pidato politik. Namun pasukan keamanan menembak ke kerumunan, menewaskan 7 orang. Tidak dapat menemukan pemimpin kelompok, polisi dan pasukan militer menangkap lebih dari 1.300 orang, memaksa mereka untuk merangkak dengan tangan terikat di belakang punggung, memukul dengan senapan, dan kemudian disusun dalam beberapa lapisan dalam truk untuk dibawa ke kamp militer sejauh 90-mil di Pattani Inkayut. Ketika truk pertama tiba telah ditemukan bahwa satu orang telah meninggal dalam perjalanan. Tidak ada tindakan yang diambil untuk segera membongkar atau bahkan menginformasikan orang-orang yang bertanggung jawab atas kendaraan lain, beberapa di antaranya tidak datang sampai berjam-jam kemudian. Pada saat semua truk diturunkan, 78 orang tewas karena sesak napas atau patah tulang sampai mati. Pada akhirnya, sebagian besar korban dibebaskan, 58 didakwa dengan perusakan harta milik negara dan kepemilikan senjata.
12 Desember 2004M
Ledakan bom di Gereja Immanuel, Palu, Sulawesi Tengah.
26 Desember 2004M
Lebih dari 220 ribu jiwa di ujung utara pulau Sumatra, Indonesia, dinyatakan hilang atau meninggal setelah Aceh dan sekitarnya disapu oleh badai tsunami raksasa pada malam Natal 2004. Negara-negara di dunia menyalurkan bantuannya ke negeri yang dilanda konflik selama puluhan tahun tersebut, mengakhiri isolasi Aceh Darussalam dari dunia internasional. Rekonstruksi terus dilakukan hingga bertahun-tahun lamanya. Bencana ini juga secara tidak langsung mengakhiri operasi militer Republik Indonesia di Aceh.
Koran The New York Times telah melakukan investigasi berbulan-bulan untuk menyelidiki keterkaitan antara TNI-Polri dengan Freeport. Koran tersebut berhasil mendapatkan laporan perusahaan Freeport yang menunjukkan, pada 1998-2004 perusahaan tambang emas dan tembaga menghabiskan dana sedikitnya US$ 20 juta atau sekitar Rp 200 miliar untuk personel TNI dan Kepolisian RI.

Para penerimanya mulai jenderal hingga kapten. Berdasarkan laporan itu, para komandan mendapat uang puluhan ribu dolar. Bahkan ada yang disebut mendapat US$ 150 ribu (Rp 1,5 miliar). Sejumlah pejabat kepolisian dan militer termasuk mantan Danjen Kopassus, Letjen TNI (Purn) Prabowo Subianto, disebut-sebut sebagai pihak yang menerima keuntungan dari kerja sama militer, kepolisian dengan Freeport. Hal ini juga diakui oleh Kapuspen TNI Mayor Jenderal Sjafrie Sjamsoeddin yang mengatakan bahwa TNI pada dasarnya menerima semua bantuan militer. Bantuan militer itu akan diterima, dengan syarat dapat meningkatkan profesionalisme prajurit dan tidak bersifat mengikat.
2005M
Sejumlah pemuda mendirikan HASMI (Himpunan Ahlu-Sunnah untuk Masyarakat Islami), sebuah harokah kebangkitan Islam. HASMI adalah organisasi dakwah Islam Ahlu-Sunnah wal-Jama'ah yang berlandaskan Al-Qur'an, Al-Hadits, dan Ijma, serta bermazhab Syafi'i. Didirikan pada tahun 2005 yang berpusat di kota Bogor.
Ustadz Abu Sulayman Aman Abdurrahman ditahan karena keterlibatan Bom yang meledak di rumah kontrakan beliau di Cimanggis Depok pada 2004, dengan masa tahanan 7 tahun. Selama di dalam tahanan, beliau sangat aktif menerjemahkan kitab-kitab Tawhid dan Jihad dari para ulama dan mujahidin.
21 Maret 2005M
Dua Bom meledak di Ambon.
30 April 2005M
Merebak di media-media internasional pemberitaan mengenai tahanan teroris Kamp Guantanamo yang disiksa, dilecehkan, dan dipaksa untuk melihat Al-Qur'an yang disobek-sobek lalu sobekannya dibuang ke toilet. Para tahanan itu adalah Fawzi al-Odah (27), Fouad al-Rabiah (45), dan Khalid al-Mutairi (29).
28 Mei 2005M
Bom Tentena, peristiwa ledakan bom di Pasar Tentena pada 28 Mei 2005 sekitar pukul 08:15. Ledakan ini menewaskan sekitar 22 orang dan melukai 50 orang lainnya. Polisi menetapkan 15 tersangka dalam kasus bom tersebut. Dua unit mobil, Toyota Kijang dan Isuzu Panther masing-masing menjadi barang bukti.
8 Juni 2005M
Bom Pamulang, Tangerang. Bom meledak di halaman rumah Ahli Dewan Pemutus Kebijakan Majelis Mujahidin Indonesia Abu Jibril alias M Iqbal di Pamulang Barat. Tidak ada korban jiwa.
Juli 2005M
Sampai pada bulan Juli 2005, lubang penambangan emas Grasberg yang dilakukan oleh Freeport telah mencapai diameter 2,4 kilometer pada daerah seluas 499 ha dengan kedalaman 800m. Diperkirakan terdapat 18 juta ton cadangan tembaga, dan 1.430 ton cadangan emas yang tersisa hingga rencana penutupan tambang pada 2041.
15 Agustus 2005M
Nota Kesepahaman antara Pemerintah Republik Indonesia dan Gerakan Aceh Merdeka di Helsinki, Finlandia untuk menyelesaikan pertikaian antara kedua belah pihak di Aceh. Dimulainya pembicaraan mengenai Otonomi Khusus di Aceh.
30 September 2005M
Sebuah media di Denmark, Jyllands-Posten, mempublikasikan gambar kartun Nabi dengan berbagai pelecehan. Gambar ini membangkitkan kemarahan ummat Islam di seluruh dunia dengan berbagai bentuk protes.
1 Oktober 2005M
Bom kembali meledak di Bali, terjadi tiga pengeboman, satu di Kuta dan dua di Jimbaran dengan sedikitnya 23 orang tewas dan 196 lainnya luka-luka. Ledakan terjadi di R.AJA's Bar dan Restaurant, Kuta Square, daerah Pantai Kuta dan di Nyoman Café Jimbaran. Panglima TNI, Endriartono Soetarto, mensinyalir pelaku teror dari kelompok beridentitas Islam. Komisioner Polisi Federal Australia Mick Keelty mengatakan bahwa jenis bom yang digunakan tampaknya berbeda dari ledakan Bom Bali sebelumnya yang terlihat kebanyakan korban meninggal dan terluka diakibatkan oleh "serpihan tajam" (shrapnel), dan bukan ledakan kimia. Media massa pun semakin leluasa mengaitkan tragedi Bom Bali II dengan peristiwa sebelumnya, khususnya dengan nama Dr Azahari dan Noordin M Top, hingga konspirasi tentang "penyusupan intelijen asing". Pelaku pengeboman: Muhammad Salik Firdaus, dari Cikijing, Majalengka, Jawa Barat - pelaku peledakan di Kafé Nyoman; Misno alias Wisnu (30), dari Desa Ujungmanik, Kecamatan Kawunganten, Cilacap, Jawa Tengah - pelaku peledakan di Kafé Menega; Ayib Hidayat (25), dari Kampung Pamarikan, Ciamis, Jawa Barat berhasil diidentifikasi sebagai pelaku peledakan di Restoran R.AJA’s.
9 November 2005M
Detasemen 88 Mabes Polri menyerbu kediaman buronan teroris Dr. Azahari di Kota Batu, Jawa Timur yang menyebabkan syahidnya Dr. Azahari dalam melawan Densus 88 dengan rompi peledaknya. Harian The Star di Malaysia menyebut bahwa Azahari selalu mengenakan bom di seluruh tubuhnya sebagai persiapan jika akan tertangkap. Namun menurut versi Polri, Azahari mati ditembak anggota kepolisian, bukan meledakkan diri.
31 Desember 2005M
Bom Pasar Palu, ledakan bom di Pasar Babi di kawasan Maesa, Kelurahan Lolu Utara, Palu, Sulawesi Tengah. Ledakan terjadi pada pukul 07.05 Wita dan memporak-porandakan kios yang ada di pasar daging tersebut. Menewaskan 8 orang dan melukai sedikitnya 45 orang.
2006M
Awal berdirinya Harokah al-Syabab al-Mujahidin (حركة الشباب المجاهدين) yang artinya Gerakan Pemuda Mujahid, di Somalia dan Yaman. Mujahidin milisi Al-Syabab adalah yang pertama kali menggunakan roya dengan stempel kenabian yang didasari pada perkataan Imam Abu Hanifah rohimahulloh dalam kitab Al-Malahim dan Tafsir Ibnu Katsir.

Imam Abu Hanifah pernah ditanya oleh muridnya: Wahai Imam, bagaimana kita mengenali Pasukan Panji Hitam yang akan menjadi bala tentara Khalifah AKHIR ZAMAN? ... Bukankah pasukan Bani Abbasiyah Sekarang Juga Berpanji Hitam?

Imam Abu Hanifah Menjawab:

Panji hitam yang menjadi pasukan Imam Mahdi TIDAK SAMA dengan panji hitam pasukan Bani Abbasiyah. Di bendera itu ada cap stempelnya Rosulullah yang membedakan mereka dengan yang lainnya. Perjuangan pasukan itu tidak semudah perjuangan pasukan Bani Abbasiyah dalam membangun kekhalifahannya. Mereka muncul di puncaknya "Fitnah Dhuhaima". Kemunculan mereka akan memisahkan ummat ini menjadi dua bagian. Bagian yang satu adalah bagian keimanan yang tidak bercampur dengan kemunafikan. Bagian yang kedua adalah bagian kemunafikan yang tidak bercampur dengan keimanan. Mereka sangat keras terhadap orang-orang kafir dan munafiq, namun mereka sangat berlemah lembut pada orang-orang mukmin.

Murid itu bertanya kembali pada beliau [Imam Hanafi]: Kenapa mereka tak mau berbelas kasih? Bukankah bagi orang-orang kafir itu juga ada tawanan dan pengampunan?

Imam Abu Hanifah Menjawab: Iya ada, tapi waktu itu sudah TAK BERLAKU. Karena kaum kafir sudah sangat melampaui batas kepada kita.

{ Diangkat dari Kitab Al-Malahim karangan Imam Abu Dawud dan Kitab Tafsir Ibnu Katsir dalam bab Al-Fitan }
15 Januari 2006M
Tandzim Al-Qaidah Irak bersama dengan Jaisy ath-Thaifah al-Manshurah, Saraya Anshar Tauhid, Saraya Jihad Islam, Saraya al-Ghuraba, Kataib al-Ahwal, dan Jaisy Ahlus Sunnah wal Jamaah, membentuk sebuah wadah perjuangan bersama sebagai upaya penyatuan barisan Mujahidin, agar perjuangan dan perlawanan mereka semakin terarah dan pertolongan Allah tercurah kepada mereka. Maka tersebutlah sebuah nama, Majlis Syura Mujahidin / Mujahideen Shura Council (مجلس شورى المجاهدين في العراق‎‎) IRAK. Semua jamaah tersebut melebur ke dalamnya dan menghilangkan nama asalnya. Ditunjuk sebagai pimpinan adalah Syaikh Abu Mush’ab az-Zarqawi rahimahullah. Beliau syahid pada bulan Juni di tahun yang sama, kemudian digantikan posisinya oleh Syaikh Abu Hamzah al-Muhajir.
Juli 2006M
Menurut sumber MMI terungkap penyusupan intelijen asing yang berasal dari NTT yang ditugaskan melacak mata rantai MMI dengan Al-Qaeda.
22 September 2006M
Kasus Tibo adalah sebuah kasus mengenai penyelesaian Kerusuhan Poso. Tibo sendiri merupakan salah satu terdakwa dari tiga terdakwa. Tiga orang terdakwa dalam kasus ini adalah Fabianus Tibo, Dominggus da Silva, dan Marinus Riwu. Mereka ditangkap pada Juli dan Agustus 2000. Dan dijatuhi vonis mati pada April 2001 di Pengadilan Negeri Palu, dan ditegaskan kembali dengan Pengadilan Tinggi Sulawesi Tenggara pada 17 Mei 2001. Pengadilan memutuskan bahwa mereka bersalah atas tuduhan pembunuhan, penganiayaan, dan perusakan di tiga desa di Poso, yakni Desa Sintuwu Lemba, Kayamaya, dan Maengko Baru.

Kasus vonis mati mereka menimbulkan banyak kontroversi sehingga menyebabkan rencana vonis mati mereka tertunda beberapa kali. Ketiganya dieksekusi mati pada dinihari 22 September 2006 di Palu.

Seruan dari dunia internasional

Sebelumnya Pemerintah Indonesia juga menerima keberatan maupun seruan anti-hukuman mati dari dunia internasional, termasuk dari Tahta Suci Vatikan serta sejumlah negara Eropa, terkait dengan rencana pelaksanaan hukuman mati. Menteri Luar Negeri Hassan Wirajuda mengaku menerima keberatan-keberatan, seruan-seruan, tidak hanya dari pemerintah atau Tahta Suci atau organisasi internasional, tapi juga pribadi-pribadi. Surat-surat yang ditulis dalam bahasa Inggris itu umumnya berasal dari LSM, organisasi keagamaan dan pemerintah, serta perorangan dari negara-negara di Eropa dan AS.
4 September 2006M
Sekitar 4000 warga muslim Poso mengadakan protes penuntutan pelaksanaan hukuman mati Tibo cs dilaksanakan dengan segera. Demo ini menyebabkan sekolah, pasar, dan pusat bisnis lainnya tutup. Disinyalir kerusuhan Poso dibekingi oleh gerakan Anti Islam Internasional.
10 - 11 Oktober 2006M
Bom meledak di sebuah pasar yang mayoritas Kristen di kota Tacurong, Sultan Kudarat, menewaskan 2 orang dan melukai 4 orang. Di hari yang sama, bom meledak di alun-alun kota Makilala, Cotabato Utara, pada sebuah stan minuman keras saat karnaval perayaan berdirinya Makilala, 6 orang tewas dan 42 lainnya luka-luka. Dihari berikutnya bom kembali meledak dekat sebuah bank dan mall di Cotabato tanpa ada korban jiwa. Seluruh bom meledak dengan triger yang terhubung dengan ponsel, pakar bom dari angkatan bersenjata Filipina mengatakan terdapat 12 miscall yang terekam sebelum bom meledak. Menurut gubernur Cotabato, Emmanuel Piñol, pelakunya adalah anggota MILF karena kemiripan dengan bom-bom sebelumnya. Sedangkan ada yang berpendapat lain bahwa pelakunya adalah anggota kelompok mujahidin Abu Sayyaf atau dari Jama'ah Islamiyyah, karena ditangkapnya Istiada Binti Oemar Sovie istri dari pemimpin Jama'ah Islamiyyah yaitu Dulmatin.
22 Ramadhan 1427H / 15 Oktober 2006M
Majlis Syura Mujahidin / Mujahideen Shura Council bersama dengan kelompok-kelompok yang berafiliasi kepadanya, serta berbagai kabilah dan suku di Irak seperti Ad-Dulaim, Al-Jabbur, Al-Ubaid, Zuubaa, Qays, Azza, Al-Tay, Al-Janabiyin, Al-Halaliyin, Al-Mushahada, Ad-Dayniya, Bani Zayd, Al-Mujama’, Bani Shammar, Inaza, As-Suwaidah, An-Nu’aim, Khazraj, Bani Al-Him, Al-Buhairat, Bani Hamdan, As-Sa’adun, Al-Ghanim, As-Sa’adiya, Al-Ma’awid, Al-Karabla, As-Salman dan Al-Qubaysat, memproklamirkan berdirinya Daulah Islam Irak (ISI atau Islamic State of Iraq) serta membaiat Syaikh Abu Umar Al-Baghdady sebagai amirnya. ISI mulai menggunakan roya hitam dengan stempel kenabian, dan merupakan embrio atau batu lompatan pertama sebelum ISIS, yang kemudian menjadi Khilafah Dawlah Islamiyah(IS).
2 Januari 2007M
Detasemen 88 terlibat dalam operasi penangkapan 19 dari 29 orang warga Poso yang masuk dalam daftar pencarian orang di Kecamatan Poso Kota. Tembak-menembak antara polisi dan warga pada peristiwa tersebut menewaskan seorang polisi dan sembilan warga sipil.
April 2007M
Islamic State of Iraq mendeklarasikan kabinetnya dengan 10 orang menteri dan dipimpin oleh Abu Umar Al-Baghdadi.
9 Juni 2007M
Yusron Mahmudi alias Abu Dujana, tersangka jaringan teroris kelompok Al Jamaah Al Islamiyah, ditangkap Densus 88 di desa Kebarongan, Kemranjen, Banyumas, Jateng.
10 - 11 Juli 2007M
Pada 10 juni 2007, seorang pendeta Italia bernama Giancarlo Bossi diculik di Payao, Zamboanga Sibugay, dan penculiknya diduga anggota MILF atau kelompok mujahidin Abu Sayyaf. Penculiknya menyebarkan foto bahwa Bossi masih hidup dan dalam keadaan baik. Karena pemerintah Filipina gagal berkomunikasi dengan pihak penculik, maka dikirimkan pasukan bersenjata Filipina yang terkonsentrasi di Zamboanga Sibugay untuk misi penangkapan karena yakin para penculik belum pergi jauh, dan Bossi berhasil diselamatkan.

Menurut MILF, kekuatan marinir bersenjata merangsek masuk ke Tipo-Tipo, Basilan, dan melanggar perjanjian gencatan senjata. Maka terjadilah perlawanan antara MILF dengan marinir Filipina. Selama baku tembak yang terjadi selama seharian itu, korban jiwa dari MILF adalah 20 orang dan yang terluka 7 orang. Lalu pasukan MILF menyisir area baku tembak dan menemukan 11 mayat marinir dalam keadaan terpenggal. Angkatan bersenjata Filipina mengatakan bahwa di pihaknya korban jiwa berjumlah 14 orang, padahal koran setempat memberitakan 23 orang marinir tewas. Dan mengatakan bahwa ada keterlibatan kelompok mujahidin Abu Sayyaf atau lainnya dalam pertempuran itu, padahal tidak ada tanda-tanda kehadiran kelompok yang dimaksud.
12 Agustus 2007M
Diselenggarakannya konferensi Khilafah Internasional di Indonesia, oleh Hizbut Tahrir Indonesia. Peserta yang hadir berjumlah lebih dari 10000. Hizbut Tahrir menyebut bahwa Hizbut Tahrir Indonesia adalah basis Hizbut Tahrir yang paling kuat.
Muslimah Pattani Darussalam
1 - 3 Februari 2008M
Diselenggarakannya mukernas PKS. PKS mengaku siap menerima anggota non-Muslim untuk jadi anggota DPR. Selama ini telah memiliki anggota DPRD yang non-Muslim di beberapa daerah. Wakil Sekjen PKS Fahri Hamzah mengungkapkan, partainya siap menerima anggota non-Muslim untuk dijadikan anggota DPR dari PKS dan hal itu merupakan konsistensi atas keterbukaan parpol tersebut.
16 Juli 2008M
Negosiasi antara pemerintah Filipina dengan Moro Islamic Liberation Front (MILF) di Malaysia untuk memperluas wilayah Autonomous Region of Muslim Mindanao (ARMM) dengan memasukkan 712 pedesaan ke dalam ARMM.
27 Juli 2008M
Ustadz Abu Bakar Ba'asyir mendirikan Jamaah Ansharut Tauhid di Solo, lalu diikuti oleh para muwahid di seluruh Indonesia. Jamaah Ansharut Tauhid (JAT) adalah sebuah organisasi Islam di Indonesia. Organisasi ini merupakan pecahan dari MMI. Organisasi ini terindikasikan sebagai organisasi teroris oleh Amerika Serikat yang diketahui melatar belakangi Bom Bali 2002.
9 - akhir Agustus 2008M
Sekitar 1000 personel Moro Islamic Liberation Force (MILF) menguasai 35 perkampungan di Cotabato Utara. Angkatan bersenjata Filipina mengerahkan sekitar 2500 personel pasukan dengan helikopter dan artileri berat. MILF menuntut agar Cotabato Utara menjadi bagian dari ARMM, lalu terjadi proses negosiasi antara pemerintah Filipina dan MILF. Setelah itu seluruh personel MILF diperintahkan untuk membubarkan diri, semuanya membubarkan diri kecuali pasukan dari kontingen pimpinan Ameril Umbra Kato. Angkatan bersenjata Filipina akhirnya mampu mengusir mereka setelah membombardir dengan artileri berat. Tuntutan MILF tersebut akhirnya gagal karena Kataas-taasang Hukuman ng Pilipinas (Corte Suprema) memutuskan untuk menggagalkannya mempertimbangkan kekhawatiran dari orang-orang Kristen di Cotabato Utara.

Perpecahan pada MILF ini melahirkan kelompok baru yang tidak menyetujui tuntutan baru MILF dan tetap pada tujuan awalnya yaitu kemerdekaan Bangsamoro. Pecahan baru ini membentuk Bangsamoro Islamic Freedom Fighters (BIFF), yang kemudian dipimpin oleh Ismail Abubakar.
September 2008M
Freeport menciutkan target produksi tembaga dan emas tahun 2008 ini lantaran ada gangguan teknis di lokasi penambangan Grasberg, Papua. Awalnya, Freeport mematok produksi tembaga 1,2 miliar pounds dan emas 1,3 juta ounce. Karena gangguan ini, produksi dibuat lebih mini, tembaga 1,1 miliar pounds dan emas 1,1 juta ounc.
9 November 2008M
Amrozi, Imam Samudra dan terpidana Bom Bali lainnya dieksekusi mati di Nusakambangan.

Pemakaman Asy-Syahid Imam Samudra
2009M
Gagasan membentuk Negara Islam menguat kembali pada 2009. Penggagasnya adalah kelompok Lintas Tanzim Aceh. Kelompok ini merupakan aliansi dari berbagai kelompok jihad Indonesia seperti JAT, Kelompok Ring Banten, Mujahidin KOMPAK, Tauhid Wal Jihad, dan lainnya. Penggagas utama Lintas Tanzim Aceh adalah Dulmatin, buronan mujahid nomor wahid di Asia Tenggara. Dulmatin menghubungi sejumlah tokoh untuk mendukung gagasannya. Menurut rencana awal, Aceh akan dijadikan qoidah amanah, atau daerah basis. Setelah itu baru dideklarasikan Negara Islam.
Sampai pada tahun 2008, IJABI (Ikatan Jama'ah Ahlul-bait Indonesia) mengaku telah memiliki anggota sekitar 2,5 juta orang di 84 cabang dan 145 sub-cabang IJABI yang tersebar di 33 provinsi di Indonesia.
Januari 2009M
Terbentuknya Tanzhim Al-Qaeda in the Arabian Peninsula (تنظيم القاعدة في جزيرة العرب‎) yang beroperasi di Jazirah Arab. AQAP menggunakan bendera yang sama dengan Harokah Al-Syabab, berbeda dengan Al-Qaeda yang lainnya.
10 Januari 2009M
Secara resmi, DPD FPI Aceh membuka posko pendaftaran rekruitmen mujahidin untuk dikirim ke Gaza, bertempat di Mushola Nurul Muttaqin, desa Bathoh Banda Aceh dan Pondok Pesantren Darul Mujahidin Lhokseumawe. Dari hasil pendaftaran tersebut berhasil menjaring sebanyak 125 orang mujahidin untuk dilatih dan kemudian bila memenuhi kriteria dan sesuai kemampuan yang dimiliki organisasi akan diberangkatkan ke Gaza.
23-27 Januari 2009M
Pelatihan mujahidin untuk dikirim ke Gaza di pesantren Darul Mujahidin Lhokseumawe. Pelatihan tersebut berlangsung terbuka dan mendapat liputan dari media lokal khususnya. Instruktur dalam pelatihan tersebut adalah seorang yang menawarkan diri untuk menjadi pelatih yaitu Sofyan Tsauri, deserter Polisi yang pernah bertugas di Polda Jabar.
30 Januari 2009M
Pada hari Juma'at, 3 Safar bersamaan 30 Januari 2009, Imam Awang Karim telah ditembak sebanyak empat das iaitu dua das di kepala dan dua das di dada ketika beliau sedang menaiki tangga masjid untuk melaungkan azan solat Juma'at. Penembak telah menembak dari dalam kenderaan tentera dengan hanya menurunkan cermin kenderaannya. Selepas menembak, penembak tersebut telah meluru ke dalam kem tentera Siam. Arwah turut diberi gelaran As-Syahid memandangkan kisah hidup Imam Awang Karim merupakan episod-episod sebuah perjuangan yang tidak pernah gerun dalam menegakkan kebenaran. Imam Awang Karim merupakan pembela masyarakat Pattani yang tidak pernah berputus asa. Arwah begitu gigih dalam menyampaikan kesedaran kepada rakyat Pattani yang sentiasa dalam keadaan tertindas. Kegigihan arwah menyebabkannya tidak disenangi kerajaan Siam. Arwah pernah ditangkap dan dipenjarakan diatas tuduhan-tuduhan palsu. Namun arwah telah dibebaskan setelah berjaya dibuktikan tidak bersalah dalam semua pertuduhan yang didakwa terhadapnya.
15 Februari 2009M
Para peserta pelatihan di Aceh, yang berjumlah lebih kurang 15 orang datang ke Jakarta untuk persiapan berangkat ke Gaza. Sebagian peserta pelatihan di Aceh yang tengah berada di Jakarta, secara individual tanpa diketahui pimpinan rombongan pergi ke Depok menemui mantan pelatih mereka yaitu Sofyan Tsauri.
21 Februari 2009M
Selesai persiapan untuk keberangkatan ke Gaza yang ditunda karena berbagai alasan, salah satunya serangan Israel atas Gaza telah berhenti, para mujahidin diminta untuk pulang terlebih dahulu ke Aceh, menunggu instruksi dan perkembangan situasi di Gaza lebih lanjut. Dari 15 orang mujahidin yang datang ke Jakarta, 5 orang pulang ke Aceh dan 10 orang secara diam-diam, tanpa pemberitahuan ke DPP FPI, pergi ke Depok, rumah tempat tinggal Sofyan Tsauri, mantan pelatih mereka di Aceh. 10 orang tersebut tinggal selama lebih kurang 1 bulan di rumah Sofyan Tsauri dengan biaya yang sepenuhnya ditanggung oleh Sofyan Tsauri, termasuk uang saku dan biaya makan serta kebutuhan lainnya.
Februari-Maret 2009M
Selama kurun waktu akhir Februari hingga akhir Maret 2009, 10 orang mujahidin yang berlatih di Aceh tersebut dilatih dan diindoktrinasi oleh Sofyan Tsauri. Adapun pelatihan yang dilakukan adalah melakukan pelatihan menembak dengan menggunakan peluru tajam (peluru asli) di dalam Markas Komando Brimob Kelapa Dua. Masing-masing peserta pelatihan diberikan sekitar 30 hingga 40 peluru tajam untuk latihan menembak tersebut. Peserta latih juga diberikan uang saku perminggu selama proses pelatihan tersebut.
18 - 19 April 2009M
Abu Yasir Fikri, ketua Pattani United Liberation Organisation yang dalam pengasingan, diundang oleh OIC untuk berbicara mengenai konflik Thailand dengan muslim Pattani.
1 Juni 2009M
Menara (Narathiwat) Pattani Darussalam, 11 orang jemaah yang sedang solat Isya di Masjid Al-Furqan dibunuh secara kejam.
4, 5, 7 Juli 2009M
Sejumlah bom meledak di Mindanao yaitu di kota Datu Piang dan Jolo, lalu di Cotabato dan Iligan. Menewaskan 11 orang dan melukai lebih dari 100 orang. Angkatan bersenjata Filipina mengatakan pengeboman ini adalah ulah Moro Islamic Liberation Front (MILF), kelompok mujahidin Abu Sayyaf, dan kelompok mujahidin Jama'ah Islamiyyah. Bom pertama meledak di Datu Piang, lalu pada pukul 8.50 pagi bom meledak di Cotabato di seberang jalan Katedral katolik Roma menewaskan 5 orang dan melukai lebih dari 55 orang, yang diantaranya 2 korban tewas dan 5 luka-luka adalah anggota militer. Bom berikutnya pada tanggal 7 ledakan berasal dari improvised explosive device (IED) yang ditanam dalam sepeda motor meledak pada pukul 7.55 pagi 100m dari gereja Mount Carmel, 6 orang tewas sekitar 40 orang luka-luka. Lalu 2 atau 3 jam berikutnya meledak lagi bom meledak di Iligan pada sebuah tempat parkir pegadaian dekat "mini-cruiser" tentara, melukai 13 orang yang 3 orang adalah anggota militer.
17 Juli 2009M
Bom Jakarta 2009 (disebut juga Bom Mega Kuningan 2009), ledakan bom di hotel JW Marriott dan Ritz-Carlton di kawasan Mega Kuningan, Jakarta Selatan, sekitar pukul 07:47 sampai 07:57 WIB dengan waktu yang hampir bersamaan. Menewaskan 9 orang korban dan melukai lebih dari 50 orang lainnya, baik warga Indonesia maupun warga asing. Selain dua bom rakitan yang meledak tersebut, sebuah bom serupa yang tidak meledak ditemukan di kamar 1808 Hotel JW Marriott yang ditempati sejak dua hari sebelumnya oleh tamu hotel yang diduga sebagai pelaku pengeboman. Peristiwa ini terjadi sembilan hari sesudah Pemilu Presiden dan Wakil Presiden Indonesia serta dua hari sebelum rencana kedatangan tim sepak bola Manchester United di Hotel Ritz-Carlton yang akan melakukan pertandingan dengan tim Indonesian All Star pada 20 Juli 2009. Sementara itu, tim Indonesian All Star yang sedang menginap di Hotel JW Marriott selamat dari bom. Polri mengumumkan identitas kedua pelaku bom bunuh diri, yaitu Dani Dwi Permana asal Bogor dan Nana Ikhwan Maulana asal Pandeglang. Polisi mengaku mendeteksi ada 11 orang yang diduga terlibat dalam pengeboman tersebut, termasuk Noordin M Top sebagai otak pelaku utama dan Ibrohim sebagai orang dalam di Hotel Ritz-Carlton yang menyelundupkan bom ke dalam hotel.

Setelah ditutup selama 2 minggu dan perenovasian kembali, hotel dibuka kembali pada pukul 19.00 WIB pada hari Jumat, 31 Juli 2009. Upacara pembukaan secara resmi dibuka oleh Duta Besar Amerika Serikat, Cameron Hume. Korban tewas yang dipastikan oleh Polri dan lembaga pemerintah lainnya berjumlah 9 orang, termasuk dua pelaku bom bunuh diri: 2 orang pelaku Dani Dwi Permana dan Nana Ikhwan Maulana, Evert Mokodompis - Chef Banquet JW Marriott, Timothy MacKay (Selandia Baru) - Presiden Direktur Holcim Indonesia, 3 orang Australia Nathan Verithy, Craig Sanger, John Gear Rufer McEvoy, 2 orang Belanda EJC Keaning, Pieter Burer. Manajemen dari Manchester United langsung membatalkan turnya di Jakarta sebagai tindakan preventif demi keamanan.
8 Agustus 2009M
Densus 88 menggerebek sebuah rumah di Jati Asih, Bekasi dan menewaskan 2 tersangka teroris.
7 - 8 Agustus 2009M
Mengepung dan akhirnya menewaskan tersangka teroris Ibrahim alias Baim di Desa Beji daerah Kedu, Temanggung.
10 Agustus 2009M
Investor Daily menulis bahwa 60% atau lebih pendapatan Freeport Internasional berasal dari tambangnya di Papua. Setiap hari hampir 700 ribu ton material dibongkar untuk menghasilkan 225 ribu ton bijih emas. Jumlah ini bisa disamakan dengan 70 ribu truk kapasitas angkut 10 ton berjejer sepanjang Jakarta hingga Surabaya (sepanjang 700 km).
16 September 2009M
Densus 88 menangkap dua tersangka teroris yakni Rahmat Puji Prabowo alias Bejo dan Supono alias Kedu di Pasar Gading, Solo, sekitar lima jam sebelum penangkapan di Kepuhsari, Mojosongo.
17 September 2009M
Pengepungan teroris di Kampung Kepuhsari Kelurahan Mojosongo Kecamatan Jebres Solo oleh Densus 88. Noordin Mohammed Top, Bagus Budi Pranowo alias Urwah, Hadi Susilo, Aryo Sudarso alias Aji, syahid. Sementara isteri Hadi Susilo, Munawaroh, yang berada di dalam rumah akhirnya selamat tapi terkena tembakan di bagian kaki.
Desember 2009M
Sebagian sikap dan pemikiran Gus Dur mendapat apresiasi dari beberapa ulama Syiah Indonesia.

“Gus Dur selalu menganjurkan kebaikan kepada kelompok minoritas, termasuk kita yang berpegang pada madzhab Ahlul Bait, Syiah. Kita merasa dibela Gus Dur dari beberapa kelompok yang akan membubarkan Syiah. Gus Dur juga selalu mengatakan bahwa Syiah itu adalah NU plus imamah dan NU itu adalah Syiah minus imamah. Bahkan beliau orang yang pertama di Indonesia yang bukan Syiah yang menggelar peringatan Asyura di Ciganjur,” kata salah seorang ulama Syiah Indonesia, Hasan Dalil, kepada Rakyat Merdeka Online, beberapa saat lalu (Jumat,1/1).

Namun demikian, kata Hasan Dalil, ada beberapa sikap Gus Dur yang mesti dikritisir termasuk keterlibatan dalam yayasan milik Israel. Menurut Pembina Sekolah Tinggi Agama Islam Madinatul Ilmi ini, masalah Israel adalah masalah hitam putih yang bukan multitafsir.

“Sikap Gus Dur sering multitafsir. Tapi berkaitan dengan Israel harus hitam putih. Israel itu menginjak-injak hak asasi manusia dan menjajah. Tentu hal ini sangat bertentangan dengan konstitusi tertinggi negara kita, Undang-Undang Dasar (UUD) 1945 yang melarang segala bentuk penjajahan. Kita kritik itu,” kata Hasan Dalil.

Namun satu hal yang menarik dari Gus Dur, kata Hasan Dalil, tidak pernah marah dan tersinggung jika dikritik. Hasan Dalil pun punya kesan pribadi dengan Gus Dur.

“Kita ulama Syiah datang pada beliau. Saya sebutkan pada beliau di kalangan atas elit dan intelektual, sudah memahami madzhab Ahlul Bait dan menghormati Ayatullah Imam Khomaini. Namun dikalangan sebagian NU di bawah ada yang masih berlaku keras pada kelompok Syiah. Saya contohkan peristiwa di Bangil. Ternyata Gus Dur langsung menelpon ulama NU Bangil dan memerintahkan untuk menjaga kelompok syiah dan mencegah segala bentuk kekerasan. Ini luar biasa,” kata Hasan Dalil.
24 Desember 2009M
Seorang Imam bernama Manaf @ Mat Romin (44 tahun) telah dibunuh semasa dalam perjalanan ke Masjid Hidayatul Muslimin, Banggol Merbau, Daerah Resak Narathiwat. Setiap pekan beliau jadi imam dan khatib. Meninggalkan seorang isteri benama Ayusah binti Lokman (38 tahun) dan 5 orang anak. Lebih kurang 1 km perjalanan semasa dalam perjalanan dari rumah mertuanya untuk ke masjid menjadi imam jumaat lebih kurang jam 12 tengahari waktu thailand.
Januari 2010M
6 orang dari 10 mujahidin orang yang mengikuti pelatihan di markas Brimob Kelapa Dua Depok, kediaman Sofyan Tsauri, ikut serta dalam pelatihan militer di Jantho Aceh Besar. Pelatihan kali ini juga difasilitasi oleh Sofyan Tsauri.
24 Januari 2010M
Kes tembak guru Qira'at, mangsa tembak iaitu Hj Kosim bin Hj Mat Sum, imam yang juga guru qiraat, ditembak di hadapan rumahnya di Kampung Latoh, daerah Kolam, Wilayah Pattani, semasa hendak menghadiri kenduri arwah seorang bilal yang ditembak 2 hari sebelumnya. Arwah meninggalkan seorang janda yang sarat mengandung dan 5 orang anak kecil. Tok ayah menceritakan kejadian asal kes tembak tersebut. Sebelumnya Tok ayah menceritakan tentang peribadi mangsa kes tembak tersebut yang juga merupakan menantunya seorang yang sangat peramah dan sangat disenangi oleh jiran tentangganya serta peduduk setempat. Mangsa yang lebih dikenali sebagai syeikh kerana bekerja membawa jemaah haji ke mekah baru sahaja 16 hari dirumah setelah pulang dari membawa jemaah haji ke mekah sebelum ditembak. Mangsa yang mempunyai pendidikan agama yang tinggi juga telah dilantik sebagai imam di kampungnya. Disamping itu mangsa juga membuka kelas qira’at di rumahnya kepada anak kampungnya di sana secara percuma. Tok ayah menceritakan kembali kejadian sebelum syeikh ditembak oleh orang yang tidak dikenali, lebih kurang dalam waktu maghrib selepas selesai mengajar qira’at di rumanya, syeikh menyambung membaca Al Quran secara bersendirian. Setelah selesai membaca Al Quran syeikh telah keluar dari rumah kerana mahu menghadiri kenduri arwah jirannya yang lebih kurang setengah kilometer dari rumahnya yang juga mati ditembak dua hari lepas. Arwah merupakan bilal masjid kampungnya. Sebaik sahaja keluar dari pintu rumannya lebih kurang 2 meter syeikh telah ditembak bertubi-tubi secara dekat. Mangsa meninggal di tempat kejadian akibat kecederaan yang parah akibat tusukan peluru yang banyak pada badan mangsa.
Februari 2010M
Pelatihan militer di Jantho Aceh Besar disergap oleh aparat keamanan. Pelatih lain, Enceng Kurnia alias Arham, tewas ditembak di Aceh Besar. Unit khusus anti terorisme Polri, Densus 88, merazia markas JAT di Jakarta dan menuduh para pimpinan kelompok itu menggalang dana untuk membiayai pelatihan militer kelompok teroris di Aceh.
15 Februari 2010M
Menara (Narathiwat), Pattani Darussalam, jam lebih kurang 7.00 pagi waktu thailand, di Kampung Kucing Lepas, M.4, T.Chalem, D.Ra’nge, telah berlaku serangan orang yang tidak dikenali anatara 5-6 orang, menggunakan senjata M16, menebak mati 2 orang kampung (ibu dan anak perempuan) sedang menoreh getah. Ibu tersebut bernama Che’ Max Ha’yae (50 tahun) dan anak perempuannya bernama Bardatee Laboor (25 tahun). Bardatee meninggalkan anak kecil yang menangis berada dipangkuan nenek (73), ibu kepada Che’ Max, berusia 3 tahun dan seorang lagi anak Bardatee berusia 14 bulan. Selepas itu jam lebih kurang 6.00 petang waktu thailand, di Kampung yang sama seorang lelaki bernama Abdullatih Banyok Kasih (35 tahun) sedang menggambil getah beku lalu ditembak mati oleh orang yang tidak dikenali. Sebelum ini suami Bardatee Laboor bernama Zulkifli telah mati ditembak pada 25 Ramadhan 1430 (15 September 2009) dan dibiarkan lemas di dalam sawah padi berhampiran rumahnya. 3 hari selepas kematian suaminya Zulkifli, Baldatee yang sarat mengandung Ilham telah pergi ke balai polis dengan ditemani bapa saudaranya 60 tahun, selaku ketua kampung untuk disoal siasat. Selesai soal siasat dijalankan, Baldatee dan bapa saudaranya yang ingin pulang ke rumah dengan kereta, telah ditembak oleh tentera hitam dan membawa kepada kematian bapa saudara Baldatee. Manakala Baldatee sempat menyelamatkan diri dengan berlindung di dalam bendang.

Kampung Kucing Lepas merupakan salah satu kampung yang diletakkan di dalam zon merah oleh pihak tentera Selatan Thailand. Kampung ini berada dalam mukim Chelung, Daerah Ranget, Narathiwat. Mempunyai penduduk yang majoritinya berkerja sebagai pesawah dan penoreh getah. Penduduk disini adalah 100 peratus beragama Islam dan berbangsa Melayu Pattani Muslim. Sepanjang perjalanan dari Yala ke Kampung Kucing Lepas terdapat banyak pos kawalan yang didirikan oleh tentera untuk Rintangan Berduri dipasang di atas jalan raya, dan setiap kenderaan yang melalui kawalan tersebut harus memperlahankan kenderaan dan berkemungkinan ditahan untuk disoal oleh tentera. Setiap satu kilometer terdapat halangan berduri dipasang dan terdapat tentera berpakaian hijau yang berkawal di situ. Untuk sampai ke Kampung Kucing Lepas, perlu ada orang perantara dari kampung itu sendiri sebagai pemudah cara untuk mudah diterima oleh penduduk kampung. Hal ini adalah kerana sikap berjaga-jaga mereka supaya tidak berkomunikasi dengan individu-individu yang menjadi tali barut kepada pihak kerajaan. Sekiranya terdapat orang luar yang datang ke Kampung Kucing Lepas tanpa ada wakil tempatan yang menemani, kedatangan mereka itu tidak akan diterima dan penduduk kampung akan bersikap mendiamkan diri.

Hampir setiap malam penduduk Kampung Kucing Lepas akan diganggu dengan kedatangan tentera ke rumah penduduk dengan jumlah yang ramai untuk menakut-nakutkan. Rumah penduduk kampung diceroboh tidak mengenal masa. Selain itu, Kampung Kucing Lepas dituduh antara kawasan melatih pengganas (teroris) untuk tujuan keganasan di 3 wilayah. Bahawa setiap kali ada kes pengeboman dan pembunuhan tentera-tentera, kampung ini pasti menjadi sasaran oleh pihak tentera. Hal ini mengakibatkan kampung ini terputus hubungan luar dan tidak ada orang luar yang berani masuk. Walaupun hakikatnya tuduhan itu tidak berasas. Pernah juga berlaku peristiwa dimana seorang remaja kampung ini dibelasah oleh pihak tentera akibat tidak boleh berbahasa Thailand (Siam) dan hanya fasih menggunakan dialek melayu Pattani. Remaja yang tidak pernah mendapatkan pendidikan formal itu turut diugut jika tidak mahu menggunakan bahawa Siam.
Maret 2010M
Ustadz Abu Sulayman Aman Abdurrahman ditahan karena keterlibatan dengan mendanai pelatihan jihad di Aceh, dengan vonis masa penahanan selama 9 tahun.
1 Maret 2010M
Penangkapan puluhan orang secara terpisah karena terlibat pelatihan militer di Jalin Jantho, Aceh Besar.
18 Maret 2010M
FPI membatalkan pemberangkatan mujahidin yang akan dikirim ke Gaza.
Maret/April 2010M
Pembunuhan Polisi di Purworejo dan Kebumen yang dilakukan oleh kelompok Cibiru pimpinan Yuli Harsono.
22 April 2010M
Kejadian letupan bom di sebuah balai polis Pattani. Serangan bom yang dipasang pada sebuah kereta meletup di hadapan balai polis Pattani. Ia kemudian disusuli kejadian dua penunggang motosikal, melontar bom tangan jenis M67 ke arah pasukan polis yang baru sahaja selesai berhimpun menyanyikan lagu kebangsaan Thailand di sebuah Balai Polis di wilayah Pattani. Menyebabkan seorang anggota polis terbunuh dan 60 orang awam lain cedera. Menurut polis, seorang terbunuh ketika dalam perjalanan ke Hospital namanya Sompong Khongdam 52, dan 3 orang lagi cedera parah ialah Polis wanita Kumanthana Benchamana’ mengalami cedera parah lalu dipindah ke Hospital Hadyai, Polis wanita Chapaphon Pongnutak, kerana bom yang dilempar itu jatuh berhampiran dengan mereka. Berikutan kejadian itu, seorang terbunuh manakala 43 orang yang lain cedera. Katanya lagi, beberapa minit kemudian, sebutir bom lain seberat 20 kilogram yang disembunyi di dalam sebuah kereta terletak sejauh 50 meter dari Balai Polis tersebut meletup sekali gus mencederakan 17 orang dan merosakkan 10 kenderaan lain.
Mei 2010M
Pelatihan Militer di Jantho Aceh Besar dihubungkan dengan penggerebekan kelompok Dulmatin di Pamulang, dan diekspos oleh kepolisian dan media massa sebagai pelatihan untuk persiapan kegiatan terorisme.
16 Mei 2010M
Pada 18 April 2010, Abu Ayyub Al-Masri pemimpin AQI (Al-Qaeda Iraq) dan Abu Umar Al-Baghdadi amir ISI (Islamic State of Iraq), syahid dalam serangan yang dilancarkan oleh operasi gabungan militer Amerika-Iraq. Pada 16 Mei diumumkan pengangkatan Abu Bakar Al-Baghdadi sebagai amir ISI. Abu Bakar Al-Baghdadi bernama asli Ibrohim Awwad yang berasal dari keluarga Al-Badri, Beliau adalah Quraisy keturunan Rosululoh dari jalur Husain.
19 Mei 2010M
Pertempuran di Kampung Slow. Seramai 300 orang askar Siam telah bertempur dengan 6 orang kampung selama 7 jam bermula dari 11 pagi hingga 6 petang. Dua orang kampung telah meninggal iaitu Ibrahim Semae (26 tahun) dan Abdi Jeeyerae (umur 28 tahun). Arwah Ibrahim Semae meninggalkan seorang isteri iaitu Rohimah Semae (23 tahun) manakala arwah Abdi Jeeyerae meninggalkan seorang isteri iaitu Sakiroh Sixutae (31 tahun) dan seorang anak Mustakin Jeeyerae (4 tahun).
6 Juni 2010M
Yala, Pattani Darussalam, seorang ustaz ditembak mati oleh orang yang tidak dikenali pada petang. Arwah bernama Daramae Da’kek, 51 tahun merupakan seorang guru di Ma’had Al Falah Al Islami, juga bekas guru Ma’had Bi’that Ad-Diniyah Yala. Kejadian berlaku pada pukul 4 petang ketika arwah sedang menaiki motor di jalan raya di antara Kg Talingshan dan Kg Lingek, Mukim Bannangsata, Daerah Bannangsata, Yala. Menurut saksi, terdapat sebuah kereta yang melalui jalan tersebut lalu menembak arwah. Orang kampung yang turut melalui jalan tersebut telah membawa arwah ke Hospital Bannangsata. Arwah yang mengalami pendarahan serius akibat tembakan di bahagian leher kemudiaannya telah dirujuk ke Hospital Jala. Arwah meninggal dunia semasa pembedahan berlansung dan jenazah beliau telah dibawa pulang untuk dikebumikan. Menurut isteri arwah, suaminya ditembak sewaktu dalam perjalanan balik daripada menziarahi anaknya yang sedang belajar di Ma'had Tarbiyatulwatan Melayu Bangkok, Daerah Meang Jala. Arwah meninggalkan seorang isteri dan 7 orang anak di kediaman mereka.
16 Juni 2010M
Ustadz Abu Bakar Ba'asyir ditangkap pemerintah NKRI karena terkait kasus terorisme dan pelatihan militer di Gunung Janto Aceh.
JAT juga dicurigai terlibat dalam berbagai kejahatan antara lain perampokan bank untuk mendanai kegiatan mereka, termasuk serangan bom bunuh diri di sebuah gereja di Solo, Jawa Tengah tahun lalu dan sebuah masjid di Cirebon, Jawa Barat.
19 Juni 2010M
Letupan bom di Masjid Kampung Ta'bin Mukim 1 Saiburi. Kejadian ini menyebabkan dua orang kanak-kanak dan seorang lelaki cedera parah. Menurut saksi, kejadian berlaku selepas solat Isya apabila dua orang lelaki telah lalu di hadapan masjid dan melontarkan bom tersebut. Dua orang lelaki tersebut berseluar pendek dan tidak dikenali oleh orang kampung.
Juli 2010M
Seorang Pastur Kristen, Terry Jones, di Florida Amerika Serikat, berencana akan membakar 200 Kitab Al-Qur'an pada perayaan 11 September. Rencana itu mendapat protes dari segenap ummat Islam di penjuru Bumi, yang akhirnya Terry Jones membatalkan rencana tersebut. Tetapi pada 20 Maret 2011, Terry Jones membakar kitab Al-Qur'an secara diam-dam di gerejanya. Akibatnya terjadi kerusuhan di Afghanistan yang menewaskan 30 orang dan 150 luka-luka, dan aksi protes juga kembali merebak oleh ummat Islam seluruh dunia.
September 2010M
Penyerangan Polsek Hamparan Perak, Medan, oleh kelompok Toni Togar.
23 September 2010M
Mohagher Iqbal, juru bicara MILF, mengatakan bahwa MILF mengubah tuntutannya yang semula adalah kemerdekaan penuh dan pendirian negara Islam Bangsamoro, menjadi pemerintahan otonomi yang kekuatan keamanannya tidak melebihi pertahanan nasional Filipina, tidak memiliki hubungan luar negeri, tidak memiliki mata uang sendiri, dan tidak memiliki sistem pengalamatan daerah sendiri. Iqbal menambahkan bukannya tidak memiliki kekuatan bersenjata, tetapi hanya memiliki kekuatan untuk keamanan internal.
Sekolah di Pattani Darussalam
Maret 2011M
Menurut Congressional report Amerika Serikat, sejak tahun 2001 hingga 2011 Amerika telah menggelontorkan dana sebesar US$1,2 triliun untuk membiayai "War On Terror" secara global. Tetapi menurut Watson Institute, Amerika Serikat telah menggelontorkan dana jauh lebih besar lagi, yaitu US$2,6 triliun - US$3 triliun.
15 April 2011M
Bom Cirebon, ledakan bom bunuh diri di masjid yang berada di Markas Kepolisian Resor Kota (Mapolresta) Cirebon yang terjadi pada pukul 12.15 WIB. Peristiwa ini mengakibatkan 25 orang terluka termasuk Kapolresta Cirebon. Bom meledak ketika shalat Jumat akan dimulai yang terdengar hingga radius 2 kilometer.
22 April 2011M
Bom gagal di Gading Serpong, rencana ledakan bom yang gagal dilakukan di jalur pipa gas sekitar Gereja Christ Cathedral Serpong, Tangerang Selatan, Banten yang direncanakan terjadi pada 22 April 2011 pukul 09.00 WIB, namun berhasil digagalkan pihak kepolisian. Menurut keterangan kepolisian, perencana pengeboman bermaksud akan menyiarkan film pasca ledakan bom tersebut. Tersangka perencana pengeboman ini berjumlah 19 orang berhasil ditangkap di tempat terpisah oleh pihak kepolisian. Paket bom tersebut ditemukan di dekat gereja Christ Catherdral, tepatnya dekat jalur pipa gas. Jumlahnya sembilan buah dengan berat masing-masing antara 10-15 kilogram.
20 Mei 2011M
Bersama Dewan Masjid Indonesia (DMI), IJABI (Ikatan Jama'ah Ahlul-bait Indonesia) memprakarsai pendirian Majelis Sunni-Syi’ah Indonesia (MUHSIN) pada tanggal 20 Mei dan tanggal 17 Juli 2011 di Bandung. MUHSIN dimaksudkan sebagai forum dialog antara Sunni dan Syi’ah, juga sebagai wadah bersama untuk menggalakkan kegiatan-kegiatan sosial bersama antara komunitas Sunni dan Syi’ah. Ke dalam MUHSIN itu, juga bergabung organisasi-organisasi non-Syi’ah, seperti PMII Cabang Kabupaten Bandung, Forum Pasca Sarjana Universitas Islam Negeri (UIN) Bandung, Forum Studi UIN Bandung, Forum Kajian Damar Institut, Muslimat NU Jawa Barat, dan Forum Gus Dur Bandung. Bahkan, yang ditunjuk sebagai Pimpinan Pengurus MUHSIN Pusat yang pertama adalah Ketua Departemen Pemuda dan Remaja DMI Pusat, H. Daud Poliradja.
25 Mei 2011M
Tiga polisi yang berjaga di depan Bank BCA Palu, Jalan Emy Saelan, Palu Selatan, Kota Palu, diserang oleh anggota JAT Poso. Akibat penembakan itu, dua polisi yakni Bripda Irbar dan Bripda Yudisthira tewas. Mereka kena tembak di kepala dan dada. Sedangkan Bripda Dedy Anwar luka tembak di kaki. Para korban lalu dibawa ke RS Bhayangkara.
25 September 2011M
Ledakan bom bunuh diri di GBIS Kepunton, Solo, Jawa Tengah yang terjadi pada pukul 10.55 WIB. Peristiwa ini mengakibatkan 28 orang terluka dan seorang tewas yang diidentifikasi sebagai pelaku bom bunuh diri yang diidentifikasi sebagai Ahmad Yosefa Hayat alias Ahmad Abu Daud. Bom meledak ketika kebaktian di Gereja Bethel Injil Sepenuh Kepunton selesai dan jemaat keluar dari gereja. Bom ini dibawa pelaku dalam jaket yang dikenakan dan diledakan dengan menggunakan saklar yang diketemukan di tempat kejadian. Ledakan ini dapat didengar dalam radius 500 meter dari tempat kejadian.
1 Muharram 1433H / 22 November 2011M

TADZKIROH

Ustadz Abu Bakar Ba'asyir dan Jama'ah Anshor Tawhid merilis surat terbuka yang berisi da'wah dan peringatan yang ditujukan kepada para penguasa pemerintahan Indonesia beserta seluruh jajaran aparat dan anshornya, yang keseluruhannya terangkum dalam sebuah buku yang dinamakan dengan "Tadzkiroh, Nasehat & Peringatan Karena Alloh". Buku tersebut berisi 195 halaman, yang memuat beberapa lampiran:

Lampiran Pertama (Halaman.34), “Surat Ulama Kepada Presiden Republik Indonesia”, Oleh Umat Islam Surakarta (UIS).

Lampiran Ke-Dua (Halaman.48), “Fatwa 10 Ulama Besar Saudi Tentang Penguasa Yang Berhukum Dengan Selain Syari’ah Islam”, Oleh: Abu Izzuddin Al Hazimi

Lampiran Ke-Tiga (Halaman.58), “Sebab-Sebab Murtadnya Para Penguasa Muslim Yang Menguasai Negeri-Negeri Kaum Muslimin Hari Ini”, oleh: Lutfi Haidaroh, dkk.

Lampiran Ke-Empat (Halaman.106), Serial Buku Tauhid: “Masihkah Kalian Ragu..!” (Dalil-Dalil Yang Membuktikan Kafirnya N..K.R.I Dan Syiriknya Pancasila), oleh: Abu Sulaiman Aman Abdurrahman.

Lampiran Ke-Lima (Halaman.120), Serial Buku Tauhid: “Rincian Bekerja Di Dinas Pemerintahan Thaghut”, oleh: Abu Sulaiman Aman Abdurrahman.

Lampiran Ke-Enam (Halaman.136), “Pengertian Thaghut Dan Para Pendukung Thaghut” di kutip dari buku terjemahan: Melacak Jejak Thaghut, Oleh: Syaikh. Abdul Qodir bin Abdul Aziz Penerbit: Kafayeh

Lampiran Ke-Tujuh (Halaman.144), “Penguasa Yang Memutuskan Perkara Dengan Selain Hukum Yang Diturunkan Alloh” di kutip dari buku terjemahan: Thaghut Apa & Siapa? Oleh: Syaikh. Abdul Mun’im Musthafa Halimah Penerbit: Kafayeh

Lampiran Ke-Delapan (Halaman.162), “Butir-Butir Perlawanan” oleh: Muntaha Bulqini

Lampiran Ke-Sembilan (Halaman.180), “Memata-Matai Orang Islam” Dikutip Dari Buku Terjemahan: “Jejak Amal-Amal Kemurtadan” oleh: Syaikh. Abdul Mun’im Musthafa Halimah.

Lampiran Ke-Sepuluh (Halaman.186), “Status Amerika Di Hadapan Kaum Muslimin” Dikutip Dari Buku Terjemahan: “Jawaban Seputar Masalah-Masalah Fiqih Jihad” oleh: Asy Syaikh. Ibnu Qudamah An Najdi.

Lampiran Ke-Sebelas (Halaman.192), “Macam-Macam Ulama Dizaman Ini” Oleh : Syaikh Abu Dujanah Ash Shamy

Lampiran Ke-Duabelas (Halaman.196), “Perbedaan Karakter Ulama Robbaniyyiin dan Karakter Ulama Syaitoniyyiin” Oleh : Ust. Abu Bakar Ba’asyir

Da'wah dan peringatan telah disampaikan dengan sangat jelas, ketika mereka menolak maka sudah sangat jelas dan terang-benderang, konsekwensinya bahwa mereka adalah THOGHUT dan para anshornya yang wajib diingkari dan diperangi oleh para hamba-hamba Alloh.
2012M
Mulai inisiasi pendirian kelompok mujahidin Maute yang bernama mujahidin Dawlah Islamiyyah oleh dua bersaudara Abdullah Maute dan Umar Maute, yang mulai aktif melakukan amaliyyah jihad pada 2013.
Februari 2012M
Kemesraan Ismail Haniya dengan Ali Khamenei

Ismail Haniya, pemimpin HAMAS di Gaza yang dibangga-banggakan karena seorang penghafal Qur'an dan kehidupannya yang sederhana, mengunjungi Teheran dan diterima dengan hangat dan mesra oleh pemerintahan Syiah Iran. Bahkan dalam pidatonya, Ismail Haniya mengatakan bahwa Iran (Syiah) adalah pelindung bagi HAMAS. Setelah insiden ini banyak anggota HAMAS yang pelan-pelan mengundurkan diri, tetapi untuk beberapa anggota penting yang keluar maka secara diam-diam dibunuh oleh HAMAS.
Maret 2012M
Publikasi resmi hasil penelitian atas fragmen-fragmen temuan barang antik yang ditemukan di Masjid Agung Shan'a ketika sedang direnovasi di tahun 1972. Dari sekitar 12000 perkamen, ada sebuah palimpsest yang amat penting yang baru ditemukan setelah berabad-abad lamanya. Palimpsest ini setelah diukur dengan radiokarbon, 99% akurat lebih tua sebelum 671M, 95,5% akurat lebih tua sebelum 661M, dan 75% memiliki kemungkinan lebih tua sebelum 646M. Palimpsest itu bertuliskan surat Al-Baqoroh ayat 265-271, dan ada tulisan yang pernah dihapus dulunya pada palimpsest itu tertulis surat Al-Baqoroh ayat 191-196. Perkamen palimpsest ini kemungkinan berasal dari masa Utsman bin Affan رضي الله عنه menjadi kholifah, dan kemungkinan besar adalah skrip dimasa utsmani dari Mushaf Utsmani yang asli.
18 Maret 2012M
Setidaknya satu dari lima pejuang bersenjata JAT syahid terbunuh oleh pasukan anti-teror Indonesia di Bali.
8-28 Juni 2012M
Terjadi kerusuhan di Maungdaw yang penduduknya 80% muslim, yang mengakibatkan muslim Rohingya berjumlah sekitar 90 ribu orang meninggalkan rumah-rumah mereka untuk mengungsi. Diperkirakan minimal 80 muslim terbunuh dan 3000 rumah dibakar.
Romadhon 1433H / Agustus 2012M

TADZKIROH, Buku Ke-2

Ustadz Abu Bakar Ba'asyir dan Jama'ah Anshor Tawhid merilis kembali surat terbuka yang berisi da'wah dan peringatan yang ditujukan kepada Thoghut beserta seluruh jajaran aparat dan anshornya yang masih mengaku muslim, yang keseluruhannya terangkum dalam sebuah buku yang dinamakan dengan "Tadzkiroh, Nasehat & Peringatan Karena Alloh, Buku Ke-2". Buku tersebut berisi 177 halaman, yang memperjelas status pemerintah Indonesia dan para pembuat hukumnya adalah THOGHUT, dan seluruh jajaran aparat dan anshornya adalah kafir walau mereka mengaku sebagai muslim.

Agustus/September 2011M
Sesudah Abu Wardah (Santoso) mengadakan pelatihan asykari/militer di Poso, kelompok Farhan Mujahid menyerang polisi.
29 September 2012M
Sekelompok orang diperkirakan berjumlah lebih dari 25 ribu orang di tengah malam menyerang orang-orang Budha, rumah-rumahnya, dan kuil-kuilnya, di Ramu Apazila distrik Cox Bazar, Bangladesh. Gerombolan ini menghancurkan 12 kuil Budha dan 50 rumah, sebagai aksi balasan dari kasus penghinaan Qur'an pada timeline akun Facebook dengan nama penganut Budha yaitu "Uttam Kumar Barua". Aksi-aksi ini kemudian menyebar ke Ukhia Upazila distrik Cox Bazar dan Patiya Upazila distrik Chittagong dimana kuil-kuil Budha dan kuil-kuil Hindu menjadi target penyerangan. Para pengungsi Rohingya di Bangladesh diduga terlibat dalam aksi-aksi penyerangan ini.
7 Oktober 2012M
Presiden Benigno Aquino menyetujui perjanjian dengan MILF dan mengatakan bahwa ini adalah proses perdamaian final di Mindanao. Wakil ketua MILF, Ghazali Jaafar, mengatakan bahwa mereka merasa sengan dan berterimakasih atas perjanjian ini. Perjanjian ditandatangani pada 15 Oktober. Menurut MILF, perjanjian ini lebih dari sekedar pembagian hasil tambang bumi, tetapi juga otonomi dalam budget, keamanan (polisi), dan penerapan hukum syariat Islam bagi muslim.
14 Oktober 2012M
Santoso (Abu Wardah), atas nama Amir Mujahidin Indonesia Timur (MIT) mengeluarkan surat tantangan kepada Detasemen Khusus (Densus) 88:

"Kami selaku Mujahidin gugus tugas Indonesia Timur menantang Densus 88 Anti-Teror untuk berperang secara terbuka dan jantan! Mari kita berperang secara laki-laki! Jangan kalian cuma berani menembak, menangkapi anggota kami yang tidak bersenjata! Kalau kalian benar-benar Kelompok laki-laki, maka hadapi kami! Jangan kalian menang tampang saja tampil di televisi!"
22 Oktober 2012M
Mujahidin Indonesia Timur yang berada di Poso, Sulawesi Tengah, membom pos polisi dan Poso Kota. Beberapa polisi terluka dan terbunuh.
Akhir Oktober 2012M
Kerusuhan antara umat Budha dengan umat Islam pecah kembali di Myanmar, sedikitnya 80 muslim terbunuh, 4600 rumah dibakar, 22000 orang meninggalkan rumah-rumah mereka untuk mengungsi. Kerusuhan dimulai di Min Bya dan Mrauk U lalu menjalar ke penjuru Rakhine, yang menargetkan tidak hanya Rohingya tetapi juga semua muslim selain Rohingya.
18 November 2012M
Dengan kekuatan bom seberat 100 kg keretapi lokal no.453 Jala - Sungai Golok terbantutnya perjalanan di kawasan Kampung Slow Bukit Jerai, Resak di wilayah Narathiwat, Pattani Darussalam. Kerosakan teruk akibat letupan menyebabkan pihak keretapi pengurusan kerajaan Thailand menghentikan perkhidmatan dari Jala ke Sungai Golok buat sementara waktu, kerja-kerja pemulihan dilakukan. Dalam keadaan itu 2 orang dilaporkan tewas. Seorang tentera tewas di tempat kejadian dan seorang sukarelawan Buddha maut. Tiga puluh dua orang cedera dan 7 orang pegawai keselamatan Thai cedera parah.
Desember 2012M
Mujahidin Indonesia Timur melakukan penyerangan terhadap patrol Brimob di Poso Pesisir.
Januari 2013M
Putra dari Ustadz Abu Bakar Ba'asyir yaitu Abdul Rohim Ba'asyir menjadi ketua JAT, dan dikatakan pernah bekerjasama dengan Al-Qaida di Afghanistan sejak 2002.
Awal 2013M
Pemerintah Thailand mengadakan pembicaraan resmi pertama dengan perwakilan dari salah satu kelompok pemberontak utama di Pattani, Barisan Revolusi Nasional (BRN), namun gagal mencapai kesepakatan dan kekerasan sehari-hari terus berlanjut. Dari pemantauan media online Thailand dan Pattani mulai awal tahun sampai pertengahan Desember saja terjadi berbagai insiden yang mengakibatkan 10 orang tewas dan 20 orang terluka, yang sebagian besar korbannya adalah aparat keamanan. Sedangkan sejak 2004 hingga awal 2013 telah terjadi bentrokan yang mengakibatkan sekitar 5300 orang tewas dan 9000 orang terluka karena penembakan, ledakan bom, serta pemenggalan kepala. Bentrokan-bentrokan ini karena pemerintah Thailand untuk "mengendalikan keamanan" di Thailand Selatan mengandalkan kekuatan 65 ribu orang tentara, paramiliter, dan polisi, serta mempersenjatai 80 ribu relawan kelompok lokal Budha yang telah diberi pelatihan senjata.
30 Januari 2013M
Seorang tentera laut tewas, 2 cedera dalam letupan di daerah Muang, Menara (Narathiwat), Pattani Darussalam. Tentera laut ditugaskan untuk menjaga keselamatan guru-guru sekolah Thai di wilayah ini. Tiga orang tentera laut, Pegawai Waran Suthep Muankammoon, Wasant Kaewsaensam dan Anuchit Jitnin cedera parah akibat letupan itu dan dibawa ke Hospital Ratchanakarin. Pegawai Waran Suthep dilaporkan tewas akibat letupan bom yang dipasang ditepi simpang jalan Khok Bae Nae di Tambon Tayo dalam daerah Mayo. Pihak polis melakukan siasatan dan mereka menyalahkan pihak pejuang Pattani.
1 Februari 2013M
Empat orang tentera Thai cedera parah di Narathiwat diserang pejuang Pattani. Pihak pejuang telah melepaskan tembakan dan kemudiannya meletupkan bom apabila bantuan pihak tentera tiba. Serangan dilakukan terhadap Pasukan Khas 37 yang menggunakan jep untuk mengiringi guru sekolah Thai pulang dari sekolah menuju ke rumah. Guru-guru yang diiringi itu menggunakan kereta, pikup dan motorsikal. Kejadian itu berlaku di daerah Si Sakhon. Pihak penyerang berada di ladang getah telah melepaskan 30 tembakan dengan menggunakan senjata M16 dan Ak-47 terhadap kenderaan tentera. Guru-guru tidak terlibat dalam serangan itu.
13 Februari 2013M
Seramai 50 pejuang Pattani menyerang kem tentera laut Siam (Kerajaan Thai Budha) di Bacok - Menara (Narathiwat) Pattani Darussalam, 16 Pejuang yang dikenali telah gugur sewaktu mengempur. Serangan yang dilancarkan pada jam 1.00 pagi telah dihibu lebih lagi oleh pihak tentera. Setakat ini diberitakan tidak ada tentera laut yang meninggal dunia. Serangan dapat dipatahkan oleh pihak tentera angkara kerana ada pembelot dalam kumpulan itu.

Mat Rasul Chanthawadi Pejuang Pattani Yang Syahid sewaktu mengempur tentera laut Thai, menurut seorang wartawan ialah seorang pemuda yang cukup berani dan dapat melepaskan diri beberapa kali sewaktu dikepong hebat oleh tentera Thai Buddha. Oleh kehebatan itulah keluarganya terpaksa menunggu empat jam sebelum pihak Hospital Narathiwat mengizinkan mayatnya dibawa keluar. Ini kerana Pemerintah Tentera Ke 4 di kawasan itu dan beberapa orang kenamaan ingin melihat bagaimana rupa pemuda yang berusia 31 tahun itu. Pada kaca mata pihak pemerintah Thai, Mat Rasul seorang anak muda garang, mengikuti ajaran agama yang menyeleweng daripada Islam. Sebanyak lebih daripada 10 waran tangkap telah dikeluarkan terhadap beliau. Beliau lepas bebas selama lima tahun. Bagi keluarga dan jiran ketangganya, beliau seorang yang betanggungjawab terhadap isteri dan anak-anak. Beliau mempunyai seorang anak perempuan yang berumur enam tahun dan seorang anak lelaki berumur 17 bulan.

Majlis pengkebumiannya dihadiri oleh ribuan hadirin. Tua dan muda berbaris menyambutnya mayat yang berbungkus putih. Majlis pengkebumian itu tidak putus-putus dengan laungan "Allahu Akbar". Walaupun nama Mat Rasul dan rakan-rakannya tersenarai sebagai orang yang sangat-sangat dikendaki oleh pihak pemerintah boleh bergerak bebas ke sana kemari kerana masyarakat tidak menolak mereka. Pihak berkuasa mendakwa penduduk setempat takut kepada pejuang tetapi mereka berkata pejuang adalah sebahagian daripada masyarakat! Che Mah Che Ni (52) Ibu dari Mat Rasul, berkata kehidupan anak berubah begitu drastik sekali selepas pembunuhan beramai-ramai di Tak Bai tahun 2004 yang memakan korban seramai 86 orang. Dia adalah salah orang mangsa peristiwa itu. Ramai tunjuk perasaan mati kerana sesak nafas. Beliau adalah seorang yang diletak bersusun di dalam truk tentera, kata Che Mah. Dalam peristiwa berdarah Tak Bai, kakitangan kerajaan tidak dihukum. Ini memberi kesan yang mendalam ke atas jiwa dan pemikiran anak muda Melayu Pattani.
20-25 Maret 2013M
Terjadi bentrok kerusuhan antara ummat Budha dan ummat Islam di Meiktila, Mandalay, Myanmar. 40 orang tewas dan 61 orang terluka. Kejadian dilatar belakangi oleh perselisihan di toko emas milik muslim, ketika seorang kustomer perempuan beragama Budha bersama suaminya komplain mengenai jepit rambut keemasan. Dilanjut dengan dihancurkannya toko emas oleh segerombolan orang, dan pada malam harinya seorang biksu Budha ditarik dari sepedanya, diseret, dan dibakar hidup-hidup oleh enam orang pemuda muslim di dekat masjid. Kejadian malam itu meledak dan membesar hingga menjadi kerusuhan yang besar.

Kerusuhan berdarah terjadi ketika segerombolan ummat Budha bersenjata bersama para biksu menyerang dan membakar Mingalar Zayone Islamic Boarding School, menewaskan 32 orang siswa dan 4 orang guru. Pada 25 Maret, kerusuhan komunal menargetkan rumah-rumah muslim dan masjid yang tersebar di Othekone, Tatkone, dan Yamenthin. Terdokumentasi sekitar 9000 warga yang menjadi korban. Kejadian-kejadian tersebut termasuk pembakaran siswa-siswa muslim oleh biksu Budha terekam dalam video yang dipublikasi oleh BBC.
26 Maret 2013M
Dua tentera siam tewas terbunuh dalam pertempuran di Legeh, wilayah Menara tengah malam. Seorang pejuang dilaporankan gugur syahid. Abdulraman dari Kampung Tenga dalam daerah Kalakawe, Menara, Pattani Darussalam.
27 Maret 2013M
Enam orang tentera Siam (Kerajaan Thai) cedera parah dalam letupan bom di Krung Pinang, Jala, Pattani Darussalam. Kenderaan yang dinaiki rosak teruk akibat letupan bom.
April 2013M
Gencatan senjata antara pejuang-pejuang Pattani dengan pemerintah Thailand. Barisan Revolusi Nasional untuk pertama kalinya mengumumkan tuntutan awal, yaitu memperluas peran untuk fasilitator Melayu, masuknya pengamat eksternal, pembebasan tahanan politik, dan hak masyarakat adat Melayu Pattani. Nyaris sembilan bulan, proses perdamaian tentatif ini telah gagal karena keangkuhan pemerintah Thailand, dan gencatan senjata pun gagal dalam beberapa hari setelah diumumkan.
5 April 2013M
Timbalan Gabenor Jala, Issra Thongthawat terbunuh dalam letupan bom di Bannang Sara, Jala, Pattani Darussalam. Kejadian itu berlaku pada pukul 12.40 tengahari Juma'at. Korban telah dikejarkan ke Hospital Jala dan meninggal dunia di situ. Keretanya mengalami kerosakkan yang teruk.
8 April 2013M
Dibubarkannya ISI dan Deklarasi berdirinya ISIS.

Pecah konflik Suriah telah menarik perhatian ISI. Setelah Syahidnya amir Syaikh Abu Umar Al-Baghdady pada tahun 2010 yang kemudian digantikan posisinya oleh Syaikh Abu Bakar Al-Baghdady, tahun 2011 ISI mengutus pasukan untuk membantu kaum Muslimin di Suriah. Dipercayakan sebagai pimpinan ialah Syaikh Abu Muhammad Al-Jaulani di bawah tandzim Jabhat al-Nushrah (JN). Separuh dari baitul mal ISI digelontorkan kepadanya.

JN menjadi magnet bagi kaum Muslimin di seluruh dunia yang ingin berangkat berjihad. Tidak sedikit yang berhijrah dan bergabung di dalamnya. Setelah banyaknya wilayah di Suriah yang berhasil dikuasai, tiga tahun setelah masuknya ke Suriah, yakni pada tahun 2013, Syaikh Al-Baghdady mengumumkan dibubarkannya ISI dan berganti nama menjadi AD-DAULAH Al-ISLAMIYYAH FIL IRAQ WA SYAM (ISIS). Namun sayangnya, dalam hal ini Syaikh Al-Jaulany berbeda pandangan politik dengan Syaikh Al-Baghdady, sehingga beliau melepaskan diri dari baiat dan berbaiat kepada Ayman Al-Zawahiri.

20 April 2013M
Seorang guru wanita (tadika) ditahan oleh pihak pemerintah tentera Siam (Kerajaan Thai) tanpa bukti kukuh. Guru itu bernama Padila Soman ditahan untuk soalsiasat. Srikandi ini ditahan sewaktu mengadakan kem kepada murid-muridnya. Pihak pelajar dan Hak Asasi Manusia menuntut penjelasan sebab penahan Saudari Padila. Mereka telah ke Unit Khas 42 di mana Saudari Padila ditahan. Pihak tentera enggan membenarkan keluarga Padila menemuinya dengan alasan 'suspek' sedang disoalsiasat. Menurut Badan Pelajar pihak tentera sewenang-wenangnya menggunakan kuasa mereka menahan sesiapa yang disyak. Tindakan tidak profesional pihak keselamatam Thailand seperti tentera dan polis sering mendapat sindiran daripada masyarakat, "Hanya pandai tangkap kambing hitam sahaja tetapi harimau dibiarkan berkeliaran".

Pihak tentera dan polis menahan Cik Padila atas tuduhan tanpa bukti yang kukuh dan jelas. Udang-undang ISA (Ikut Suka Aku) telah digunakan untuk menahan guru muda ini.
30 April 2013M
Sekitar 400 orang umat Budha bersenjatakan batu dan tongkat menyerbu masjid-masjid serta membakar lebih dari 100 rumah dan toko, juga membunuh 2 orang muslim dan melukai lebih dari 10 orang, di Okkan, Myanmar. Di desa dekatnya 77 rumah lagi dibakar, yaitu di Yadanakon, Panipin, Chaukthe, dan Thekon. Kerusuhan terjadi karena seorang bocah muslimah yang sedang mengendarai sepeda menabrak seorang biksu Budha.
Mei 2013M
Penyerangan anggota polisi yang sedang berjaga di pos polisi di Tasikmalaya.
29 Mei 2013M
Kerusuhan terjadi di Lashio, Shan, Myanmar yang berbatasan dengan China, setelah seorang muslim bernama Ne Win menyiramkan bensin kepada seorang wanita Budha dan membakarnya setelah bertengkar. Gerombolan ummat Budha bersenjata membakar masjid-masjid dan toko-toko setelah pihak keamanan menolak untuk menyerahkan Ne Win. Umat Budha dan Muslim terus bertarung hingga hari berikutnya hingga 1 orang tewas. Lalu Geng Budha berpatroli menggunakan motor menyerang sekitar 1400 muslim yang berlindung di kuil Budha hingga akhirnya pihak keamanan mampu mengembalikan keadaan.
Juni 2013M
Bom istisyhad di Mapolres Poso oleh Mujahidin Indonesia Timur pimpinan Santoso.
25 Juni 2013M
Pemilik pondok, Imam Ismail Manitou (51) tewas ditembak oleh salah seorang lelaki daripada 4 orang yang datang menemuinya dengan dua buah motosikal. Ismail yang juga imam mesjid dan pemilik pondok di Yarang, Pattani tewas ditempat kejadian. Menurut saksi, empat orang lelaki datang dengan motosikal berhenti di hadapan sekolah pondok. Mereka memanggil dia keluar, lalu keluar bersama isterinya, Farisa Wanyen. Sewaktu bercakap dengan mereka salah seorang lelaki mengeluarkan pistol dan menembak Imam Ismail. Isterinya juga ditembak dan cedera parah lalu dibawa ke Hospital Pattani.
Juli 2013M
Aksi penembakan polisi di Cirendeu, Ciputat, Tangerang Selatan, oleh anak buah Nurul Haq, alias Jack, dari kelompok Polo yang dipimpin Kodrat, menginduk ke Mujahidin Indonesia Barat. Di kelompok MIB ada sejumlah alumni pelatihan militer di Moro dan Kashmir.
Peledakan bom di Polsek Rajapolah, Tasikmalaya, diduga dilakukan kelompok Nurul Haq.
4 Juli 2013M
Tiga orang tentera sukarelawan Thai cedera parah dalam letupan bom di Menara (Narathiwat). Demikian dijelaskan oleh seorang jurucakap polis. Menurut pegawai bertugas di balai polis Chanik, Lt Payothon Eiadrak bom seberat 7 kilo telah diletupkan dengan menggunakan telefon bimbit sebaik sahaja tentera meronda lalu di tepi jalan bagi mengawasi keselamatan guru-guru di situ. Letupan sedalam 50cm dan 90cm panjang akibat bom buatan sendiri.
13 Juli 2013M
Ketua negosiator perdamaian pemerintah Filipina dengan MILF mengatakan bahwa pemerintah Filipina optimis proses perdamaian akan membuahkan hasil yang baik. Katanya juga, MILF akan mendapatkan 75% dari hasil tambang alam dan mineral logam seperti yang diproposalkan dalam rancangan daerah otonomi baru.
Juli 2013M
Ramadhan 2013M di Pattani

Agustus 2013M
Penembakan polisi di Ciputat, Tangerang Selatan, oleh kelompok Nurul Haq.
Penembakan ke polisi di Pondok Aren, Tangerang Selatan, oleh kelompok Nurul Haq.
1 Agustus 2013M
SURAT TERBUKA UNTUK PERDANA MENTERI MALAYSIA

Open Letter to: Dato' Sri Haji Mohammad Najib bin Tun Haji Abdul Razak
Prime Minister of Malaysia

August 1, 2013

Subject: Request Malaysia to establish The Truth Commission as Human Rights Mechanism Fact-Finding civilian Extrajudicial Killing to Civilian during Peace Dialogue Process

Your Excellency,
AS THE RECENT “GENERAL CONSENSUS ON PEACE DIALOGUE” IN KUALA LUMPUR SET OUT TO FACILITATE FORTHCOMING HIGH-LEVEL NEGOTIATION BETWEEN THE THAI STATE AND THE BARISAN REVOLUSI NASIONAL (BRN) HAS BEEN PERCEIVED AS FAIRLY SUCCESSFUL, THE IMMEDIATE SECURITY IMPACT ON THE GROUND STILL BEGS THE QUESTION. A NUMBER OF SOFT TARGETS WHO ARE THE PATANI CIVILIANS IN BRN DEFINATION OR THAI CIVILIANS IN THAI STATE DEFINATION, BOTH MALAYU AND THAI ARE TARGETS OF ETRAJUICIAL KILLING

To compare the statistics of extrajudicial killing to soft-targets as the civilian who have suffered between previous and after the peace dialogue process, the number of extrajudicial killing after the dialogue has been significant increased, especially, the influence people in Patani such as Uztaz, Imam, former detainees who the court dismissed their cases and the detainees who are on bail.

The extrajudicial killing during Peace Dialogue process between Thai state and BRN that facilitate by Malaysia Government, makes wonder to civilians that Thai state or BRN are part of committing the crime. Those who were killed are Muslim clerics, preventing Malayu-Patani identity so the Patani civilians would have an answer in the their mind and the experiences of massacre in history such as TAKBAI case, brutality resulted in 10 villagers killed in Mosque of IPAYAE case, a mistaken shooting in Pulo Puyo case and Muslim Clerics-Uzaz-former detainees assassination. These are make civilian unsatisfied to the process.

Even that most of civil society are requesting Thai state to fact find the truth but it doesn’t have any response for the people who are suffered. This make the civilians doesn’t have any guarantee for life safety.

We, Justice of Peace Network, Tadika Teacher Network, Imam Network and Civil Society for Peace Network, request Malaysia government that the facilitator of peace dialogue process between Thai state and BRN to establish the Truth Commission as human rights mechanism to fact-Finding civilian extrajudicial killing during peace dialogue process.

Yours sincerely,

Justice of Peace Network
Tadika Teacher Network
Imam Network
Civil Society for Peace Network
5 Agustus 2013M
Dua bom pipe meledak di luar Vihara Ekayana di Jakarta Barat di saat 300 orang sedang berkumpul di dalam kuil untuk mendengarkan ceramah, melukai 3 orang. Pelaku meninggalkan catatan, "We respond to the screams of the Rohingya".
24 Agustus 2013M
Kerusuhan kembali terjadi, desa in Htan Gon 16 kilometer selatan dari Kantbalu, Sagaing, berdasarkan rumor yang beredar seorang Muslim mencoba melakukan pelecehan seksual terhadap seorang perempuan Budha. Biksu-buksu setempat mengerahkan sekitar 1000 orang Budha untuk memberi peringatan dengan cara membakar tempat-tempat usaha milik Muslim dan masjid. Televisi setempat menyiarkan 42 rumah dan 15 toko milik Muslim rusak berat karena kerusuhan yang hanya berlangsung 3 jam. Seorang pemadam kebakaran dan seorang warga sipil terluka. Aparat keamanan tidak berdaya mengendalikan keadaan, tetapi akhirnya mampu membubarkan gerombolan perusuh setelah tembakan peringatan.
9 - 28 September 2013M
Terjadi konflik bersenjata di kota Zamboanga, Mindanao, antara berbagai pasukan pemerintah Filipina dengan pecahan MNLF yang dipimpin Ustadz Habier Malik. Konflik bersenjata ini terjadi setelah proklamasi Republik Bangsamoro di Zamboanga, setelah sebelumnya dideklarasikan pada 12 Agustus di Talipao, Sulu. Republik Bangsamoro pertama kali dideklarasikan pada 28 April 1974. Menurut juru bicara Nur Misauri, Absalom Cerveza, mengatakan bahwa situasi di Zamboanga adalah perang kemerdekaan Bangsamoro dan menyangkan bahwa MNLF datang ke Zamboanga dengan misi damai. Pada 12 September, sejumlah orang dari kelompok mujahidin Abu Sayyaf dan Bangsamoro Islamic Freedom Fighters ikut terlibat dalam pertempuran. 17 September terjadi ledakan di mall Gaisano di Davao, tetapi MNLF wilayah Davao menyatakan tidak terlibat dalam peristiwa bom tersebut. Pengepungan dan pertempuran yang menggunakan artileri berat dan kekuatan udara di Zamboanga dan sekitarnya berakhir dengan dikuasainya kembali Zamboanga oleh pemerintah Filipina. Lebih dari 100 ribu orang mengungsi keluar dari Zamboanga dan 19 ribu orang dari Basilan, serta lebih dari 10 ribu rumah hancur.
29 September - 2 Oktober 2013M
Ummat Budha Rakhine umat Muslim Kamein di desa Thabyachaing dan desa Linthi sekitar 20 kilometer dari kota Thandwe di Rakhine. Korban 7 orang muslim dan 2 orang Budha tewas, 70-80 rumah terbakar, dan sekitar 500 orang muslim Kamein dipaksa pergi meninggalkan desa mereka.
26 Oktober 2013M
Pada saat perayaan Idul Ghadir yang diadakan oleh IJABI tanggal 26 Oktober 2013 di gedung Smesco Jakarta, Abu Jibril dan dari berbagai kelompok melakukan demo menuntut pembubaran acara tersebut.

November 2013M
Aksi Penembakan terhadap Mako Polsek Poso Pesisir, diduga dilakukan oleh kelompok Mujahidin Indonesia Timur.
31 Desember 2013M
Kelompok MIB (Mujahidin Indonesia Barat) pimpinan Nurul Hidayat diserbu oleh Densus 88 di kawasan Ciputat, Tangerang Selatan. Kepala Biro Penerangan Polri, Brigadir Jenderal (Pol) Boy Rafli Amar memastikan kelompok Hidayat berafiliasi dengan Amat Untung alias Abu Roban dan Badri, anggota kelompok Indra Kusuma alias Abu Umar. Mereka tergabung dalam Mujahidin Indonesia Barat, kelompok yang didirikan alumni Jalin Jantho. Kelompok itu memilih Garut, Jawa Barat, sebagai tempat deklarasi. Selain menembaki polisi, kelompok itu terbukti merampok di beberapa tempat sebagai fa'i.
Para Pejuang Pattani Darussalam
24 Januari 2014M
Ketua negosiator pemerintah Filipina Miriam Coronel Ferer menandatangani perjanjian damai dengan ketua negosiator MILF Mohagher Iqbal di Kuala Lumpur, Malaysia. Perjanjian membuahkan hasil pendirian daeran otonomi muslim yang baru bernama Bangsamoro dengan hukum yang disetujui oleh Kongres Filipina, dan MILF membubarkan pasukan pemberontakannya. Pemerintah Filipina berjanji menyiapkannya pada tahun 2016. Dan pada 2017 MILF ikut bergabung bersama dengan MNLF untuk memerangi kelompok-kelompok mujahidin yang berbaiat kepada Khilafah Dawlah Islamiyyah.
27 Januari - 2 Februari 2014M
Operasi offensive militer bernama Oplan Darkhorse oleh angkatan bersenjata Filipina melawan Bangsamoro Islamic Freedom Fighters (BIFF), setelah ditandatanganinya normalisasi Bangsamoro Framework Agreement antara pemerintah Filipina dengan Moro Islamic Liberation Front (MILF). Operasi itu digelar angkatan bersenjata Filipina yang bekerjasama dengan MILF yang tergabung dalam koalisi Joint Ad Hoc Joint Action Group, untuk menangkap pemimpin mujahidin BIFF, Ameril Umbra Kato, ustadz Karialan, Abu Misry Mama. Menurut laporan resmi pasukan yang diturunkan adalah pasukan ranger angkatan bersenjata Filipina dengan pasukan divisi infanteri 6, korban jiwa di pihak Filipina berjumlah 1 orang tewas dan 20 cedera, sedangkan korban jiwa di pihak BIFF 50 orang dan 49 cedera serta 101 tertawan. Sedangkan tidak ada laporan para pemimpin BIFF yang terbunuh atau tertangkap.
Februari 2014M
Baku tembak antara polisi dengan Mujahidin Indonesia Timur di kawasan Poso Pesisir. Seorang polisi tewas tertembak.
Dukungan terhadap Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) mulai bermunculan dengan tindakan bai’at di beberapa lokasi.
8 Februari 2014M
Forum Aktivis Syariat Islam (FAKSI) mendeklarasikan bahwa organisasinya siap berbai’at kepada Amir (pemimpin) ISIS Abu Bakar Al-Baghdadi sebagai bentuk dukungan dan harapan ISIS menjadi cikal bakal khilafah Islamiyah. Acara ini mengambil tempat di Masjid UIN Syarif Hidayatullah.
15 Februari 2014M
Kongres Umat Islam Bekasi (KUIB) mendeklarasikan dukungannya terhadap ISIS dan siap berbai’at kepada ISIS. Acara berlangsung di Masjid Muhammad Ramadhan, Bekasi, dan dihadiri oleh Halawi Makmun, Bachrumsyah, dan Syamsudin Uba.
23 Februari 2014M
Department Luar Negeri Amerika Serikat dan the PBB menetapkan bahwa JAT termasuk ke dalam golongan kelompok teroris, yang jumlahnya diperkirakan 1500 hingga 2000 orang.
2 Maret 2014M
Ustadz Khairi Abdul Rahman (57) seorang guru agama di Madrasah Quranil Karim di di Menara (Narathiwat, Thailand) Pattani Darussalam, tewas akibat ditembak oleh orang-orang bersenjata 300m dari madrasah tempatnya mengajar, sedangkan putranya yang bernama Haris (17) cedera di bagian paha. Kejadian ini adalah rentetan penembakan guru-guru dan tokoh-tokoh agama Islam di Pattani oleh orang-orang bersenjata. Korban meninggalkan isteri, putranya, dan 2 orang putri yang bersekolah di Indonesia.
8 Maret 2014M
FAKSI mengadakan pertemuan secara tertutup untuk membahas dukungan terhadap ISIS. Acara berlangsung di Pamulang, Tangerang Selatan.
Gabungan elemen organisasi Islam di kawasan Jakarta dan Bekasi menggelar pertemuan terbatas yang dihadiri oleh organisasi Kongres Umat Islam (KUIB), Mimbar Tawhid Wal Jihad (MTJ), Jamaah Ansharut Tawhid (JAT), FAKSI, dan Umat Islam Nusantara (UIN). Menurut BNPT, pertemuan membahas konsolidasi umum ini dalam rangka menyongsong kebangkitan Khilafah Islamiyah.
12 Maret 2014M
Tentara Anak-Anak Tauhid Indonesia (ASYBAL) menyatakan dukungannya terhadap ISIS dengan membuat video dalam durasi 10 menit 42 detik.
16 Maret 2014M
Aksi "Support Islamic State", di bundaran HI, Jakarta, Indonesia, sekitar pukul 09:15 WIB, dihadiri 700-an orang. Mereka berasal dari gabungan kelompok organisasi massa seperti SYAM Organizer, Gerakan Islam Reformis (GARIS), Gerakan Pemuda Islam (GPI), dan JAT. Kegiatan ini dipelopori oleh FAKSI. Peserta berasal dari Jakarta, Bekasi, Banten, Cianjur, Sukabumi, Tegal, Solo, dan Lamongan. Tokoh yang hadir antara lain Chep Hermawan, Siswanto, M. Fachry, dan Pimpinan FAKSI Bahrumsyah. Berikut ini adalah orasi yang dibacakan:

Bismillahirahmannirahim….

Segala puji hanya bagi Allah rabbil alamin, Shalawat dan salam semoga dilimpahkan kepada Nabi dan Rasul paling mulia. Wa Ba’du:

Sesungguhnya fajar kemenangan telah menyingsing di hadapan umat Islam dan tanda-tanda yang dijanjikan telah mulai nampak jelas terlihat di dalam lapangan realita, di mana para mujahidin yang jujur dengan bimbingan Allah telah mendirikan Daulah Islam di negeri aliran dua sungai setelah pengorbanan besar dari putra-putri umat Islam di dalam memerangi dan menghancurkan Amerika dan sekutu-sekutunya juga Rafihhah dari kaum Murtaddin.

Dan inilah daulah yang melebarkan wilayahnya di bumi Syam dan ia akan menghancurkan Berhala Sykes Picot serta berdatangan kepadanya para Muhajirin dari berbagai belahan dunia untuk membela Daulah ini seraya berharap dari Allah ta’ala semoga Daulah ini menjadi Khilafah ‘Alaa Minhajin Nubuwwah di masa mendatang yang dekat. Ini adalah hal yang tidak pernah dialami umat ini sebelumnya, dan ini adalah di antara keberkahan bumi Syam di mana didatangkan kepadanya manusia-manusia pilihan di bumi ini, sebagaimana yang telah dikabarkan oleh Nabi shallalahu’alaihi wa sallam di dalam sabdanya: “Hendaklah kaum di Syam, dikarenakan dia adalah bumi pilihan Allah, yang didatangkan kepada manusia pilihan-Nya.”

Maka kami menganjurkan kepada seluruh kaum muslimin untuk membela daulah ini yang memikul tanggung jawab umat, yang mengangkat panji tauhid, menghancurkan syirik dan penyekutuan serta mengembalikan kejayaan kepada umat islam.

Ia adalah Daulah yang didirikan di atas landasan-landasan Syar’i dan Manhaj yang lurus, dan ia telah berdiri di atas serpihan-serpihan tubuh para syuhada dan ceceran darah orang-orang yang jujur. Sehingga ia adalah Daulah Baqiyyah dikarenakan didirikan karena Allah dan untuk menegakkan Dien-Nya serta dalam rangka membela orang-orang yang tertindas. Ia telah melebar dan terus akan melebar ke seluruh negeri-negeri kaum muslimin insya Allah, dikarenakan ia tidak mengakui batasan-batasan wilayah yang dibuat oleh Barat dan Kafir.

Dan ini kami para Muwahhidin di Indonesia di kawasan timur dunia Islam mendukung sepenuhnya Daulah Islamiyyah ini dan kami mengumumkan serta menampakkan dukungan dan pembelaan kami terhadapnya di hadapan public dalam rangka membuat geram musuh-musuh Islam yang senantiasa membuat tipu daya dalam rangka menghancurkan daulah ini. Bahkan seandainya Amirul Mu’minin Abu Bakar Al-Baghdadi al-Quraisyi meminta dari kami untuk berbaiat kepadanya, tentu kami tidak akan ragu-ragu di dalam hal itu dan tentu kami tergolong orang-orang yang bersegera menyambut ajakannya dalam rangka mencari ridho Allah dan membuat geram musuh-musuh-Nya.

Semoga Allah memenangkan Daulah Islamiyyah terhadap semua pihak yang memusuhi dan merintanginya, dan semoga Dia menjayakan Islam dan kaum Muslimin sengannya serta menghinakan Syirik dan kaum Musyrikin dengannya.

Shalawat serta salam semoga dilimpahkan kepada nabi kita Muhammad, keluarganya dan para sahabat seluruhnya. Walhamdu lillahi rabbil’ Alamin.
11 - 30 April 2014M
Operasi offensive yang dilancarkan oleh militer Filipina di pulau Basilan untuk menangkap dua pemimpin kelompok mujahidin Abu Sayyaf, yaitu Puruji Indama dan Isnilon Hapilon. Operasi militer ini dilakukan setelah terjadi gencatan senjata antara MNLF dengan mujahidin Abu Sayyaf. Militer Filipina yang bekerjasama dengan MNLF berada dalam 1 bendera, yaitu Ad Hoc Joint Action Group (AHJAG), untuk melacak keberadaan para mujahidin dan memburunya. Kontak senjata pertama terjadi pukul 2.25 dengan beberapa personel mujahidin, lalu brigade 104 angkatan bersenjata Filipina bertempur melawan sekitar 30 militan mujahidin Abu Sayyaf, yang kemudian datang lagi bantuan sekitar 30 personel mujahidin Abu Sayyaf. Sebagian besar pasukan MNLF enggan untuk melawan mujahidin Abu Sayyaf karena mereka memiliki hubungan keluarga, hal ini mengakibatkan tidak terkoordinasinya pasukan gabungan angkatan bersenjata Filipina dengan MNLF. Angkatan bersenjata Filipina menambah kekuatan tempur dengan bantuan sekitar 200 personel pasukan ranger dari batalion infantri 18. Tetapi kemudian banyak pasukan MNLF yang beralih untuk bertempur di pihak mujahidin Abu Sayyaf, dan total yang harus dihadapi oleh angkatan bersenjata Filipina sekitar 150 militan gabungan mujahidin Abu Sayyaf dengan MNLF. Pasukan-pasukan bantuan banyak berdatangan di kedua belah pihak dan pertempuran berlanjut hingga 30 April dan meluas sampai keluar pulau Basilan. Di pihak koalisi AHJAG berjumlah sekitar 1000 personel tempur, di pihak mujahidin Abu Sayyaf sekitar 180 mujahid yang dibantu oleh sekitar 20 pejuang MNLF dan 4 personel Jama'ah Islamiyyah (3 melayu dan 1 arab). Korban jiwa yang dirilis secara resmi dari AHJAG adalah 7 orang tewas termasuk 1 orang marinir dan 45 cedera, sedangkan korban jiwa di pihak Abu Sayyaf berjumlah 30 orang. Puruji Indaman dan Isnilon Hapilon berhasil lolos dari penangkapan.
22 Juni 2014M
Sejumlah orang melakukan long march dari halaman Islamic Center Bekasi menyusuri sejumlah jalan utama di kota itu, dipimpin oleh Syamsudin Uba, Basri, dan Fauzan Anshori. BNPT mendapat informasi bahwa acara ini terkait dengan bai’at kepada ISIS.
1 Ramadhan 1435H / 29 Juni 2014M
Deklarasi Khilafah Daulah Islamiyah (Islamic State).

ISIS mengambil alih daya tarik, sehingga semakin tak terbendung dan berduyun-duyun Muhajirin dari berbagai negara. Tak pelak semakin banyak wilayah yang dapat dikuasai, ghanimah demi ghanimah turut memperkuat kekuatan dan membangun serta melengkapi infrastruktur wilayah kekuasaan. Ghanimah yang melimpah ini membuat kekuatan ISIS mencapai puncaknya, hingga pada 29 Juni 2014 atau tepat pada awal Ramadhan 1435 H, mereka mendeklarasikan Daulah Khilafah (IS) dan menghapus status ISIS, dengan terlebih dahulu mengadakan musyawarah bersama pemimpin kabilah-kabilah dan suku-suku setempat.

Kemampuan IS dalam mengelola wilayah kekuasaan mereka menarik simpati para kepala suku dan penduduk di wilayah kekuasaan IS sehingga semakin banyak dan solid pendukung di belakang IS. IS mendirikan lembaga pendidikan, mengelola pembangkit listrik, memperbaiki jalan dan taman kota, membayar gaji para pegawai dan menjamin kehidupan warga termasuk para fakir miskin, janda, korban perang, yatim piatu dan kalangan tidak mampu lainnya. Hal ini tentu saja membuat kekuatan IS semakin solid dan mendapatkan kekuatan baru yaitu simpati warga.

Deklarasi Khilafah ini pun banyak mengundang perhatian ummat Islam di seluruh dunia, termasuk di Nusantara. Banyak kelompok mujahidin dan pergerakan muwahidin yang berbaiat kepada kholifah Abu Bakar Al-Baghdadi, diantaranya: Boko Haram, Ansar al-Sharia (Tunisia), Jund al-Khilafah, Mujahideen Shura Council in the Environs of Jerusalem, Jamaah Ansharut Tauhid (Yang kemudian pecah menjadi yang berbaiat dan yang tidak berbaiat), Islamic Movement of Uzbekistan, Jundallah (Pakistan), Caucasus Emirate, Sheikh Omar Hadid Brigade, Khalifa Islamiyah Mindanao (Jemaah Islamiyah, Abu Sayyaf, Bangsamoro Islamic Freedom Fighters, Ansar Khalifah Philippines)

30 Juni 2014M
Video Baiat Mujahidin Indonesia Timur kepada Dawlah Islamiyyah berdurasi 12 menit 30 detik.
6 Juli 2014M
Baiat kepada Kholifah Khilafah Dawlah Islamiyyah, di Auditorium Syahida Inn, Kampus II UIN, Syarif Hidayatullah, Ciputat, pada acara Multaqod Da’wiy Ke-7 diadakan oleh FAKSI (Forum Aktivis Syariat Islam). Yang menjadi pembicara dalam acara ialah M. Fachry, Abu Zakaria, dan Abu Isykariiman. Peserta yang hadir berasal dari Banten, Sukabumi, Cianjur, Lampung, bahkan dari Riau dan Batam. Proses baiat dipimpin oleh Ustadz Abu Zakariyya, dalam dua bahasa (Arab dan Indonesia) yang diikuti oleh seluruh peserta. Isi baiatnya adalah sebagai berikut:

Saya berbaiat kepada Amirul Mukminin Abu Bakar al-Baghdadi al-Quraisy untuk mendengar dan taat pada kondisi susah dan mudah.
Pada kondisi diam dan malas.
Dan walaupun hak kami terlantarkan.
Serta saya, tidak akan merampas kekuasaan dari pemiliknya kecuali saya meilhat kekafiran yang nyata, yang saya memiliki dalil yang nyata di dalamnya dari Allah.
Takbir !!! (peserta berteriak Allohu Akbar sambil mengacungkan jari telunjuk ke atas)
11 Juli 2014M
Pemimpin pesantren Ngruki, Abu Bakar Ba’asyir, yang masih dipenjara di Lapas Nusakambangan mengumumkan pernyataan bai’at kepada Khilafah Islamiyah dan memerintahkan anggota JAT untuk menyatakan keluar dari Negara Kesatuan Republik Indonesia.
15 Juli 2014M
Forum Pendukung Dawlah Islamiyah, bertempat di Masjid Baitul Makmur di Solo, diadakan kajian "Deklarasi Khilafah Islamiyyah" dan baiat pada kholifah. Hadir di acara tersebut, Ustadz Afif Abdul Majid dari Solo, Ustadz Amir Mahmud dan Ustadz Abu Fida dari Surabaya sebagai narasumber.
19 Juli 2014M
Acara sosialisasi Dawlah Khilafah Islamiyah di Makassar, dilangsungkan di Masjid Ridho Jalan Pajaiyang Daya Makasar. Hadir sebagai pembicara adalah Ustadz Muh Basri Lc, dan bersama peserta, dan berbaiat kepada kholifah Khilafah Dawlah Islamiyyah, Abu Bakar al-Baghdadi.
23 Juli 2014M
Mujahidin Abu Sayyaf, yang dipimpin oleh amirnya yaitu Abu Abdullah Al-Filibin (Isnilon Totoni Hapilon), berbaiat kepada Syaikh Abu Bakar al-Baghdadi, dan mulai mengganti roya tawhid mereka menggunakan roya tawhid dengan stempel kenabian.
11 Agustus 2014M
Jamaah Anshorut Tauhid terpecah setelah Ustadz Abu Bakar Ba'asyir berbaiat kepada kholifah Abu Bakr al-Baghdadi. Banyak anggota termasuk putra Ustadz Ba'asyir sendiri yang tidak setuju, lalu meninggalkan JAT dan mendirikan JAS (Jamaah Ansharusy Syariah).
20 September 2014M
Kepala Biro Penerangan Masyarakat Humas Mabes Polri Brigjen Pol Boy Rafli Amar dalam pernyataannya mengatakan, Adnan alias Deo alias Nurdin alias Si Kecil meninggal dunia ditembak Densus 88 karena dituduh melakukan perlawanan di Dompu, Nusa Tenggara Barat. “Yang bersangkutan saat akan dilakukan penangkapan di dalam rumahnya berusaha melempar bom ke arah petugas, sehingga dilakukan penembakan dan mengakibatkan yang bersangkutan meninggal dunia. Barang bukti yang disita dua buah bom”, kata Boy melalui keterangan tertulisnya, Sabtu 20 September 2014 malam seperti dipublikasikan sejumlah media.

Sekitar pukul 15.20 WITA, pasukan Densus 88 menggerebek rumah yang ditempati Nurdin dan mendapatinya sedang sholat Ashar. Nurdin meninggal seketika oleh 3 kali tembakan di kepala saat ia sedang sujud menunaikan shalat Ashar. Kepala Nurdin pecah, darah bersimbah di lantai dan sajadah. Dian, istri korban bersama anaknya Zakiyatunnisa (1,7 tahun), terkejut ketika tiba-tiba puluhan anggota Densus 88 mendatangi rumahnya dan memaksanya untuk keluar. “Mereka masuk rumah dan memaksa saya untuk keluar dari rumah, selang 1 menit baru kaki saya menginjak emperan rumah, terdengar suara tembakan 3 kali”, kata Dian yang juga sedang hamil 4 bulan. Densus 88 membawa mayat Nurdin dengan menggunakan mobil sedan yang telah siap menunggu di depan rumah. Densus 88 tidak hanya menghabisi nyawa Nurdin, uang senilai Rp. 2.100.000 beserta 3 buah telepon genggam juga raib.

Dari informasi yang dihimpun, Nurdin tidak melakukan perlawanan. Ia justru tengah melaksanakan sholat Ashar saat ditembak mati Densus 88. “Atas nama Nurdin alias Deo ditembak selagi sholat Ashar pada raka’at ketiga. Ditangkap di Desa Oo, Kabupaten Dompu, NTB”, ujar salah seorang sumber yang enggan disebutkan identitasnya di lokasi kejadian pada Ahad (21/9/2014).

Sumber tersebut juga membantah pernyataan pihak kepolisian bahwa Nurdin melakukan perlawanan sehingga ditembak mati Densus 88. “Dikatakan memiliki dan melawan dengan bom padahal itu bohong. Yang dikatakan bom adalah mercon dan ketika diledakkan suaranya kecil, hal ini mengundang tertawaan masyarakat. Mereka yakin ini hanyalah sandiwara”, sanggahnya.

Selain itu, ia juga mengungkapkan bahwa istri dan mertua salah seorang terduga juga ikut ditangkap Densus 88. “Tiga orang yang ditangkap di Desa Sai Kabupaten Bima adalah Ustadz Junaidin, Suhail dan Juwaid. Sebelumnya Brimob menggeledah rumah-rumah warga. Sementara itu dua orang ditangkap berasal dari kota Bima yaitu Salman dan Gunawan. Bahkan tadi malam ada berita istri dan mertua Suhail dibawa oleh Densus 88”, jelasnya.

“Iya, semua itu bohong dan penuh dengan rekayasa”, tambah Bapak Jalil, salah satu keluarga korban. “Setelah aksi densus yang begitu cepat, kemudian Mayat dibawa beserta sajadah yang digunakan untuk sholat entah kemana, kami pun tidak bisa mendekati lokasi karena dijaga ketat oleh aparat setempat. Jadi tidak ada perlawanan sedikitpun apalagi dengan menggunakan bom molotov, ini semua rekayasa”, lanjut Bapak yang biasa disapa Ustadz Jalil itu.

Keenam orang yang ditangkap oleh Densus 88 di Dompu dan Bima, NTB dikaitkan dengan aksi penembakan polisi dan keterkaitan dengan jaringan Mujahidin Indonesia Timur (MIT). Nurdin adalah satu-satunya korban meninggal dari aksi penggerebekan yang dilakukan Densus 88 pada hari Sabtu (20/9/2014). Menurut Kapolda NTB Brigjen Pol Sriyono, Nurdin dan lima orang lainnya merupakan DPO kasus Poso dan termasuk kelompok Mujahidin Indonesia Timur pimpinan Santoso alias Abu Wardah.
Oktober 2014M
Baku tembak antara polisi dengan Mujahidin Indonesia Timur yang hendak menyerang Mako Polsek dan Polres di Pesisir. Diduga sebagai balasan karena polisi menangkapi anak buah Santoso.
Mujahidin Khilafah Dawlah Islamiyyah yang berasal dari Nusantara
Januari - Maret 2015M
Terjadi gelombang pengungsi besar-besaran Rohingya yang jumlahnya lebih dari 25000 orang menggunakan kapal-kapal laut, menuju Indonesia, Malaysia, dan Thailand. Banyak dari mereka yang terdampar di tengah laut dan meninggal dunia.
Januari 2015M
Kampung Nasa, Lubok Jerai, Mayor, Pattani Darussalam, Mohd Sobri bin Ismail (30) syahid ketika diserbu oleh tentera Siam (Kerajaan Thailand) pada Januari 2015 di salah sebuah pondok di Pattani. Serbuan dibuat setelah pihak tentera mengsyaki adanya pejuang berlindung di pondok berkenaan. Kepungan dari jam 12 tengah malam dan berakhir jam 8 pagi menyebabkan 3 syahid dan 2 lagi ditangkap. Mohd Sobri meninggalkan Mak, Isteri, 2 orang Anak, Naif (2) dan Muhammad Amin (2 bulan).
25 Januari 2015M
Operasi kepolisian Filipina bernama Oplan Exodus mengakibatkan insiden kontak senjata di Tukanalipao, Mamasapano, Maguindanao, yang melibatkan Special Action Force (SAF) Philippine National Police (PNP) berjumlah 3 peleton, melawan pasukan Bangsamoro Islamic Freedom Fighters (BIFF). Misi operasi tersebut adalah menangkap atau membunuh teroris Malaysia perakit bom Zulkifli Abdhir, Abdul Basit Utsman, dan yang lainnya. Korban jiwa yang diumumkan secara resmi adalah 44 pasukan SAF tewas dan 23 orang mujahidin Jama'ah Islamiyyah, MILF dan BIFF serta Zulkifli Abdhir syahid, dan juga 5 orang sipil yang sedang menuju masjid di Sitio Inugog tewas diserang SAF. Tetapi diperkirakan korban tewas dari pasukan gabungan operasi tersebut lebih dari itu, dan angkatan bersenjata Filipina harus berjuang keras untuk menyelamatkan 29 anggota SAF yang terkepung oleh mujahidin.
25 Maret 2015M
The International Physicians for the Prevention of Nuclear War melaporkan data bahwa "War On Terror" (Perang Salib) yang digelorakan Amerika Serikat beserta sekutunya telah memakan korban jiwa sebanyak 1,3 juta hingga 2 juta yang terbunuh langsung akibat perang dengan jumlah terbesar adalah warga sipil.
29 Maret 2015M
Sejumlah warga Anshar Dawlah Islamiyyah menggelar tabligh akbar dan menolak kebijakan pemerintah NKRI yang tidak berpihak pada rakyat di jl Mannuruki Raya, kel Sudiang Raya, Kecamatan Biringkanaya, Makassar. Tabligh akbar yang dipimpin oleh Pembina Pesantren Tahfizul Quran Ust Muh Basri menawarkan dawlah islam atau kepemimpinan/negara islam yang akan membawa Indonesia ke posisi lebih baik.
April 2015M
Baiat kepada Khilafah Dawlah Islamiyyah dari kelompok mujahidin Maute dan Anshor Khilafah Filipina, dan berjanji akan saling membantu diantara mujahidin. Pada 2013, mujahidin Maute menyerang basis militer Filipina dengan kekuatan sekitar 100 orang mujahid dan berafiliasi dengan Jama'ah Islamiyyah. Sedangkan pihak Filipina meragukan bahwa mujahidin Maute memiliki afiliasi dengan ISIS (Khilafah Dawlah Islamiyyah).
Baiat sebagian besar mujahidin di mindanao kepada Khilafah Dawlah Islamiyyah mengakibatkan perpecahan pada Bangsamoro Islamic Fredom Fighters (BIFF). Ustadz Karialan meninggalkan BIFF dan membentuk kelompok baru. Mujahidin BIFF yang berbaiat ikut dalam pertempuran Marawi 2017 bersama-sama dengan mujahidin lainnya.
Pada 19 April BIFF yang dipimpin Ismael Abubakar melakukan penyerangan ke pos militer Filipina dan detachment Special Action Force.
Mei 2015M
Banyak pengungsi muslim Rohingya yang telah sampai di Aceh menggunakan kapal-kapal mereka dan ditolong oleh ummat Islam di Aceh.
13 Mei 2015M
Kampung Serong, Pattani Darussalam. Nik Idris Haji Mad Zin (29) ditembak kerana dituduh cuba menembak tentera Siam (Kerajaan Thailand). Beliau dimasukkan ke Penjara Pattani selama 70 hari dan dibebaskan. Namun, pada 13 Mei 2015, beliau yang berada di rumah sahabatnya untuk bekerja tiba-tiba dikepung pihak tentera. Semua yang berada di dalam rumah itu termasuk keluarga kawannya dan Nik Idris sendiri telah menyerah diri. Namun, pihak tentera telah menarik Nik Idiris masuk kembali ke dalam rumah untuk memberitahu di mana senjata milik beliau yang disembunyikan. Selepas beberapa ketika, terdengar bunyi tembakan di dalam rumah dan bekalan elektrik terputus. Nik Idris di katakan cuba melawan pihak tentera. Beliau menghembuskan nafas terahkir di tempat kejadian. Kini, ayah kepada Nik Idris dikatakan menjadi sasaran pihak tentera, rumah sentiasa didatangi tentera. Nik Idris meninggalkan seorang isteri, Jamilah bt Abdullah (26) dan 2 puteranya yang berumur 3 tahun dan 10 bulan.
Juli 2015M
Menurut Soufan Group, Amerika Serika telah menggelontorkan dana sebesar US$9,4 juta setiap harinya untuk membiayai perang melawan Khilafah Dawlah Islamiyyah.
Setelah penemuan besar mengenai mushaf tertua Qur'an di Masjid Agung Shan'a Yaman, ternyata para peneliti mulai meniliti kembali artifak-artifak Qur'an lainnya yang menjadi koleksi, baik di musium ataupun di pusat-pusat penelitian. Perpustakaan Riset Cadbury di Universitas Birmingham, mengumumkan hasil penelitian radiokarbon pada manuskrip Qur'an di Koleksi Mingana, dan hasilnya adalah mushaf tersebut berumur lebih tua dari temuan di Masjid Agung Shan'a. Mushaf-mushaf itu berukuran 33,3 cm x 24,5 cm, bertuliskan surat Al-Kahfi ayat 17 sampai 31, bertuliskan Surat Maryam ayat 91 sampai 98, dan Surat Thoha ayat 1 sampai 40. Hasil pengukuran radiokarbon, mushaf-mushaf tersebut 95,4% akurat berasal dari tahun 568M hingga 645M, yaitu di masa-masa Nabi Muhammad صلى الله عليه و سلم masih hidup hingga masa-masa Khulafaur-Rasyidin. Penemuan-penemuan mushaf Qur'an ini ternyata membuktikan bahwa Qur'an yang paling tua tidak menggunakan font Kuffik seperti replika Mushaf Qur'an yang ada di musium Topkapi yang katanya berasal dari abad 1H, tetapi menggunakan font Hijjazi Kuno. Qur'an dengan bentuk tulisan (font) Kuffik kemungkinan berasal dari masa Dinasti Abasiyyah yang berpusat di kawasan Iraq.
17 Juli 2015M
Terjadi insiden di Karubaga, Tolikara, Papua. Ketika ummat Islam di Tolikara sedang melaksanakan sholat Idul Fitri pada Jum'at pagi hari, sekelompok (sekitar 70-150) orang mendatangi masjid tempat dilaksanakannya sholat ied, lalu melakukan aksi penyerangan pada 07.10 WIT. Insiden penyerangan tersebut mengakibatkan 63 unit rumah dan kios, 1 masjid dan 1 mobil terbakar. Aksi penyerangan dan pembakaran tersebut tersulut setelah aparat keamanan melakukan penembakan terhadap kelompok penyerang. Penembakan juga mengakibatkan 1 warga sipil meninggal dunia, 2 luka berat, dan 8 luka ringan. Pihak pemerintah NKRI khususnya Jusuf Kalla justru menyalahkan ummat Islam yang melaksanakan sholat ied ketika ada pelarangan dari Gereja Injil Di Indonesia (GIDI) di Tolikara.
17 September 2015M
Komite Fatwa Selangor (Malaysia) menyatakan kelompok Hizbut Tahrir sebagai kelompok yang menyimpang dan mengatakan bahwa pengikut gerakan pro-Khilafah yang terus menyebarkan ideologi dan ajaran mereka di negara tersebut akan menghadapi tindakan hukum.
Oktober 2015M
Peneliti dari International State Crime Initiative di Queen Mary University of London merilis laporan dari dokumen pemerintah Myanmar yang bocor, bahwa telah meningkat jumlah pembantaian massal yang sporadis terhadap etnis muslim Rohingya. Peneliti menyatakan bahwa pihak pemerintahMyanmar telah melakukan genosida yang terstruktur rapih.
November 2015M
Farouk, alias Magalasi, mujahid asal Turkmenistan yang diduga bagian dari Mujahidin Indonesia Timur, syahid ditembak aparat di Moutong Parigi, Sulawesi Tengah.
Desember 2015M
Polisi tangkapi sejumlah terduga teroris anak buah kelompok Santoso di Jawa Tengah dan Jawa Barat. Menurut polisi, 5 yang ditangkap diduga akan lakukan bom bunuh diri untuk menyerang polisi dan menebar teror di malam Natal dan Tahun Baru 2016.
2016M
Dalam sebuah makalah berjudul Optimalisasi Peran Pencegahan Terorisme, seperti dikutip dari Kesbangpol Kemendagri, Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) memaparkan sejak tahun 2000-an telah ada 1.143 orang yang tertangkap terkait kasus terorisme. Ada 598 orang telah bebas, sedangkan 204 orang masih menjalani hukuman di 47 Lapas di 13 Provinsi. Maret 2016, BNPT menyatakan ada sekitar lebih dari 400 orang yang belum terjamah program deradikalisasi.
10 Januari 2016M
Dimulainya operasi Tinombala menumpas Mujahidin Indonesia Timur, yaitu operasi gabungan yang dilancarkan oleh Tentara Nasional Indonesia (TNI) dan Kepolisian Negara Republik Indonesia (Polri) pada tahun 2016 di wilayah Kabupaten Poso, Sulawesi Tengah. Operasi ini melibatkan satuan Brimob, Kostrad, Marinir, Raider, dan Kopassus. Kekuatan satgas Tinombala berjumlah lebih dari 50000 personel melawan tidak lebih dari 40 mujahidin.
14 Januari 2016M
Serentetan aksi berupa sedikitnya enam ledakan, dan juga penembakan di daerah sekitar Plaza Sarinah, Jalan MH Thamrin, Jakarta Pusat, Jakarta. Ledakan terjadi di dua tempat, yakni daerah tempat parkir Menara Cakrawala, gedung sebelah utara Sarinah, dan sebuah pos polisi di depan gedung tersebut. Sedikitnya delapan orang (empat pelaku penyerangan dan empat warga sipil) dilaporkan tewas dan 24 lainnya luka-luka akibat serangan ini. Tujuh orang terlibat sebagai pelaku penyerangan, dan Khilafah Dawlah Islamiyyah mengklaim bertanggung jawab atas para pelaku penyerangan. Serangan dimulai pada 10.40 WIB, ketika serangkaian ledakan mengguncang persimpangan Sarinah. Menurut juru bicara Kepolisian Republik Indonesia, pelaku serangan yang tidak diketahui jumlahnya ini membawa granat dan senjata api. Menurut laporan sejumlah media, terdapat 7 orang yang menjadi pelaku serangan. Anggota kepolisian turut menjadi korban penembakan pelaku. Seorang wartawan foto berhasil memfoto saat 2 orang pelaku serangan muncul dari keramaian dan mulai menembaki beberapa anggota kepolisian dari jarak yang sangat dekat.
20 Februari - 1 Maret 2016M
Pertempuran antara angkatan bersenjata Filipina dengan kelompok mujahidin Maute di Butig, Lanao del Sur. Menurut laporan resmi pemerintah, kelompok mujahidin Maute berjumlah lebih dari 40 orang, sedangkan pasukan Filipina berjumlah 2000 orang dengan dipersenjatai dengan artileri berat dan pesawat tempur. Sekitar 30 ribu warga sipil mengungsi untuk menghindari pertempuran itu.
9 Maret 2016M
Siyono (34) ditangkap oleh petugas Densus 88 di Klaten, Jawa Tengah, seusai melaksanakan sholat maghrib berjamaah, dengan tuduhan keterlibatannya dengan beberapa orang terduga teroris lainnya yang ditangkap antara 2014-2015. Pihak kepolisian menyatakana bahwa Siyono adalah ketua wilayah Jamaah Islamiyah di Klaten, yang meminta kepada terduga teroris yang ditangkap sebelumnya untuk menyiapkan 2 pucuk senjata api, 400 butir peluru, dan granat. Lalu Siyono melawan petugas hingga terjadi perkelahian dengan tangan kosong ketika diminta untuk menunjukkan tempat penyimpanan senjata itu, hingga kepalanya terbentur besi dan mengakibatkan cedera hingga tewas, kemudian jasadnya dikembalikan ke pihak keluarga pada 13 Maret. Pihak kepolisian mencoba memperkuat pernyataannya itu dengan bukti cedera yang dialami oleh petugas yang mengawal Siyono.

Namun dari autopsi yang dilakukan pada 3 April oleh tim dokter forensik Pengurus Pusat Muhammadiyah yang terdiri dari 9 dokter, yang hasilnya diumumkan pada 11 April, mematahkan pernyataan pihak kepolisian bahwa Siyono melakukan perlawanan. Dalam autopsi itu ditemukan lima tulang iga Siyono patah yang menembus jantung. Patahan tulang dada itu yang dinilai menewaskan Siyono. Tim forensik juga menyimpulkan Siyono tak pernah diautopsi sebelumnya, sehingga pernyataan tewasnya Siyono akibat kepalanya terbentur adalah bohong. Anggota Tim Forensik PP Muhammadiyah, dr Rorri Hartono menyatakan luka lebam dibagian belakang tubuh Siyono mengindiksikan ia menerima kekerasan saat bersandar. Dan juga tidak ada sama sekali luka-luka pada tangan Siyono yang mengindikasikan Siyono tidak pernah melawan petugas, padahal menurut kepolisian bukti perlawanan Siyono adalah luka-luka yang dialami oleh Petugas.
20 Maret 2016M
Helikopter Bell 412 milik TNI-AD yang sedang dalam perjalanan menuju Kota Poso dari Watutau dalam operasi Tinombala, tersambar petir di Kelurahan Kasiguncu, Poso Pesisir, Poso. Kecelakaan ini menewaskan Danrem 132/Tadulako Kolonel Inf. Syaiful Anwar bersama 12 penumpang dan awak lainnya yang naik di Helikopter ini.
9 - 14 April 2016M
Angkatan bersenjata Filipina menggelar operasi militer untuk mencari pasukan mujahidin Abu Sayyaf di Tipo-Tipo, pada 9 April pukul 8 pagi. Lebih dari 100 mujahid Abu Sayyaf menyergap pasukan angkatan bersenjata Filipina secara mendadak dan terjadi baku tembak selama 10 jam. Pertempuran berlanjut hingga 14 April di 3 kota berbeda, Tipo-Tipo, Ungkaya Pukan, dan Al-Barka. Kantor berita Khilafah Dawlah Islamiyyah, 'Amaq, memberitakan bahwa dalam pertempuran itu mujahidin Abu Sayyaf dipimpin oleh Puruji Indama dan Isnilon Hapilon, membom 7 truk militer Filipina dan menewaskan 100 orang pasukan militer bersenjata Filipina. Tetapi pihak Filipina mengatakan bahwa terdapat banyak gap dan inkonsistensi dalam statmen ISIS tersebut, menurut mereka korban tewas dari pihak angkatan bersenjata Filipina hanya 18 orang dan di pihak Abu Sayyaf adalah 28 orang serta tidak ada truk yang meledak, dan juga menurut mereka tidak ada hubungannya ISIS dengan militan Abu Sayyaf.
22 Juni 2016M
Menurut laporan media Myanmar berbahasa Burma, 3 orang pemberontak bersenjata dari Harokah Al-Yaqin tewas terbunuh dalam operasi swiping oleh pihak militer Myanmar. Pihak otoritas menemukan bubuk mesia, topeng ski, dan senapan laras rakitan.
18 Juli 2016M

Operasi Tinombala, kontak tembak anggota satgas bersandi Alfa-29 yang terdiri atas sembilan orang prajurit Yonif Raider 515/Kostrad, terjadi di pegunungan sekitar Desa Tambarana, Poso Pesisir Utara, sekitar pukul 17.00 WITA. Dalam baku tembak yang berlangsung sekitar setengah jam itu, dua orang mujahidin MIT syahid, dan mereka adalah pemimpin MIT Santoso (Abu Wardah) dan Mukhtar. Juru bicara resmi Khilafah Dawlah Islamiyyah, Syaikh Abu Muhammad Al-Adnani merespon atas syahidnya Abu Wardah Asy-Syarqi, dengan mengutuk keras NKRI dan menghimbau pendukung Khilafah Dawlah Islamiyyah di Nusantara memberikan aksi balasan.
2 September 2016M
Ledakan bom terjadi di pasar malam Kota Davao, Mindanao, pada pukul 10 malam. Korban tewas 14 orang dan 70 terluka. Pesan yang disampaikan oleh juru bicara mujahidin Abu Sayyaf, mujahidin di Mindanao telah bersatu untuk melawan angkatan bersenjata Filipina dan serangan-serangan tidak akan berhenti hingga presiden Duterte menerapkan syariat Islam dan bersyahadat memeluk Islam.
19 September 2016M
Operasi Tinombala Charlie 16, sedang berpatroli di wilayah perkebunan Tombua dan tiba-tiba bertemu dengan Sobron. Sobron kemudian terpojok dan mengambil granat dari sakunya dan berteriak, "Allohu Akbar!" setelah dia diminta untuk menyerah. Belum sempat melempar granat tersebut, Satgas kemudian menembaknya di kepala hingga syahid karena tidak mau menyerah. Di tubuhnya ditemukan empat granat dan dua machete.
9 Oktober 2016M
Menurut laporan keamanan Myanmar, sekelompok orang bersenjata menyerang markas polisi perbatasan di Maungdaw, Rakhine, 9 orang polisi tewas senjata beserta amunisi dirampas. Beberapa pekan kemudian Harokah Al-Yaqin mengklaim sebagai pelaku.
17 Oktober 2016M
Kelompok bersenjata Harokah Al-Yaqin merilis pernyataan melalui media online:

Citizens of Arakan [State], citizens of Myanmar, and citizens of the world.

It is no longer a secret that the Rohingyas are the most persecuted ethnic minority on earth. Throughout the last six decades, we have been subjected to genocidal mass-killings, and all kinds of atrocities at the hands of successive tyrannical Burmese regimes.

Yet the world has chosen to ignore us! Then again, the "resourceful" world has apparently failed to save us!

We [Harakah al-Yaqin], the sons of Arakan[ese] soil, who are compelled by our dire situation to follow our own destiny through uprising, self-determination and self-defence, stand as an independent body which is free from all elements of terror in any nature, seek fundamental but legitimate rights and other [forms of] justice for all Arakanese, including our fellow innocent Rohingyas and other civilians dying from the continuous military assaults.

We categorically state that our people have chosen to free themselves from their oppressors, from the tragic deaths in the Bay of Bengal, in the Thai jungles and at the hands of human traffickers. We have also resolved to defend our mothers, sisters, elderly, children and ourselves.

We shall not rest until all our desired goals are achieved with the genuine help of the civilised world.
20 Oktober 2016M
Kamis pagi sekitar pukul 07.10 WIB, penyerangan terhadap anggota polisi terjadi di depan Pos Polisi lalu lintas Yupentek, Jalan Perintis Kemerdekaan, Tangerang. Saat itu Iptu Bambang Haryadi dan Bripka Sukardi sedang mengatur lalu lintas. Tiba-tiba Sultan Aziansyah datang dan langsung menyerang mereka dengan senjata tajam. Tak hanya menyerang dengan sangat berani, pelaku juga sempat melemparkan dua bom pipa. Melihat anak buahnya diserang, Kapolsek Kompol Efendi langsung menghampiri mereka juga memberikan tembakan peringatan, namun pelaku yang tengah menyerang tak mengindahkan tembakan peringatan tersebut. Ia terus menyerang, bahkan Kapolsek pun ikut menjadi sasaran. Setelah penyerangan itu, pelaku berjalan dengan santai seorang diri sambil mengacungkan pedangnya pada masyarakat yang merekam kejadian. Kemudian polisi mengepungnya dan menembakinya, lalu pelaku terkapar setelah tiga peluru bersarang di paha dan kakinya. Tubuh Sultan Aziansyah, tergeletak tak jauh dari posko lalu lintas di Cikokol, Tangerang usai penyerangan, kemudian dilarikan ke RS Pol Kramat Jati.

Stiker lafadz tawhid dengan stempel kenabian dari Khilafah Dawlah Islamiyyah tertempel di Pos Polisi. “Diduga pelaku tunggal. Namun kami belum bisa pastikan apakah dia terkait jaringan tertentu”, kata Boy Rafli. “Namun patut diduga jaringan teroris yang ada”. Dugaan pelaku terkait dengan jaringan teroris lantaran bahan peledak yang dibawanya yang dikemas dalam selongsong pipa. Menurut laporan polisi pelaku tidak bisa dimintai keterangan karena tewas kehabisan darah saat dilarikan ke Rumah Sakit. Tetapi beredar video di kalangan ikhwan yang merekam beliau tergeletak di rumah sakit sambil terus mengucapkan syahadat dan bay'atnya hingga menemukan kesyahidannya. Sultan Aziansyah dimakamkan di TPU Tigaraksa, Tangerang, Jumat dinihari.

"Kebetulan kakak dari tersangka itu masih anggota kita, anggota kepolisian dari Metro Jaya yang bertugas di Tangerang", kata Kapolda Metro Jaya Irjen M Iriawan kepada media saat menjenguk korban di RS Siloam, Karawaci, Tangerang, Jumat 21 Oktober. Menurut Iriawan, kedua kakak tersangka tidak mengetahui aktivitas SA karena adiknya sangat tertutup. Mereka jarang sekali berkomunikasi. Dari kedua kakaknya juga diketahui jika SA pernah menghilang selama beberapa bulan sebelum akhirnya ditemukan di Ciamis. Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya Komisaris Besar Polisi Awi Setiyono sebelumnya juga menyampaikan jika SA pernah pergi ke Ciamis untuk bergabung dengan jaringan Dawlah Islam pada 2015.
4 November 2016M
Aksi silmiyyah (damai) Bela Islam jilid 1 agar Ahok dihukum penjara berdasarkan hukum NKRI, bukan hukuman mati seperti yang disyariatkan dalam hukum Alloh dan RosulNya. Latar belakang aksi ini adalah pada 30 September 2016, dalam percakapan dengan warga di Kepulauan Seribu, Ahok menyatakan bahwa tidak masalah jika warga yang "dibohongi pake surah Al-Maidah 51 dan macem-macem" tidak memilihnya dalam kampanye pemilihan Gubernur DKI Jakarta. Ayat 51 dalam surat Al-Maidah adalah ayat yang sering ditafsirkan sebagai ayat yang melarang Muslim untuk menjadikan orang non-Muslim sebagai pemimpin, dan sebelumnya digunakan oleh rival Ahok sebagai argumen untuk tidak memilihnya pada pemilihan gubernur. Percakapan ini direkam dan diunggah oleh Pemerintah Provinsi DKI Jakarta di situs YouTube.

Peserta demo membawa spanduk nyeleneh bertuliskan istilah baru "Jihad Konstitusional"
13 November 2016M
Peristiwa meledaknya bom jenis molotov di depan Gereja Oikumene Jalan Cipto Mangunkusumo Kelurahan Sengkotek, Kecamatan Loa Janan Ilir, Kota Samarinda, Kalimantan Timur, pada pukul 10.10 waktu setempat. Empat korban yang kesemuanya anak-anak mengalami luka bakar di sekujur tubuh. Salah seorang korban di antaranya yang berusia 2,5 tahun meninggal dunia dalam perawatan di rumah sakit pada keesokan harinya. Pelaku diketahui bernama Juhanda alias Jo, mantan narapidana kasus teror bom buku tahun 2011 di Tangerang Selatan. Juhanda berasal dari Kuningan namun ber-KTP Bogor, Jawa Barat. Pernah menjalani hukuman pidana pada 4 Mei 2011 selama 3 tahun 6 bulan. Dia sempat menjadi terduga pelaku yang dinyatakan bebas bersyarat setelah mendapatkan remisi Idul Fitri pada 28 Juli 2014. Setelah bebas dari Lapas Kelas I Tangerang pada 2014, dia pergi ke Parepare, Sulawesi Selatan. Setelah itu, pindah ke Samarinda atas ajakan AP, sesama pelaku teror yang menghuni Lapas Tangerang. Selama di Samarinda, Juhanda bergabung bersama Jamaah Anshar Daulah (JAD) Kaltim.
14 November 2016M
Peristiwa meledaknya bom jenis molotov di Vihara Budi Dharma, Jalan G. M. Situt, Kelurahan Pasiran, Kecamatan Singkawang Barat, Kota Singkawang, Kalimantan Barat, pada pukul 02.30 waktu setempat. Pelaku diduga melempar bom tiga kali. Tidak ada korban jiwa maupun korban luka dalam peristiwa ini, dikarenakan terjadi pada dini hari. Karena kejadian ini berselang hanya beberapa jam setelah peristiwa meledaknya bom molotov di Samarinda, dan jenis bahan peledak yang digunakan sama yaitu bom molotov, sejumlah pihak menduga ada keterkaitan antara keduanya. Namun, polisi belum mendapatkan kesimpulan mengenai pelaku peledakan dan kasus ini masih dalam penyelidikan.
15 November 2016M
Tatmadaw (Angkatan bersenjata Myanmar) mengumumkan telah membunuh 69 orang pemberontak Harokah Al-Yaqin dalam beberapa pertempuran.
26 November - 30 November 2016M
Kelompok mujahidin Maute kembali mencoba menguasai kota Butig di Lanao del Sur. Mujahidin Maute berjumlah sekitar 300 orang bersenjata serbu dan pelontar granat, menguasai beberapa bangunan penting dan mengibarkan roya tawhid Khilafah Dawlah Islamiyyah. Angkatan bersenjata Filipina dengan menggunakan pesawat SF-260 membombardir gedung-gedung yang dikuasai mujahidin Maute dengan bom seberat 68kg. Pada 30 November mujahidin mundur ke pegunungan.
Akhir November 2016M
Human Right Watch merilis gambar satelit yang menampilkan lebih dari 1250 rumah Rohingya di 5 perkampungan telah dibakar oleh pihak militer bersenjata. Beberapa laporan mengatakan bahwa pihak militer menembaki dan membunuh kerumunan warga kampung menggunakan senapan mesin dari helikopter tempur. Beberapa pengungsi yang selamat mengatakan bahwa wanita-wanita diperkosa, para lelaki di bunuh, rumah-rumah dibakar, dan anak-anak kecil dilemparkan ke dalam rumah yang terbakar. Bahwak para pengungsi Rohingya yang melarikan diri melalui Sungai Naf ditembaki oleh angkatan bersenjata Myanmar.
2 Desember 2016M
Aksi silmiyyah (damai) Bela Islam jilid 3 atau disebut juga "Aksi Super Damai 212" agar Ahok dihukum penjara berdasarkan hukum NKRI, bukan hukuman mati seperti yang disyariatkan dalam hukum Alloh dan RosulNya. Jumlah peserta hadir berkisar antara 200 ribu (klaim polisi) hingga jutaan (klaim penyelenggara). Dari bukti - bukti video yang tersebar di berbagai sosial media dan situs berbagi video melalui tangkapan kamera drone, dapat terlihat bahwa jumlah massa meluas hingga mamadati area Bundaran Hotel Indonesia (HI).

Para peserta terlihat seperti buih di lautan, sangat banyak tapi hanya terombang-ambing mengikuti arus dan ombak. Mereka seperti yang dikatakan dalam hadits Rosululloh, berjumlah banyak tetapi meninggalkan jihad qital yang sesungguhnya karena "Wahn".
Di tahun 2016M, ada sebuah analisa dari seorang Peneliti gerakan terorisme dari Universitas Nanyang Singapura, Prof Dr Rohan Gunaratna. Menurutnya ada beberapa kelompok ekstrim dan radikal serta sel-sel jihad yang aktif bergerak di Nusantara yang menjadi pendukung Khilafah Dawlah Islamiyyah. Berikut adalah daftarnya:

Mujahidin Abu Sayyaf faksi Isnilon Hapilon
Bangsamoro Islamic Freedom Fighters
Jama'at Anshar Khilafah
Mujahidin Indonesia Barat (MIB)
Mujahidin Indonesia Timur (MIT)
Jamaah Ansharuut Tauhid (JAT)
Ring Banten
Jamaah Tawhid wal Jihad
Forum Aktivis Syariah Islam (Faksi)
Pendukung dan Pembela Daulah
Gerakan Reformasi Islam
Asybal Tawhid Indonesia
Kongres Umat Islam Bekasi
Umat Islam Nusantara
Ikhwan Muwahid Indunisy Fie
Jazirah al-Muluk (Ambon)
Ansharul Khilafah Jawa Timur
Halawi Makmun Group
Gerakan Tawhid Lamongan
Khilafatul Muslimin
Laskar Jundullah

Selain itu, menurut Badan Intelijen Nasional, ada juga sel radikal yang berasal dari Hizbut Tahrir Indonesia yang telah berbaiat kepada Kholifah Khilafah Dawlah Islamiyyah. Kelompok-kelompok dan sel-sel tersebut bisa menggunakan berbagai nama, tetapi tetap memiliki identitas dan jaringan yang sama.
2017M
Mencuatnya gagasan Khilafah Dawlah Islamiyyah Fiy Syarq Asiyya, dengan daerah operasi Asia Timur.
11 Februari 2017M
Protes besar diadakan oleh Forum Masyarakat Islam Indonesia dalam respon untuk Kristen Jakarta, komentar Gubernur Basuki Thajaha Purnama pada Surah Al-Ma’idah ayat 51 pada Oktober 2016. Protes ini adalah aksi silmiyyah kelanjutan aksi 212.
11 April 2017M
Lima hari sebelumnya intelijen Filipina telah menerima laporan bahwa sekelompok orang yang dicurigai sebagai mujahidin Abu Sayyaf dari Sulu tiba di Visayas. Lalu sehari sebelumnya intelijen Filipina menerima laporan orang-orang bersenjata merapat di sungai Bohol menggunakan 3 perahu. Pada 11 April pukul 5 pagi terjadi baku tembak antara angkatan bersenjata Filipina dengan mujahidin Abu Sayyaf. Angkatan udara dan angkatan laut Filipina membantu pertempuran itu. Dilaporkan bahwa korban tewas berjumlah 3 tentara Filipina, seorang polisi, 2 warga sipil, dan 4 mujahid Abu Sayyaf.
Seorang simpatisan Khilafah Dawlah Islamiyyah bersepeda motor menerobos masuk Mapolres Banyumas lalu menabrak dan menyerang anggota polisi. Satu orang polisi ditabrak sepeda motor, dua orang disabet parang terkena punggung dan jari. Insiden terjadi pukul 10.00 WIB, disaat Polres Banyumas hendak melakukan konferensi pers terkait pengungkapan kasus pencurian dengan pemberatan. Pelaku adalah warga Desa Karangaren, Kecamatan Kutasari, Kabupaten Purbalingga, "Pelaku sendirian bersepeda motor dengan kecepatan tinggi masuk menabrak anggota atas nama Aiptu Suparta anggota Satuan Tahanan dan Barang Bukti Polres Banyumas. Saat itu Kapolres sedang mengumpulkan para pejabat utama", kata Kepala Bidang Humas Polda Jawa Tengah Kombes Pol Djarod Padakova di Mapolda Jawa Tengah. "Pelaku tidak mau diajak bicara, termasuk menyembunyikan identitasnya. Kami berhasil ungkap identitasnya dari sidik jari," lanjutnya.
22 April 2017M
Baku tembak kembali terjadi antara mujahidin Abu Sayyaf dengan aparat keamanan Filipina di Sitio Lagsing, Barangay Bacani, Clarin, Bohol, sekitar pukul 1 siang. Pada malam berikutnya pun kembali terjadi baku tembak antara mujahidin dengan aparat keamanan, dan juga pada tanggal 15 Mei.
23 Mei - 10 Oktober 2017M
Sejak Februari 2016 mujahidin Khilafah Dawlah Islamiyyah kelompok Maute telah membangun kekuatan di Lanao del Sur. 23 Mei, Hari pertama dimulainya pertempuran di Marawi yang dimulai pada pukul 2 siang. Mujahidin Khilafah Dawlah Islamiyyah Syarq Asiyya (Kelompok Maute dan Abu Sayyaf) menguasai dan menerapkan Syariah Islam di Kota Marawi, lalu pasukan angkatan bersenjata Filipina meresponnya secara brutal dengan menyerang mujahidin di Padian, Lanao Del Sur, serta menembaki sipil muslim agar keluar dari kota. Pengakuan pemerintah Filipina adalah serangan tersebut untuk menangkap Syaikh Isnilon Hapilon pemimpin mujahidin Khilafah Dawlah Islamiyyah Syarq Asiyya kelompok Abu Sayyaf setelah mendapat laporan bahwa beliau ada di dalam kota untuk bertemu dengan kelompok mujahidin Maute. Pertempuran hebat terus berlanjut hingga Oktober dan melibatkan sampai 10 ribu personel angkatan bersenjata Filipina dengan bantuan artileri berat dan pemboman angkatan udara. Pihak Filipina juga dibantu oleh MNLF dan MILF, serta mendapat bantuan Amerika Serikat, Australia, dan China. Laporan resmi korban tewas dari angkatan bersenjata Filipina berjumlah 158 orang, 60 hilang, dan lebih dari 1500 personel luka-luka.
24 Mei 2017M
Dua bom istisyhad dalam peristiwa ledakan di Kampung Melayu, Jakarta Timur, Rabu malam. Ledakan itu telah menewaskan tiga orang anggota kepolisian yang sedang menjaga pawai obor. Kepala Divisi Humas Polri Ijen Setyo Wasisto mengungkapkan berdasarkan keterangan saksi, ledakan pertama terjadi pada pukul 21.00. "Begitu mendengar ledakan pertama, saksi (anggota kepolisian) langsung lari mendekati TKP. Sampai di sana sudah ada bau menyengat dan asap tebal berwarna putih," ujarnya.

Di lokasi, saksi yang juga merupakan anggota kepolisian melihat ada empat anggota polisi yang tergeletak. Saat saksi berusah mengevakuasi rekannya itu, terdegar lagi ledakan kedua. Ledakan kedua terjadi hanya berselang 5 menit. "Ledakan kedua sumbernya berasal dari lokasi yang berjarak sekitar 10 meter dari TKP pertama. Saksi merasa sakit di telingan karena tekanan udara yang begitu kuat, panik, dan langsung melapor ke Polres Jakarta Timur," ucap Setyo.

Polisi telah mengamankan sejumlah barang bukti, termasuk potongan tubuh yang diduga pelaku, panci, paku, hingga gotri. Sementara pelaku masih diselidiki aparat kepolisian. Dari ledakan tersebut, polisi mencatat ada tiga anggota kepolisian yang tewas dalam tugas. Selain itu, ada 6 anggota kepolisian yang mengalami luka berat dan masih dirawat di rumah sakit. Dari warga sipil, ada 5 korban yang terluka. Mereka terdiri dari sopir Kopaja, mahasiswi, hingga karyawan BUMN.
25 Juni 2017M
Pos penjagaan di Markas Polda Sumatera Utara diserang dua orang simpatisan Khilafah Dawlah Islamiyyah, pada Ahad (25/6/2017). Satu polisi tewas setelah ditikam pelaku, sedangkan satu pelaku penyerangan syahid setelah ditembak polisi, satu pelaku lainnya kritis. Kabid Humas Polda Sumut Kombes Rina Sari Ginting mengungkapkan kronologi penyerangan. Sekitar pukul 03.00 WIB, dua anggota piket Aiptu Martua Sigalingging dan Brigadir E Ginting secara tiba-tiba diserang oleh dua orang pelaku ketika berada di Pos II. Saat kejadian, Aiptu Sigalingging sedang beristirahat di pos, sedangkan Brigadir Ginting berjaga di luar.

"Terjadi perkelahian yang mengakibatkan Aiptu M Sigalingging tertusuk pisau sehingga membuatnya kehilangan banyak darah dan tewas meregang nyawa. Selain itu, pelaku mencoba membakar ruangan pos", ungkap Kombes Rina. Rina lalu menjelaskan, tak lama kemudian, Brigadir Ginting kemudian meminta bantuan pertolongan dengan berteriak kepada personel Brimob yang bertugas di pos jaga I pintu masuk Mapolda Sumut. Selanjutnya, anggota Brimob dari penjagaan pos I pintu masuk Mapolda memberikan bantuan dan melakukan penembakan peringatan, namun pelaku masih juga mencoba menyerang. Dari pos I, tiga anggota Brimob yakni Brigadir Novendri Sinaga, Bharatu Lomo Simanjuntak, dan Brigadir Karo Sekali langsung bergerak cepat mendatangi Brigadir Ginting. Seketika itu melakukan tembakan terhadap kedua pelaku.

Kedua pelaku menyerang setelah melompat pagar di penjagaan, ketika menyerang, kata Kepala Divisi Humas Polri Irjen Pol Setyo Wasisto, pelaku meneriakkan takbir. Aiptu Martua Sigalinging tewas ditikam di leher, dada, dan tangan dengan menggunakan senjata tajam.
30 Juni 2017M
Seusai sholat isya, terjadi penusukan 2 anggota Brimob di Masjid Falatehan samping lapangan Bhayangkara Mabes Polri, Jakarta, yang mengakibatkan para korban tewas karena tusukan belati di bagian leher dan muka. Pelaku bernama Mulyadi, seorang simpatisan Khilafah Dawlah Islamiyyah, yang ketika menyerang meneriakkan "KAFIR! KAFIR!", lalu melarikan diri ke arah Blok M Square dan dikejar anggota Brimob lain hingga syahid ditembak oleh polisi.
4 Juli 2017M
Gerombolan ummat Budha Rakhine yang jumlahnya ratusan di Sittwe menyerang 7 orang Rohingya dari kamp Dapaing, 1 orang tewas dan lainnya luka parah.
13 Juli 2017M
Presiden NKRI Jokowi menandatangani peraturan untuk menutup organisasi-organisasi Islam yang dinilai terlalu keras. Hal ini terjadi karena organisasi-organisasi Islam tersebut mengusung gerakan penegakan syariat Islam dan bentuk negara Khilafah, walaupun gerakan-gerakan ini diterima dengan baik oleh mayoritas ummat Islam di Indonesia.
19 Juli 2017M
Pemerintah NKRI melalui Kementerian Hukum dan HAM secara resmi mencabut status badan hukum ormas Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) berdasarkan Surat Keputusan Menteri Hukum dan HAM Nomor AHU-30.AH.01.08 tahun 2017 tentang pencabutan Keputusan Menteri Hukum dan HAM nomor AHU-0028.60.10.2014 tentang pengesahan pendirian badan hukum perkumpulan HTI, tanpa didahului dengan proses pengadilan. Pencabutan tersebut dilakukan sebagai tindaklanjut Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-undang (Perppu) Nomor 2 Tahun 2017 yang mengubah UU Nomor 17 Tahun 2013 tentang Organisasi Kemasyarakatan.
28 Juli 2017M
Ribuan kelompok garis keras Hizbut-Tahrir Indonesia melakukan aksi besar-besaran di Jakarta untuk menolak keputusan Jokowi menutup organisasi-organisasi berbasis Islam. Setelah demo besar tersebut, tetap saja penutupan organisasi berbasis Islam tidak bisa dicegah, termasuk penutupan Hizbut-Tahrir Indonesia sendiri.
8 Agustus 2017M
Seorang Brigadir Polisi anggota Brimob Polda Bali, menjadi korban penganiayaan oleh orang tidak dikenal sekitar pukul 11.20 WITA, di parkiran Hotel Ayana Jimbaran, Bali. Korban ditemukan oleh penjaga keamanan dalam posisi duduk terluka dan tak sadarkan diri dengan senjatanya hilang. Jenis senjata yang hilang itu jenis laras panjang, AK-101 atau SS1 beserta 1 magasen berisi 3 peluru hampa dan 27 peluru karet.
17 Agustus 2017M
Ustadz Abu Sulayman Aman Abdurrahman mendapat remisi hukuman. Namun, Densus 88 Antiteror Polri tidak memberikan waktu bagi Ustadz Aman untuk menghirup udara segar di luar penjara. Densus 88 bergerak menjemput Beliau empat hari jelang kebebasan dan membawanya menuju Markas Korps Brimob, Kelapa Dua, Depok, Jawa Barat. Densus 88 memeriksa Ustadz Aman terkait serangan teror di kawasan Thamrin, Jakarta Pusat pada 14 Januari 2016. Beliau diduga berperan dalam memberikan ide untuk melancarkan serangan teror yang terjadi di 'jantung' kota Jakarta tersebut.
25 Agustus 2017M
Pemerintah Myanmar melaporkan bahwa 71 orang tewas (1 tentara, 1 petugas imigrasi, 10 polisi, dan 59 pemberontak bersenjata) dalam aksi penyerangan di Rakhine yang dilakukan oleh sekitar 150 orang terhadap 24 markas polisi dan markas infantri batalion 552. Angkatan bersenjata Myanmar menyatakan bahwa serangan terjadi pada pukul 1 malam dimulai dengan meledakkan jembatan menggunakan bomb, lalu penyerangan-penyerangan dilancarkan pada pukul 3 dan pukul 4 dini hari. Harokah Al-Yaqin (Arakan Rohingya Salvation Army) mengklaim melakukan aksi pertahanan atas 25 lokasi dan menuduh tentara pemerintah telah melakukan pemerkosaan dan pembunuhan atas rakyat Rohingya. Menurut laporan investigasi dari penyelidik PBB atas hak asasi manusia di Myanmar, sedikitnya 1000 orang telah terbunuh selama aksi-aksi kekerasan hingga 25 agustus.
26 Agustus 2017M
Lebih dari 4000 orang etnis Rakhine mengungsi akibat dari pertempuran antara ARSA dengan Tatmadaw (angkatan bersenjata Myanmar) yang makin meningkat.
Pemerintah Myanmar resmi menyatakan bahwa ARSA (Arakan Rohingya Salvation Army) atau yang sebelumnya dikenal dengan Harokah Al-Yaqin sebagai kelompok teroris.
16 September 2017M
Aksi silmiyyah (damai) Bela Muslim Rohingya di Jakarta.
23 Oktober 2017M
Pada 17 Oktober 2017, hari setelah syahidnya amir mujahidin Umar Maute dan Isnilon Hapilon, Presiden Duterte menyatakan bahwa Marawi "merdeka dari cengkraman teroris". Lalu pada 23 Oktober 2017, Sekertaris Pertahanan Delfin Lorenzana mengumunkan bahwa pertempuran lima bulan melawan teroris di Marawi telah berakhir. Pada beberapa waktu sebelumnya pihak pemerintah Filipina mengumumkan bahwa pemerintah telah bangkrut karena kehabisan biaya untuk menumpas para mujahidin, dan memohon kepada dunia internasional untuk membantu mereka terutama secara finansial.

Pada 23 Oktober, AFP menguasai bangunan terakhir yang dipertahanan oleh mujahidin Khilafah Dawlah Islamiyyah di Marawi, menandakan bahwa kota Marawi telah dikuasai penuh oleh pemerintah Filipina. Ditemukan 42 jasad mujahidin yang syahid di dalam dua gedung dan masjid di zona pertempuran, dan masih ada kemungkinan beberapa mujahidin lainnya lolos. Pihak AFP yakin bahwa pemimpin terakhir mujahidin Amin Bacu bersama dalam korban yang tewas, tetapi juga ada kemungkinan lolos bersama dengan mujahidin lainnya.

Dari 6500+ personel pemerintah Filipina dan sekitar 1000 personel mujahidin Khilafah Dawlah Islamiyyah, jumlah korban jiwa selama 5 bulan bertempur:
974 mujahidin syahid (13 orang non-filipina)
11 mujahidin tertangkap
165 pasukan pemerintah tewas (12 karena saling tembak)
1 pasukan pemerintah hilang
1,400+ pasukan pemerintah luka berat (cacat) dan ringan
87 warga sipil tewas (40 karena sakit)
12 November 2017M
Kantor Polres Dharmasraya dibakar habis oleh 2 orang terduga teroris simpatisan Khilafah Dawlah Islamiyyah. Pembakaran Mapolres terjadi pada pukul 02.45 WIB, pelaku dikatahui oleh petugas jaga hendak melarikan diri. Karena melakukan penyerangan, polisi melakukan penembakan. Petugas menyita sejumlah barang bukti, antara lain, 1 busur panah dengan 8 anak panah, 2 buah sangkur, sebilah pisau kecil, sarung tangan warna hitam, dan sepucuk surat yang bertulisan tangan. Sebagian isi surat itu berbunyi: 'Api jihad ini tak akan padam hingga golongan terakhir dari umat ini bertempur melawan Dajjal dan kalimat Allah menjadi yang paling tinggi setinggi-tingginya. Insyaallah, Bi idznillah'.
7 Februari 2018M
Sekitar pukul 15.17 WIB, Muhammad Jefri alias Abu Umar (32) ditangkap Densus 88 di Indramayu. Menurut pihak kepolisian, MJ dibawa untuk menunjukkan lokasi keberadaan temannya, tapi kemudian dia mengeluh sesak nafas. Pukul 18.00 WIB, sempat dibawa oleh tim Densus 88 ke klinik yang berada di Indramayu.

"Itu pada pukul 18.00 WIB berdasarkan keterangan dokter di klinik tersangka (Jefri) dinyatakan meninggal dunia dan selanjutnya dibawa ke rumah Sakit Polri Kramat Jati, untuk dilakukan pemeriksaan kedokteran forensik baik visum luar maupun pemeriksaan dalam atau otopsi", kata Setyo di Mabes Polri, Jalan Trunojoyo, Jakarta Selatan.

Selanjutnya, pada Kamis (8/2/2018) pada pukul 02.00 WIB, dengan surat permohonan otopsi kepada Kepala Rumah Sakit Polri Kramat Jati, jenazah Jefri diotopsi. Keesokan harinya, pada Jumat (9/2/2018) sekitar pukul 16.15 WIB, jenazah Jefri diserahkan oleh pihak Rumah Sakit Polri, kepada pihak keluarga. "Hasil autopsi berupa surat visum Et Repertum disimpulkan penyebab kematian almarhum (Jefri) adalah serangan jantung dengan riwayat penyakit jantung menahun," ujar Setyo.

Muhammad Jefri yang kesehariannya mencari nafkah menjual jajanan anak-anak, ditangkap karena mengetahui keberadaan tersangka atas nama Agung alias Faruq yang telah ditangkap terlebih dulu, yang terlibat dalam rencana penyerangan Mapolres dan Mako Brimob Tolitoli, Sulawesi Tengah, oleh kelompok Syamsuriadi yang ditangkap bulan Maret 2017. "Jefri juga mengetahui perencanaan pembuatan bom micro-nuc oleh kelompok Young Farmer yang akan digunakan untuk menyerang Istana dan PT Pindad", kata Setyo. MJ pada 1 Januari 2018 juga pernah mengikuti pelatihan fisik dalam rangka persiapan aksi di Curug Pandawa 5 bersama-sama kelompok Jemaah Anshar Daulah Subang.

Kronologi dari pihak isteri, Ardila (18), menjelaskan hilangnya Muhamad Jefri bermula kepergian mencari gas keperluan dapur. “Sekitar jam 08,00 WIB suami saya pergi cari gas karena di sini kan gas langka. Pas cari gas terus sudah sampai sore nggak pulang-pulang. Ternyata setelah dihubungi tempat yang harusnya sampai, dia nggak sampai-sampai,” ungkapnya.

Informasi awal keluarga terkait penangkapan Muhamad Jefri terjadi setelah waktu Ashar sekitar pukul 16.00 ada dua orang tamu tak dikenal datang ke rumah Muhammad Jefri dan di terima isteri, mengabarkan penangkapan Muhamad Jefri. Terkait sebab kematian karena penyakit menahun berbeda dengan keseharian Muhammad Jefri yang tidak merokok. “Memang kata dokter mereka, dia (Muhammad Jefri) punya penyakit jantung, liver, paru-paru, tapi setahu saya dia sehat-sehat saja, dia juga tidak merokok”, ungkap Ummu Umar. “Jenazah tidak ada luka luar sama sekali. Diotopsi, organ-organ dibuka, kami periksa di lab, hasilnya kematian disebabkan serangan jantung. Yang bersangkutan memiliki riwayat penyakit jantung menahun,” kata Kombes Arief Wahyono, dokter forensik RS Polri Said Sukanto.
11 Februari 2018M
Pemenggalan patung berhala seperti yang dilakukan oleh Nabi Ibrohim عليه السلام

Polisi berjaga-jaga setelah terjadinya penyerangan di gereja Santa Lidwina Bedog Desa Trihanggo, Kecamatan Gamping, Ahad (11/2/2018). Akibat insiden ini, tiga orang kafir kristen dan satu orang romo yaitu Pastor Karl-Edmund Prier SJ, serta satu orang petugas kepolisian yang berusaha menenangkan pelaku, mengalami luka sabetan pedang dan harus dilarikan ke rumah sakit. Peristiwa kekerasan yang disertai pembacokan itu terjadi setelah seorang pria masuk dan menyerang jemaat saat gereja sedang mengadakan misa. Polisi pun kemudian melepaskan tembakan ke dua kaki pelaku untuk melumpuhkan aksinya. Pelaku yang diketahui bernama Suliono (22), menjalani perawatan intensif di RS Bhayangkara, Yogyakarta, karena dua peluru yang bersarang di lutut kanan dan kirinya.
Asatidz para Muwahid di Nusantara
15 Februari 2018M
Dalam sidang di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Ustadz Aman Abdurrahman didakwa dengan hukuman mati karena mendalangi aksi terorisme di Indonesia selama 9 tahun. Jaksa Penuntut Umum mendakwa Ustadz Aman Abdurrahman dengan pasal berlapis atas kasus dugaan tindak pidana terorisme. Beliau diduga sebagai aktor intelektual di balik lima peristiwa terorisme selama sembilan tahun (2008-2016).

Jaksa Anita Dewiyani menyatakan, Aman didakwa dengan menggunakan dakwaan primer dan dan dakwaan sekunder. Dalam dakwaan primer, Aman didakwa dengan pasal 14 juncto pasal 6, subsider pasal 15 juncto pasal UU Nomor 15/2003 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Terorisme dengan ancama pidana penjara seumur hidup atau hukuman mati. Sementara dalam dakwaan sekunder, Aman didakwa dengan pasal 14 juncto pasal 7, subsider pasal 15 juncto pasal 7 UU Nomor 15/2003 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Terorisme dengan ancaman pidana penjara seumur hidup.

Dijelaskan dalam dakwaan, tindakan terorisme bermula pada tahun 2008. Beliau diketahui kerap memberikan ceramah atau kajian disejumlah kota, seperti di Jakarta, Surabaya, Lamongan, Balikpapan, dan Samarinda. Materi ceramah diambil dari buku seri materi tauhid yang dikarang olehnya yang berisi pemahaman tentang demokrasi sirik akbar. Beliau juga mengunggah buku dan ceramahnya yang direkam ke dalam web milahibrahim agar bisa diakses oleh ummat Islam.

Pada tahun 2009, selama mendekam di Lapas Nusakambangan atas kasus pelatihan militer di Aceh, Ustadz Aman diketahui tetap memberi kajian-kajian tawhid. Dari balik jeruji besi itu, beliau membentuk Jama'ah Anshar Daulah (JAD), sebagai bentuk dukungan atas negara Khilafah Daulah Islamiyah yang dipimpin oleh Syaikh Abu Bakar Al-Baghdadi. "Sebagai konsekuensi dari baiat adalah harus mengikuti seruan Abu Bakar Al-Baghdadi yaitu berhijrah ke Bumi Syam bila mampu. Bila tidak mampu berjihadlah kalian di negeri masing-masing," ujar Anita membaca dakwaan. Lewat JAD, Ustadz Aman mengajak para muwahidin mengkafirkan dan memerangi pemerintah serta aparatur pemerintah seperti DPR, MPR, Polri, hingga TNI, karena mereka adalah Thoghut dan para anshornya yang telah menjalankan demokrasi dengan mengenyampingkan Alloh.

Aksi-aksi teror dalam dakwaan:

Aksi pertama merupakan ledakan bom di kawasan Thamrin, Jakarta, pada 14 Januari 2016. Aksi itu menyebabkan warga sipil dan aparat kepolisian menjadi korban.

Aksi kedua yakni pelemparan bom ke Gereja HKBP Oikumene, Samarinda, pada 13 November 2016. Aksi itu menyebabkan enam anak-anak menjadi korban, satu di antaranya meninggal dunia. Aksi dilakukan oleh Ketua JAD Kaltim Joko Sugito alias Abu Sarah.

Aksi ketiga yakni aksi bom bunuh diri di Terminal Kampung Melayu, Jakarta, pada 24 Mei 2017. Aksi itu dilakukan oleh Kiki Muhammad Iqbal alias Abu Syamil yang merupakan rekan Aman selama di penjara atas kasus teror di Lapas Nusakambangan. Aksi itu menyebabkan tiga personel polisi tewas dan empat personel mengalami luka berat.

Aksi keempat yakni aksi penyerangan terhadap personel kepolisian di Polda Sumatera Barat, Sumbar, 25 Juni 2017. Pelaku penyerangan diketahui termotivasi usai melihat situs milahibrahim. Dalam aksi itu seorang personel polisi tewas akibat luka tusuk.

Terakhir yakni penembakan terhadap personel Kepolisian di Bima, NTB, pada 11 September 2017. Aksi dilakukan oleh Muhammad Ikbal Tanjung alias Usamah usai mengakses website milahibrahim.

"Penembakan tersebut dimaksudkan untuk menimbulkan susasana teror untuk rasa takut secara meluas di kalangan masyarakat," ujar jaksa.

Mendengar dakwaan jaksa ini, Ustadz Aman sama sekali tidak berkomentar atas dakwaan itu. Beliau terlihat langsung meninggalkan ruang sidang dan dibawa ke ruang khusus untuk selanjutnya di bawa ke Mako Brimob tempatnya selama ini ditahan. Sidang akan dilanjutkan dengan agenda mendengarkan agenda mendengarkan saksi dari JPU pada Jumat (23/2).
Yala, Pattani Darussalam, berlaku letupan bom keatas rumbungan tentera Thailand, menyebabkan mangsa 5 cedera, kejadian ini berlaku di kawasan berdekatan sekolah Pracautit Tempat 5 Benang Saring Daerah Merang Wilayah Yala.

Laporan dari masyarakat tempatan mengatakan mengatakan, serangan ini meneyebabkan 2 orang tentera Thailand cedera dan 3 orang warha sipil yang berstatus pelajar cedera.
22 Sya'ban 1439H / 8 Mei 2018M
Bentrok di Mako Brimob Kelapa Dua, Depok, Jawa Barat, selasa malam. Keributan dan kerusuhan kembali terjadi di Markas Komando (Mako) Brimob antara narapidana teroris (mujahidin) dengan Densus 88 Antiteror. Bahkan dari sejumlah foto yang beredar di media sosial (medsos), para napi teroris (mujahidin) yang terlibat terlibat mendapatkan dan menguasai senjata laras panjang beserta amunisinya.

Pada 9 Mei, Ratusan muwahhidin se-Nusantara berusaha berdatangan dari daerahnya masing-masing untuk turut membantu saudara-saudara mereka yang berada dalam pengepungan ketat. Jakarta siaga 1, dan keamanan di sekitar mako diperketat dengan lebih dari 4000 tentara dan ratusan relawan dari ormas-ormas nasionalis ashobiyyah. Sementara di Mako, baku tembak terjadi hingga menewaskan 3 personil tentara. Dan didapat informasi korban jiwa: Bripda Wahyu Catur Pamungkas (IDENSOS), Bripda Syukron Fadhli (IDENSOS), Ipda Rospuji (Penyidikan), Bripka Denny (Penyidikan), Briptu Fandi (Penyidikan), Benny Syamsu Tresno (Napiter/Mujahidin). Dan Sandera hidup: Brig. Iwan Sarjana.

Pada 10 Mei, pihak kepolisian dan tentara memaksimalkan usaha negosiasi. Beberapa tahanan di Mako mau untuk negosiasi, tetapi para mujahidin tetap dengan pendiriannya untuk melawan hingga titik darah penghabisan.
Pada 11 Mei, kepolisian memindahkan 145 tahanan narapidana terorisme ke Nusakambangan untuk mencegah efek berantai dari kerusuhan Mako Brimob.
Pada 12 Mei, kepolisian menangkap 2 akhwat muda bercadar yang diduga akan bergabung untuk menyerang polisi di Mako Brimob.
Pada 13 Mei, Densus 88 Antiteror melakukan tindakan kontra-terorisme di tiga tempat berbeda. Di Cianjur, Densus 88 menembak mati 4 terduga teroris dari kelompok Jama'ah Anshor Dawlah. Empat orang tersebut tengah berada di perjalanan untuk menyerang kantor polisi di wilayah Jakarta, Bandung, dan Mako Brimob Kelapa Dua. Di tempat lain, di waktu hampir bersamaan, Densus 88 menembak mati Mustahul Imam alias Abu Baro di Cikarang Selatan dan seorang terduga teroris berinisial G di Sukabumi.
13 Mei 2018M
Seluruh kantor polisi se-Indonesia siaga 1 setelah terjadi ledakan serangkaian bom TATP berdaya ledak tinggi. Kapolda Metro Jaya Irjen Idham Azis mengirim telegram rahasia (TR) kepada jajarannya bahwa kepolisian pada Siaga 1.

Pada 13 Mei, terjadi ledakan di 3 gereja di kota Surabaya, Gereja Santa Maria Tanpa Cela di Ngagel, GKI Jalan Diponegoro, dan Gereja Pantekosta di jalan Arjuno. 18 orang tewas dan lusinan lainnya terluka. Pelaku isytisyhad adalah sebuah keluarga yang menurut polisi sebagai anggota dari jaringan Jama'ah Anshor Dawlah. Pada malam harinya sebuah bom meledak di komplek apartemen Sidoarjo dekat kota Surabaya, ledakan karena bom yang tidak sengaja meledak ketika sedang dirakit.

Pada 14 Mei, sebuah minibus hendak memasuki gerbang penjagaan Mapolrestabes Surabaya untuk dilakukan pemeriksaan oleh tiga petugas jaga dan provost. Saat mobil diperiksa, dua motor mencoba menyalip mobil yang diperiksa, lalu meledakkan bom. 4 polisi yang menjadi korban luka dan enam warga yang berada di lokasi ledakan menjadi korban luka. Ledakan susulan kembali terdengar dari radius 200 meter Markas Kepolisian Resor Kota Besar Surabaya, Jawa Timur, sekitar pukul 10.50 WIB. Diduga ledakan tersebut berasal dari bom yang sebelumnya dibawa pelaku, namun belum diledakkan.

Presiden NKRI, Jokowi, menegaskan akan melawan dan membasmi teroris sampai ke akar-akarnya. "Saya sampaikan ke polisi, saya perintahkan ke Kapolri untuk tegas tidak ada kompromi dalam melakukan tindakan di lapangan untuk menghentikan aksi teroris ini," Jokowi menegaskan.
16 Mei 2018M
Sebanyak dua polisi terluka dan satu lainnya tewas di Mapolda Riau, akibat serangan mujahidin Khilafah Dawlah Islamiyyah. "Seorang anggota polisi terluka di ibu jari tangan kanan dan seorang lainnya luka di bagian belakang kepala," ujar Kabid Humas Polda Riau, AKBP Sunarto dalam jumpa pers.

Kejadian bermula ketika mobil Avanza putih nopol BM 1192 RQ mencoba menerobos Markas Kepolisian Daerah (Mapolda) Riau pada pukul 09.00 WIB. "Namun, karena terhalang pagar, dia menabrak pagar dan masuk halaman Mapolda," kata AKBP Sunarto. Dari dalam mobil, keluar empat orang mengenakan topeng yang langsung berlari mengejar polisi sambil membawa senjata tajam jenis katana, pedang, dan sangkur. Akibatnya dua polisi mengalami luka-luka dan satu tewas ditabrak mobil.

Berikut adalah para mujahid yang menyerang Mapolda Riau: Mursalim alias Ical alias Pak Ngah (42), Suwardi (28), Dede Supriyadi (45), Adi Sufiyan (26), Aan Sentosa alias Aan Tempe (35).

Surat ajakan mujahidin agar ummat Islam berjihad
11 Juni 2018M
Terjadi bentrokan bersenjata antara mujahidin Khilafah Dawlah Islamiyyah dengan tentara Philipina di area Patikul pulau Sulu. Sekitar 10 tentara salibis Philipina tewas dan 15 lainnya terluka.
22 Juni 2018M
Ustadz Aman Abdurrahman (Abu Sulaiman) dijatuhi vonis hukuman mati oleh Majelis Hakim Pengadilan Negeri (PN) Jakarta Selatan (Jaksel) pada hari Jumat (22/6/2018). Pengacara dan kuasa hukum ustadz Aman Abdurrahman, yakni Asludin Hatjani menyatakan bahwa pertimbangan majelis hakim dalam menjatuhkan vonis mati terhadap kliennya itu tidak kuat. Asludin menyebut jika ustadz Aman hanya menyampaikan pesan dari juru bicara Islamic State (IS/ISIS), Syaikh Abu Muhammad Al-Adnani serta menyetujui dengan adanya Khilafah Islamiyyah. Dan juga, Asludin menyebut hakim hanya mendasarkan putusannya pada pesan ustadz Aman kepada Saiful Muhtohir alias Abu Gar alias Abu Fida untuk melakukan serangan seperti yang terjadi di Paris, Perancis pada tahun 2016. Abu Gar adalah terpidana kasus bom Thamrin. Tidak ada fakta persidangan yang membuktikan keterlibatan langsung ustadz Aman dengan berbagai macam aksi teror dan pengeboman di Indonesia, termasuk salah satunya adalah serangan bom Thamrin pada tanggal 14 Januari 2016. “Satu-satunya yang bisa menghubungkan Aman dengan Bom Thamrin adalah pesan itu, itu pun sebenarnya bukan pesan dari dia, tapi juru bicara ISIS,” kata Asludin seusai pembacaan vonis terhadap ustadz Aman di PN Jaksel.

Ustadz Aman yang mengenakan gamis biru muda dengan sorban hitam melambaikan kelima jarinya ke kiri dan ke kanan di depan hakim. Ustadz Aman pun sempat sujud syukur seusai mendengar putusan atau vonis mati dari hakim. “Saya tidak ada banding,” ujar ustadz Aman. Sementara itu, pengacara dan kuasa hukum ustadz Aman, Asludin Hatjani menyatakan pikir-pikir terlebih dulu menyikapi vonis tersebut. “Mengajukan banding atau tidak tergantung beliau. Beliau menyatakan berlepas diri. Tidak menerima, tidak menolak (vonis mati tersebut),” ujar Asludin seusai sidang di PN Jaksel. Terkait sikap ustadz Aman yang tidak akan mengajukan banding, Asludin menolak bahwa kliennya itu disebut pasrah menerima vonis Hakim. Menurut Asludin, sikap ustadz Aman itu disebabkan karena ustadz Aman Abdurahman dalam ajarannya tidak mengakui proses hukum yang berlaku di Indonesia.
Syawwal 1439H
Jenazah syahid mujahidin Khilafah Dawlah Islamiyyah, Muamar Al-Anshori (taqoballohu).
4 Juli 2018M
Serangan mujahidin Khilafah Dawlah Islamiyyah di area Pidsandawan, Maguindanao, lebih dari 20 orang pasukan Brigade 40 salibis Philipina tewas, sedangkan mujahidin mendapatkan banyak ghonimah dan berhasil meloloskan diri dengan selamat.
10 Juli 2018M
Seorang pasukan salibis Philipina tewas dan 2 terluka akibat dari ledakan bom IED mujahidin di kota Datu-Piang, Maguindanao.
12 Juli 2018M
Mujahidin Khilafah Dawlah Islamiyyah di area Patikul kepulauan Sulu, konfrontasi dengan pasukan salibis Philipina. Sebanyak 8 orang tewas dan 11 orang terluka dari pihak pasukan salibis.
31 Juli 2018M
Aksi serangan isytisyhad yang mengakibatkan 15 tentara salibis Philipina tewas, di kota Lamitan pulau Basilan.
9 Agustus 2018M
Mujahidin di wilayah Sulu masih aktif melakukan perlawanan melawan pasukan salibis Philipina. Menargetkan pangkalan-pangkalan militer menggunakan mortar.
...
...




إن اﻹسلام بدأ غريبا، وسيعود غريبا كما بدأ، فطوبى للغرباء، قيل: من هم يا رسول الله؟
قال: الذين يصلحون إذا فسد الناس

"Sesungguhnya Islam mulai dalam keadaan asing, dan akan kembali asing sebagaimana semula, maka beruntunglah orang-orang yang asing", ditanyakan: "Siapakah mereka wahai Rosululloh?", Beliau menjawab: "Mereka adalah orang-orang yang melakukan perbaikan (aqidah) tatkala manusia rusak (aqidahnya)".





 
إِنَّ ٱلْأَبْرَارَ يَشْرَبُونَ مِن كَأْسٍۢ كَانَ مِزَاجُهَا كَافُورًا

Sesungguhnya orang-orang yang berbuat kebajikan minum dari gelas (berisi minuman) yang campurannya adalah air kafur. [ Al-Qur'an 76:5 ]

Kebanyakan mufassirin dalam tafsirnya masing-masing seperti Ibn. Abbas, Jalalayn, al-Qurthubi, Ibn Katsir dan lain-lainnya, mengartikan kafur sebagai campuran dari minuman yang merehatkan, nikmat, yang dapat membuat tenang dan biasanya dijadikan obat. Walaupun ada yang menyebutkan sebagai nama mata air di syurga. Pendapat pertama lebih banyak dirujuk mengingat penggunaan kafur yang sudah umum sebagai bahan obat-obatan, wangi-wangian dan bahan perisa di dunia Arab pra-Islam seperti di Alexenderia Mesir dan lainnya. Namun hampir semuanya sepakat bahwa kata ini bukan asli bahasa Arab, sebagaimana disebutkan Ibn Manzhur dalam Lisan al-Arab karena tidak ditemukan dalam kosakata bahasa Arab Jahiliyah atau bahasa Arab purba. Maka dengan demikian, tidak diragukan bahwa kata kafur yang dimaksudkan al-Qur’an adalah kafur dari Barus/Fansur sebagai lambang kemewahan pada zaman itu. Kata "kafur", secara pasti bukan istilah Arab. Akar kata "kafara" bisa berarti menghindari atau mengingkari atau tidak berterima kasih. Sedangkan kata "kafur", yang berarti kapur atau kamper, berasal dari bahasa Melayu. Kata "kafur" bukan hanya penghubung secara etimologis antara al-Qur'an dengan Nusantara, tetapi juga komoditi yang sejak abad ke-7 telah dibawa oleh pedagang Muslim dari Nusantara.

Di masa nabawi dan masa sebelumnya, Sumatra dan Malayu telah dikenal sebagai Swarnabhumi (सुवर्णभूमि, Suvarṇabhūmi) yang artinya negeri/bumi emas, dan Nusantara dikenal dengan Samudra, yang kisah-kisahnya telah diungkapkan di atas. Di kalangan bangsa Yunani purba, Sumatra sudah dikenal dengan Taprobana yang terletak di kawasan Chrysḗ Chersónēsos (Χρυσῆ Χερσόνησος) yang berarti Semenanjung Emas. Di masa Romawi Kuno, Sumatra juga dikenal sebagai Khrysē (Chryse Insula) yang artinya Pulau Emas, ditulis oleh Eratosthenes, Dionysius Periegetes, dan Pomponius Mela. Nama Taprobana Insula telah dipakai oleh Claudius Ptolemeus, ahli geografi Yunani abad kedua Masehi, tepatnya tahun 165M, ketika dia menguraikan daerah ini dalam karyanya Geographike Hyphegesis. Ptolemeus menulis bahwa di pulau Taprobana terdapat negeri yang menjadi jalan ke Cina, sebuah bandar niaga bernama Barousai (Barus) yang dikenal menghasilkan wewangian dari kapur barus. Disebutkan pula bahwa kapur barus yang diolah dari kayu kamfer dari kota itu telah dibawa ke Mesir untuk dipergunakan bagi pembalseman mayat pada zaman kekuasaan Firaun sejak Ramses II atau sekitar 5000 tahun lalu. Naskah Yunani tahun 70M, Periplous tes Erythras Thalasses, mengungkapkan bahwa Taprobana juga dijuluki chryse nesos, atau ‘pulau emas’. Sejak zaman purba para pedagang sekitar Laut Tengah sudah mendatangi Sumatra mencari emas, kemenyan (Styrax sumatrana) dan kapur barus (Dryobalanops aromatica) yang saat itu hanya ada di Sumatra. Para pedagang Nusantara sudah menjajakan komoditas mereka sampai ke Asia Barat dan Afrika Timur, tercantum pada naskah Historia Naturalis karya Plini abad pertama Masehi.

Dalam kitab Yahudi, Melakim (Raja-raja), fasal 9, diterangkan bahwa Raja Solomon, raja Israil menerima 420 talenta emas dari Hiram, raja Tirus yang berada dibawah kekuasaannya. Emas didapatkan dari negeri Ophir. Al-Qur’an, Surat Al-Anbiya’ ayat 81, menerangkan bahwa kapal-kapal Nabi Sulaiman a.s. berlayar ke “tanah yang Kami berkati atasnya” (al-ardha l-lati barak-Na fiha). Banyak ahli sejarah yang berpendapat bahwa negeri Ophir itu terletak di Nusantara, dan kota Tirus merupakan pusat pemasaran barang-barang dari Timur Jauh. Ptolemeus pun menulis Geographike Hyphegesis berdasarkan informasi dari seorang pedagang Tirus yang bernama 'Marinus' yang artinya Orang Laut. Dan banyak petualang Eropa pada abad ke-15 dan ke-16 mencari emas ke Sumatra dengan asumsi bahwa di sanalah letak negeri Ophir-nya Raja Solomon. Di masa sekarang ini, banyak teori-teori baru mengenai letak Taprobana, karena emas tidak dijumpai dengan jumlah yang signifikan di Sumatra. Tetapi di Pulau Jawa, Raja Sunda pernah membayar denda berupa 60 ribu ons emas kepada Dinasti Ming karena membunuh 170 dutanya. Dan di masa NKRI, 3 gunung emas di Papua telah dijual sangat murah dan diratakan oleh Freeport. Ternyata sumber-sumber emas tersebar di berbagai penjuru pulau Nusantara terutama di bagian timur.

Di dalam kitab Sejarah Melayu dan Hikayat Raja-Raja Pasai, terdapat sebuah kutipan yang menyebutkan Rosulullah صلىالله عليه وسلم menyuruh para sahabat untuk berdakwah di suatu tempat bernama Samudra. Berikut kutipannya: "… Pada zaman Nabi Muhammad Rasul Allah salla’llahu ‘alaihi wassalama tatkala lagi hajat hadhrat yang maha mulia itu, maka sabda ia pada sahabat baginda di Mekkah, demikian sabda baginda Nabi: “Bahwa sepeninggalku ada sebuah negeri di atas angin samudera namanya. Apabila ada didengar khabar negeri itu maka kami suruh engkau (menyediakan) sebuah kapal membawa perkakas dan kamu bawa orang dalam negeri (itu) masuk Islam serta mengucapkan dua kalimah syahadat. Syahdan, (lagi) akan dijadikan Allah Subhanahu wa ta’ala dalam negeri itu terbanyak daripada segala Wali Allah jadi dalam negeri itu …"

Tentunya kutipan tersebut tidak mungkin disebut sebagai hadits karena tidak memiliki sanad yang sampai kepada Rosululloh صلىالله عليه وسلم. Tetapi jumlah mayoritas yang mengaku memeluk Islam memang jumlahnya terbanyak di Nusantara ini. Ada beberapa hadits yang sungguh sangat nyata kemiripannya dengan ummat Islam di Nusantara yang jumlahnya sangat banyak, yaitu:

قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يُوشِكُ الْأُمَمُ أَنْ تَدَاعَى عَلَيْكُمْ كَمَا تَدَاعَى الْأَكَلَةُ إِلَى قَصْعَتِهَا فَقَالَ قَائِلٌ وَمِنْ قِلَّةٍ نَحْنُ يَوْمَئِذٍ قَالَ بَلْ أَنْتُمْ يَوْمَئِذٍ كَثِيرٌ وَلَكِنَّكُمْ غُثَاءٌ كَغُثَاءِ السَّيْلِ وَلَيَنْزَعَنَّ اللَّهُ مِنْ صُدُورِ عَدُوِّكُمْ الْمَهَابَةَ مِنْكُمْ وَلَيَقْذِفَنَّ اللَّهُ فِي قُلُوبِكُمْ الْوَهْنَ فَقَالَ قَائِلٌ يَا رَسُولَ اللَّهِ وَمَا الْوَهْنُ قَالَ حُبُّ الدُّنْيَا وَكَرَاهِيَةُ الْمَوْتِ

Bersabda Rosululloh صلىالله عليه وسلم: "Hampir tiba masanya kalian diperebutkan seperti sekumpulan pemangsa yang memperebutkan makanannya". Maka seseorang bertanya: "Apakah karena sedikitnya jumlah kita?", (Jawab Rosululloh:) "Bahkan kalian banyak, namun kalian seperti buih mengapung. Dan Allah telah mencabut rasa gentar dari dada musuh kalian terhadap kalian. Dan Allah telah menanamkan dalam hati kalian penyakit Al-Wahan". Seseorang bertanya: "Ya Rasulullah, apakah Al-Wahan itu?", Nabi صلىالله عليه وسلم bersabda: "Cinta dunia dan takut akan kematian". (HR. Abu Dawud)

Rosululloh صلىالله عليه وسلم bersabda:

ﺇﺫﺍ ﺗﺒﺎﻳﻌﺘﻢ ﺑﺎﻟﻌﻴﻨﺔ، ﻭﺃﺧﺬﺗﻢ ﺑﺄﺫﻧﺎﺏ ﺍﻟﺒﻘﺮ، ﻭﺭﺿﻴتم باﻟﺰﺭﻉ، ﻭﺗﺮﻛﺘﻢ ﺍﻟﺠﻬﺎﺩ، ﺳﻠﻂ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻜﻢ ﺫﻻ ﻻ ﻳﻨﺰﻋﻪ حتى ﺗﺮﺟﻌﻮﺍ ﺇﻟﻰ ﺩﻳﻨﻜﻢ

"Bila kamu telah disibukkan oleh berjual beli dengan ‘inah (tipu daya) dan kamu sibuk dengan sapi peliharaanmu dan engkau senang dengan cocok tanam dan kemudian engkau tinggalkan jihad, niscaya Alloh timpakan pada diri kamu kehinaan yang tidak bisa lepas daripadanya sehingga kamu kembali kepada din kamu (Islam)." (HR. Abu Dawud)

Menyangkut hadits di atas, Ibnu Taymiyyah rohimahulloh berkata:

كل أمة لا تقاتل فإنها تهلك هلاكاً عظيماً باستيلاء العدو عليها وتَسَلُّطه على النفوس والأموال. وترك الجهاد يوجب الهلاك في الدنيا كما يشاهده الناس ، وأما في الآخرة فلهم عذاب النار. أهـ
جامع المسائل المجموعة الخامسة ص(٣٢٧)

"Setiap umat yang tidak berperang maka ia itu akan mengalami kebinasaan yang besar dengan penguasaan musuh terhadapnya dan penguasaannya terhadap jiwa dan harta. Meninggalkan jihad itu memestikan kebinasaan di dunia sebagaimana yang disaksikan manusia. Dan adapun di akhirat maka bagi mereka itu adzab neraka."

Ummat Islam di Nusantara mayoritasnya selalu dalam keadaan miskin dan tertindas. Kekayaan bumi dirampas, wilayah-wilayah saling berpecah, tidak mampu menjalankan kewajiban ber-Islam secara kaffah lengkap dengan seluruh syariatnya, dan bahkan musuh-musuh Islam tidak lagi memiliki rasa takut atas jumlah ummat Islam yang banyak di Nusantara. Sungguh, izzah Islam telah Alloh cabut dari ummat Islam di Nusantara. Sungguh, mereka bagaikan macan tanpa cakar dan taring, atau bagai badak tanpa cula. Sungguh, dan mereka juga laksana semut mati di atas tumpukan gula. Ummat Islam di Nusantara hidup di negeri yang menjadi legenda akan kesatriaannya dan kekayaannya selama berabad-abad lamanya, tetapi mereka hidup miskin dan penuh kehinaan. Sesungguhnya mereka tidak akan pernah mendapat kejayaan kecuali jika mereka kembali kepada Dinullah, yaitu Din tawhid dengan pedang yang dibawah kilauannya terdapat Jannah.
 
قُلْ إِن كَانَ ءَابَآؤُكُمْ وَأَبْنَآؤُكُمْ وَإِخْوَٰنُكُمْ وَأَزْوَٰجُكُمْ وَعَشِيرَتُكُمْ وَأَمْوَٰلٌ ٱقْتَرَفْتُمُوهَا وَتِجَٰرَةٌۭ تَخْشَوْنَ كَسَادَهَا وَمَسَٰكِنُ تَرْضَوْنَهَآ أَحَبَّ إِلَيْكُم مِّنَ ٱللَّهِ وَرَسُولِهِۦ وَجِهَادٍۢ فِى سَبِيلِهِۦ فَتَرَبَّصُوا۟ حَتَّىٰ يَأْتِىَ ٱللَّهُ بِأَمْرِهِۦ ۗ وَٱللَّهُ لَا يَهْدِى ٱلْقَوْمَ ٱلْفَٰسِقِينَ
[ القرآن / 9 التوبة #24 ]

Katakanlah: "Jika bapak-bapak, anak-anak, saudara-saudara, isteri-isteri, kaum keluargamu, harta kekayaan yang kamu usahakan, perniagaan yang kamu khawatiri kerugiannya, dan tempat tinggal yang kamu sukai, adalah lebih kamu cintai dari الله dan Rosul-Nya dan dari berjihad di jalan-Nya, maka tunggulah sampai الله mendatangkan keputusan-Nya". Dan الله tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang fasik.
[ Al-Qur'an Terjemah Bahasa / 9 At-Tawbah #24 ]

ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ يُقَٰتِلُونَ فِى سَبِيلِ ٱللَّهِ ۖ وَٱلَّذِينَ كَفَرُوا۟ يُقَٰتِلُونَ فِى سَبِيلِ ٱلطَّٰغُوتِ فَقَٰتِلُوٓا۟ أَوْلِيَآءَ ٱلشَّيْطَٰنِ ۖ إِنَّ كَيْدَ ٱلشَّيْطَٰنِ كَانَ ضَعِيفًا
[ القرآن / 4 النساء #76 ]

Orang-orang yang beriman berperang di jalan الله, dan orang-orang yang kafir berperang di jalan thoghut, sebab itu perangilah kawan-kawan syaithon itu, karena sesungguhnya tipu daya syaithon itu adalah lemah.
[ Al-Qur'an Terjemah Bahasa / 4 An-Nisaa' #76 ]


Kurniawan ibn Syahril ibn Sutan Khalifah, Al-Husayni, Al-Quraysyi
KAI-Muwahid

1 comment: